Nabi Shaleh AS dikirim Tuhan untuk mengingatkan Kaum Tsamut yang
terjerat kesesatan. Nabi Shaleh as Merupakan keturunan ke enam dari Nabi
Nuh as, anak dari Ubaid bin Jabir bin Tsamut.
Masyarakat Tsamut sendiri merupakan keturunan Tsamut bin Jattsir (Amir) bin Iram bin Sam bin Nuh. Sama halnya dengan kaum Ad, Tsamut adalah keturunan Nabi Nuh as yang telah meninggalkan kebenaran.
Kaum Tsamut adalah penyembah berhalaw, semisal Wad, Jad, Had, Syams, Manaf, Manaat, al-Lata dan seterusnya. Kepada merekalah Shaleh diutus agar meninggalkan berhala. Kepada mereka Nabi Shaleh as berkata,
“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.” (QS. Hud: 61)
Ajakan kebenaran dari Nabi Shaleh as dianggap angin lalu, masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Seruan Nabi Shaleh as dianggap sepi, ia dianggap telah kehilangan akal budi akibat terkena sihir lantas mengaku sebagai utusan ilahi. Bukan malah itu, mereka malah menantang Shaleh agar memberi bukti bahwa dia benar-benar seorang Nabi. Mereka berkata kepada Nabi Shaleh as, “Jika engkau seorang Nabi datangkan suatu mukjizat kepada kami”
Mendapat tantangan ini, maka atas berkat rahmat ilahi Shaleh mendatangkan seokor unta betina dari tengah-tengah gurun pasir secara ajaib. Unta itu sangat besar, bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan unta yang ada di sekelilingnya.
Masyarakat Tsamut sendiri merupakan keturunan Tsamut bin Jattsir (Amir) bin Iram bin Sam bin Nuh. Sama halnya dengan kaum Ad, Tsamut adalah keturunan Nabi Nuh as yang telah meninggalkan kebenaran.
Kaum Tsamut adalah penyembah berhalaw, semisal Wad, Jad, Had, Syams, Manaf, Manaat, al-Lata dan seterusnya. Kepada merekalah Shaleh diutus agar meninggalkan berhala. Kepada mereka Nabi Shaleh as berkata,
“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.” (QS. Hud: 61)
Ajakan kebenaran dari Nabi Shaleh as dianggap angin lalu, masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Seruan Nabi Shaleh as dianggap sepi, ia dianggap telah kehilangan akal budi akibat terkena sihir lantas mengaku sebagai utusan ilahi. Bukan malah itu, mereka malah menantang Shaleh agar memberi bukti bahwa dia benar-benar seorang Nabi. Mereka berkata kepada Nabi Shaleh as, “Jika engkau seorang Nabi datangkan suatu mukjizat kepada kami”
Mendapat tantangan ini, maka atas berkat rahmat ilahi Shaleh mendatangkan seokor unta betina dari tengah-tengah gurun pasir secara ajaib. Unta itu sangat besar, bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan unta yang ada di sekelilingnya.
Kisah Nabi Shaleh as dan Seekor Unta Betina
Melihat mukjizat ini, beberapa kaum Tsamut mulai mempercayai Nabi Shaleh
as dan mengikuti ajaran Nabi Shaleh as. Kejadian ini membuat para
petinggi kaum Tsamut geram dan khawatir jika semua kaum Tsamut
sedikit-sedikit mengikuti ajaran Nabi Shaleh
“Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi
mereka, Maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. Dan
beritakanlah kepada mereka bahwa Sesungguhnya air itu terbagi antara
mereka (dengan unta betina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh
yang punya giliran) [1436] ” (QS Al-Qamar)
Petinggi kaum Tsamut dan orang-orang yang membencinya mulai merencanakan akal bulus untuk menghalau gelombang kaum Tsamut yang semakin hari mengikuti ajaran Nabi Shaleh as. Mereka pun merencanakan untuk membunuh unta betina tersebut.
Kaum Tsamut sudah diperingatkan untuk tidak menyentuh unta betina tersebut, namun mereka tidak mempedulikan peringatan tersebut. Dalam pikiran mereka, ketika niat untuk membunuh unta tersebut terlaksana, maka kau Tsamut yang tadinya mengikuti ajaran Nabi Shaleh as perlahan-lahan akan meninggalkan Nabi Shaleh as karena azab yang tak kunjung datang.
