Beberapa kali admin kehilangan kucing kesayangan. Kadang terlintas dalam pikiran apakah hewan masuk surga ketika sudah mati? setelah mencari berbagai sumber, akhirnya dapat jawaban dari ustadz Sigit Pranowo
Islam adalah agama Allah swt yang memberikan perhatiannya kepada binatang bahkan beberapa surat didalam Al Qur’an dinamakan dengan nama binatang, diantaranya : al An’am (binatang ternak), an Nahl (lebah), an Naml (semut). Allah swt juga menceritakan secara khusus tentang pertemanan yang dijalin antara ashabul kahfi dengan seekor anjing dalam menentang kezaliman penguasa pada saat itu didalam surat al Kahfi.
Untuk itu islam memerintahkan para pemeluknya untuk memperlakukan binatang secara baik kecuali binatang-binatang yang membahayakan dirinya dan yang memang dibolehkan untuk dibunuh, seperti sabda Rasulullah saw,”Lima binatang berbahaya yang diperbolehkan membunuhnya dalam keadaan tidak berihrom atau berihrom yaitu ular, burung gagak, tikus, anjing gila, burung rajawali.” (HR. Muslim)
Perlakuan baik seseorang kepada seekor binatang bisa menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dari Allah swt dan memudahkannya untuk mendapatkan surga-Nya, sebagaimana diceritakan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Suatu ketika seorang lelaki sedang berjalan disuatu jalan ia merasa sangat haus lalu ia mendapatkan sebuah sumur maka ia pun menuruninya dan minum darinya.
Tatkala keluar darinya dia mendapatkan seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya yang sedang mengunyah tanah basah karena hausnya. Orang itu berkata,’Sungguh apa yang dialami anjing ini berupa kehausan seperti apa yang barusan aku alami. Maka orang itu pun menuruni sumur dan memenuhi terompahnya dengan air kemudian membawanya ke atas dengan mulutnya dan diminumkannya kepada anjing itu. Allah berterimakasih kepadanya dan mengampuni dosanya. Mereka bertanya,’Wahai Rasulullah apakah didalam setiap binatang ternak itu ada pahala bagi kita?’ Beliau saw menjawab,’Di setiap yang memiliki hati yang lunak (kiasan untuk kehidupan, pen) ada pahala.” (HR. Bukhori)
Sebaliknya perlakuan yang kasar terhadap binatang bisa membawanya kepada murka dan neraka Allah swt, sebagaimana diceritakan pula didalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar ra dari Nabi saw bersabda,”Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada dilantai.” (HR. Bukhori)
Penyiksaan terhadap binatang tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat maka ini tidak diperbolehkan dengan cara apapun yang bisa menyakitinya, sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Sesungguhnya tidaklah ada yang pantas melakukan penyiksaan dengan api kecuali Sang Pemilik api (Allah swt).” (HR. Abu Daud)
Adapun yang tidak termasuk didalam penyiksaan terhadap hewan adalah penyembelihan binatang-binatang yang memang sudah diciptakan Allah swt untuk dikonsumsi manusia dan membawa manfaat bagi mereka, seperti penyembelihan ayam, bebek, kambing, domba, sapi dan binatang ternak lainnya.
Dalam penyembelihan binatang ternak ini pun seseorang tetap diharuskan untuk melakukannya dengan baik dan menghindari hal-hal yang dapat membuatnya sengsara saat disembelih, seperti : diharuskan menajamkan pisau untuk menyembelihnya dan mengelus-elus leher binatang itu sebelum menaruhkan pisau diatasnya, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra dari Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya Allah swt mentapkan kebaikan (ihsan) atas segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh (didalam peperangan) lakukanlah dengan baik. Jika kalian menyembelih lakukanlah dengan baik. Hendaklah setiap kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.” (HR. Muslim)
Hewan Yang Ada di Surga
Hal ini termasuk didalam perkara-perkara yang ghaib sehingga diharuskan bagi kita untuk bersandar sepenuh kepada hadits-hadits shohih. Ketika memang terdapat didalam suatu hadits yang shohih maka kita menerimanya dan mengimaninya namun ketika hal itu tidak terdapat didalam hadits yang shohih maka kita berdiam diri dan menyerahkan perkara tersebut kepada Allah swt.
Dari beberapa berita tentang hewan-hewan yang ada di surga maka bisa dibagi menjadi tiga macam :
1. Hewan-hewan yang memang sudah dikhususkan bahwa mereka di surga, seperti : anjing Ashabul kahfi, onta Nabi Sholeh as, dan berita tentang ini tidaklah benar sedikit pun.
