Thursday, September 18, 2014

Jangan Menyalahkan Orang Lain



Memang paling mudah menyalahkan orang lain atau situasi jika terjadi sesuatu masalah. Padahal menurut penelitian yang dimuat di Harvard Business Review, bermain dalam permainan menyalahkan tidak akan
pernah berhasil. Dalam penelitian itu, mereka yang menyalahkan orang lain atas kesalahannya dapat kehilangan status, kurang mendapat pelajaran, dan berperforma buruk dibandingkan orang-orang yang mengakui kesalahan mereka. Menyalahkan itu menular.

Jika Anda menyalahkan orang lain atas apa yang Anda rasakan, Anda justru memberi kekuatan pada mereka bahwa Anda sebenarnya tergantung pada mereka. 

Padahal seharusnya, tak seorang pun yang bertanggung jawab atas takdir Anda!
Kepercayaan diri Anda akan memancar di saat Anda tidak menggantungkan diri pada situasi dan orang lain. 
Jika Anda menyalahkan orang atau situasi, Anda justru berteriak pada dunia bahwa, 

"Saya tidak memiliki kendali terhadap diri saya, saya adalah korban. Orang lain di kehidupan lebih berkuasa dari saya,saya adalah korban."

Jadilah nahkoda dari 'kapal' yang Anda layari. Mulailah menerima tanggung jawab, dengan begitu Anda
tidak perlu membagi pujian atas jerih payah yang dibutuhkan dalam mendapatkan pelajaran hidup, dan Anda
pun akan semakin percaya diri.
 

Thursday, September 11, 2014

Keberanian Menempuh Resiko


"Semua mimpi kita dapat menjadi kenyataan, jika kita punya keberanian untuk mewujudkannya" - Walt Disney

Dear Sob yang pemberani,
Banyak orang yang ingin sukses, tapi
hanya sedikit yang berani mengambil
risiko.


Larry Osborne pernah mengatakan
bahwa, "Hal paling mencengangkan dari
para pemimpin yang paling efektif adalah betapa sedikitnya persamaan dalam diri mereka. Tetapi ada satu sifat menonjol yang mudah dikenali yaitu kesediaan mereka menempuh risiko."

Rasa takut akan membatasi seseorang.
"Hasrat untuk merasa aman menghambat
setiap usaha yang besar dan mulia, sedangkan keberanian memberi pengaruh sebaliknya," demikian kata Tacitus,
sejarahwan Romawi.

Keberanian akan membuka pintu pada
hal yang paling bermanfaat.
Keberanian bukan saja memberikan
permulaan yang baik, tetapi juga masa
depan yang lebih baik.
Ironisnya, tidak semua orang memiliki
keberanian untuk mengambil risiko.
Orang yang memiliki keberanian
sebenarnya juga mengalami ketakutan
yang sama besarnya dalam hidup
mereka. Satu-satunya perbedaan adalah
orang yang berani tidak memberi peluang untuk mengkhawatirkan hal-hal yang remeh. 

Eleanor Roosevelt menegaskan, "Anda mendapatkan kekuatan, keberanian dan keyakinan dalam setiap pengalaman, ketika Anda mulai benar-benar berhenti merasa takut."

Sob, katakanlah pada diri Anda,
"Saya telah berhasil mengatasi
ketakutan ini. Saya pasti mampu menghadapi ketakutan berikutnya."
Kerjakanlah hal yang Anda sangka
tidak dapat Anda kerjakan dan lakukan
sesuatu yang selama ini Anda takuti
mulai hari ini.

Kekurangan Bukan Penghalang



"Pengembangan dimulai pada saat kita mulai menerima kekurangan kita" - Jean
Vanier




Kekurangan bukanlah penghalang meraih
sukses. Jangan batasi pikiran dan
kemampuan Anda dengan kekurangan
diri. Bila kita melangkah dan
berusaha disertai iman kepada Allah,
percayalah bahwa tak ada yang tak
mungkin.
Banyak orang yang cacat, tetapi
mereka berhasil membuktikan bahwa
kekurangan bukanlah penghalangan
untuk sukses. 

Salah satunya adalah Hee Ah Hee,
pianis Korea berbakat kelahiran tahun
1985. Ia terlahir hanya memiliki 4
jari, masing-masing 2 jari pada
tangan kiri dan 2 jari pada tangan
kanannya. Ia menderita lobster claw
syndrome, jari yang bengkok
menyerupai lobster.
Sewaktu Hee Ah Hee duduk di bangku
TK, ibunya memutuskan agar ia belajar
piano supaya jari-jarinya kuat dan
dapat memegang pinsil untuk menulis.
Awalnya ketika baru 3 bulan belajar,
ia dikeluarkan karena guru sekolahnya
tak sanggup mengajarnya. Tapi
perjuangan ibunya dan Hee Ah Hee
membuahkan hasil. Satu tahun
kemudian, ia sudah menunjukan
kebolehannya dengan memenangkan
kejuaraan piano di TK-nya.
Prestasi itu diikuti dengan
kemenangannya sebagai juara pertama
piano untuk anak-anak cacat di
usianya yang ke-7. Presiden Korea
sendiri yang memberi penghargaan
tersebut. Kini, Hee Ah Hee telah
menggelar ratusan konser di seluruh
dunia, termasuk Indonesia.

