Sunday, February 25, 2018

Mengajar dan Mengajak Manusia Pada Kebaikan

Related image

Dari Abu Mas'ud Al Anshari Radhiallahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Siapa yang menunjukkan (seseorang) pada kebaikan maka dia mendapatkan pahala yang sama dengan si pelakunya." (Shahih Muslim No. 3509)


Durus wa 'Ibar (Pelajaran dan Hikmah): Ini merupakan salah satu keutamaan mengajar dan mengajak manusia pada kebaikan, yaitu seseorang akan mendapatkan pahala atas amal orang lain, karena dia punya andil dalam amal tersebut baik berupa memberikan contoh atau ajakan. Tentu kebaikan tersebut adalah kebaikan yang kita sendiri sudah melakukan sebelum mengajak orang lain, sebab Allah Ta'ala berfirman: "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri." (QS. Al Baqarah: 44)



Ayat lain: "Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?" (QS. Ash Shaf: 2)



Para ulama berbeda pendapat apakah SAMA antara pahala "menunjukkan kebaikan" dengan "melakukan kebaikan". Sebagian mengatakan SAMA balasan kebaikan keduanya, baik yang mengajak dan yang melakukan. Sebagian lain mengatakan tidak sama, Imam As Suyuthi berkata: "Berkata An Nawawi: maksudnya adalah dia mendapatkan pahala yang sama dengan pelakunya, dan tidak mesti menjadikan kadar pahala keduanya sama persis. Selesai." (Syarh As Suyuthi 'Ala Muslim)


Al Abiy berkata: "Zahir hadis memang menunjukkan kesamaan, tapi kaidah syari'ah menyebutkan bahwa besarnya pahala tergantung kadar kesulitannya. Jadi, tidak sama kesulitan orang yang berinfaq 10 Dirham, dengan orang yang memberikan ajakan untuk itu." (At Tanwir Asy Syarh Al Jaami' Ash Shaghiir)



Orang yang mengajak tapi BELUM MAMPU melakukan, tidak sama dengan orang yang mengajak TAPI TIDAK MAU MELAKUKAN. Yang pertama dimaafkan, yang kedua dimurkai sebagaimana Ash Shaf ayat 2. Wallahu A'lam.

https://m.inilah.com/news/detail/2439010/kenapa-kau-katakan-sesuatu-yang-tak-kau-kerjakan

Apa yang Harus Dilakukan Makmum Saat Imam Lantunkan Surat Al Fatihah?

Image result for sholat jamaah
Saat salat berjamaah, surat Al-Fatihah dibacakan imam. Bagaimana dengan makmum?
Apakah sebagai makmum kita ikut membaca atau setelah imam selesai baru makmum membaca?
Khairuddin Tahmid, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung menjelaskan, membaca Al-Fatihah adalah di antara rukun-rukun salat baik salat fardhu, sunnah, salat jahriyah (dikeraskan suaranya) maupun sirriyah (dipelankan suaranya) berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari 'Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada salat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab (Al-Fatihah).” Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang bacaan Al-Fatihah bagi makmum.
Para ulama Maliki dan Hambali mewajibkan membaca Al-Fatihah bagi imam dan orang yang salat sendirian namun tidak bagi makmum. Sementara para ulama madzhab Safi’i mewajibkannya bagi imam dan juga makmum.
Jumhur ulama berpendapat bahwa makmum tidak perlu membaca Al-Fatihah dan tidak juga membaca yang lainnya (surat) di belakang imam di dalam salat jahriyah apabila dia mendengar bacaan imam.
Dasarnya adalah QS. al-A’rof: 204, yang arti ayat terebut adalah “Dan apabila dibacakan Al - Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf : 204)
Para Salafussholeh memahami ayat ini adalah mendengarkan bacaan yang dibaca imam.
Demikian dalam satu hadits, Nabi SAW bersabda,”Sesungguhnya imam dijadikan untuk diikuti. Apabila dia bertakbir, maka bartakbirlah kalian dan apabila dia membaca maka dengarkanlah.” Dan hadits ini terdapat di al-Musnad dan yang lainnya dinukil dari Imam Muslim yang telah dishahihkan.
Imam Syafi’i berpendapat bahwa wajib membaca al-fatihah bagi makmum baik di dalam salat jahriyah maupun sirriyah di belakang imam berdasarkan hadits-hadits yang menyebutkan tentang kewajiban membaca Al-Fatihah tanpa membedakan antara imam dan makmum.
Dengan demikian jika anda salat bersama imam dan memiliki kesempatan untuk membaca Al-Fatihah hingga selesai sebelum imam ruku’ maka hendaklah anda membacanya hingga selesai.
Akan tetapi jika anda belum selesai membacanya sementara imam sudah bertakbir untuk ruku maka hendaklah anda ruku bersamanya walaupun anda belum menyelesaikan bacaan al Fatihah tersebut dikarenakan tidak mungkinnya menyelesaikan bacaan tersebut, berdasarkan hadits di atas.
Kemudian dalam salat berjamaah apakah makmum diwajibkan juga membaca surat setelah membaca Al Fatihah?
Membaca surat pendek setelah al-fatihah hukumnya adalah sunnah dan diperbolehkan bagi makmum untuk membaca surat pendek yang dibaca imam atau membaca surah lain, tetapi lebih baik dia mendengarkan bacaan imam karena Allah berfirman " ketika Al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah bacaanya dan diam."

