Tuesday, November 27, 2018

Kedermawanan Tak Berhubungan dengan Sedikit Banyaknya Harta

Hasil gambar untuk dermawan
Kedermawanan Tak Berhubungan dengan Sedikit Banyaknya Harta !

khazanahalquran.com – Salah satu watak manusia adalah kikir. Ia tidak ingin apa yang dimilikinya berkurang.

Allah swt berfirman,

قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًا

Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut mengeluarkannya.” Dan manusia itu memang sangat kikir. (QS.Al-Isra’:100)

Sehingga banyak sedikitnya harta tidak menentukan seseorang menjadi dermawan ataupun kikir. Berapa banyak orang yang kaya raya tapi sangat pelit. Dan berapa banyak orang yang hartanya pas-pasan tapi tidak punya beban ketika berbagi.

Penyebab kekikiran adalah rasa takut hartanya akan berkurang dan habis. Karena itu Al-Qur’an memuji manusia yang bisa melawan watak yang satu ini.

Allah swt berfirman,

وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.At-Taghabun:16)

Ayat serupa diulang sebanyak dua kali untuk menegaskan bahwa siapa yang berhasil melawan kekikiran dalam dirinya adalah orang-orang yang beruntung.

Orang menjadi dermawan bukan karena ia tidak menyukai harta. Tetapi orang bisa menjadi dermawan karena ia mampu menundukkan kekikirannya.

Orang kikir menganggap dengan menggenggam tangannya rapat-rapat telah menjaga hartanya agar tidak berkurang. Tapi ternyata apa yang mereka lakukan ini malah akan membawa petaka dalam kehidupan mereka.

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS.Ali ‘Imran:180)

Sementara kedermawanan adalah sebaliknya. Kedermawanan adalah salah satu sebab utama bagi kebahagiaan seseorang. Dengan mengeluarkan harta dijalan Allah, hartanya tidak berkurang tapi malah bertambah karena Allah berjanji akan membalas dengan balasan yang berkali-kali lipat.

Maka jangan pernah beranggapan, “Aku akan bersedekah ketika aku telah kaya.”

Ingatlah bahwa kedermawanan tak ada hubungannya dengan kaya atau miskin. Dermawan adalah sebuah karakter bagi mereka yang mampu mengalahkan kekikiran dalam jiwanya.

Sunday, November 25, 2018

Ikhtiar

Hasil gambar untuk ikhtiar
Salah satu Sunnatullah yang berjalan dibumi ini adalah Allah tidak akan merubah kondisi seseorang, kelompok ataupun masyarakat sebelum ada perubahan dari diri mereka. Tidak akan ada yang berubah selama tidak ada niatan dari dalam.

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)

Perubahan kawan, pemimpin, presiden ataupun lingkungan tidak akan bisa merubah seseorang jika tidak ada niatan dari dirinya sendiri. Seperti kata-kata Nabi Musa as ketika berdakwah kepada Fir’aun,

فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَن تَزَكَّى

Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (QS.an-Nazi’at:18)

Nabi Musa menawarkan kepada Fir’aun untuk berubah dan mensucikan diri. Karena sebesar apapun usaha Musa tidak akan bisa merubah Fir’aun jika tidak ada keinginan dari dirinya.

Perubahan dari dalam itu bisa kita analogikan dengan sebuah telur. Pecahnya telur karena tekanan dari dalam adalah pertanda awal dari kehidupan. Sementara pecahnya telur karena tekanan dari luar adalah awal dari kematian.

Imam Ja’far As-Shodiq, Guru dari Imam Madzhab Maliki dan Hanafi pernah berkata,

“Tubuh seseorang tidak akan lemah jika ia memiliki niat yang kuat.”

Jika kita mendambakan perubahan. Mulailah dari dalam diri masing-masing. Karena sudah menjadi Sunnatullah bahwa Allah tidak akan merubah apapun selama tidak ada perubahan dari dalam diri kita.

