Thursday, November 30, 2017

Wali Songo, Sunan Drajat

Sejarah Wali Songo, Nama-nama Asli Sunan, dan Ceritanya Lengkap
Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu.
Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan. Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah.
Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada zaman sekarang.

4. Sunan Drajat

wali songo sunan drajat
Sunan Drajat merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Menurut sejarah Walisongo ajaran yang sering disampaikan oleh Sunan Drajat adalah kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia.
  • Nama Asli Sunan Drajat: Raden Qosim
  • Wilayah Dakwah Sunan Drajat: Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.
  • Peninggalan Sunan Drajat: Gamelan singa mangkok.
  • Tahun Wafatnya: 1522 M.
  • Makam Sunan Drajat: Paciran, Lamongan.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan Bonang. Setelah ayahnya meninggal, Beliau belajar dan berguru tentang ilmu agama Islam dari Sunan Muria. Kemudian Beliau kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.
Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut:
  1. Wenehono teken wong kang wuto artinya berilah tongkat kepada orang yang buta.
  2. Wenehono mangan marang wong kan luwe artinya berilah makan kepada orang yang kelaparan.
  3. Wenehono busono marang wong kang wudo artinya berilah pakaian kepada orang yang telanjang.
  4. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh pada orang yang kehujanan.
Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan.

Wali Songo, Sunan Bonang

Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu.
Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan. Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah.
Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada zaman sekarang.

3. Sunan Bonang


wali songo sunan bonang

Sunan Bonang merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang dalam ajarannya beliau menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya diam, jangan sampai di goncang kebingungan.
  • Nama Asli Sunan Bonang: Maulana Makdum Ibrahim.
  • Wilayah Dakwah Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
  • Peninggalan Sunan Bonang: Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang, bende dan kenong. Juga perkenalkan gapura yang berarsitektur tema islam.
  • Tahun Wafatnya: 1525 M.
  • Makam Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
Menurut sejarah Wali Songo Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim adalah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai.
Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke Tuban.
Sesampainya di Tuban Sunan Bonang mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai hiburan. Maka dari itu Sunan Bonang pun mempunyai ide untuk membuat alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban.
Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga di saat Sunan Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya ia melakukan dakwah.

https://informazone.com/wali-songo/


Wali Songo, Sunan Ampel

wali songo sunan ampel
Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu.
Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan. Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah.
Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada zaman sekarang.

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Walisongo. Menurut sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh Limo“. Moh Limo merupakan bahasa jawa yang mempunyai makna Moh artinya tidak atau menolak, dan Limo memiliki arti lima.
Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu  adalah Moh Main (Tidak Berjudi), Moh Ngombe (Tidak Minum Alkohol), Moh Maling (Tidak Mencuri), Moh Madat (Tidak Menghisap Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina).
  • Nama Asli Sunan Ampel: Raden Rahmat.
  • Wilayah Dakwah Sunan Ampel: Surabaya.
  • Peninggalan Sunan Ampel: Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya.
  • Tahun Wafatnya: 1481 M.
  • Makam Sunan Ampel: Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.
Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam.

Wali Songo, Sunan Gresik

Image result for walisongo
Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu.
Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan. Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah.
Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada zaman sekarang.
Para Wali Allah ini berdakwah di Nusantara dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam agama Islam dengan tanpa adanya paksaan. Selama berdakwah setiap Sunan memiliki wilayah dakwahnya masing-masing  dan terdapat juga beberapa peninggalan yang menjadi bukti terhadap perannya dalam tersebarnya Islam di Negeri ini.

1. Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim

wali songo sunan gresik

Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti pokok perjuangan Sunan Gresik adalah untuk menghapuskan sistem kasta yang ada pada masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja.
  • Nama Asli Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim.
  • Wilayah Dakwah Sunan Gresik: Gresik, Jawa Timur.
  • Peninggalan Sunan Gresik: Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur.
  • Tahun Wafatnya: 1419 masehi
  • Makam Sunan Gresik: Desa Gapura Wetan, Gresik.
Berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW ke 22. Beliau pertama kali memulai menyebarkan luaskan agama Islam di pulau Jawa di akhir era kekuasaan kerajaan Majapahit.
Beliau menarik hati masyarakat pada saat itu dengan cara bertani dan menjadi pedagang. Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam.
Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik. Akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur. Di tempat itulah Sunan Gresik selama bertahun-tahun mengajarkan tentang ilmu agama Islam hingga akhir hayatnya.

Asal Usul Sunan Gresik

Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.
Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara, termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475 Hijriah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Islam sudah ada di pulau jawa sebelum jaman Wali Songo. Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu masih belum berkembang secara luas.

Sejarah Sunan Gresik

Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.
Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyat Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak memiliki agama.
Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi:
Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H.
Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu :
“Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”
Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia.

Wednesday, November 29, 2017

Kenapa Orang Yahudi Pintar?

Image result for yahudi
Kaum Yahudi terkenal dengan kecerdasan mereka. Ini dibuktikan dengan barang canggih yang kita gunakan sekarang rata-rata adalah ciptaan kaum Yahudi. Sehingga, ini mungkin menimbulkan pertanyaan bagi sebagian dari Anda, kenapa orang Yahudi pintar?

Penelitian selama 3 tahun Dr Stephen Carr Leon di Israel mungkin dapat mengungkap jawaban pertanyaan tersebut. Penelitian tersebut adalah untuk thesis Phd-nya yang membahas tentang kecerdasan orang Israel yang notabene kaum Yahudi. Stephen, terlintas pertanyaan di benaknya, mengapa Tuhan memberi kepintaran kepada orang Yahudi?
Penelitian tersebut diawali dengan mengamati kegiatan orang Israel, salah satunya kegiatan seorang wanita Israel yang sedang hamil.
Wanita hamil itu membaca buku matematika, bernyanyi, atau bermain piano. Tujuannya ialah untuk mempengaruhi suasana hati bayi yang tengah dikandung. Karena apabila seorang ibu hamil bermain piano atau bernyanyi, maka suasana hatinya akan senang dan berpengaruh pada bayinya.
 
