Saturday, April 30, 2016

Jangan Minta Izin Kepada Makhluk Ghaib


Rafi bin Umair at Tamimi adalah seorang sahabat yang berasal dari kabilah Bani Tamim. Kisah keislamannya termasuk unik, karena berawal dari sebuah mimpi ketika ia tertidur di padang pasir yang luas.
Suatu ketika Rafi sedang melakukan perjalanan menembus padang pasir yang luas. Jika siang harinya sangat panas membakar, ia melakukan perjalanan pada malam hari, dan ia beristirahat sambil berteduh di bawah pepohonan atau bayang-bayang batuan besar. Pada suatu malam, ketika ia tiba di suatu lembah yang bernama Ramal ‘Alij, ia merasakan kantuk yang tidak tertahankan, karena itu ia turun dari untanya dan bermaksud tidur sebentar sampai kantuknya hilang. Seperti kebiasaan para musafir jahiliah, sebelum tidur ia berdoa, “Aku berlindung kepada penunggu/penguasa lembah ini dari gangguan jin!!”
Belum lama tertidur, ia bermimpi melihat seorang laki-laki membawa tombak yang akan ditusukkan ke tulang rusuk untanya. Tentu saja ia kaget dan tiba-tiba terbangun, ia melihat ke kanan-kirinya, dan ia tidak melihat apa-apa, untanya-pun keadaannya baik-baik saja. Karena kantuknya belum hilang, ia meneruskan tidurnya.
Sesaat tertidur, sekali lagi ia bermimpi yang sama seperti sebelumnya, dan ia tersentak bangun. Kali ini ia melihat untanya berontak, dan seorang lelaki yang membawa tombak seperti yang terlihat pada mimpinya sedang berusaha menyerang untanya. Tetapi seorang lelaki tua memeganginya dan berusaha menghalangi niatnya. Keduanya tampak bertengkar dan berdebat keras, sampai tiba-tiba datang tiga ekor banteng (sapi liar) menghampiri mereka. Orang tua itu berkata, “Ambillah salah satu banteng ini sebagai pengganti dari unta milik manusia yang ingin engkau ambil, sesungguhnya ia dalam perlindunganku!!”
Lelaki yang membawa tombak itu memilih salah satu dari tiga banteng tersebut dan berlalu pergi. Si orang tua berpaling kepada Rafi dan berkata, “Hai manusia, jika engkau beristirahat di suatu lembah, dan engkau merasa ngeri dengan seramnya lembah itu, maka katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhannya Muhammad dari seramnya lembah ini!! Janganlah engkau meminta perlindungan kepada jin atau siapapun dari penghuni lembah itu, sesungguhnya hal itu adalah perkara yang bathil!!”
Rafi berkata, “Siapakah Muhammad itu!!”
Orang tua berkata, “Dia adalah seorang nabi berbangsa Arab, dia bukan dari timur dan bukan pula dari barat, dan diutus sebagai rasul pada hari senin!!”
Maksudnya dari timur, adalah Persia dan dari barat adalah Romawi. Dua kerajaan besar itulah yang saat itu menjangkau ke wilayah Arab. Di bagian timur dan selatan, yakni Yaman dan sekitarnya termasuk kekuasaan Kisra Persia, dan di wilayah barat dan utara seperti Syam, Palestina, Mesir dan sekitarnya termasuk kekuasaan Kaisar Romawi.
“Dimanakah tempat tinggalnya?” Tanya Rafi lagi.
“Di Kota Yatsrib, yang banyak pohon kurmanya!!” Kata lelaki tua itu.
Sebelum sempat berkata dan menanyakan sesuatu lagi, lelaki tua itu hilang dari pandangannya. Rafi membatalkan tujuan perjalanannya, dan ia memacu tunggangannya menuju Yatsrib yang saat itu namanya telah berubah menjadi Madinah.
Setibanya di sana, ia menanyakan tentang Nabi SAW dan mereka menunjukkan tempatnya di masjid. Ia segera menuju Masjid Nabi, dan melihat kedatangannya, Nabi SAW langsung menyambutnya dengan gembira. Sebelum sempat ia menceritakan pengalamannya, beliau yang terlebih dahulu menceritakan apa yang dialaminya, dan menyatakan kalau dua orang yang dilihatnya itu adalah dari bangsa jin. Lelaki tua yang melindunginya itu adalah jin yang telah memeluk Islam.
Nabi SAW menceritakan tentang risalah Islam, dan menyeru Rafi untuk mengikutinya, dan tanpa banyak pertimbangan lagi ia memenuhi ajakan beliau tersebut memeluk Islam. Sungguh keislamannya merupakan berkah dari dakwah tidak langsung dari jin penghuni lembah Ramal ‘Alij, di tengah belantara padang pasir yang luas.

Kenapa Babi Diciptakan Tapi Diharamkan?

Jika memakan daging babi itu haram, lalu kenapa Allah menciptakan babi? Pasti banyak di antara kita terutama umat muslim yang bertanya seperti pertanyaan di atas. Mengapa Allah menciptakan hal-hal yang tidak baik? Jika memang hal buruk tersebut dilarang, lantas mengapa Allah menciptkan babi?

Bukankah suka-suka Allah ingin membuat apapun? Tugas kita sebagai hamba bukanlah untuk banyak bertanya soal apa yang Allah ciptakan. Tugas kita hanyalah taat dengan apa yang Allah perintahkan dan menjauhkan diri dari segala apa yang Allah larang. Seharusnya, jika kita mengaku orang yang beriman maka jawaban kita akan seperti ini,
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nuur: 51)

Allah Ta’ala berfirman,
“Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (QS. Al-Anbiya’: 23)

Tentang ayat tersebut, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Allah itu Al-Hakim yang tidak ada yang bisa menentang ketetapan Allah karena kebesaran dan keagungan Allah. Karena Allah menetapkan sesuatu dengan Maha Adil dan penuh kelembutan. Makhluk-Nya lah yang ditanya oleh Allah atas apa yang mereka amalkan kelak. Surat Al-Anbiya’ ayat 23 menerangkan bahwa setiap muslim tidak mesti mengetahui hikmah dari apa yang dilakukan oleh Allah Ta’ala. Manusia hanya punya kewajiban untuk membenarkan dan beriman karena Allah. Segala apa yang Allah ciptakan pasti baik bagi kita. Allah Ta’ala berfirman,
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)

Sebagai seorang yang beriman seharusnya kita percaya bahwa Allah tidak akan menciptakan segala sesuatu tanpa hikmah. Sungguh akan ada hikmah yang luar biasa yang belum kita ketahui.