Ujian Hidup yang Wajib Diketahui

Image result for ujian hidup
Dalam menghadapi kehidupan di dunia ini, manusia selalu berhadapan dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan suka, saat lain merasakan duka. Pada saat bahagia, terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya, saat duka mendera, seringkali manusia berkeluh -kesah.

Bagi hamba Allah Swt yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji Allah Swt. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun. (QS Al-Mulk [67]: 2).

Minimal ada tujuh ujian hidup yang wajib kita ketahui. Insya Allah, Allah Swt luruskan dari ujian-ujian-Nya, sehingga meraih gelar shobirin dan mujahidin. Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu. (QS Muhammad [47]: 31).

Pertama, ujian berupa perintah Allah, seperti Nabi Ibrahim diperintahkan Allah Swt menyembelih putra tercintanya bernama Ismail.

Kedua, ujian larangan Allah Swt, seperti larangan berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, sogok-menyogok, dan segala kemaksiatan serta kezaliman.


Ketiga, ujian berupa musibah. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. (QS Al-Baqarah [2]: 155).

Keempat, ujian nikmat, sebagaimana Allah Swt jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.

Kelima, ujian dari orang zalim buat kita, baik kafirun (orang yang tidak beragama Islam), musyrikun (menyekutukan Allah Swt), munafiqun, jahilun (bodoh), fasiqun (menentang syariat Allah), maupu hasidun (dengki, iri hati).

Keenam, ujian keluarga, suami, istri, dan anak. Keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kita karena kedurhakaanya kepada Allah Swt.

Ketujuh, ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/negara.

Subhanallah, Allah Swt amat sayang kepada kita. Allah Swt tunjukkan cara menjawab ujian itu semua. Dan minta pertolonganlah kamu dengan kesabaran dan dengan shalat, dan sesungguhnya shalat sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk tunduk jiwanya. (QS Al-Baqarah [2]: 48). Semoga kita dijadikan Allah Swt, hamba-Nya yang lulus dari ujian. Aamiin. 



Tiga Kisah, Satu Pesan

Image result for surat al kaffi
Didalam Surat Al-Kahfi, terdapat tiga kisah agung yang diabadikan didalamnya. Kisah Ashabul Kahfi, Nabi Musa as dan Dzul Qornain.
Namun yang menarik, tiga kisah ini memiliki kemiripan tujuan. Tiga kisah yang berbeda ingin menyampaikan sebuah pesan yang sama yaitu : berusaha, bergerak dan berhijrah. Walaupun kisah-kisah itu juga memiliki pesan yang begitu banyak dan indah.
Ashabul Kahfi pergi dan berhijrah dari kota. Mereka meninggalkan istana-istana megah mereka untuk menuju ke gua demi menjaga keimanan mereka.
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (QS.Al-Kahfi:10)
Nabi Musa as berhijrah untuk menemui Nabi Khidir as demi menimba ilmu dan pengetahuan. Walaupun medan yang ditempuh begitu sulit.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.” (QS.Al-Kahfi:60)
Dan ketika Nabi Musa as bertemu dengan Nabi Khidir as, Al-Qur’an menceritakan,
قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
“Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (QS.Al-Kahfi:66)
Dzul Qornain berhijrah ke berbagai tempat untuk menyelamatkan orang yang lemah dan tertindas.
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا – فَأَتْبَعَ سَبَبًا
“Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan.” (QS.Al-Kahfi:84)
Inilah tiga kisah dengan satu pesan yang sama. Agar manusia berusaha, bergerak dan bila perlu berhijrah untuk menimba ilmu, menyelamatkan keimanan dan membantu orang-orang yang lemah dan tertindas.
Semua kisah ini terangkum dalam Surat Al-Kahfi. Kisah-kisah dahsyat yang memberi pesan yang luar biasa bagi yang mau merenungkan Al-Qur’an.