Tak hanya itu, seorang wanita Israel yang tengah mengandung juga suka mengerjakan soal matematika dengan tujuan untuk mencerdaskan otak bayi. Jika disimpulkan, mereka tidak melatih kecerdasan bayi sejak balita atau anak-anak, tapi sejak masih dalam kandungan.
Untuk makanan, wanita Israel yang hamil suka mengkonsumsi ikan, kacang badam, korma, dan juga minum susu. Menurut mereka, daging ikan sangat baik untuk perkembangan otak bayi, sama seperti orang Jepang yang rajin mengkonsumsi daging ikan.
Mereka juga memiliki prinsip kalau sesudah makan daging ikan tidak boleh makan daging lain, kecuali kacang-kacangan dan salad. Prinsip pola makan mereka sebenarnya sama dengan Nabi Muhammad SAW.
Mereka juga rajin mengkonsumsi buah-buahan karena dianggap dapat mencerdaskan otak bayi. Ketika sudah tumbuh jadi anak-anak, mereka tidak akan kesulitan memahami pelajaran yang diberikan di sekolah.

Lalu Stephen memperhatikan kebiasaan anak-anak Yahudi. Mereka rutin mengkonsumsi buah-buahan, kacang badam dan pil minyak ikan. Menurut pengamatannya, anak-anak Yahudi sangatlah cerdas, rata-rata dari mereka mampu menguasai tiga bahasa, yaitu Hebrew, Arab, dan Inggris.
Sejak kecil mereka juga dilatih bermain piano dan bernyanyi. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan IQ mereka.
Menurut hasil penelitian Stephen orang-orang Yahudi juga jarang merokok, kalaupun ada hanya sesekali. Nikotin dalam rokok, menurut mereka, dapat merusak sel utama pada otak. Ini artinya, keturunan perokok akan menciptakan generasi yang cacat otak atau bodoh.
Demikanlah beberapa alasan ilmiah yang mengungkap jawaban dari pertanyaan kenapa orang Yahudi memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi berdasarkan penelitian Dr Stephen.
https://www.inspiradata.com/kenapa-orang-yahudi-sangat-pintar-ini-penjelasan-ilmiahnya/
 

Anjing dan Kucing Dalam Islam

Related image
Secara umum, anjing memang hewan najis sehingga kalau pun seseorang harus bermuamalah dengan anjing, hendaklah dia mengetahui benar hukum najis anjing.
Dalam Islam, kalaupun ada larangan memelihara anjing, tidak berarti berlaku secara mutlak. Karena ada jenis anjing yang boleh diperlihara seperti anjing penjaga atau anjing untuk berburu. Bahkan seorang menggunakan anjing untuk berburu justru disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem.
Jadi dalam pandangan Islam, larangan memelihara anjing tidak berlaku untuk semua anjing, sebab ada yang dibenarkan untuk memeliharanya berdasarkan manfaat dan fungsinya.
Sebelum menjawab pertanyaannya, mungkin anda bisa balik bertanya kepadanya. Tanyakan kenapa ayam yang disembelih oleh seorang muslim itu boleh dimakan tetapi kalau yang menyembelih seorang penyembah berhala menjadi haram. Padahal sama-sama ayam dan sama-sama disembelih dengan benar. Tidak ada unsur penyiksaan kepada ayam itu dan sudah mengunakan pisau yang tajam.
Kalau dia bisa menjawab, maka tentu dia bisa juga menjawab pertanyaannya sendiri. Tetapi kalau dia tidak bisa menjawab, maka anda bisa tahu bahwa si penanya itu belum mengerti hukum syariah. Bahkan barangkali juga belum mengerti hakikat penyembahan manusia kepada Allah Subhanahu Wata`ala.

Mengapa Ada Haram dan Halal Dari Kaca Mata Aqidah
Pertanyaan yang kelihatan sederhana ini sebenarnya bisa saja berakar dari belum jelasnya konsep berislam pada diri seseorang. Seharusnya sebagai muslim, seseorang memang menyerahkan semua alasan dalam masalah ritual keagamaan kepada aturan dari Sang Maha Pencipta.
Pertanyaan mengapa sesuatu diharamkan dan yang lain dihalalkan sebenarnya kembali kepada seberapa bagus kualitas seseorang bertuhan kepada Allah Subhanahu Wata`ala. Kalau seseorang bertuhan secara sempurna, maka pertanyaan itu seharusnya tidak perlu muncul lagi. Sebab tuhan dalam konsep Islam adalah sumber hukum dan peraturan. Apapun peraturan yang dibuat-Nya, tuhan toh tidak perlu ditanyai mengapa Dia membuat peraturan itu.
Yang pasti semua peraturan yang dibuat-Nya itu pastilah untuk kemashlahatan manusia juga. Hanya saja mashalahat itu tidak harus selalu disebutkan secara eksplisit oleh tuhan. Terkadang memang ada penjelasannya dan terkadang memang tanpa penjelasan sama sekali. Seolah-olah Dia menghendaki agar manusia itu sendiri yang bisa memecahkan rahasia atau hikmah dibalik semua atuan yang dibuat-Nya.
Namun lepas dari manfaat dan hikmah dari sebuah peraturan, intinya justru bukan disitu. Intinya adalah pada sejauh mana seorang manusia merasa dirinya sebagai hamba dan menjadikan tuhan itu sebagai sembahannya. Sehingga yang jadi penilaian sama sekali bukan pada manfaat yang akan didapat, melainkan pada sejauh mana seorang hamba merasa wajib untuk menjalankan aturan tuhan.