Thursday, April 28, 2016

Pengkhianat Dalam Islam



Penyakit yang satu ini kadang sering diremehkan. Tapi akibat dari perbuatan (kejahatan) ini luar biasa efek negatifnya. Perbuatan (kejahatan) ini yang menyebabkan kesulitan hidup di dunia bahkan di akhirat yaitu khianat.
Saat ini masyarakat Indonesia sedang disuguhi atraksi para wakil rakyat yang berkhianat, Kafir koruptor, manipulator (dsb)  dengan jabatan yang telah diamanahkan bangsa kepadanya di nodai oleh suatu perbuatan khianat terhadap tugas-tugasnya dan kekuasaan yang dipegangnya. Para pemegang amanah itu tidak menjalankan amanat sebaik-baiknya tetapi tragisnya dilain pihak mereka terus berusaha mempertahankan amanat yang diberikan kepadanya dengan berbagai cara, alhasil ketika perbuatan khianat itu terbuka hijabnya yang selama ini tertutupi, maka tidak saja dirinya yang hancur karena malu, hilang martabat dan hartanya, hancur pula perasaan keluarga dan orang-orang disekelilingnya. by the way kalau menurut saya sudah putus urat malunya. Dengan bangga mereka senyum dan melambaikan tangan ketika sudah memakai baju oranye dari KPK. Allah SWT berfirman :
“ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui  (Al Anfaal : 27)

Al Wahidi – semoga Allah merahmatinya – mengatakan , Ayat ini diturunkan kepada Abu Lubabah ketika Rasulullah Saw mengutusnya ke Bani Quraizhah, saat mereka dikepung. Sedang keluarga dan anaknya ada di dalamnya. Kemudian mereka berkata kepada Abu Lubabah, “ Wahai Abu Lubabah, apa pendapatnmu jika kita memakai keputusan Sa’ad demi kepentingan kita ? “ Kemudian Abu Lubabah mengisyaratkan kelehernya, maksudnya ia akan disembelih, maka jangan kalian melakukan hal tersebut. Perbuatan itu adalah khianat kepada Allah dan RasulNya. Abu Lubabah berkata “ Kakiku masih tetap berada pada tempat itu, sampai aku sendiri menyadari bahwa aku telah khianat kepada Allah dan Rasul-Nya . Allah berfirman ,
“ Dan sesungguhnya Allah tidak meridhai tipu daya orang yang berkhianat (QS Yusuf : 52)
Maksudnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang khianat atas amanat yang dibebankan kepadanya. Ini berarti bahwa Allah akan membeberkan aibnya’ pada akhir nanti dengan dijauhkannya hidayah dari Allah.

Allah berfirman :
Akan tetapi jika (tawanan-tawanan itu ) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesugguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana (Al Anfaal : 71)
Meskipun para tawanan itu hendak mengkhianatimu, wahai Muhammad dengan menampakkan seakan-akan baik dalam perkataannya dan mereka beriman, tetapi sebenarnya mereka telah mengkhianati Allah, sebelum terjadi peperangan ini yaitu perang Badar .
Allah berfirman,
“ Hai orang-orang beriman , janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (al Anfaal :27)
Maksudnya, janganlah kalian mengkhianati agama kalian dan Rasul kalian dengan membocorkan rahasia-rahasia kaum Mukminin. Dan mengkhianati apa yang telah diamanatkan kepada kalian berupa taklif-taklif syari, kewajiban-kewajiban agama , sebagaimana firman Allah.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit , bumi dan gunung-gunung , maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat  zalim dan bodoh (Al Azhaab : 72)
Ibnu Abbas berkata,” khianat kepada Allah itu berupa perbuatan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan dan khianat kepada Rasulullah saw berupa perbuatan meninggalkan sunah-sunah yang telah beliau gariskan dan melakukan maksiat terhadapnya. Begitu juga khianat terhadap amanat, yaitu amal-amal yang telah Allah percayakan kepada hamba-hambaNya
Allah berfirman :
“Dan jika kamu khawatir terjadinya pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur ., sungguh Allah tidak menyukai orang  yang berkhianat ” (Al Anfaal ’58)
Makna yang dimaksud adalah jika kalian khawatir terhadap suatu kaum akan berbuat khianat , maka cabutlah perjanjian yang telah engkau sepakati  dan katakanlah kepada mereka bahwa kami telah mencabut perjanjian dengan kalian , sekarang kami memerangi kalian . agar mereka tahu pentingnya hal tersebut sehingga mereka akan sama-sama menyadari keutamaan bersamamu dengan ilmunya itu. Janganlah kalian memerangi mereka sedangkan diantara kalian dan mereka ada perjanjian , dan mereka menaruh percaya kepada kalian , hingga perbuatan ini dianggap sebagai tindak pengkhianatan dan mengingkari janji. “ Innallaha laa yuhibbul khaainin” ungkapan ini sebagai alasan diperintahkannya membatalkan perjanjian ,karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat khianat dan tidak dapat dipercaya.
Allah berfirman
“….dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena membela orang-orang yang khianat” ( An Nisaa : 105)
“ Dan janganlah kamu berdebat untuk membela orang –orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa (an Nisaa; 107)
Maksudnya janganlah kalian berdebat untuk membela orang yang mengkhianati dirinya dengan melakukan maksiat. Bahwa Alah tidak menyukai orang yang sangat suka berkhianat, tenggelam dalam jurang kemaksiatan dan dosa.

Rasulullah saw bersabda;
Tidak ada iman bagi orang yang tidak dapat diamanati . Tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati perjanjian
 (Hr Ahmad. Al Bazzaar, ath Tharani dan Ibnu Hibban)
Khianat akibatnya akan jelek dalam segala hal. Bahkan dalam suatu kondisi akan lebih jelek dari yang lainnya. Orang yang berkhianat dalam suatu hutan , tidak sama dengan orang yang berkhianat terhadap sanak saudara, harta dan melakukan pebuatan-perbuatan dosa besar. Rasulullah saw bersabda,” Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika ia berbicara akan berdusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika dipercaya , ia akan berkhianat (HR Bukhari dan Muslim)
Rasullah saw bersada “ Allah berkata, Aku menjadi fihak yang ketiga dari dua orang yang bersepakat, selama tidak ada salah satunya yang khianat. Di dalam hadits itu juga disebutkan Perkara pertama kali yang akan diangkat dari manusia adalah amanah. Dan yang terakhir kali yang tersisa adalah shalat. Barangkali orang yang melakukan shalat itu tidak akan mendapat kebaikan sedikit pun ( Hr bu Dawud dan Al Hakim).
Rasulullah saw juga bersabda, “ Jauhkanlah kalian dari amanat, karena ia adalah akhlak yang paling tercela (Hr abu Dawud , An Na- Nasa’I, dan Ibnu Maajah)
Rasulullah saw bersabda,” Beginilah ahli neraka, beliau menyebutkan seeorang yang tidak diragukan sifat tamaknya dan jika ia diamanati maka pasti akan khianat.”
Ibnu Mas’ud r.a. berkat,” Di hari Kiamat akan didatangkan orang yang khianat dengan amanahnya. Kemudian dikatakan kepadanya,” tunaikan amanahmu.” Kemudian ia berkata, bagaiamana mungkin aku bisa wahai Tuhanku, sedang dunia telah sirna? Beliau berkata,” kemudian amanah itu berwujud seperti sesuatu ketika ia diambil dari neraka jahanam dan dikatakan kepdanya,” turun dan ambillah ia, kemudian keluar darinya.” Beliau berkata,” Kemudian ia turun dan mengambilnya dengan digendong di pundaknya , yang beratnya melebihi berat gunung di dunia. Sehingga ketika ia mengira bahwa ia telah selamat, tiba-tiba ia tergelincir kembali. Tergelincir dalam neraka selama-lamanya. “ Kemudian beliau berkata, shalat adalah amanah. Wudhu adalah amanah. Mandi wajib adalah amanah. Timbangan adalah amanah. Maka berikanlah semua titipan itu.

