Wednesday, September 18, 2019

Muhasabah

Mengingat berapa lama kita ada di dunia ini tentu sudah banyak hal yang telah kita lalui dan semuanya berlandaskan tujuan atau keinginan yang akan kita capai. Namun tidak semuanya juga akan sesuai dengan harapan, kadang dibawah ekspektasi atau justru diatas ekspektasi kita sendiri. Karena semua itu merupakan bagian dari kehendak Allah Swt dan kita sebagai hamba-Nya sudah sepatutnya berusaha dan bertawakal.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
"Dan bertawakkal lah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya, dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya" Al-Furqan (25) : 58
Sebagai umat muslim yang baik hendaklah berupaya mengisi waktu dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan-Nya untuk bekal meraih kehidupan yang tentram dunia dan akhirat. Maka dari itu agar aktivitas kita tetap di jalan yang istiqamah kita harus menyempatkan diri untuk senantiasa melakukan muhasabah atau dengan kata lain introspeksi diri, terhadap segala aktivitas yang telah dan akan kita laksanakan. Muhasabah sering diidentikan dengan proses pengamatan terhadap diri sendiri, wawas, ataupun mengevaluasi diri.
Muhasabah atau introspeksi diri juga berkaitan dengan dunia ilmu psikologi karena introspeksi diri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kondisi psikis seseorang.
Kemudian, kenapa kita harus melakukan introspeksi diri ? Jawabannya karena sejatinya jiwa manusia senantiasa memperturut hawa nafsu dan tidak dapat dipungkiri mengarah kepada keburukan. Muhasabah akan memunculkan rasa takut kepada Allah Swt sehingga dapat menjauhkan kita dari perbuatan maksiat yang disebabkan oleh hawa nafsu tersebut. Maka dari itu sungguh sangat merugi seseorang yang mengabaikan muhasabah melainkan menuruti hawa nafsunya.
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Orang yang pandai adalah orang yang mengintrospeksi dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sedang orang yang lemah adalah orang yang jiwanya selalu tunduk pada nafsunya dan mengharap kepada Allah dengan berbagai angan-angan." (H.R Ahmad dan Tirmidzi).
Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk tidak lupa mengintrospeksi diri, menyempitkan ruang gerak nafsu dan menahan gejolaknya. Sehingga setiap hembusan nafas diibaratkan sesuatu yang bernilai tinggi dan dapat ditukar dengan kenikmatan yang tidak pernah sirna sepanjang masa. Karena dengan menyia-nyiakan nafas atau menjadikannya sebagai sesuatu yang mendatangkan keburukan adalah kerugian besar yang pada akhirnya hakikat kerugian tersebut baru benar-benar tampak nanti di hari kiamat kelak.
Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Umar bin Khaththab berkata "Hisablah dirimu sebelum dihisab ! Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang ! Sesungguhnya berintrospeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan daripada hisab di kemudian hari. Begitu juga dengan hari 'aradl (penampakan amal) yang agung".
Muhasabah terbagi menjadi dua jenis yaitu pertama muhasabah sebelum melakukan pekerjaan dan kedua setelah melaksanakan pekerjaan. Muhasabah yang pertama akan menjadikan pekerjaaan yang akan dilakukan bernilai positif di dunia maupun akhirat dan muhasabah yang kedua akan memudahkan untuk menutupi kekurangan pekerjaan yang telah dilaksanakan sehingga menjadikan pekerjaan selanjutnya lebih baik.
Kemudian sekarang kita kenali metode muhasabah menurut Ibnul Qayyim rahimahullah yang mengatakan bahwa "Muhasabah dapat dilakukan dengan menimbang antara kenikmatan yang Allah karuniakan dan keburukan yang telah dilakukan". Maksudnya kita dapat melihat berbagai anugerah yang telah Allah berikan kepada kita dan juga melihat apa yang telah diperbuat. Apakah kita telah bersyukur kepada-Nya atau justru mengingkari nikmat-nikmat tersebut dengan bermaksiat kepada-Nya.

Muhasabah merupakan sebuah upaya untuk mengingatkan diri agar senantiasa melakukan amal kebaikan dan menghindari segala sesuatu kepada keburukan. Banyak manfat yang dapat dirasakan diantaranya :
  • Menumbuhkan rasa takut kepada-Nya
Rasa takut akan kemaksiatan dan keburukan akan ada pada diri seseorang yang senantiasa bermuhasabah, karena ia sadar bahwa setiap langkah dan setiap perbuatannya selalu diawasi oleh Allah Swt setiap waktu.
  • Menyadari hak dan kewajiban sebagai hamba-Nya
Seseorang akan lebih memahami hakikat dari ibadah yang sebenarnya, bahwasanya segala apa yang dilakukan dan segala perbuatan amal ibadah semata-mata hanya karena Allah semata.
  • Mengetahui aib diri sendiri
Dengan bermuhasabah lah seseorang akan bisa mengenali kelemahan serta sadar akan aib dirinya sendiri, apakah itu dalam hal ibadah maupun aktivitas lain yang bersifat duniawi.
  • Menambah motivasi diri untuk kegiatan positif
Seseorang yang bermuhasabah, setiap aktivitasnya akan berjalan dengan baik dan produktif serta akan merasakan kedamaian karena melakukan sesuatu yang baik dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.
Begitu banyak hikmah dan manfaat yang dapat kita ambil dari bermuhasabah, sehingga kita dapat memaknainya dan memanfaatkan umur kita di dunia kepada hal-hal yang baik dalam mencari ridho Allah Swt. Maka sesungguhnya jika seseorang senantiasa bermuhasabah, ia akan lebih dekat dengan kebenaran yang haq, yaitu menjadi hamba yang dicintai Allah Swt.

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...