Ucapan adalah Doa

Image result for ucapan adalah doa
Kita sering mendengar pernyataan bahwa ucapan adalah doa. Apakah memang ada kaidah yg mendasari pernyataan tersebut? Kalaupun ada, ucapan seperti apakah yg dianggap sebagai doa? Oke mari kita bahas satu persatu sesuai dengan Al Quran dan hadis.

- Q.S Al-Isro : 53

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا 

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

- tafsir thobary

قوله ( وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ) يقول تعالى ذكره لنبيّه محمد صلى الله عليه وسلم:وقل يا محمد لعبادي يقل بعضهم لبعض التي هي أحسن من المحاورة والمخاطبة.كما حدثنا خلاد بن أسلم، قال: ثنا النضر ، قال: أخبرنا المبارك، عن الحسن في هذه الآية ( وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ) قال: التي هي أحسن، لا يقول له مثل قوله يقول له: يرحمك الله يغفر الله لك.


- Rosululullah SAW bersabda

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Dari Abu Hurairah, bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik atau diamlah”

- Jami'ul 'Ulumi wal Hikam ibni rojab

وخرج الإمام أحمد ، والترمذي من حديث أبي هريرة ، ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الرجل ليتكلم بالكلمة لا يرى بها بأسا يهوي بها سبعين خريفا في النار . [ ص: 335 ] وفي " صحيح البخاري " ، عن أبي هريرة رضي الله عنه ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الرجل ليتكلم بالكلمة من رضوان الله لا يلقي لها بالا يرفعه الله بها درجات ، وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم .

وخرج الإمام أحمد من حديث سليمان بن سحيم ، عن أمه ، قالت : سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول : " إن الرجل ليدنو من الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيتكلم بالكلمة ، فيتباعد بها أبعد من صنعاء " .

وخرج الإمام أحمد ، والترمذي والنسائي من حديث بلال بن الحارث قال : سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول : إن أحدكم ليتكلم بالكلمة من رضوان الله ما يظن أن تبلغ ما بلغت فيكتب الله بها رضوانه إلى يوم يلقاه ، وإن أحدكم ليتكلم بالكلمة من سخط الله ما يظن أن تبلغ ما بلغت ، فيكتب الله بها سخطه إلى يوم يلقاه .

وقد ذكرنا فيما سبق حديث أم حبيبة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : كلام ابن آدم عليه لا له ، إلا الأمر بالمعروف ، والنهي عن المنكر ، وذكر الله عز وجل .

فقوله صلى الله عليه وسلم : فليقل خيرا أو ليصمت أمر بقول الخير ، وبالصمت عما عداه ، وهذا يدل على أنه ليس هناك كلام يستوي قوله والصمت عنه ، بل إما [ ص: 336 ] أن يكون خيرا ، فيكون مأمورا بقوله ، وإما أن يكون غير خير ، فيكون مأمورا بالصمت عنه ، وحديث معاذ وأم حبيبة يدلان على هذا .

وخرج ابن أبي الدنيا من حديث معاذ بن جبل ولفظه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال له : يا معاذ ثكلتك أمك وهل تقول شيئا إلا وهو لك أو عليك .


-----------------------------

sebagaimana tersebut dalam Hadits diatas:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahannam dengan kata-katanya itu”.(HR Bukhari, Ahmad, dan Malik)

Orang disebut baik kalau kebiasaan-kebiasaannya baik, termasuk di dalam berbicara. Kebiasaannya berbicara baik sudah masuk ke dalam memori tersirat (otak bawah sadar), sehingga tanpa dipikir-pikir panjangpun, yang keluar dari lisannya selalu baik. Keadaan ini merupakan hasil proses pembinaan diri jangka panjang. Allah sangat menghargai perjuangan seseorang membiasaan berbicara baik –yang tentunya diridhai-Nya - dengan senantiasa meningkatkan derajatnya.Sebaliknya, orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor –kata-kata yang membuat murka Allah- ia telah melakukannya dengan kendali otak bawah sadar. Keadaan seperti ini terjadi karena ia tidak berusaha menghentikannya dan selalu saja membiarkan keluar dari lisannya. Orang ini telah mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya untuk berbicara baik. Pengabaian yang berulang-ulang hingga membentuk kebiasaan pada hakekatnya adalah bentuk keingkaran yang telah terbiasa dilakukannya. Oleh karena itu, Allah menjerumuskan ke neraka Jahanam dikarenakan kebiasaan ingkarnya tersebut.

Dalam kita Nashoihul 'ibad hl 65 ,syeikh nawawi memuat ucapan dari imam al-kasa`i dari bahr kamil

احفظ لسانك ان تقول فتبتلي *** ان البلاء موكل بالمنطق

Jaga lisanmu mengucapkan sesuatu,jika tidak ingin terkena musibah ***
sesunggguhnya bala/musibah terwakilkan pada apa yang di ucapkan.

------------------------------

Baik buruk ucapan akan kembali lagi pada pengucapnya,jika bernilai ibadah ia mendapatkan ganjaran serta pahalanya , jika bernilai ma'shiyat ia mendapat siksa/bala.

artinya seorang yang mukallaf akan menanggung penuh kemanfaatan dan resiko ats apa yang ia kerjakan , ia dengar , ia i'tikadkan dan ia ucapkan.

terakhir, Ada beberapa perkara yang sengaja Allah sembunyikan waktunya,diantaranya : Ajal/maut dalam hidupnya,Lailatul qodar dalam romadhon , waktu ijabah dalam siang dan malam. 

ini dimaksudkan agar senantiasa manusia selalu bersiap-siap ditiap waktunya dan tidak mengerjakan sesuatu kecuali yang bermanfaat baginya,baik untuk dunia ataupun akhiratnya.