Wednesday, April 27, 2016

Hukum Baca Al Quran di HP



Perkembangan Zaman yang begitu cepat memang banyak memberi kemudahan bagi manusia modern. Salah satunya adalah di bidang telekomunikasi. Yup, Handphone adalah media elektronik yang sedang naik daun. Hampir semua kalangan punya HP. Bahkan lebih dari satu mereka memilikinya. Demikian juga sistem operasi handphone yang kian memanjakan para penggunanya. Salah satu apliakasi HP yang akan di bahas adalah aplikasi Al Quran di ponsel. Pertanyaannya adalah bagaimana membaca Al Quran di ponsel?

Handphone yang didalamnya terdapat al Qur’an baik berupa tulisan maupun rekaman hukumnya tidaklah seperti mushaf sehingga dibolehkan menyentuhnya tanpa bersuci dan dibolehkan bagi seseorang membawanya kedalam WC. Hal itu dikarenakan tulisan al Qur’an didalam didalam handphone tidaklah seperti tulisan al Qur’an di dalam mushaf-mushaf. Ia hanyalah getaran-getaran tampilan yang kemudian lenyap dan bukanlah huruf-huruf yang kukuh dan handphone itu tidak hanya mencakup al Qur’an tapi juga yang lainnya.

Asy Syeikh Abdurrahman bin Nashir al Barrok ketika ditanya tentang hukum membaca al Qur’an dari handphone tanpa bersuci? Beliau menjawab, ”Segala puji bagi Allah saja dan shalawat serta salam kepada Nabi yang tidak ada Nabi setelahnya. Amma Ba’du :
Telah diketahui bahwa membaca al Qur’an di luar kepala tidaklah disyaratkan baginya suci dari hadats kecil bahkan dari hadats besar akan tetapi membaca al Qur’an dalam keadaan bersuci walaupun diluar kepala adalah lebih diutamakan karena ia adalah kalam Allah dan diantara kesempurnaan pengagungannya adalah tidak membacanya kecuali dalam keadaan bersuci.

Adapun membacanya dari mushaf maka disayaratkan bersuci karena sentuhannya dengan mushaf, sebagaimana disebutkan didalam hadits masyhur,”Tidaklah menyentuh al Qur’an kecuali seorang yang suci.” Serta berbagai atsar dari para sahabat dan tabi’in. Berdasarkan inilah maka jumhur ahli ilmu berpendapat bahwa diharamkan bagi orang yang berhadats menyentuh mushaf baik untuk membacanya atau untuk yang lainnya.
Dari sini maka handphone atau alat-alat sejenisnya yang direkam didalamnya al Qur’an tidaklah mengambil hukum mushaf karena keberadaan huruf-huruf al Qur’an didalam alat itu berbeda dengan keberadaan huruf-huruf itu didalam mushaf, ia tidaklah memiliki sifat untuk dibaca akan tetapi ia bersifat getaran-getaran tampilan yang terdiri dari huruf-huruf dengan bentuknya ketika diinginkannya lalu ia akan muncul di layar dan akan lenyap ketika dipindahkan ke yang lainnya. Oleh karena itu dibolehkan baginya untuk menyentuh handphone atau kaset yang didalamnya terdapat rekaman al Qur’an serta dibolehkan membaca darinya walaupun tanpa bersuci. Wallahu A’lam.”

Asy Syeikh Shalih al Fauzan ketika ada yang bertanya,”Saya adalah orang yang gemar membaca al Qur’an, terbiasa datang ke masjid lebih awal sambil beberapa kali membawa handphone modern yang didalamnya terdapat program al Qur’an al Karim secara penuh : dan saya tidak dalam keadaan bersuci ketika membacanya dari handphone?” Beliau menjawab,”Ini merupakan bagian dari kemewahan yang tampak pada manusia. Mushaf-mushaf —Alhamdulillah— sudah tersebar di berbagai masjid dengan cetakan yang megah sehingga tidak membutuhkan lagi membacanya dari handphone akan tetapi apabila jika ia melakukannya maka kami melihat ia tidaklah mengambil hukum mushaf.
Mushaf tidaklah disentuh kecuali oleh orang yang bersuci, sebagaimana disebutkan didalam hadits, ”Tidaklah menyentuh al Qur’an kecuali orang yang suci.” Adapun handphone tidaklah dinamakan mushaf.”
Membaca al Qur’an dari handphone memberikan kemudahan bagi wanita haidh dan bagi orang yang tidak membawa mushaf atau orang yang berada di tempat yang menyulitkannya untuk berwudhu di situ karena tidak terpenuhinya persyaratan suci untuk menyentuhnya.

Monday, April 25, 2016

Rakaat ke Berapa?


Hasil gambar untuk shalat

Ini adalah hal yang kadang saya rasakan sendiri. Bagaimana seharusnya mengatasi perasaan ragu-ragu yang muncul di hati? Misalnya setelah selesai shalat, ragu tadi shalat 3 rakaat atau 4 rakaat. Saat rukuk, ragu tadi sudah baca Fatihah atau belum. Atau ragu wudhu nya masih ada atau sudah batal. Ragu sudah berniat puasa atau belum, dan sebagainya. Ada yang bilang, keraguan termasuk salah satu godaan setan yang terkutuk.

Keragu-raguan ketika mengerjakan shalat, atau lupa sudah mengerjakan berapa rakaat, itu sebenarnya wajar terjadi. Sebab manusia memang makhluk pelupa dan cenderung berbuat keliru atau salah. Untuk itulah, Nabi Muhammad saw. memberi tuntunan melalui hadits beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits itu disebutkan demikian: “Apabila seseorang ragu-ragu dalam shalatnya, apakah sudah mengerjakan tiga rakaat atau empat rakaat, hendaknya ia membuang yang ia ragukan dan mengambil yang ia yakin, lalu melakukan dua sujud sebelum mengucap salam. Apabila ternyata ia shalat lima rakaat, maka sujudnya itu menggenapkan shalatnya. Dan apabila ternyata ia shalat empat rakaat, maka sujudnya itu merupakan penghinaan terhadap setan.