Sob ... tidak ada yang tidak mungkin
sepanjang kita ada kemauan dan
berusaha, penuh ketekunan dan pantang
menyerah dalam mencapai mimpi!



Kendalikan Emosi, Kendalikan Sukses



"Emosi Anda adalah budak dari pikiran Anda dan Anda adalah budak dari emosi Anda" - Elizabeth Gilbert


Manusia hanya punya dua pilihan
ketika bicara emosi. Mengendalikan
emosi atau justru sebaliknya dikendalikan olehnya.
Emosi dapat berdampak pada karir
Anda. Seperti yang dialami pegolf
legendaris Bobby Jones. Jones adalah
pegolf dengan kemampuan yang luar
biasa. Ia mulai bermain golf di usia
5 tahun di tahun 1907. Sebelum
berusia 12 tahun, ia telah berhasil
memperoleh angka di bawah par, sebuah
keberhasilan yang tidak dapat dicapai
oleh sebagian besar pemain golf
sepanjang umur hidupnya bermain golf.

Pada usia 14 tahun, ia mendapat
kualifikasi untuk mengikuti kejuaraan
golf amatir Amerika Serikat. Ternyata
Jones tidak berhasil menang dalam
acara itu, karena ia sering
kehilangan kendali emosinya dan tidak
mampu bermain baik. Sampai-sampai ia
dijuluki club thrower atau orang yang
suka melempar tongkat golf. 

Seorang pegolf lebih senior yang
dipanggil Grandpa Bart memberinya
nasihat. "Kau takkan pernah menang
kalau kau tidak dapat mengendalikan emosimu." Jones menerima nasihat ini
dan mulai belajar mendisiplinkan
emosinya.

Pada usia 21 tahun, Jones mulai
berkembang dan selanjutnya menjadi
pemain golf terbesar dalam sejarah.
Ia pensiun dari golf pada usia 28
tahun setelah memenangi  Grand Slam
golf. Grandpa Bart mengomentarinya,
"Bobby berusia 14 tahun ketika ia
menguasai permainan golf, tetapi baru pada usia 21 tahun ia mampu menguasai diri sendiri."


Jangan biarkan karir Anda yang
tengah menanjak rusak hanya gara-gara
emosi.




Mendisiplinkan Diri Sendiri


                    "Betapa pun berbakatnya seorang
             pemimpin, ia tidak akan mencapai
             potensi maksimalnya jika tidak
             disiplin" - John C. Maxwell


Jalan menuju puncak tidaklah mudah.
Tidak banyak orang yang berhasil
mencapai posisi terbaik dalam sebuah
pekerjaan. Bahkan yang  dianggap
terbaik malah jauh lebih sedikit.
Tak seorang pun bisa meraih prestasi
dan mempertahankannya tanpa disiplin.
Disiplin menempatkan seorang ke
tingkat tertinggi dan membuat
prestasinya bertahan lama.
Untuk mengembangkan gaya hidup
disiplin, salah satu caranya adalah
hilangkan kecenderungan membuat
alasan. Jika Anda selalu punya banyak
alasan mengapa Anda tidak bisa
disiplin, sadarilah bahwa itu
hanyalah suatu pembenaran diri.
Jika sekarang Anda kurang
berdisiplin, mungkin selama ini Anda
terbiasa menikmati makanan pencuci
mulut sebelum memakan nasinya,
menikmati imbalan sebelum
pekerjaannya selesai.

Fokuslah pada hasil akhir.
Setiap kali Anda berkonsentrasi pada
kesulitan pekerjaan, bukan pada
hasil, Anda akan cenderung putus asa.
Jika berkutat pada hal itu terlalu
lama, Anda akan menumbuhkan sifat
mengasihani diri sendiri, bukan
kebiasaan disiplin. Pikirkan
keuntungan dari melakukan pekerjaan
itu, dan kerjakan saja.
Jika Anda tahu Anda berbakat, dan
Anda telah berusaha keras, namun
hanya memperoleh sedikit hasil nyata,
Anda mungkin kurang disiplin.
Perhatikan jadwal Anda minggu lalu,
adakah yang meleset dari
target-target Anda?  

Jika Anda
menunda-nunda dan berniat
melakukannya nanti, Anda mungkin
perlu membenahi disiplin Anda.


Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...