Wednesday, February 14, 2018

Alasan Harus Membaca Quran Setiap Hari

Image result for baca a;quran

Dalam kehidupan sebagian besar kita, rasa-rasanya, pekerjaan menempati hal paling utama untuk dilakukan. Pekerjaan selalu menggelayuti pikiran kita setiap hari jika kita belum tuntas melakukan pekerjaan-pekerjaan kita. Maklum, dalam pekerjaan, ada akad, ada kepentingan dengan orang lain, ada interaksi, ada tanggung jawab dan hak. Kerja ga dikerjakan, konsekuensi ya kita berpikir berkuranglah penghasilan secara materi kita.
Setelah pekerjaan, biasanya kemudian adalah keluarga. Setelah itu me time kita pribadi yang bentuknya tentu saja beda-beda. Ada yang senang main PES. Ada yang suka baca buku. Nonton film. Atau jadi food detective.
Kita—maksudnya, baca: saya—seringkali menomorsekiankan tilawah Quran dalam perjalanan hidup kita di setiap hari. Kita merasa bahwa tilawah Quran kita tidak sama halnya dengan kita melakukan shalat fardhu.

Padahal, dalam pekerjaan kita, tilawah Quran adalah sesuatu yang sangat mendasar. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30). Lihatlah, kita berniaga di dunia. Alangkah sayangnya jika kita kemudian melupakan “perniagaan” paling utama kepada Allah SWT.
Kita bekerja, waktu kita akan habis. Kita nonton film waktu kita juga akan habis. Kita bersama keluarga, waktu juga habis. Kita tidak membaca Quran, waktu juga akan habis. Demikianlah. Seorang syeikh ditanya oleh muridnya, “Ya guru kami, ceritakan pada kami bagaimana orang-orang salaf dulu berhubungan dengan Al-Quran…” Sang syeikh menjawab sambil menatap murid-muridnya, “Seperti kalian berinteraksi dengan HP-HP kalian sekarang ini.”
Ayolah, kita punya waktu 24 jam. 1 juz itu rata-rata 20 halaman. Tilawah 1 juz, kita hanya perlu duduk sekitar 45 menit. Masih jauh lebih sedikit durasinya dibandingkan “Dilan 1990” apalagi “Kuch Kuch Hotta Hai” yang sampai 2,5 jam.
“Perumpamaan orang mu’min yang membaca al-Qur’an bagaikan buah Utrujah, rasa buahnya enak dan baunya wangi. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak berbau. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an, bagaikan buah Raihanah, baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpaman orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an, bagaikan buah Hanzalah, rasanya pahit tetapi tidak berbau.” (Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no. 4632) dan Muslim (hadis no. 1328)

Ayo kita sama-sama coba tilawah setiap hari. Untuk permulaan, bisalah dimulai 1 juz dulu satu hari. Let’s see what miracle could happen to us, to you personally, to our work.


Tuesday, February 13, 2018

Kriteria Pemimpin menurut Al-Qur’an

Image result for erdogan
Memilih pemimpin memang bukanlah hal yang mudah. Banyak pertimbangan dan penilaian yang harus diperhatikan. Tapi jika kita bertanya pada Al-Qur’an, apa kriteria paling menonjol yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut Al-Qur’an?
Kali ini kita akan belajar dari dua kisah pemimpin besar dalam Al-Qur’an, yaitu Nabi Yusuf as dan Raja Tholut.
Ketika Nabi Yusuf as mendapat tawaran untuk memegang peran penting di Negeri Mesir, beliau berkata,
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَىٰ خَزَائِنِ الْأَرْضِ ۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”. (QS.Yusuf:55)
Poin yang harus diperhatikan adalah bahwa ayat ini menitik beratkan pada pengetahuan. “aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”
Kemudian kita akan belajar dari kisah Bani Israil. Ketika itu masyarakat butuh seorang pemimpin untuk melawan Raja Jalut yang kejam dan bengis. Allah menceritakan dalam firman-Nya,
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا ۚ قَالُوا أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ ۚ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۖ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS.al-Baqarah:247)
Pada awalnya masyarakat protes karena yang dipilih sebagai pemimpin adalah Tholut, seorang rakyat biasa yang miskin dan tidak terpandang. Tapi kenapa Allah memilihnya?
“Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”.
Tholut terpilih karena ia memiliki pemahaman yang dalam atas apa yang terjadi disekitarnya dan tubuh yang kuat. Walau masyarakat protes karena dia bukan dari golongan orang elit dan kaya raya tapi Allah tetap menentukannya sebagai pemimpin karena keluasan ilmunya.
Rasulullah saw juga pernah menjelaskan bahwa jika kepemimpinan itu dijabat oleh orang yang bukan ahlinya maka pasti akan kacau dan hancur.
إِذَا وُسِدَ الْاَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَة
“Apabila kepimpinan deserahkan pada org yg bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuranya.”
Lagi-lagi ilmu menjadi fokus utama Al-Qur’an dalam menentukan pemimpin. Maka poin penting yang dapat dipetik dalam dua kisah ini adalah pemahaman atas kondisi sekitar dan wawasan yang luas adalah pertimbangan yang terpenting dalam memilih seorang pemimpin.

Monday, February 12, 2018

Bila Rizkimu Sempit...

Image result for rezeki
Allah swt berfirman,
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.” (QS.Ath-Thalaq:7)
Secara umum ayat ini mirip seperti ayat-ayat lain yang mengajak orang-orang yang memiliki kelebihan rizki untuk ber-infak. Namun ada hal yang sangat menarik pada potongan ayat setelahnya.
“Dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.”
Jadi tidak hanya mereka yang memiliki kelebihan, namun seorang yang sedang sempit rizkinya juga dianjurkan untuk berinfak.
Mungkin kita bertanya, orang yang sedang sempit rizkinya malah diperintahkan untuk berinfak.
Disinilah kita akan mengenal logika Al-Qur’an. Ayat ini ingin menjelaskan kaitan yang sangat erat antara infak (sedekah) dengan kemudahan rezeki. Pada potongan ayat selanjutnya disebutkan,
“Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”
Seakan Allah ingin menjelaskan, “Siapa yang memberi, maka ia akan mendapat balasannya…”
Dia-lah pemilik alam semesta yang mengatur rizki bagi hamba-Nya. Dan Allah telah menetapkan sunnatullah bahwa setiap yang memberi pasti akan mendapat balasan yang lebih baik.
Sayyidina Ali bin Abi tholib pernah berpesan,
إِذَا أَمْلَقْتُمْ فَتَاجِرُوا اللَّهَ بِالصَّدَقَةِ
“Bila kalian sedang miskin maka berbisnis lah kepada Allah dengan bersedekah.”
Dikuatkan dengan sabda Rasulullah saw yang berbunyi,
مَا مِنْ يَوْمٍ يَصْبَحُ الْعِبَاد فِيْهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ الْآخَر اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمُسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada sehari pun ketika seorang hamba bangun di pagi harinya kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari mereka berkata,
Ya Allah berilah ganti bagi orang-orang yang berinfak.
Dan malaikat yang satunya berkata,
Ya Allah berilah kehancuran bagi orang yang bakhil.”
Ayat ini secara gamblang ingin menjelaskan, bila rizki kita sempit segera lah berinfak. Karena dengan itu kita akan mendapat rizki dan kemudahan dari Allah swt.

Sunday, February 11, 2018

Al-Qur’an & Kesehatan

Image result for al quran
Ibadah-ibadah rohani yang diajarkan oleh Islam tidak hanya berpengaruh pada ruh manusia. Ternyata ritual ibadah itu juga sangat berpengaruh pada tubuh manusia.
Tahukah Anda?
Ketika anda mendengarkan bacaan Al-Qur’an, getaran suara Al-Qur’an itu masuk ke telinga dan memberikan pengaruh yang dahsyat pada ruang kosong di otak. Seketika otak memberi perintah untuk mengaktifkan sel-sel yang tidur untuk lebih aktif bekerja untuk organ-organ tubuh yang lain.
Lalu otak memberi perintah untuk mengatur kinerja liver dan pankreas, membenahi imunitas dan membenahi sistem pencernaan. Sehingga kinerja semua organ tersebut meningkat dan termasuk pula organ jantung manusia.
Dan hal ini sangat berpengaruh untuk mencegah penyakit jantung dan kanker.
Karena itu Allah berfirman dalam Al-Qur’an,
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS.Al-A’raf:204)
Semoga hari-hari kita tidak pernah lepas dari Al-Qur’an..