2. Binatang-bintang yang disebutkan didalam Al Qur’an dan Sunnah yang memang dipersiapkan Allah swt untuk orang-orang beriman di surga, baik yang secara tegas disebutkan didalam nash seperti : burung-burung yang disebutkan didalam firman-Nya,”Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 56) ataupun penyebutan secara umum, seperti firman Allah swt,”Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS. Ath Thuur : 22)
Yang lainnya adalah sapi jantan yang dipersiapkan Allah swt sebagai makanan untuk penduduk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dari Tsauban budak Rasulullah saw berkata,”Aku berdiri disisi Rasulullah saw kemudian datang seorang alim dari Yahudi dan berkata,”Assalamu alaika wahai Muhammad.’ kemudian aku mendorongnya dengan satu dorongan karena seakan-akan ia ingin berkelahi… dia berkata,’Apa makanan mereka (penduduk surga) nanti ? beliau saw menjawab,’Akan disembelihkan bagi mereka sapi jantan surga dan mereka makan dari semua bagiannya. “ (HR. Muslim)
3. Apa yang disebutkan didalam sunnah yang shohih dari nash yang berbicara tentang sebagian hewan yang ada di surga, diantaranya :
a. Dari Abu Hurairoh ra berkata,” Rasulullah saw bersabda,’Shalatlah kalian di kandang kambing dan bersihkanlah tanahnya karena ia adalah binatang surga.” (HR. Baihaqi dan telah dishohihkan oleh al Albani dalam “Shohiul Jami’)
b. Dari Abi Mas’ud al Anshori berkata,”Telah datang seorang laki-laki dengan membawa seekor onta yang masih terkekang lehernya dengan pengikat dan berkata,’Ini untuk di jalan Allah.” Maka beliau saw bersabda,”Dikarenakan onta ini maka bagimu pada hari kiamat sebanyak tujuh ratus onta dan seluruhnya telah dikekang lehernyai.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi mengatakan,” .. ada yang menyebutkan : Maknanya bisa berarti pahala sebesar tujuh ratus ekor onta atau juga bisa berarti lahiriyahnya yaitu baginya di surga tujuh ratus yang setiap darinya masih dikekang lehernya, dia bisa mengendarainya kemana saja dia suka untuk membanggakannya, sebagaimana berita tentang kuda surga dan kemuliaannya. Ini kemungkinan yang terbesar. (Syarh an Nawawi 13/38)
c. Onta dan kuda sebagaimana disebutkan Nawawi :
Dari Abi Ayyub dari Nabi saw bersabda,”Sesungguhnya penduduk surga saling berkunjung dengan mengendarai onta putih yang bagaikan yaqut (batu mulia). Tidak ada di surga sesuatupun dari binatang ternak kecuali onta dan burung.” (HR. Thabrani didalam al Kabir (4/179)
Diriwayatkan dari al Haitsami berkata,”Diriwayatkan oleh Thabarani dan didalamnya terdapat Jabir bin Nuh dan ia termasuk orang yang lemah.” (Majma’ Zawaid (10/413) al Albani juga melemahkannya didalam “Dhoiful Jami (1833)’
Dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw dan mengatakan,”Wahai Rasulullah saw apakah di surga ada kuda? Beliau menjawab,’Sesungguhnya Allah swt memasukanmu ke surga dan engkau boleh membawa seekor kuda dari yaqut merah yang terbang bersamamu di surga kemana kamu suka.’ Dia berkata,’Ada seorang laki-laki bertanya,’Wahai Rasulullah apakah di surga ada onta?’dia berkata ,’Dia saw tidak mengatakan kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada temannya.’ Beliau bersabda,’Sesungguhnya Allah memasukkan kamu ke surga yang didalamnya segala yang menyenangkan dirimu dan melezatkan matamu.’ (HR. Tirmidzi (2543) an dihasankan oleh al Albani dalam ‘Shohih at Targhib’ (3/522)
Dan ada yang sejenis itu dari Abu Ayyub didalam riwayat Tirmidzi (2544) yang dishohikan oleh al Albani juga (3/423)
Juga disebutkan didalam hadits shohih bahwa arwah para syuhada berada di tembolok-tembolok seekor burung di surga yang keluar sekehendaknya.
Perlu diketahui bahwa burung-burung, kuda dan onta yang ada di surga tidaklah serupa dengan yang ada di dunia kecuali sebatas namanya saja. Adapun bagaimana sifat yang sebenarnya maka tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. Adapun kita hanya mengetahui sebatas puncak keindahan dan keagunganya dikarenakan ia adalah bagian dari kenikmatan yang disediakan Allah swt untuk para walinya di surga. Untuk itu Nabi saw didalam hadits didepan mengisyaratkan bahwa kuda surga dari yaqut (batu mulia) merah terbang dengan pemiliknya kemana saja dia suka.”
Kita berharap semoga Allah swt memberikan kenikmatan kepada kita dan memasukkan kita semua ke surga dengan rahmat-Nya, sesungguhnya Dia lah Yang Maha Murah Pemberi dan Maha Mulia.
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment