Sunday, March 25, 2018

Hewan Masuk Surga?

Image result for kucing
Beberapa kali admin kehilangan kucing kesayangan. Kadang terlintas dalam pikiran apakah hewan masuk surga ketika sudah mati? setelah mencari berbagai sumber, akhirnya dapat jawaban dari ustadz Sigit Pranowo
Islam adalah agama Allah swt yang memberikan perhatiannya kepada binatang bahkan beberapa surat didalam Al Qur’an dinamakan dengan nama binatang, diantaranya : al An’am (binatang ternak), an Nahl (lebah), an Naml (semut). Allah swt juga menceritakan secara khusus tentang pertemanan yang dijalin antara ashabul kahfi dengan seekor anjing dalam menentang kezaliman penguasa pada saat itu didalam surat al Kahfi.
Untuk itu islam memerintahkan para pemeluknya untuk memperlakukan binatang secara baik kecuali binatang-binatang yang membahayakan dirinya dan yang memang dibolehkan untuk dibunuh, seperti sabda Rasulullah saw,”Lima binatang berbahaya yang diperbolehkan membunuhnya dalam keadaan tidak berihrom atau berihrom yaitu ular, burung gagak, tikus, anjing gila, burung rajawali.” (HR. Muslim)
Perlakuan baik seseorang kepada seekor binatang bisa menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dari Allah swt dan memudahkannya untuk mendapatkan surga-Nya, sebagaimana diceritakan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Suatu ketika seorang lelaki sedang berjalan disuatu jalan ia merasa sangat haus lalu ia mendapatkan sebuah sumur maka ia pun menuruninya dan minum darinya.
Tatkala keluar darinya dia mendapatkan seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya yang sedang mengunyah tanah basah karena hausnya. Orang itu berkata,’Sungguh apa yang dialami anjing ini berupa kehausan seperti apa yang barusan aku alami. Maka orang itu pun menuruni sumur dan memenuhi terompahnya dengan air kemudian membawanya ke atas dengan mulutnya dan diminumkannya kepada anjing itu. Allah berterimakasih kepadanya dan mengampuni dosanya. Mereka bertanya,’Wahai Rasulullah apakah didalam setiap binatang ternak itu ada pahala bagi kita?’ Beliau saw menjawab,’Di setiap yang memiliki hati yang lunak (kiasan untuk kehidupan, pen) ada pahala.” (HR. Bukhori)
Sebaliknya perlakuan yang kasar terhadap binatang bisa membawanya kepada murka dan neraka Allah swt, sebagaimana diceritakan pula didalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar ra dari Nabi saw bersabda,”Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada dilantai.” (HR. Bukhori)
Penyiksaan terhadap binatang tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat maka ini tidak diperbolehkan dengan cara apapun yang bisa menyakitinya, sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Sesungguhnya tidaklah ada yang pantas melakukan penyiksaan dengan api kecuali Sang Pemilik api (Allah swt).” (HR. Abu Daud)
Adapun yang tidak termasuk didalam penyiksaan terhadap hewan adalah penyembelihan binatang-binatang yang memang sudah diciptakan Allah swt untuk dikonsumsi manusia dan membawa manfaat bagi mereka, seperti penyembelihan ayam, bebek, kambing, domba, sapi dan binatang ternak lainnya.
Dalam penyembelihan binatang ternak ini pun seseorang tetap diharuskan untuk melakukannya dengan baik dan menghindari hal-hal yang dapat membuatnya sengsara saat disembelih, seperti : diharuskan menajamkan pisau untuk menyembelihnya dan mengelus-elus leher binatang itu sebelum menaruhkan pisau diatasnya, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra dari Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya Allah swt mentapkan kebaikan (ihsan) atas segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh (didalam peperangan) lakukanlah dengan baik. Jika kalian menyembelih lakukanlah dengan baik. Hendaklah setiap kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.” (HR. Muslim)
Hewan Yang Ada di Surga
Hal ini termasuk didalam perkara-perkara yang ghaib sehingga diharuskan bagi kita untuk bersandar sepenuh kepada hadits-hadits shohih. Ketika memang terdapat didalam suatu hadits yang shohih maka kita menerimanya dan mengimaninya namun ketika hal itu tidak terdapat didalam hadits yang shohih maka kita berdiam diri dan menyerahkan perkara tersebut kepada Allah swt.
Dari beberapa berita tentang hewan-hewan yang ada di surga maka bisa dibagi menjadi tiga macam :
1. Hewan-hewan yang memang sudah dikhususkan bahwa mereka di surga, seperti : anjing Ashabul kahfi, onta Nabi Sholeh as, dan berita tentang ini tidaklah benar sedikit pun.

2. Binatang-bintang yang disebutkan didalam Al Qur’an dan Sunnah yang memang dipersiapkan Allah swt untuk orang-orang beriman di surga, baik yang secara tegas disebutkan didalam nash seperti : burung-burung yang disebutkan didalam firman-Nya,”Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 56) ataupun penyebutan secara umum, seperti firman Allah swt,”Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS. Ath Thuur : 22)
Yang lainnya adalah sapi jantan yang dipersiapkan Allah swt sebagai makanan untuk penduduk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dari Tsauban budak Rasulullah saw berkata,”Aku berdiri disisi Rasulullah saw kemudian datang seorang alim dari Yahudi dan berkata,”Assalamu alaika wahai Muhammad.’ kemudian aku mendorongnya dengan satu dorongan karena seakan-akan ia ingin berkelahi… dia berkata,’Apa makanan mereka (penduduk surga) nanti ? beliau saw menjawab,’Akan disembelihkan bagi mereka sapi jantan surga dan mereka makan dari semua bagiannya. “ (HR. Muslim)
3. Apa yang disebutkan didalam sunnah yang shohih dari nash yang berbicara tentang sebagian hewan yang ada di surga, diantaranya :
a. Dari Abu Hurairoh ra berkata,” Rasulullah saw bersabda,’Shalatlah kalian di kandang kambing dan bersihkanlah tanahnya karena ia adalah binatang surga.” (HR. Baihaqi dan telah dishohihkan oleh al Albani dalam “Shohiul Jami’)
b. Dari Abi Mas’ud al Anshori berkata,”Telah datang seorang laki-laki dengan membawa seekor onta yang masih terkekang lehernya dengan pengikat dan berkata,’Ini untuk di jalan Allah.” Maka beliau saw bersabda,”Dikarenakan onta ini maka bagimu pada hari kiamat sebanyak tujuh ratus onta dan seluruhnya telah dikekang lehernyai.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi mengatakan,” .. ada yang menyebutkan : Maknanya bisa berarti pahala sebesar tujuh ratus ekor onta atau juga bisa berarti lahiriyahnya yaitu baginya di surga tujuh ratus yang setiap darinya masih dikekang lehernya, dia bisa mengendarainya kemana saja dia suka untuk membanggakannya, sebagaimana berita tentang kuda surga dan kemuliaannya. Ini kemungkinan yang terbesar. (Syarh an Nawawi 13/38)
c. Onta dan kuda sebagaimana disebutkan Nawawi :
Dari Abi Ayyub dari Nabi saw bersabda,”Sesungguhnya penduduk surga saling berkunjung dengan mengendarai onta putih yang bagaikan yaqut (batu mulia). Tidak ada di surga sesuatupun dari binatang ternak kecuali onta dan burung.” (HR. Thabrani didalam al Kabir (4/179)
Diriwayatkan dari al Haitsami berkata,”Diriwayatkan oleh Thabarani dan didalamnya terdapat Jabir bin Nuh dan ia termasuk orang yang lemah.” (Majma’ Zawaid (10/413) al Albani juga melemahkannya didalam “Dhoiful Jami (1833)’
Dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw dan mengatakan,”Wahai Rasulullah saw apakah di surga ada kuda? Beliau menjawab,’Sesungguhnya Allah swt memasukanmu ke surga dan engkau boleh membawa seekor kuda dari yaqut merah yang terbang bersamamu di surga kemana kamu suka.’ Dia berkata,’Ada seorang laki-laki bertanya,’Wahai Rasulullah apakah di surga ada onta?’dia berkata ,’Dia saw tidak mengatakan kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada temannya.’ Beliau bersabda,’Sesungguhnya Allah memasukkan kamu ke surga yang didalamnya segala yang menyenangkan dirimu dan melezatkan matamu.’ (HR. Tirmidzi (2543) an dihasankan oleh al Albani dalam ‘Shohih at Targhib’ (3/522)
Dan ada yang sejenis itu dari Abu Ayyub didalam riwayat Tirmidzi (2544) yang dishohikan oleh al Albani juga (3/423)
Juga disebutkan didalam hadits shohih bahwa arwah para syuhada berada di tembolok-tembolok seekor burung di surga yang keluar sekehendaknya.
Perlu diketahui bahwa burung-burung, kuda dan onta yang ada di surga tidaklah serupa dengan yang ada di dunia kecuali sebatas namanya saja. Adapun bagaimana sifat yang sebenarnya maka tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. Adapun kita hanya mengetahui sebatas puncak keindahan dan keagunganya dikarenakan ia adalah bagian dari kenikmatan yang disediakan Allah swt untuk para walinya di surga. Untuk itu Nabi saw didalam hadits didepan mengisyaratkan bahwa kuda surga dari yaqut (batu mulia) merah terbang dengan pemiliknya kemana saja dia suka.”
Kita berharap semoga Allah swt memberikan kenikmatan kepada kita dan memasukkan kita semua ke surga dengan rahmat-Nya, sesungguhnya Dia lah Yang Maha Murah Pemberi dan Maha Mulia.
Wallahu A’lam