Jual Beli Agama

Image result for ketok palu
Allah swt berfirman,
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.” (QS.Al-Baqarah:79)
Pada setiap zaman ada manusia-manusia yang memelintirkan agama demi nafsu dan kepentingan mereka. Hal ini terjadi sejak awal munculnya agama.
Dengan bertopeng agama seorang kriminal bisa tampak bagai malaikat. Karena itu Allah sangat mengecam orang-orang yang menjual agama demi kepentingan pribadinya.
Sebenarnya perbuatan mereka tidak membahayakan agama Allah karena syariat ini akan terus terjaga seperti terjaganya Al-Qur’an. Namun mereka sedang menghancurkan diri mereka sendiri.
Walau demikian tetaplah perbuatan mereka akan memakan banyak korban yang terpengaruh oleh propaganda dan kesesatan agamawan palsu ini.
Karena itu mari kita jeli dalam memilih dan memilah guru agama yang benar-benar ikhlas atau sedang memperjual belikan agama demi kepentingannya.

Saturday, February 10, 2018

Tugas Malaikat dalam Al-Qur’an

Image result for malaikat

Dalam tulisan kali ini yang akan dibahas adalah tugas tugas yang diemban para malaikat. oke, mari kita bahas tugas para malaikat satu persatu.
1. Sekelompok malaikat bertugas mengemban Arsy.
وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS.Al-Haqqah:17)
2. Kelompok yang lain mengatur urusan dunia.
فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا
“Dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia).” (QS.An-Nazi’at:5)
3. Ada pula yang bertugas mencabut arwah manusia.
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ
“Sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya.” (QS.Al-A’raf:37)
4. Sebagian yang lain mencatat amal perbuatan manusia.
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ – كِرَامًا كَاتِبِينَ – يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Infithar:10-12)
5. Ada pula sebagian malaikat yang menjaga manusia dari berbagai malapetaka dan kejadian-kejadian yang buruk.
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً
“Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga.” (QS.Al-An’am:61)
6. Sebagian yang lain diperintahkan untuk mengirimkan adzab dan musibah bagi kaum-kaum tertentu.
وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَٰذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ
“Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (Luth) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” (QS.Hud:77)
7. Ada yang bertugas membantu kaum muslimin di waktu perang.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Ahzab:9)
8. Dan yang terakhir adalah sekelompok malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu pada para nabi.
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ
“Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan berfirman) yaitu, “Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.” (QS.An-Nahl:2)
Itulah tugas-tugas malaikat yang telah kita rangkum dari ayat-ayat Al-Qur’an. Tentunya masih ada tugas-tugas lain yang belum terangkum dalam artikel kali ini.
Semoga dapat menambah khazanah keilmuan kita.

Monday, February 5, 2018

Jadikan Akhirat Sebagai Tujuan Hidupmu

Image result for Akherat
Mari kita merenungkan firman Allah swt yang berbunyi,
انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ وَلَلْآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا
“Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaan.” (QS.Al-Isra’:21)
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
“Dan sungguh, yang kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu dari yang permulaan (dunia).” (QS.Adh-Dhuhaa:4)
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS.Al-A’la:17)
Ayat ini tidak hanya ingin menjelaskan bahwa akhirat lebih baik dan lebih mulia. Namun sebenarnya ayat ini adalah salah satu ayat yang harus menjadi pegangan hidup kita.
Ketika dihadapkan pada urusan dunia, kita harus pandai berhitung apakah urusan ini juga memberi keuntungan di akhirat?
Ketika kita berbisnis dan membayangkan keuntungan yang akan diraih, kita juga harus memikirkan berapa besar keuntungan bisnis ini untuk akhirat kita.
Ketika kita dihadapkan pada apapun di dunia ini. Mulai dari pekerjaan, jabatan, memilih pasangan ataupun selainnya, selama hal itu juga menguntungkan akhirat kita maka ambillah. Namun bila merugikan dan merusak akhirat kita, maka hentikan langkah kita dan tinggalkan jauh-jauh.
Mengapa kita harus menjadikan akhirat sebagai penentu langkah kita di dunia?
Setiap manusia ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya dalam hidupnya. Tidak ada seorang pun yang ingin merugi. Karena itu Al-Qur’an ingin kita berhitung dan berpikir dengan logika. Jika akhirat itu lebih baik dan lebih mahal harganya, mengapa kita rela merusaknya hanya demi keuntungan duniawi yang sementara?
Karen itu jadikan prinsip hidup kita adalah “akhirat lebih mulia dan lebih utama”. Karena masa depan kita di akhirat akan hancur disaat kita lebih mementingkan dunia.