Jika ucapan baik termasuk do'a bertepatan sa'atul ijabah,tentunya akan jadi keuntungan ,namun jika ucapan buruk termasuk sumpah serapah yang bertepatan dengan sa'atul ijabah,maka tentu akan jadi kerugian dan bumerang bagi diri dan orang sekelilingnya.

Waallahu A'lam

Tuesday, November 28, 2017

Munafik dan Cirinya

Ciri-ciri Orang Munafik
Sering kita mendengar dalam khutbah keagamaan dijeaskan mengenai tiga ciri-ciri orang munafik. Kata-kata munafik terkadang juga disematkan kepada orang yang tidak bisa dipercaya perkataannya. Sebagai contoh terkadang seorang teman yang suka berkhianat dikatakan sebagai orang munafik.
Akan tetapi jarang yang mengtahui arti kaa munafik itu sendiri. Jadi, apa sebenarnya arti kata munafik itu? Apakah seorang pengkhianat juag termasuk ciri-ciri orang munafik? Dalam Islam telah dijelaskan tentang ciri-ciri oarang munafik. Baik di dalam Al-Quran ataupun Al-Hadist.
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia atau KBBI, munafik berarti bertindak seolah-olah yakin dan taat terhadap sebuah ajaran agama atau yang sejenisnya. Namun sesunguhnya dalam hatinya tidak sperti itu. Makna lainnya adalah suka berkata apa yang sebenarnya dia tidak kerjakan atau bermuka dua.
Dalam Islam terdapat 3 ciri-ciri orang munafik seperti yang disampaikan oleh baginda Rasulullah SAW dalam sabdanya yang berbunyi.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Al- Bukhari)

Hadist tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Iman hadist nomer 33. Hadist tersebut masuk kedalam bab berjudul Baabu Alaamati Munaafiqyang artinya Bab Tanda-tanda Orang Munafiq.

Hadits di atas merupaka hadist mengenai ciri-ciri orang munafik yang sudah sangat terkenal di masyarakat kita. Melalui hadits tersebut manusia senantiasa diperingatkan dan patutlah untuk berhati-hati agar tidak termasuk golongan orang-orang munafik.
Kata munafik berarti orang-orang yang nifak. Nifak secara behasa maknanya adalah berbeda antara apa yang tampak (lahir) dan tidak tampak (batin). Apabila perbedaan itu menyakngkut perkara iman maka orang tersebut tersebut termasuk nifaq i’tiqad. Contohnya orang yang berkata “Kami beriman” tetapi mengingkari di dalam hati.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ketika berdakwah di Madinah terdapat orang-orang munafik seperti itu. Nama orang yang terkenal dengan sifat kemunafikannya tersebut adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.
Menurut Ibnu Katsir, nifak adalah memperlihatkan kebaikan dan menyembunyikan kejelekan. Sementara itu, Ibnu Juraij berkata bahwa orang munafik itu adalah orang yang perkataanya berlawana dengan apa yang ia kerjakan dan batinnya menyelesihi lahiriahnya.

Dalil Al-Quran Tentang Ciri-ciri Orang Munafik

Selain dari Al-Hadist, Allah SWT juga telah menjelaskan ciri-ciri orang munafik dalam bagian awal surat Al-baqarah. Padawaaln surat tersebut Allah menejlasakn tentang tiga golongan manusia, yaitu orang-orang mukmin, orang-orang kafir, dan orang-orang munafiq.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 14:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Artinya: Dan apabila mereka berjmpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka apabila mereka kembali pada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata “Sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok-olok.”
Kemudian Allah SWT membalas perkataan mereka dalam ayat selanjunya.
اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Artinya: Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
Dalam ayat-ayat Al-Quran surat Al-Hadid ayat 12-14, Allah Ta’ala menunjukkan balasan terhadap orang-orang munafik ketika berada di akhirat. Pada ayat-ayat yang lain seperti surat At-Taubah ayat 63 dan 68 yang berisi ancaman bahwa kelak mereka akan dimasukkan ke dalam neraka jahannam.
Masih banyak lagi teks-teks Al-Quran dan Al-Hadist yang menjelaskan kejahatan-kejahatan orangorang munafik dan acaman bagi mereka. Oleh karena itu sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk mewaspadai perilaku buruk mereka dan meninggalkan sifat yang menjadi ciri-ciri orang munafik.

Ciri-ciri Orang Munafik

Sebelumnya pada hadist di atas telah telah disbeutkan 3 ciri-ciri orang munafik. Ciri-ciri tersebut adalah apabila berbicaar dia berbohong, apabila berjanji ia tidak menepatinya, dan apabila dipercaya dia mengkhianatinya. Agar lebih memahami ketiga ciri-ciri orang munafik, berikut penjelasannya.

Berbohong Sebagai Ciri-ciri Orang Munafik

Ciri orang munafik yang pertama adalah jika berbicara ia berbohong. Orang yang suka berbohong atau menutupi kebenaran maka dia akan semakin dekat dengan sifat kemunafikan. Bohong senedir artinya adalah segaal sesuatu baik itu perkataan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Rasullulah bersabda yang artinya:
Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut? Beliau menjawab: Ya. Lalu ditanya beliau ditanya lagi: Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil? Beliau menjawab: Ya. Lalu ditanyakan lagi: Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong? Beliau menjawab: Tidak!
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam kitab Al-Muwatha. Bahkan Rasulullah sendiri melalui hadist di atas telah menyatakan bahwa berbohong bukanlah sifat seorang mukmin. Seorang mukmin mungkin saja bakhil dan penakut, namun ia tidak mungkin berbohong.
Contohnya adalah jika ada orang yang membayar belanjaan di minimarket dan kasirnya bertanya “Ada uang kecil nggak?” Kemudian orang tersebut menjawab “Nggak ada, mbak” padahal sebenarnya ia mempunyainya. Contoh lainnya adalah berbohong untuk menghindari hukuman ketika berbuat salah dan menyontek ketika ujian di sekolah.

