Itu karena pink dianggap sebagai warna yang lebih kuat sehingga cocok bagi anak laki-laki,” ujar Eiseman.
Lantas kenapa kini warna pink kerap dikaitkan dengan perempuan?
Menurut Steele, itu terjadi di Amerika Serikat ketika pada tahun 1980an dan awal abad 20, para pabrikan pakaian berusaha menjual baju lebih banyak dengan mengkategorikannya lewat kode warna.

Namun sayang tidak ada kesamaan diantara mereka. Banyak pabrik yang membuat pakaian pink untuk laki-laki dan biru untuk perempuan, tapi ada juga pabrik yang melakukan hal sebaliknya.
“Tidak ada suara bulat sama sekali,” ujar Steele.
Steele percaya perubahan mulai terjadi ketika akusisi dua lukisan pada abad 18 yakni “The Blue Boy” dan “Pinkie" yang dilukis Milioner Amerika Henry Huntington.   
Sejak saat itu, pink identik dengan perempuan dan biru identik dengan laki-laki.
Tapi untungnya, kini, warna pink sudah bisa digunakan baik oleh laki-laki dewasa atau anak laki-laki.
“Saya pikir secara umum generasi muda sekarang tidak memiliki prasangka tentang warna-warna tertentu  seperti generasi ayah dan kakek mereka yang dibesarkan dengan gagasan bahwa pink hanya untuk anak perempuan dan anak laki-laki tak boleh memakainya,” ujar Steele.