Di tengah malam, mereka bekerja sama untuk menyembelih unta betina tersebut. Mereka dengan takabur berkata dengan bangga, “Hai Shaleh datangkan apa yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu betul-betul seorang Nabi utusan ilahi”
Petinggi kaum Tsamut dan orang-orang yang membencinya mulai merencanakan akal bulus untuk menghalau gelombang kaum Tsamut yang semakin hari mengikuti ajaran Nabi Shaleh as. Mereka pun merencanakan untuk membunuh unta betina tersebut.
Kaum Tsamut sudah diperingatkan untuk tidak menyentuh unta betina tersebut, namun mereka tidak mempedulikan peringatan tersebut. Dalam pikiran mereka, ketika niat untuk membunuh unta tersebut terlaksana, maka kau Tsamut yang tadinya mengikuti ajaran Nabi Shaleh as perlahan-lahan akan meninggalkan Nabi Shaleh as karena azab yang tak kunjung datang.
Di tengah malam, mereka bekerja sama untuk menyembelih unta betina tersebut. Mereka dengan takabur berkata dengan bangga, “Hai Shaleh datangkan apa yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu betul-betul seorang Nabi utusan ilahi”
Kepada mereka Nabi Shaleh as berkata, “Bersuka rialah kalian selama tiga
hari, setelah itu janji Tuhan pasti tidak dapat didustakan”
Di tengah tiga hari penantian atas kutukan Tuhan, Kaum Tsamut kembali
merencanakan akal bulusnya. Mereka berniat untuk membunuh Nabi Shaleh as
. mereka bersepakat untuk tidak mengatakan siapa orang yang membunuh
Nabi Shaleh as jika kerabat dan pengikut setianya melakukan penelusuran
kematian Nabi Shaleh as. Namun, Allah Yang MahaTahu tidak membiarkan hal
tersebut dan menyelamatkan Nabi Shaleh as dari akal bejat tersebut.
Sebaliknya Allah menurunkan kepada mereka yang berbuat ingkar dan aniaya. Allah menurunkan petir yang suaranya memecahkan gendang telinga. Allah menurunkan As-Shaiqah atau guntur dengan frekuensi yang maha dasyat dan bertalu-talu, bahkan sampai menghancur leburkan benda yang tersentuh oleh ekor apinya.
Allah swt menyebutnya dengan Ar Raifah, karena ketika terjadi di suatu tempat suaranya dapat mengguntur sampai ke tempat lain dan menimbulkan gempa di mana-mana. (lihat QS. Adz Dzaariyat: 44, QS. Huud: 67, QS. Al Haaqqah: 5, dan QS. Al Araaf:78).
Al hasil mayat mayat bergelimpahan, dan kaum Tsamut ditumpas habis akibat kedurhakaan. Sementara Nabi Shaleh as beserta pengikutnya, pindah ke negari sekitar Hadramaut (Yaman) dan sebagian lagi pinda ke Mekkah sampai akhir hayat.
Sebaliknya Allah menurunkan kepada mereka yang berbuat ingkar dan aniaya. Allah menurunkan petir yang suaranya memecahkan gendang telinga. Allah menurunkan As-Shaiqah atau guntur dengan frekuensi yang maha dasyat dan bertalu-talu, bahkan sampai menghancur leburkan benda yang tersentuh oleh ekor apinya.
Allah swt menyebutnya dengan Ar Raifah, karena ketika terjadi di suatu tempat suaranya dapat mengguntur sampai ke tempat lain dan menimbulkan gempa di mana-mana. (lihat QS. Adz Dzaariyat: 44, QS. Huud: 67, QS. Al Haaqqah: 5, dan QS. Al Araaf:78).
Al hasil mayat mayat bergelimpahan, dan kaum Tsamut ditumpas habis akibat kedurhakaan. Sementara Nabi Shaleh as beserta pengikutnya, pindah ke negari sekitar Hadramaut (Yaman) dan sebagian lagi pinda ke Mekkah sampai akhir hayat.
No comments:
Post a Comment