Ingkar Janji Sebagai Ciri-ciri Orang Munafik

Suka tidak menepati janji merupaka ciri-ciri orang munafik yang kedua. Apabila kita berjanji kepada seseorang berusahalah untuk menepatinya. Jika memang merasa tidak sanggup berkatalah jujur atau jangan menyepakati janji tersebut. Jadi berhati-hatilah dalm bernjanji, karena jika sering mengingkarinya, kita bisa termasuk orang munafik.
Ciri-ciri orang munafik yang kedua ini lebih sulit untuk dihindari daripada yang ciri yang pertama. Sering kali seorang mukmin sudah mampu menjaga agar tidak mengatakan kebohongan dan mengatakan kebenaran. Namun dia masih mudah berjanji padahal ia tahu dirinya tidak bisa memenuhi janji tersebut.
Apalagi jika seseorang menjadi pemimpin, dorongan untuk berjanji biasanya lebih besar. Sehingga menjadi lebih sering untuk membuat janji. Hal ini biasanya tercermin ketika seseoran pemimpin melakukan kampanye saat pemilu. Bahkan dalam satu kali kampanye saja bisa dihitung berapa buah janji yang telah dibuat. Waspadalah.

Berkhianat Sebagai Ciri-ciri Orang Munafik

Berkhianat merupakan ciri orang munafik yang ketiga. Mengkhianati amanah, jika sering dilakukan, maka pelakunya akan semakin dekat dengan kemunafikan. Semakin besar kepercayaan yang dikhianati, semakin jelas tanda kemunafikan orang tersbut. Meskipun sebenarnya sangat sulit memastikan ia berkhianat atau tidak.
Amanah bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa jadi ia adalah pekerjaan atau profesi yang di dalamnya ada kewajiban yang seharusnya kita penuhi. Bisa jadi ia adalah kepemimpinan yang dipercayakan kepada kita. Bahkan titipan barang dari orang lain agar kita menjaganya, atau rahasia dari orang lain agar kita menyimpannya, semua itu termasuk amanah.
Terakhir kami mengajak pembaca sekalian untuk menginstropeksi diri agar tidak terjerumus dalam kemunafikan. Jika selama ini kurang terbiasa berkata jujur, gemar mengingkari janji atau menyepelekan amanah, marilah bertaubat dan terus memperbaiki diri. Semoga Allah SWT senantiasa mejauhkan kita dari ciri-ciri orang munafik.

Hutang Piutang

Related image
Ini adalah pengalaman admin sendiri dan pasti dialami oleh orang lain juga. Kalo admin seringnya malah punya piutang tapi malah malu plus malas kalo harus nagih hutang. Orang yang berutang hendaknya ada niat yang kuat untuk mengembalikan. Orang yang memiliki niat seperti ini akan ditolong oleh Allah Subhanahu Wata’ala

UTANG-PIUTANG merupakan aktifitas yang tidak mungkin dihindari dalam kehidupan banyak orang. Islam membolehkan utang-piutang tapi dengan ketentuan sebagai berikut:
Pertama, orang yang ingin berutang hendaklah benar-benar karena terpaksa. Sebab menurut Rasulullah, utang merupakan penyebab kesedihan di malam hari dan kehinaan di siang hari.
Bahkan beliau pernah menolak menshalatkan jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan utang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. Rasulullah bersabda,“Akan diampuni orang yang mati syahid semua dosanya, kecuali utangnya.” (Riwayat Muslim).
Kedua, orang yang berutang hendaknya ada niat yang kuat untuk mengembalikan. Orang yang memiliki niat seperti ini akan ditolong oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi Subhanahu Wata’ala bersabda: “Barangsiapa yang mengambil harta orang lain (berutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah subhanahuwata’aala akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya, pent), maka Allah akan membinasakannya.” (Riwayat Bukhari)
Ketiga, harus ditulis dan dipersaksikan. Dua pihak yang melakukan transaksi utang piutang hendaknya menulis dan dipersaksikan oleh orang lain. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Surat al-Baqarah [2] ayat 282.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini sebagai petunjuk dari Allah subhanahu Wata’ala jika ada pihak yang bermuamalah dengan transaksi non tunai, hendaklah ditulis, agar lebih terjaga jumlah, waktu dan lebih menguatkan saksi.
Keempat, pemberi utang tidak boleh mengambil keuntungan atau manfaat dari orang yang berutang. Hal ini karena tujuan dari pemberi pinjaman adalah mengasihi si peminjam dan menolongnya, bukan mencari kompensasi atau keuntungan. Bahkan dianjurkan memberi penangguhan waktu kepada orang yang sedang kesulitan dalam melunasi utangnya setelah jatuh tempo. Hal ini berdasar firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 280 serta sabda Rasulullah yang berbunyi, ”Barangsiapa ingin dinaungi Allah dengan naungan-Nya (pada hari kiamat, pent), maka hendaklah ia menangguhkan waktu pelunasan utang bagi orang yang sedang kesulitan, atau hendaklah ia menggugurkan utangnya.” (Riwayat Ibnu Majah)
Kelima, orang yang berutang hendaknya segera melunasi utangnya jika sudah mempunyai uang dan memberikan hadiah kepada yang memberi pinjaman. Rasulullah bersabda, “Menunda (pembayaran) bagi orang yang mampu merupakan suatu kezaliman.” (Riwayat Bukhari).
Setelah itu dianjurkan memberi hadiah. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah mempunyai utang kepada seseorang berupa seekor unta dengan usia tertentu. Orang itupun datang menagihnya. (Maka) beliaupun berkata, “Berikan kepadanya” kemudian mereka mencari yang seusia dengan untanya, akan tetapi mereka tidak menemukan kecuali yang lebih berumur dari untanya. Nabi (pun) berkata, “Berikan kepadanya.” Dia pun menjawab, “Engkau telah menunaikannya dengan lebih. Semoga Allah membalas dengan setimpal”. Maka Nabi bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam pengembalian (hutang).” (Riwayat Bukhari)
Keenam, jika orang yang berutang tidak mampu mengembalikan, boleh mengajukan pemutihan dan juga mencari perantara untuk memohonnya. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “(Ayahku) Abdullah meninggal dan dia meninggalkan banyak anak dan utang. Maka aku memohon kepada pemilik utang agar mereka mau mengurangi jumlah utangnya, akan tetapi mereka enggan. Akupun mendatangi Rasulullah meminta syafaat (bantuan) kepada mereka. (Namun) merekapun tidak mau. Beliau berkata, “Pisahkan kormamu sesuai dengan jenisnya. Tandan Ibnu Zaid satu kelompok. Yang lembut satu kelompok, dan Ajwa satu kelompok, lalu datangkan kepadaku.” (Maka) akupun melakukannya. Beliau pun datang lalu duduk dan menimbang setiap mereka sampai lunas, dan kurma masih tersisa seperti tidak disentuh.

Forex Trading Dilarang?

Image result for forex
Forex yang berasal dari kata Foreign Exchange merupakan pertukaran mata uang asing atau valas yang ditukar berdasarkan pasangan pasangannya atau pairs secara online. Perdebatan mengenai halal atau haram forex ini sebetulnya sudah diselesaikan dari Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang [Al-Sharf]. Namun, dalam fatwa ini tidak dikatakan dengan tegas mengenai hukum trading dalam Islam ini.
Tidak untuk spekulasi atau untung untungan. Dalam fatwa ini hanya disebutkan mengenai trading forex dalam artian umum dimana transaksi jual beli uang prinsipnya diperbolehkan dengan ketentuan seperti:
  • Terdapat kebutuhan transaksi atau untuk berjaga jaga dan simpanan
  • Jika transaksi dilakukan pada mata uang sejenis, maka nilainya harus sama dan tunai [at taqabudh]
  • Jika transaksi yang idlakukan berlainan jenis, maka harus dilakukan dengan nilai tukar atau kurs yang berlaku disaat transaksi dan dilakukan secara tunai.
  • Al tsaman: Kejelasan dari jenis alat tukar yakni dirham, dinar, Rupiah, Dollar dan sebagainya atau berupa barang yang bisa ditimbang.
  • Kejelasan objek transaksi: Kejelasan dari kualitas objek transaksi apakah memiliki kualitas istimewa, sedang atau buruk. Ini dilakukan untuk menghilangkan jahala fi al aqd atau alasan tentang ketidaktahuan tentang kondisi barang di saat transaksi sebab akan menimbulkan perselisihan diantara pelaku transaksi dan merusak nilai transaksi.
MUI memberikan fatwa jika transaksi jual beli mata uang diperbolehkan jika tidak dilakukan untuk spekulasi. Ini mengartikan jika transaksi jual beli mata uang akan berubah hukumnya menjadi haram jika dilakukan atas dasar spekulasi sebab masuk ke dalam jenis judi.
MUI juga memberikan fatwa jika ini diperbolehkan apabila terdapat kebutuhan transaksi atau untuk simpanan. Ini mengartikan jika kebutuhan transaksi mu’amalah seperti traveling, membayar hutang dalam Islam pada orang asing dan sebagainya bukan dilakukan karena sengaja mencari keuntungan dari perubahan nilai kurs tersebut.
Madharatnya, jika jual beli mata uang yang dilakukan hanya untuk mencari keuntungan maka hukumnya adalah haram. Namun, trading forex yang dilakukan selalu memiliki tujuan untuk mencari keuntungan dari perubahan nilai mata uang tersebut dan tidak pernah bertujuan untuk simpanan. Dengan ini, maka bisa disimpulkan jika trading forex hukumnya adalah haram.

Hukum Islam Tentang Transaksi Valas

Ada beberapa persyaratan dalam Islam yang berhubungan dengan masalah transaksi valas seperti ulasan dari kami dibawah ini.
  1. Terdapat Ijab Qobul
Transaksi valas harus dilakukan dengan adanya ijab qobul yakni perjanjian memberi dan juga menerima. Penjual harus menyerahkan barang dan pembeli juga harus membayarnya dengan tunai dan ijab qobul bisa dilakukan dengan cara lisan, utusan ataupun tulisan. Pembeli dan penjual juga memiliki hak penuh untuk melaksanakan dan melakukan segala tindakan hukum yakni dewasa dan berpikiran yang sehat.
  1. Memenuhi Syarat Transaksi Jual Beli
Transaksi valas yang dilakukan juga harus memenuhi syarat yang dijadikan objek transaksi jual beli. Barang tersebut harus merupakan barang suci dan bukan barang yang najis serta bisa memberikan manfaat, bisa diserahterimakan dan bisa dijual atau dibeli oleh pemiliknya atau kuasa atau izin pemiliknya. Selain itu, barang yang sudah ada di tangan apabila barang tersebut didapat dengan imbalan.

Hadits Tentang Jual Beli Dalam Islam

Dalam Islam sendiri juga terdapat beberapa hadits yang mengulas tentang jual beli di dalam Islam dan diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Hadis Ahmad bin Hambal dan Al Baihaqi dari Ibnu Mas’ud
Jual beli barang yang tidak dilakukan pada tempat transaksi diperbolehkan dengan syarat harus dijelaskan sifat dan ciri cirinya. Apabila barang sesuai dengan keterangan yang diberikan penjual, maka jual beli tersebut menjadi sah. Namun jika tidak sesuai, maka pembeli memiliki hak khiyar yakni diperbolehkan untuk meneruskan atau membatalkan jual beli tersebut.
“Barang siapa yang membeli sesuatu yang ia tidak melihatnya, maka ia berhak khiyar jika ia telah melihatnya”. [Hadits Nabi riwayat Al Daraquthni dari Abu Hurairah]
  1. QS. Al-Baqarah[2]:275
Allah SWT juga berfirman jika kegiatan jual beli adalah perbuatan yang halal namun untuk urusan macam macam ribamerupakan kegiatan yang diharamkan.
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
  1. Hadits Al-Baihaqi dan Ibnu Majah
Kegiatan jual beli hanya diperbolehkan jika dilakukan atas dasar kerelaan dari dua belah pihak.
“Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)”, [HR. albaihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban].
  1. Hadits Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri
Rasulullah SAW bersabda jika dalam jual beli emas dalam Islam selayaknya dilakukan dengan nilai yang sama dan tidak ditambahkan sebagian. Dengan kata lain, nilai jual tidak boleh melebihi dari nilai barang tersebut.
“Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagaian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai.”
  1. Hadits Riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf
Dalam sebuah riwayat dikatakan jika perjanjian yang dilakukan sesama umat muslim boleh dilakukan. Namun, jika perjanjian tersebut adalah haram atau menghalalkan yang haram maka hal ini tidak diperbolehkan.
“Perjanjian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

Dalil Mengenai Jual Beli

Diantara dalil dalil yang memperlihatkan jika hukum jual beli mata uang yang dihukumi dengan emas dan perak atau dinar dan dirham, maka dilakukan dengan kontan dan tanpa berhutang sedikit pun atau meminjamkan uang dalam Islam. Berikut beberapa dalil yang menunjukkan hukum ini.
  1. HRS Muslim
“Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum)  dijual dengan sya’ir, korma dijual dengan korma, dan garam dijual dengan garam, (takaran/timbangannya) harus sama dan kontan. Barang siapa yang menambah atau meminta tambahan maka ia telah berbuat riba, pemberi dan penerima dalam hal ini sama.”
  1. Al Bukhary dan Muslim
“Janganlah engkau menjual emas ditukar dengan emas melainkan sama dengan sama, dan janganlah engkau melebihkan salah satunya dibanding lainnya. Janganlah engkau menjual perak ditukar dengan perak melainkan sama dengan sama, dan janganlah engkau melebihkan salah satunya dibanding lainnya. Dan janganlah engkau menjual salah satunya diserahkan secara kontan ditukar dengan lainnya yang tidak diserahkan secara kontan.”
  1. Imam Malik dan Al Baihaqi
” Dan bila ia meminta agar engkau menantinya sejenak hingga ia masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya sebelum ia menyerah barangnya, maka jangan sudi untuk menantinya. Sesungguhnya aku khawatir kalian melampaui batas kehalalan, dan yang dimaksud dengan melampaui batas kehalalan ialah riba. Janganlah engkau menjual emas ditukar dengan emas melainkan sama dengan sama, dan janganlah engkau melebihkan salah satunya dibanding lainnya. Janganlah engkau menjual perak ditukar dengan perak melainkan sama dengan sama, dan janganlah engkau melebihkan salah satunya dibanding lainnya. Dan janganlah engkau menjual salah satunya diserahkan secara kontan ditukar dengan lainnya yang tidak diserahkan secara kontan. Janganlah engkau menjual perak ditukar dengan emas, salah satunya tidak diserahkan secara kontan sedangkan yang lainnya diserahkan secara kontan. “

Transaksi Yang Dilarang Dalam Islam

Dalam Islam sendiri sudah diatur sedemikian rupa mengenai apa saja transaksi yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan atau contoh jual beli terlarang.
  1. Dilakukan Dengan Hati Hati
Pelaksanaan transaksi harus dilakukan atas dasar prinsip hati hati dan tidak diperbolehkan jika dilakukan atas dasar spekulasi atau manipulasi yang didalamnya terkandung unsur riba, gharar, risywah, kezhaliman dan juga kemaksiatan.
  1. Jenis Transaksi Haram
Beberapa transaksi yang diharamkan dalam arti mengandung unsur riba, gharar, risywah, maizir, maksiat dan kezhaliman diantaranya adalah:
  • Bai’ al ma dum: Melakukan penjualan atas barang atau efek syariah yang belum dimiliki atau short selling.
  • Najsy: Memberikan atau melakukan penawaran palsu.
  • Insider trading: Menggunakan informasi dari orang dalam yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah transaksi yang dilarang.
  • Memberikan informasi yang menyesatkan
  • Margin trading: Melaksanakan transaksi dengan efek syariah dan fasilitas pinjaman berbunga atas kewajiban penyelesaian efek syariah itu.
  • Ihtikar atau penimbunan: Melakukan pembelian atau mengumpulkan sebuah efek syariah sehingga menyebabkan harga efek syariah dengan memiliki tujuan untuk mempengaruhi pihak lainnya.


Demikian ulasan dari kami mengenai hukum forex dalam Islam. Dengan ulasan ini, semoga bisa memberikan banyak manfaat dan bisa menjalankan bisnis tanpa unsur spekulasi akan tetapi dengan benar dipakai analisa sehingga hasil yang didapatkan akan menjadi halal dan sukses menurut Islam.