Meskipun lupa dan ragu merupakan sifat manusia, keraguan yang sering terjadi pada setiap gerakan atau bacaan shalat, itu merupakan gejala yang tidak wajar. Misalnya, ketika rukuk kita ragu apakah tadi sudah membaca al-Fatihah atau belum; ketika sujud, kita ragu tadi sudah melakukan rukuk atau belum; ketika tasyahud, kita ragu tadi sudah melakukan duduk di antara dua sujud atau belum; dan seterusnya. Apalagi kalau keraguan seperti itu terjadi berulang kali pada hampir setiap kali kita shalat.

Itu biasanya, dan utamanya, disebabkan oleh gangguan setan. Setan memang tidak suka kalau seseorang melakukan shalat. Salah satu cara untuk menghalangi gangguan setan, Anda bisa membaca ta‘awwudz (lafal a‘ûdzu billâh min asy-syaithân ar-rajîm). Boleh juga membaca doa berikut yang bersumber dari ayat al-Qur’an: rabbi a‘ûdzu bika min hamazât asy-syayâthîn wa a‘ûdzu bika rabbi an yahdhurûn. Artinya: “Ya Tuhanku! Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, agar mereka tidak menekati aku.” (Q.S. al-Mu’minûn [23]: 97-98). Boleh juga membaca surah an-Nâs (qul a‘ûdzu bi rabbi an-nâs dan seterusnya). Bacaan-bacaan itu Anda baca sebelum memulai shalat.

Bahwa keraguan seperti itu merupakan bisikan atau godaan setan, itu memang benar. Dalam sebuah hadits dikisahkan ada seseorang (bernama Utsman bin al-Ash) mengadu kepada Rasulullah saw. mengenai keraguan yang dialaminya ketika sedang shalat. Kepada orang itu Nabi saw. berpesan, antara lain, agar ia membaca ta‘awwudz. Setelah pesan Nabi itu dilaksanakan, orang itu pun tidak lagi mengalami keraguan. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Sebab kedua, biasanya juga karena pelaku shalat tidak sepenuhnya merenungi makna-makna ayat, bacaan, maupun gerakan shalat. Untuk yang ini, usahakan mengerti apa yang Anda baca dalam shalat. Pelajarilah arti surah al-Fatihah dan surah-surah pendek yang biasa Anda baca dalam shalat. Perdalam juga makna bacaan-bacaan doa iftitah, bacaan rukuk, sujud, tasyahud, dan sebagainya. Memahami makna-makna bacaan shalat akan dapat membantu membuat kita khusyuk dalam shalat.


Saturday, April 23, 2016

Kenapa Harus Kartini?

Emansipasi Wanita seharusnya ditujukan pada Cut Nyak Dien, bukan pada RA. Kartini. Menurut penulis buku Zaynur Ridwan dalam akun jejaring Facebooknya, emansipasi wanita seharusnya ditujukan kepada Cut Nyak Dien, bukan kepada RA Kartini.

Melihat hati seorang Pahlawan dari kata-katanya :
Kartini : Duh, Tuhan, kadang aku ingin, hendaknya TIADA SATU AGAMA pun di atas dunia ini. Karena agama-agama ini, yang justru harus persatukan semua orang, sepanjang abad-abad telah lewat menjadi biang-keladi peperangan dan perpecahan, dari drama-drama pembunuhan yang paling kejam. (6 Nopember 1899)

Cut Nyak Dien : Islam adalah AGAMA KEBENARAN dan harus diperjuangkan di tanah Aceh sampai akhir darah menitik.
Kartini : Hatiku menangis melihat segala tata cara ala ningrat yang rumit itu…
Cut Nyak Dien : Kita perempuan seharusnya tidak menangis di hadapan mereka yang telah syahid (Disampaikan pada anaknya Cut Gambang ketika ayahnya, Teuku Umar tertembak mati)
Kartini : Aku mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih. (Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 1900)
Cut Nyak Dien : Untuk apa bersahabat dengan Ulanda Kaphe (Belanda Kafir) yang telah membakar masjid-masjid kita dan merendahkan martabat kita sebagai muslim!

Idealnya seorang Pahlawan memperjuangkan kemerdekaan dari kolonialisme bukan kesetaraan yang tak jelas. Kartini tidak melalui satu medan perang pun, Kartini tidak hidup di hutan dan tidak pernah merasakan kehilangan suami dan anaknya, Kartini menggunakan peluru ‘pena’ dengan berkirim surat pada teman2 Feminis-nya di Belanda utk memperjuangkan hak perempuan yang menurutnya ‘dikekang’ oleh budaya Jawa khususnya ningrat. Jadi musuh Kartini bukan kolonial Belanda tapi adat ningrat Jawa. Mestinya ia jadi pahlawan bagi kaum Bumiputera Jawa.

Cut Nyak Dien berjuang dari hutan ke hutan, bahkan ketika matanya mulai rabun dan penyakit encoknya kambuh, ia tidak berhenti berjuang. Ia melihat dua suaminya tertembak oleh Belanda, gugur di medan perang. Ia kehilangan anak perempuannya yang lari ke hutan ketika ia ditangkap dan dibuang ke Sumedang. Ia membangkitkan semangat jihad masyarakat Aceh ketika masjid-masjid mereka dibakar Belanda. Inilah pahlawan sejati yang seharusnya direnungi perjuangannya setiap tahun, perempuan yang melawan penjajah Belanda, bukan yang meminta bantuan Belanda dan bersahabat dengan mereka selama masa penjajahan.

Oleh: Zaynur Ridwan

Friday, April 22, 2016

Dahsyatnya Hari Kiamat

Rasulullah saw bersabda :"matahari pada hari kiamat didekatkan kepada manusia sehingga jaraknya dari mereka 1 mil (tidak diketahui jarak 1 mil) , maka manusia tenggelam dalam keringat mereka sesuai dengan amal masing-masing ,Diantaranya mereka ada yang sampai dua mata kakinya ,ada yang sampai dua lututnya ,ada yang sampai pinggangnya dan ada yang sampai tenggelam olehnya" (Hr.Muslim)

Betapa pedihnya siksa neraka, bagaimana sakitnya di siksa sampai badan hancur tetapi tidak mati-mati ketika di neraka. Yang terdengar hanya jeritan dan rintihan tangis sakit kepedihan.

1. Kulit mereka diganti dengan yang baru, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, "Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab." (An Nisa' : 56).

2. Bara apinya membakar sampai ke hati, sebagaimana Allah berfirman yang artinya,"(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati." (Al Humazah: 6-7).

3. Mereka diseret ke neraka di atas wajah mereka, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, "(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka." (Al Qomar: 48).

4. Minuman mereka adalah besi yang mendidih, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, "Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al Kahfi: 29).

Begitu syadiid (keras dan pedih) siksaan neraka, lalu siksaan apa yang paling ringan untuk penghuni neraka ?