Thursday, March 22, 2018

Selfie Ketika Sedang Beribadah

Image result for selfie di tempat ibadah
Saudaraku, yang dirahmati Allah SWT. Tahukah Anda, sebagian orang kadang-kadang melakukan ibadah kemudian dia melakukan Selfie, Seperti misalnya ; {“ memfoto diri sendiri ketika ia sedang sholat, memfoto diri sendiri ketika ia sedang sedekah, memfoto diri sendiri ketika ia sedang Umrah, memfoto foto diri sendiri ketika ia sedang wukuf dipadang arafah, dan berbagai macam jenis-jenis selfie saat sedang melakukan ibadah “}.
Lantas kiranya kita tidak bisa menyalahkan mereka, entah itu salah entah itu keliru. Namun, mari kita timbang dengan Ayat-ayat Allah SWT.
Allah SWT berfirman ;
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di, r.a. menafsirkan yakni “tersembunyi” bermakna {” (bahwa dalam beribadah hendaklah) tidak terang benderang dan tidak dijelaskan karena takut darinya perbuatan Ria’, tetapi dikerjakan tersembunyi hanya tulus karena Allah SWT “}.
Allah SWT juga Berfirman :
Saudaraku, yang dirahmati Allah SWT. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa didalam beribadah itu tidaklah harus secara terang benderang, dalam arti lain seseorang dalam beribadah itu dilakukan secara rahasia, cukup Allah SWT yang tahu perihal ibadah kita.
Dalam beribadah hendaknya dilakukan secara khusu’ dan benar-benar yakin akan ke Esaan Allah SWT. Karen sejatinya ibadah tersebut hanya ada antara seorang hamba dengan Allah SWT saja, tidak dikerjakan secara terang-terangan, dan tidak pula dikerjakan secara Ria’.

Inilah kenapa kita mengatakan bahwa Selfie, tatkala sedang melakukan ibadah seperti umrah, haji, tawaf, dan ibadah ibadah lainnya, itu tidak dibolehkan. Bahkan terkadang seperti Ka’bah Baitullah yang merupakan rumah Allah SWT pun mereka jadikan sebagai tempat Selfie.
Bukan lagi mereka khusu’ untuk berdoa, khusu’ untuk berdzikir, khusu’ melakukan ibadah, tapi mereka malah jadikan tenpat Selfie, dengan berbagai macam alasan. Entah itu alasan sebagai kenang-kenangan, entah alasan sebagai suatu yang mensyukuri nikmat-Nya, entah itu sebagai hal apa saja yang merupakan perkataan yang benar namun diinginkannya kebatilan. Maka hal ini bisa kita katakan bahwa selfie dalam beribadah rentan sekali dengan Ria’.
Oleh karena itu saudaraku yang dirahmati oleh Allah SWT, janganlah kita umbar-umbar kebaikan kita, kebaikan dalam beribadah kepada-Nya. Dan marilah kita sembunyikan amal ibadah kita sebaik mungkin, sebagai mana kita menyembunyikan dosa kita dari mereka.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita semua. Amin !