Monday, November 27, 2017

KPR Menurut Islam

Image result for kpr
Siapa yang tidak ingin segera punya rumah sendiri? Langsung merasa tenang karena sudah bukan kontraktor lagi (kontrak sana, kontrak sini)
-Solusi tercepat adalah mengambil KPR yang mengandung riba di Bank
-Tetapi kita lebih pilih ridha Allah sehingga hidup kita qanaah dan berkah serta bersabar, tidak terjerat dengan cicilan riba dan berhutang dalam jangka waktu yang lama
-Bahkan ada yang hidup mereka tidak tetang, terhimpit menjerit dengan jeratan riba bank
-Kata mereka “zaman sekarang kalau tidak KPR, mana bisa beli rumah sendiri, ambil KPR juga harus agak nekat, kalau takut, ya gak akan bisa punya rumah”
-Maka ini perkataan yang tidak tepat, sudah banyak bukti mereka yang membuktikan bisa tanpa KPR
-Dengan cara menabung, bersabar, mencicil dari membeli tanah, membangum perlahan, membangun rumah kecil dahulu kemudian baru ada rezeki bangun rumah lebih besar lagi
-Atau ada beberapa program pembangunan rumah dari para muhsinin yang mau membuat perumahan dan menjual tanpa sistem riba
-Untuk menangkan hati kita, kita lihat contoh ulama sekelas syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu, tidak mempunyai rumah tetap. Padahal beliau adalah mufti besar kerajaan Arab saudi dan Rektor Universitas Universitas Madinah. [lihat buku akhlak dan keutamaan syaikh Bin Baz, Pustaka Al-Furqan]
Kita harus bersabar mencari dan membangun rumah di zaman ini karena ada beberapa yang perlu kita pertimbangkan matang-matang. Salah satunya adalah menghindari mengambil rumah dengan bantuan KPR bank karena ini termasuk tolong menolong dalam riba. Memang jika mengambil rumah dengan cicilan KPR bank maka kita bisa segera mendapatkan rumah. Tetapi, mungkin kita yang berpendapatan sekitar 1-2 juta perbulan, perlu menabung terlebih dahulu sekitar 10-15 tahun, baru bisa punya rumah. Akan tetapi tentunya kita lebih takut terhadap ancaman Allah dan takut Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kita karena riba.
Berikut beberapa dalil saja mengenai bahaya riba
-akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya, Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَْ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.”[Al-Baqarah: 278-279]
-dilaknat semua yang mendukung riba
dari sahabat Jabir bin Abdillahradhiallahu ‘anhu bahwasannya ia menuturkan,
لعن رسول الله صلّى الله عليه وسلّم آكل الربا وموكله وكاتبه وشاهديه، وقال: (هم سواء). رواه مسلم
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknati pemakan riba (rentenir), orang yang memberikan / membayar riba (nasabah), penulisnya (sekretarisnya), dan juga dua orang saksinya. Dan beliau juga bersabda, ‘Mereka itu sama dalam hal dosanya’.” (HR. Muslim).
-termasuk dosa besar yang membinasakan,
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut?” Beliau mengatakan, “(1) Menyekutukan Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, (4) memakan harta anak yatim, (5) memakan riba, (6) melarikan diri dari medan peperangan, (7) menuduh wanita yang menjaga kehormatannya (bahwa ia dituduh berzina)” (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
Kemudian kita juga sebaiknya bersabar mencari lingkungan yang baik,  lingkungan dengan banyak tetangga yang sudah paham agama dengan pemahaman yang benar, para tetangga ahlus sunnah. Atau jika tidak banyak, maka minimal ada satu atau dua orang tetangga kita yang sudah paham agama. Kita harus bersabar karena jumlah Ahlus sunnah yang memahami agama dengan pemahaman yang benar adalah sedikit jumlahnya.
Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata,
أَفْضَلُ الْمُسْلِمِينَ رَجُلٌ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَنِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أُمِيتَتْ، فَاصْبِرُوا يَا أَصْحَابَ السُّنَنِ رَحِمَكُمُ اللَّهُ فَإِنَّكُمْ أَقَلُّ النَّاسِ

 “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia).” [Al-Jaami’ li akhlaqir Rawi 1/112, Maktabah Ma’arif, Riyadh, Asy-Syamilah]
Jika kita merenungkan, ternyata kita baru bisa punya rumah setelah 10-15 tahun, sementara orang lain bisa segera punya rumah pribadi karena mengambil KPR “riba” bank. Tentu kita akan sedikit terguncang hatinya. Akan tetapi zaman ini kita harus tetap berpegang teguh dengan agama, menggenggam erat agama sebagaimana menggenggam bara api, memang terasa panas awal-awalnya, akan tetapi jika kita menggenggam langsung dan erat, maka bara langsung padam dan tetap bisa kita genggam bara agama ini dengan erat.

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ القَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْر
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”[HR.Tirmidzi. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no.8002]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di menjelaskan hadits,
أنه في آخر الزمان يقل الخير وأسبابه، ويكثر الشر وأسبابه، وأنه عند ذلك يكون المتمسك بالدين من الناس أقل القليل. وهذا القليل في حالة شدة ومشقة عظيمة، كحالة القابض على الجمر، من قوة المعارضين، وكثرة الفتن المضلة، فتن الشبهات والشكوك والإلحاد، وفتن الشهوات وانصراف الخلق إلى الدنيا وانهماكهم فيها، ظاهراً وباطناً،
“Pada akhir zaman akan sedikit kebaikan dan sebab-sebabnya, merajalela keburukan dan sebab-sebabnya dan pada saat itu orang yang berpegang teguh dengan agama sangat sedikit jumlahnya. Yang sedikit ini berada dalam keadaan kesusahan [karena banyaknya fitnah] sebagaimana orang yang mengenggam bara api karena banyak yang menentang dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya makhluk kepada dunia dan tenggelam dengan kemilau dunia baik dzahir dan batin.” [Bahjah Qulubil Abrar hal. 259, Dar Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet. I, 1423 H]

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...