Rasulullah bersabda yang artinya, " Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah orang yang mengenakan dua sandal dari neraka lalu mendidih otaknya karena sangat mencekam panas dua sandalnya. "(Hr.Muslim).


Adzan, Lakukan hal Ini



Adzan adalah tanda bahwa telah masuknya waktu shalat. Kumandang adzan ini dari waktu ke waktu tetaplah sama. Suara merdu dari muadzin, membuat hati kita tergerak untuk bergegas melaksanakan shalat. Ketika seorang Muslim mendegar suara adzan yang dikumandangkan, maka hendaklah melakukan hal-hal berikut:
1. Tidak berbicara saat adzan dikumandangkan.
2. Mengikuti bacaan muadzin (orang yang adzan). Kecuali saat muadzin mengucapkan “Hayya ‘alash shalah” atau “Hayya a’alal falaah” maka yang mendengar menjawab “Laa haula walaa quwwata illa billah.”
3. Selesai adzan disunnahkan membaca doa, “Allahumma rabba haadzihid da’ watit taammah, washshalatil qaaimah, aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqaamam mahmudanil ladzii wa’adtah.”
“Ya Allah Tuhan bagi seruan yang sempurna ini dan shalat yang didirikan; berikanlah kepada Muhammad al-Washilah (suatu kedudukan termulia di akhirat) dan keistimewaan, serta bangkitkanlah ia di tempat terpuji yang Engkau janjikan kepadanya,” (HR. Bukhari).

Orang yang mengucapkan doa ini selesai adzan, berhak mendapat syafaat dari Rasulullah SAW pada hari kiamat nanti. Wallahu ‘alam. 

Sumber: Bersama Allah SWT Sepanjang Hari/Karya: H. Ahmad Heryawan, Lc/Penerbit: Literate Publishing

Thursday, April 21, 2016

Golongan Yang Tidak Akan Mencium Bau Surga

Ada beberapa golongan manusia. Mereka tak akan dapat bau surga. Padahal bau surga itu dapat dirasa sejarak lima ratus tahun perjalanan lamanya. Merekalah orang yang mempunyai sifat kikir, oang yang suka menyebut-nyebut pemberian yang telah diberikan (riya). Peminum minuman memabukkan. Dan anak yang mendurhakai orang tuanya.
Jika seseorang memakai parfum, kita akan mencium bau wanginya bila berada di dekatnya. Apabila agak jauh darinya, bau harum itu tidak akan tercium. Bila kita ingin menikmati bau harumnya maka kita harus dekat-dekat dengan dirinya. Itu sudah sesuatu yang wajar.

Surga apabila digambarkan adalah sebagai seorang wanita yang memakai parfum dengan bau yang sangat harum. Keharuman surga tercium hingga jarak yang sangat jauh. Kita tidak dapat membayangkan berapa jauhnya jika disebutkan lima ratus tahun perjalanan. Kalau manusia tidak mampu mencium harumnya surga, seberapa jauh dari surga sebenarnya dia berada.

Mengapa ada manusia yang demikian jauhnya dari surga? Surga, seperti juga wanita cantik berbau harum tersebut, tidak mau dekat-dekat dengan mereka yang tidak disukainnya. Misalnya, wanita tersebut tidak suka perokok. Maka ia akan berada jauh dari si perokok tersebut. Surga akan menjauh dari orang yang dibencinya. Atau orang yang dibencinya akan dijauhkan Allah dari surga. Siapa saja sebenarnya manusia yang dibenci surga sehingga mereka harus jauh-jauh dari surga yang untuk mencium baunya saja harus berjalan selama lima ratus tahun?

Merekalah orang yang selalu kikir. Tidak punya sifat kedermawanan sama sekali. Kekikirannya dipelihaa malah dari waktu ke waktu ditingkatkan. Juga orang yang tidak ikhlas dalam melakukan pemberian. Ketidakikhlasannya diwujudkan dengan selalu menyebut dan mengungkit-ngungkit pemberian yang relah dia lakukan baik kepada orang lain maupun orang yang diberinya.

Kemudian orang yang hobi minum. Sudah jelas mulut mereka bau, otak mereka kacau dan bicaranya ngelantur. Jangankan surga, wanita di dunia saja akan takut dan menjauh terhadap pemabuk seperti itu.
Terakhir adalah anak yang durhaka kepada orang tuanya. Anak seperti ini memang keterlaluan dan sudah selayaknya dijauhkan dari surga. Anak yang tak tahu balas budi, sudah susah payah dihidupi dan dibesarkan malah mendurhakai. Allah akan marah karena keridhaan-Nya adalah keridhaan orang tuanya. Anak yang durhaka tidak akan mendapat keridhaan Allah. Artinya, tidak akan mendapatkan surga-Nya. 

Sumber: Hikmah dari Langit/Yusuf Mansur/Pena Pundi Aksara/Januari 2007

Alkitab Yang Asli

 

Sebuah media di Timur Tengah Alarabiya memberiyahukan bahwa  pemerintah Turki akan menerjemahkan alkitab berusia kurang lebih 1.500 tahun. Injil kuno yang menyebut kerasulan Muhammad SAW itu memang sempat mengundang perhatian dunia. Selain menyebut akan datangnya Nabi Muhammad, Injil itu juga menyebut bahwa Yesus adalah manusia fana dan tak pernah disalib.

Injil Barnabas yang di percaya para analis sebagai tambahan dari kitab-kitab injil asli seperti Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes menarik perhatian awal tahun ini. Dalam kitab Yesus telah meramalkan kedatangan Nabi Muhammad.

Pada Februari lalu, Vatikan secara resmi telah meminta untuk melihat alkitab yang ditemukan Turki selama operasi penyelundupan pada tahun 2000. Pekan ini kutipan dari dokumen asli tersebut telah di terjemahkan. Dokumen yang ditulis dengan bahasa Syriac dialek Aram tersebut menyangkal Ketuhanan Yesus.

Laporan sebuah majalah online Y-Jesus yang berbasis di Amerika Serikat dalam analisisnya mengenai Injil Barnabas mengungkapkan, teks dokumen secara efektif menyangkal keilahian Yesus dan menolak konsep trinitas, kepercayaan kristen yang mendefinisikan Allah dalam tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Laporan itu juga menyatakan dalam Injil Barnabas, Yudas Iskariot disebut-sebut sebagai orang yang mati disalib dan bukan Yesus. Sementara dalam Perjanjian Baru, Yudas disebut mengkhianati Yesus.