https://khazanahalquran.com/jadikan-akhirat-sebagai-penentu-langkahmu-di-dunia.html

Virus Paling Berbahaya

Related image
Ini adalah pengalaman pribadi admin. Dan mungkin juga sering dirasaakan orang lain juga. Mempertahankan suatu hubungan bukanlah hal yang mudah. Ada banyak virus yang berusaha memisahkan dan memecah hubungan diantara manusia. Setan pun merasa terusik bila ada hubungan baik dan persatuan diantara manusia. Mereka juga punya banyak cara untuk membubarkan hubungan tersebut.
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS.Al-Isra’:53)
Hubungan anak dan orang tua, keluarga, sahabat ataupun suami dan istri selalu di uji ketahanannya dengan virus-virus syaitoni. Dan salah satu virus yang sangat berbahaya dan telah menghancurkan banyak hubungan adalah virus “Buruk Sangka”.
Allah swt berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS.Al-Hujurat:12)
Memang tidak semua prasangka itu buruk. Terkadang prasangka itu dibutuhkan demi kehati-hatian, misalnya berprasangka buruk kepada musuh.
Namun kita lebih sering berburuk sangka kepada orang-orang dekat kita, sehingga yang semula hubungan baik-baik saja menjadi hancur berantakan.
Sebelum pembahasan ini semakin dalam kita akan bahas terlebih dahulu apa saja bentuk suudzon (buruk sangka) itu?
Suudzon terbagi menjadi dua :
Pertama, Suudzon kepada Allah.
Seperti dalam firman-Nya,
وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ
“Segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.” (QS.Ali ‘Imran:154)
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ
“Dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah.” (QS.Al-Fath:6)
Bentuk prasangka buruk kepada Allah adalah dengan tidak percaya dengan janji-janji-Nya. Resah dengan rezeki yang telah dijamin oleh Allah. Dan mempertanyakan keadilan-Nya.
Kedua, suudzon kepada manusia.
Inilah virus yang telah merusak bermacam hubungan manusia sejak zaman dulu hingga sekarang.
Buruk sangka menyebabkan hububgan suami istri yang harmonis menjadi berantakan. Hubungan bisnis menjadi kacau dan hubungan pertemanan menjadi hancur.
Uniknya, buruk sangka tidak mengantarkan kita untuk menyelesaikan masalah tapi malah membuatnya semakin besar. Jika firasat buruk yang kita rasakan dari istri kita, ajaklah bicara dan selesaikan masalah. Jika ada kabar burung tentang teman kita, tanyakan langsung dan masalah akan selesai. Sebenarnya semua prasangka akan selesai jika kita mengklarifikasi langsung dengan yang bersangkutan.
Namun prasangka buruk mengajak kita untuk memperbesar masalah. Bermula dari prasangka buruk, lalu mulai mencari-cari kesalahan, kemudian membicarakan orang tersebut dibelakang.
Lanjutan dari ayat Al-Hujurat diatas menjelaskan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS.Al-Hujurat:12)
Jadi prosesnya adalah prasangka buruk >> mencari kesalahan >> menggunjing. Hingga akhirnya prasangka itu akan menyebar dan menjadi fitnah. Andai prasangka itu langsung diklarifikasi kepada yang bersangkutan, maka masalah ini akan selesai dan tidak menjadi besar.
Lalu bagaimana cara melawan virus buruk sangka ini?
Satu-satunya cara adalah dengan berbaik sangka !
Biasanya, disaat hidup kita makmur banyak teman yang datang. Namun bila kita susah, tiada seorang pun yang muncul. Disinilah mulai ada prasangka buruk. Bila prasangka buruk itu muncul, segera kita potong dengan prasangka baik. “Mungkin teman-teman saya tidak ingin merepotkan saya diwaktu susah, karena itu mereka tidak datang.”
Ini hanyalah satu contoh. Maka setiap kita ingin berprasangka buruk, segera tutup prasangka itu dengan husnudzon (prasangka baik). Perbanyak kata “mungkin” dalam prasangka kita.
Misalnya bila ada teman yang tidak menyapa kita ketika bertemu dijalan. “Mungkin dia tidak melihat…”
“Mungkin dia tidak mendengar…”
“Mungkin dia sedang terburu-buru…”

Perbanyaklah kata mungkin sehingga tidak ada celah untuk berburuk sangka.

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...