Saturday, March 17, 2018

Lillahi Ta’ala

Image result for lilahitala
Allah swt berfirman mengutip pernyataan para nabi,
إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ
“Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah.” (QS.Yunus:72)
Kalimat ini adalah syiar para nabi ketika mereka berjuang untuk menyampaikan risalah Allah swt. Kalimat yang selalu menjadi pegangan utusan-utusan suci bahka “kami tidak mengharap imbalan apapun dari kalian, imbalan kami hanyalah dari Allah swt.”
Kalimat ini menarik untuk kita renungkan bersama. Dalam bergaul,
Karena menanti balasan dari manusia hanya akan membuat kita capek dan kecewa.
Bila kita mengingat ayat ini selalu, maka hati kita selalu berkata, “aku sedang transaksi dengan Yang Maha Kuasa dan Dia tidak akan melupakan perbuatan yang aku lakukan. Maka aku tidak membutuhkan balasan dari manusia !”
Bila ayat ini sudah merasuk dalam jiwa kita, maka akan dikuatkan kembali dengan ayat lain dalam firman-Nya,
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS.Ar-Rahman:60)
Tanamlah kebaikan sebanyak mungkin dan jangan pernah menanti balasan dari manusia. Bila hal ini telah terlaksana, maka bersiaplah menjadi kekasih Allah karena dalam banyak ayat, Allah selalu menyebutkan,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah:195)

Istighfar

Image result for istighfar
Tidak bisa dibantah kalau Al-Qur’an adalah pegangan hidup kaum muslim. Seringkali memberi kunci-kunci simple untuk membuka berbagai permasalahan yang kita hadapi.
Kali ini kita akan mengutip pelajaran dari satu perbuatan yang menghasilkan empat jalan keluar. Amalan apakah itu?
Allah swt berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun.” (QS.Nuh:10)
Ya, amalan itu adalah Istighfar. Kemudian bagaimana bentuk jalan keluar yang akan diperoleh?
Dengan istighfar seseorang akan mendapatkan empat jalan keluar yang disebutkan pada lanjutan ayat diatas, yaitu :
1. Allah akan menurunkan hujan.
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
“Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (QS.Nuh:11)
2. Allah akan memberi rezeki dan keturunan.
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
“Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu.” (QS.Nuh:12)
3. Allah akan memberikan kebun-kebun.
وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ
“Dan mengadakan kebun-kebun untukmu.” (QS.Nuh:12)
4. Allah akan menyediakam sungai (sumber air).
وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS.Nuh:12)
Dengan kata lain, jika kita menghadapi masalah seperti kekeringan, sempitnya rizki atau belum mendapat keturunan, maka kunci untuk membuka semua masalah itu adalah Istighfar.

Friday, March 16, 2018

Kisah Nabi Yusuf

Image result for surah yusuf
Mengapa Kisah Didalam Surat Yusuf disebut Kisah Terbaik? 
Banyak kisah yang diceritakan didalam Al-Qur’an namun kisah didalam Surat Yusuf lah yang dinobatkan sebagai kisah yang terbaik.
Allah swt berfirman,
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَٰذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ
“Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik.” (QS.Yusuf:3)
Apa sebab yang menjadikan kisah dalam surat Yusuf disebut sebagai kisah terbaik?
Karena kisah Nabi Yusuf as mengajarkan kita bahwa :
1. Yang terpenjara suatu saat akan bebas.
2. Yang sakit akan sembuh.
3. ‎Yang hilang akan kembali.
4. ‎Yang bersedih akan bahagia.
5. Yang bergelimang dosa kemudian kembali kepada-Nya akan diterima dan diampuni oleh Allah.
5. ‎Kepedihan akan segera sirna.
6. ‎Dan segala cobaan yang menimpa orang mukmin adalah kebaikan.

Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan yang tak pernah putus dari hamba-Nya.
Tentu masih banyak lagi pelajaran dari Surat Yusuf. Semoga bermanfaat…

https://khazanahalquran.com/mengapa-kisah-didalam-surat-yusuf-disebut-kisah-terbaik.html

Sami’allahu liman Hamidah

Image result for ruku
Kita sering mengucapkan kalimat ini. Pernahkah Kita Merenungkan Kalimat “Sami’allahu liman Hamidah” ?
 سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.”
Kalimat yang sering kita dengar dan sering kita ucapkan setiap harinya didalam solat. Sebuah kalimat yang luar biasa bila kita mau merenungkannya.
Allah mendengar siapa yang memuja-Nya…
Sebuah kalimat yang mendinginkan hati kita yang gelisah oleh bermacam masalah duniawi yang kita hadapi setiap hari.
Sebuah kalimat yang harusnya menjadi pegangan dalam setiap langkah kita, bahwa Allah mendengar setiap pujian dan keluh kesah kita. Dan mustahil Allah tidak menjawab panggilan hamba-Nya.
Sebuah kalimat indah untuk memberi power dan harapan dalam doa dan permohonan kita.
Seperti dalam doa Nabi Ibrahim as,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishak. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS.Ibrahim:39)
Begitupula dengan doa Nabi Zakaria as,
إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS.Ali ‘Imran:38)
Allah pasti mendengar dan sangat menyukai suara hamba yang mengingat-Nya. Suara pujian, suara istighfar bahkan suara keluh kesah seorang hamba kepada Pencipta-Nya.
Bahkan ketika Nabi Musa as dan Nabi Harun as diperintahkan untuk menemui Fir’aun yang bengis itu, Allah menenangkan keduanya.
قَالَ لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ
Dia (Allah) berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (QS.Tha-Ha:46)
Karena itu mari kita renungkan kalimat
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.”
Agar kalimat yang kita ucapkan setiap hari ini tidak hanya sebuah ucapan namun menjadi pegangan hidup dan menenangkan hati kita dalam menghadapi kondisi apapun.
Sebagai penutup, apapun yang dibicarakan orang dibelakang kita, sejahat apapun sesuatu yang mereka rencanakan, janganlah khawatir karena Allah mendengar apapun yang mereka ucapkan dan Allah tidak akan membiarkan kejahatan mereka.

Monday, March 5, 2018

Manusia Berharap Mendapatkan Kabar Gembira

Image result for surga
Bila seseorang berkata kepadamu,
“Ada kabar gembira untukmu.”
Spontan engkau akan bahagia dan tersenyum, walaupun belum tau kabar apa yang akan disampaikan.
Bila yang mengatakan adalah orang yang engkau segani, kau kagumi atau orang yang kau anggap penting, maka kegembiraanmu semakin meningkat disertai dengan harap-harap cemas, kira-kira apa kabar gembira yang akan ia katakan.
Karena orang yang kau segani tidak akan memberi kabar yang biasa-biasa saja.
Lalu bagaima jika yang menjanjikan kabar gembira itu adalah Pemilik Alam Semesta?
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Baqarah:155)
Dapatkah engkau membayangkan betapa besarnya “kabar gembira” yang Dia janjikan?
Maka jadikan kesabaran sebagai sahabat terdekat yang tak pernah jauh darimu. Karena kabar gembira itu hanya milik orang-orang yang sabar.

Yang Harus Takuti di Dunia Ini

Image result for sujud
Kata “Takwa” seringkali diartikan dengan makna “takut”. Seringkali Allah memberi perintah kepada kita untuk bertakwa atas sesuatu, artinya takut akan sesuatu atau berhati-hati dengan hal tersebut.
Setidaknya ada 5 hal dalam Al-Qur’an yang harus kita sikapi dengan “takwa”, atau dengan kata lain harus kita “takuti”.
Kira-kira apa saja yang harus kita “takuti” di dunia ini?
1. Takutlah pada Tuhanmu.
(Artinya takut pada siksa-Nya, atau takutlah pada dosa-dosamu yang mengantarkanmu pada siksa-Nya.)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” (QS Al-Hajj:1)
2. Takutlah pada api neraka.
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang kafir.” (QS.Ali ‘Imran:131)
3. Takutlah pada “fitnah” (siksaan atau bencana)
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
“Dan peliharalah dirimu dari fitnah (siksaan) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu.” (QS.Al-Anfal:25)
4. Takutlah (berhati-hatilah) dalam membina hubungan kekeluargaan.
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.” (QS.An-Nisa’:1)
5. Takutlah pada hari kiamat.
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ
“Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah.” (QS.Al-Baqarah:281)
Itulah 5 hal yang perlu kita sikapi dengan takwa dan harus dihadapi dengan penuh kehatia-hatian.

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...