Pernyataan dari laporan kajian terhadap Injil Barnabas tersebut berarti bertentangan dengan pesan Kristen selama ini. Pesan selama ini, kematian Yesus dikatakan sebagai pengorbanan Juru Selamat bagi dosa-dosa Kristen dan kebangkitanya sebagai harapan kehidupan kekal. Pernyataan Injil Barnabas mendukung keyakinan Islam bahwa penyaliban Yesus tidak pernah terjadi. St Barnabas secara tradisional diidentifikasikan sebagai pendiri Gereja Siprus. Ia adalah orang Kristen pertama yang dianggap sebagai rasul bagi umat Kristen.
Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Turki, Ertugrul Gunay, mengatakan, teks dari Injil Barnabas tersebut dilaporkan bernilai sekitar 22 juta dolar.
"Sejalan dengan keyakinan Islam, Injil memperlakukan Yesus sebagai manusia bukan Tuhan. Ini menolak ide dari tritunggal kudus dan penyaliban. Serta ramalan Yesus akan kedatangan Nabi Muhammad," Kata Gunay seperti dilaporkan dalam salah satu surat kabar setempat.

Saat ini injil dijaga ketat oleh pihak berwenang Turki sebelum diserahkan pada Museum Etnografi Ankara. Rencananya teks asli injil tersebut akan dipamerkan di museum. 


Wednesday, April 20, 2016

Jangan (Pernah) Mengemis

Kita hidup di dunia ini pasti akan ditimpa dengan berbagai macam cobaan dan masalah. Salah satu masalah yang banyak dialami oleh kebanyakan orang ialah masalah (kesulitan) ekonomi. Ya, keuangan menjadi kendala. Sebab, kini segala sesuatu banyak diukur dengan uang. Sehingga, mempersulit gerak orang-orang yang memiliki tingkat ekonomi rendah.

Seberat apapun dalam masalah keuangan Anda, jangan pernah rendahkan diri Anda dengan meminta kepada orang lain. Meminta-minta, memang tidak perlu modal banyak. Hanya bertekad menghilangkan rasa malu dan baju sederhana dipenuhi kekumuhan diri Anda, uang memang mudah sekali diperoleh. Akan tetapi, apakah itu bisa benar-benar membuat Anda bahagia?

Hakim bin Qais bin ‘Ashim RA berkata, “Jauhilah oleh kalian meminta-minta kepada manusia, karena sesungguhnya hal itu adalah akhir usaha seseorang (seolah-olah tak ada jalan lain).”
Masih banyak jalan yang dapat kita tempuh selain meminta-minta. Uang banyak yang diperoleh dengan meminta itu, keberkahannya dipermasalahkan. Sebab, orang yang meminta bagaikan memegang bara api di tangannya. Bukan hanya di mata Allah SWT Anda terhina, di mata manusia pun diri Anda akan direndahkan. Apakah sudah hilang rasa malu Anda dengan melakukan hal tersebut, hanya karena materi?

Ingatlah, Sang Pemberi Rezeki itu Allah SWT. Jadi, mengapa harus meminta kepada manusia? Toh yang memegang kendali adalah Allah. Maka, dekatkanlah diri kepada Allah dan mintalah hanya kepada-Nya. Allah SWT senang jika mengadu dan meminta pertolongan dari-Nya. Sebab, itu pertanda bahwa kita sangat membutuhkan-Nya.
Jika kita selalu meminta pada-Nya dibarengi dengan ikhtiar menempuh jalan yang diridhoi oleh-Nya, insya Allah, Allah akan menurunkan rahmat-Nya.

Tuesday, April 19, 2016

Perkara yang Meninggikan Derajat



Banyak di antara kita yang ingin bermunajat di tengah keheningan malam pada Rabb Semesta Alam. Namun matanya tak pernah mau kompromi dan sanggup untuk terbuka ketika di sepertiga malam. Ia senantiasa mencoba dan mencoba, dan lagi selalu gagal untuk membangun malamnya dengan penuh kemuliaan. Padahal, Allah berikan cara lain untuk meraih kemuliaan selain menghidupkan malam untuk bermunajat kepada-Nya. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya,

“Ada tiga perkara yang membuat celaka, ada tiga perkara yang membawa selamat, dan tiga perkara yang dapat menghapus dosa, dan ada pula tiga perkara yang meninggikan derajat.
Adapun tiga perkara yang bisa membuat celaka adalah sifat kikir, mengikuti hawa nafsu, dan berbangga diri. Dan tiga hal yang membawa keselamatan adalah berbuat adil, baik dalam keadaaan marah maupun ridha (tidak marah), bersikap baik dalam keadaan miskin maupun kaya, dan takut kepada Allah baik ketika sendiri maupun bersama orang-orang.
Dan tiga perkara yang dapat menghapus dosa adalah menunggu datangnya waktu shalat setelah menunaikan shalat, berwudhu di pagi hari yang dingin, dan melangkahkan kaki untuk shalat berjamaah.

Adapun tiga hal yang dapat mengangkat derajat adalah memberi makan, menebarkan salam, dan mendirikan shalat pada malam hari ketika orang-orang sedang terlelap tidur.” (HR. Ath-Thabrani)

Ada yang dapat kita simpulkan dari hadits di atas. Kepada orang-orang yang sangat sulit untuk mendirikan shalat pada malam hari, maka raihlah kemuliaan dengan hartamu. Berikanlah bantuan kepada orang-orang yang telah putus harapan dan membangun kebahagiaan pada mereka. Ulurkanlah tanganmu untuk membantu kerabat, saudara dan tetanggamu yang tengah didera kelaparan. Karena engkau bisa meraih kemuliaan dan mendapatkan derajat yang tinggi dengan membantu orang lain.
Mari kita simak nasihat Rasulullah SAW dalam haditsnya, “Tebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Ibnu Majah).
Maka, tak usah bersedih ketika engkau sulit untuk bangun malam karena Allah tengah menyiapkan pintu yang lain untuk meraih kemuliaan di hadapan-Nya.

https://www.islampos.com/3-perkara-yang-meninggikan-derajat-250165/

Penguasa Akhir Zaman

 
 
“Ketahuilah, aku hampir saja dipanggil (oleh malaikat maut) lalu aku penuhi panggilan tersebut. Sesudahku kelak kalian akan dipimpin oleh para penguasa yang berkata berdasar landasan ilmu dan berbuat berdasar landasan ilmu. Mentaati mereka merupakan ketaatan yang benar kepada pemimpin, dan kalian akan berada dalam kondisi demikian selama bebarapa waktu lamanya.
Setelah itu kalian akan dipimpin oleh para penguasa yang berkata bukan berdasar landasan ilmu dan berbuat bukan berdasar landasan ilmu. Barangsiapa menjadi penasehat mereka, pembantu mereka, dan pendukung mereka, berarti ia telah binasa dan membinasakan orang lain. Hendaklah kalian bergaul dengan mereka secara fisik, namun janganlah perbuatan kalian mengikuti kelakuan mereka. Persaksikan siapa yang berbuat baik di antara mereka sebagai orang yang berbuat baik, dan orang yang berbuat buruk di antara mereka sebagai orang yang berbuat buruk. ” (HR. al-Thabrani dan Al-Baihaqi. Syaikh Muhammad Nashirudien al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Silsilah al­Ahadits al-Shahihah no. 457.)

Dari Abu Sa’id r.a. dan Ibnu Umar r.a. keduanya berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Benar-benar akan datang kepada kalian suatu zaman yang para penguasanya menjadikan orang-orang jahat sebagai orang-orang kepercayaan mereka dan mereka menunda-nunda pelaksanaan shalat dari awal waktunya. Barangsiapa mendapati masa mereka, janganlah sekali-kali ia menjadi seorang penasihat, polisi, penarik pajak, atau bendahara bagi mereka.” (HR. Ibnu Hibban, Abu Ya’la, dan al-Thabrani. Syaikh Muhammad Nashirudien al-Albani menyatakan hadits in; shahih dalam Silsilah al-Ahadits al-Shahihah no. 360.)

Ketika beliau menyampaikan pesan-pesan di atas kepada pada sahabat, barangkali tidak terbayang seperti apa yang akan terjadi pada kepemimpinan manusia sepeninggal beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Para sahabat yang berada di sekeliling beliau adalah manusia-manusia langit yang diakui kejujuran dan ketulusannya dalam mengemban amanah agama. Allah Azza wa Jalla telah memuji mereka di dalam kitab-Nya, juga meridhai mereka dan memerintahkan kaum muslimin sepeninggalnya untuk mendoakan mereka dan memohonkan ampunan untuk mereka.
Dalam kondisi seperti itu, temyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menubuwatkan akan berlangsungnya suatu zaman yang amat sangat kontras dengan apa yang disaksikan oleh para sahabat; para pemimpinnya adalah manusia-manusia jahat, bahkan lebih jahat daripada kaum Majusi.

Hingga datangnya era Khulafaur rasyidin, apa yang beliau nubuwatkan juga masih belum terbayang. Namun, nubuwat itu terus berlanjut dan diriwayatkan secara turun-temurun. Hingga akhirnya kita sebagai manusia akhir zaman- mendengar nubuwat menyaksikan kebenaran nubuwat tersebut. Dan kitapun menyimpulkan, boleh jadi inilah zaman yang telah dinubuwatkan, zaman yang para penguasanya berkata bukan berdasar landasan ilmu dan berbuat bukan berdasar landasan ilmu. Inilah zaman yang diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Barangsiapa menjadi penasihat mereka, pembantu mereka, dan pendukung mereka, berarti ia telah binasa dan membinasakan orang lain. Hendaklah kalian bergaul dengan mereka secarafisik, namunjanganlah perbuatan kalian mengikuti kelakuan mereka. Persaksikan siapa yang berbuat baik diantara mereka sebagai orang yang berbuat baik, dan orang yang berbuat buruk di antara mereka sebagai orang yang berbuat buruk.
Ya, betapa gambaran itu sedemikian nyata di hadapan kita. Lihatlah kebijakan dan putusan yang ditetapkan oleh kebanyakan mereka, hampir semuanya berkata bukan berdasar landasan ilmu dan berbuat bukan berdasar landasan ilmu. Kebijakan dalam pendidikan, dalam hak-hak wanita, dalam ekonomi, industri, hubungan antar penganut agama dan kebijakan melindungi syari’at Islam, semuanya tidak didasarkan pada nash-nash syar’i.

Maka, sudah sepatutnya bagi setiap muslim untuk berpikir panjang jika harus masuk dalam barisan mereka, entah menjadi juru tulisnya, menterinya, tentaranya, penasihatnya, pengawalnya, sopir pribadinya, bahkan sekadar menjadi tukang kebunnya. Sebab, keridhaan seseorang untuk diatur oleh para pemimpin yang jahat sama dengan meridhai sebuah kejahatan, melanggengkan keburukannya, dan keduanya dihukumi telah berserikat dalam keburukan.

Dalam kepemimpinan sebuah lembagapun bisa terjadi
Dalam skala yang lebih kecil larangan untuk bekerja pada pemimpin dzalim juga bisa terjadi pada sebuah lembaga usaha. Pabrik, toko, supermarket, jasa layanan, percetakan, industri atau usaha apapun; sangat berpeluang untuk tetjadinya apa yang dinubuwatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas. Kita bisa melihat berapa banyak umat Islam yang bekerja di sebuah pabrik atau instansi – baik milik pemerintah maupun swasta – yang hak-hak beribadah mereka dikekang dan dikebiri.

Mereka tidak diperintahkan untuk bisa melaksanakan shalat berjama’ah, bahkan terkesan dilarang dan dipersulit. Kesempatan untuk mengaji kitabullah menjadi terbatas, bahkan dihalang-halangi. Untuk kaum wanitanya lebih mengenaskan. Berapa banyak pabrik, toko, swalayan dan lembaga­lembaga bisnis yang melarang para pekerja wanitanya untuk menutup aurat.

Bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Standar berpakaian haruslah yang mengumbar atau mempertontonkan aurat, gaya dan cara berdandannya mengikuti tradisi jahiliyah dan budaya barat. Jangan tanya soal ibadah atau upaya meningkatkan ketaatan kepada Allah di lembaga-lembaga seperti ini. Amat jauh dari harapan semua itu bisa terjadi. Jadi, betapa tepatnya apa yang beliau sabdakan:
“Benar-benar akan datang kepada kalian suatu zaman yang para penguasanya menjadikan orang-orang jahat sebagai orang-orang kepercayaan mereka dan mereka menunda-nunda pelaksanaan shalat dari awal waktunya. Barangsiapa mendapati masa mereka, janganlah sekali-kali ia menjadi seorang penasihat, polisi, penarik pajak, atau bendahara bagi mereka.” (HR. Ibnu Hibban, Abu Ya’la, dan Ath-Thabrani. Syaikh Muhammad Nashirudien AI-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Silsilah AI-Ahadits Ash-Shahihah no. 360). [Sumber: 100 Hadits Tentang Nubuwat Akhir Zaman, oleh: Abdur Rahman Al-Wasith/akhir zaman]

Monday, April 18, 2016

Binatang Paling Cerdas

Selama ini masih sering terjadi perdebatan hewan manakah yang paling cerdas di dunia. Kebanyakan menjawab hewan mamalia seperti Simpanse ataupun anjing. Tapi berdasarkan fakta yang ada, ternyata gagak adalah hewan tercerdas. Jawabannya adalah ...

Allah SWT memilih burung Gagak sebagai guru pertama umat manusia. Sebagai mana kita ketahui, bahwa peristiwa pembunuhan manusia pertama kali adalah antara dua anak Adam as, Qabil dan Habil Ketika Qabil membunuh Habil, karena tipu muslihat Iblis la’natullah yang menyusupkan rasa iri, dengki dan hasud kepada Adam dan seluruh keturunannya. Kemudian Allah swt. mengirimkan burung Gagak untuk mengajarkan anak cucu Adam bagaimana menguburkan mayit sesama mereka.