Jika sudah ada keinginan dan usaha untuk berubah, maka Janji Allah untuk memberi bantuan dan kemudahan akan segera datang.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS.al-Ankabut:69)

Mari kita niatkan diri untuk berubah menjadi lebih baik, karena disitulah Allah akan memberikan bermacam bimbingan dan kemudahan.

Saturday, November 24, 2018

Tenang dan Manfaatnya

Hasil gambar untuk Tenang dan Manfaatnya
Sifat alami manusia condong untuk melakukan sesuatu dengan terburu-buru. Sehingga seringkali dia terperangkap dalam kesalahan karena memilih langkah sebelum memikirkan akibat dan efek yang dihasilkan oleh sikap tersebut.

Allah swt menggambarkan dalam firman-Nya,

وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا

“Dan Manusia (seringkali) berdoa untuk keburukan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS.Al-Isra’:11)

Dalam ayat lain Allah berfirman,

خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ

“Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa.” (QS.Al-Anbiya’:37)

Karena itu pula manusia terburu-buru ingin merasakan kenikmatan di dunia dan melupakan kenikmatan yang lebih besar nanti di akhirat.

كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ

“Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia.” (QS.Al-Qiyamah:20)

Ayat-ayat ini ingin mengingatkan kepada kita untuk belajar tenang dan tidak terburu-buru dalam melakukan sesuatu atau mengambil sikap. Renungkan dan pikirkan terlebih dahulu, apa akibat dan hasil dari perbuatan itu.

Tapi bukan berarti ayat-ayat ini mengajak kita untuk bersantai dan menunda pekerjaan !

Dalam kebaikan kita selalu didorong untuk bergegas melakukannya. Bukankah Allah swt berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu.” (QS.Ali ‘Imran:133)

Bahkan Allah memuji hamba yang bergegas dan bercepat-cepat dalam melakukan kebaikan.

أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ

“Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.” (QS.Al-Mu’minun:61)

Tapi yang dimaksud dengan jangan terburu-buru adalah dalam hal-hal yang tidak kita pikirkan akibatnya. Sebelum melakukan satu, pelajari dulu, pikirkan dulu secara matang baru kemudian ambillah langkah !

Namun tetap dalam Islam ada hal-hal yang harus dilakukan secara cepat, seperti :

Bila melakukan dosa, segera bertaubat. Jangan lagi ditunda !

Gadis yang telah waktunya menikah kemudian ada lelaki baik-baik yang meminangnya, maka segera nikahkan.

Memberi makan tamu ketika telah masuk waktu makan, maka cepatlah hidangkan.

Bila memiliki hutang, maka segera lunasi ketika ketika telah mendapatkan uang.

Ya, seringkali manusia terperangkap karena sifat tergesa-gesa. Maka pikirkan semua akibatnya sebelum engkau memulai langkah !

Karena itu Islam selalu mengajak kita untuk bertabayun. Jangan cepat menilai dan memvonis.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS.Al-Hujurat:6)

Jangan Remehkan Hal Sepele

Hasil gambar untuk jangan remehkan hal kecil
Dunia ini dipenuhi dengan misteri dan rahasia.. Maka janganlah kita menilai sebuah perbuatan, sekecil apapun namanya.. Sungguh pandangan kita berbeda dengan pandangan Allah.. Sungguh penilaian kita tak sama dengan penilaian-Nya.. Besar dan remehnya sesuatu tidak bergantung pada anggapan dan penilaian kita… 

Semua bergantung dengan posisi kita dihadapan-Nya.. Jangan pernah meremehkan dosa kecil, karena mungkin itulah penyebab kesengsaraan kita.. Dan jangan abaikan kebaikan kecil, karena mungkin itulah pintu kesuksesan dan kebahagiaan kita…

Bukankah Allah berfirman,

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

“Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS.an-Nur:15)



Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...