Mengapa demikian? Karena burung Gagak adalah burung paling pintar dan cerdik di dibandingkan dengan burung-burung lainnya. Bahkan hewan lainnya. Dan Allah swt. telah memberikan insting tentang keahliannya ini. Setelah dilakukan penelitian, ternyata burung gagak memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan otak burung-burung yang lainnya. Dan burung gagak senantiasa hidup bersama kelompoknya sebagaimana manusia yang senantiasa bersosial dengan masyarakat.

Mereka memiliki pemimpin atau hakim yang akan menghukum yang melakukan kesalahan di antara mereka, inilah fitrah yang senantiasa diberikan Allah kepada burung Gagak. Setiap kesalahan di antara burung Gagak memiliki hukuman masing-masing, berikut adalah contoh-contohnya:

1. Ketika salah satu di antara mereka mengambil jatah makanan untuk anak-anak Gagak, maka hukumannya adalah sekelompok Gagak akan mematukinya sampai bulu-bulu si Gagak habis sehingga Gagak tersebut gundul dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi seperti anak-anak Gagak sebelum dewasa.

2. Ketika seekor Gagak menyakiti perempuan Gagak yang lain, maka sekelompok Gagak akan menyerangnya dengan paruh-paruhnya hingga mati. Adapun eksekusi hukuman dilakukan di tanah perkebunan atau di daerah yang luas, sehingga proses pengadilan disaksikan oleh kelompok mereka, dan Gagak terdakwa dibawa dengan penjagaan ketat oleh sekelompok Gagak lainnya yang mengelilinginya. Kemudian Gagak tersebut ditundukan kepalanya, diturunkan sayapnya dan ditahan untuk berkoak sebagai bentuk pengakuan atas kesalahannya.

Ketika Gagak terdakwa dijatuhi hukuman mati, maka Gagak-gagak lainnya akan menyerangnya dengan paruh-paruh mereka hingga mati. Dan setelah Gagak itu mati, maka salah satu di antara mereka akan membawanya dan menggali lubang untuk menguburkannya dengan tanah sebagai penghormatan atas mayat.
Hingga saat ini, para ilmuwan yang melakukan penelitian tentang seluk-beluk hewan mengatakan bahwa hanya Gagaklah yang mengubur mayat kawannya ketika mati.

Demikianlah bagaimana burung Gagak menegakan keadilah dari fitrah Ilahiyah, lebih baik dari pada keadilan yang dimiliki oleh umat manusia.



Mukjizat

Pengertian  Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa Lainnya (Karamah, Ma’unah, dan Irhas)

1.      Mukjizat

Mukjizat berasal dari bahasa Arab معجزة yang artinya melemahkan, yaitu membuat sesuatu menjadi tidak mampu. Mukjizat merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga manusia tidak mampu mendatangkan hal yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk membuktikan kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapapun dan untuk melemahkan segala macam usaha dan alasan orang kafir dan menentang islam, dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.

Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:

1)      Kejadian luar biasa 

2)      Tampak pada diri seorang nabi

3)      Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang nabi

4)      Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.

Lazimnya, Nabi atau Rasul menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang kafir.

Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang berarti bukti atau keterangan yang jelas.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Su’ara’: 4

إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ

“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.”

Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari mukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi, orang yang mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.

Contoh Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah

Mukjizat yang diberikan oleh Allah antara lain sebagai berikut:

1)        Nabi Ibrahim a.s

Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar dalam kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin oleh beliau. Allah berfirman dalam Q.S. al-Anbiya’:69.

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ

Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”

2)        Nabi Musa a.s

Nabi Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman kepada Allah. Dakwahnya ditentang oleh seorang raja yang kejam dan durhaka kepada Allah yang bernama Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk mengalahkan Nabi Musa a.s. Para tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa a.s.

Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat yang biasanya digunakan untuk menggembala kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.

3)        Nabi Muhammad saw.

Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.

a)      Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar.

b)      Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air yang diminum para sahabatnya.

c)      Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.

4)        Nabi saleh a.s

Nabi Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari lubang batu yang sangat kecil.

5)        Nabi Sulaiman a.s.

Kisah kehebatan Nabi Sulaiman a.s. dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah An-Nahl. Ia seorang nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis binatang, termasuk dengan bangsa jin, contohnya Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga seorang raja bagi manusia dan hewan dan berhasil mengislamkan ratu Bulqis yang sebelumnya menyembah berhala.

6)        Nabi Isa a.s. Mukjizat Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.

a)      Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.

b)      Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.

c)      Menyembuhkan orang yang sakit lepra.

d)     Menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.

2.      Karamah

Karamah berasal dari bahasa arab كرم berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya kepada Tuhan.

Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْيَحْزَنُونَ۞ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ۞ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ……

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”

Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendaknya.

1)      Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.

Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri atas manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang berilmu tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ    

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

2)      Kejadian yang Dialami Maryam binti Imran

Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.

Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

 “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”

Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan Allah SWT kepada maryam binti Imran.

Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi Zakaria a.s.

3.      Ma’unah

Ma’unah berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya, orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah/pertolongan Allah, ia selamat.

4.      Irhash

Irhash adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau Rasul ketika masih kecil. Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat masih bayi, Nabi isa dapat berbicara kepada orang-orang yang melecehkan ibunya.

Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S. Maryam: 29-33.

فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا۞ قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا۞ وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ‎وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا۞ وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا۞ وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا۞

“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

·        Macam-macam Mukjizat

Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.

1)        Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.

2)        Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup menerima al-Qur’an dengan senang hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat

·Perbedaan antara Mukjizat, Karamah, Ma’unah, dan Irhash

            Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang menerimanya.

      Perbedaan antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.

a.       Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.

b.      Karamah dianugerahkan kepada wali.

c.       Ma’unah diberikan kepada orang mukmin.

d.      Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul)

Persamaan antara mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya dari Allah SWT. Orang yang diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas diteladani hidupnya, karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.

· Hikmah Mukjizat

Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai berikut.

a. Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah rasul allah.

b. Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.

c.  Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan ajaran – ajarannya.

· Hikmah Karamah, Ma’unah, dan Irhash

Hikmah adanya karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.

a. Mempertebal iman kepada Allah SWT.

b. Mendekatkan diri kepada Allah.

c. Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu memberikan pertolongan kepada hambanya yang beriman dan bertakwa.

Sumber:

Al-Azhar, Aqidah akhlaq Mts, Gresik: Putra Kembar Jaya.

Al-Qusyairi, Syarif, Kamus Akbar Arab-Indonesia, Surabaya: Giri Utama, 2009.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro,2000.

Departement Pendidikan dan Kebudayaan,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Jazam, Abdullah; Ridho, Ahmad Rasyid; Hidayat, Masykur, Modul Pembelajaran Akidah Akhlak, Jakarta: Arafah Mitra Utama, 2008.

Katsir, Ibnu, Kisah Para Nabi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

 http://taqiyyuddinalawiy.com/arti-mujizat-karomah-maunah-dan-irhash.html

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...