Thursday, December 31, 2015

Mulutmu Harimaumu

Hasil gambar untuk mulutmu harimaumu

"Mulutmu Harimaumu", Singkat tapi punya arti yang luar biasa. Bukan peribahasa biasa. Ini berkaitan erat dengan ajaran agama Islam. Artinya, jika kita salah berucap, bisa-bisa mulut kita membinasakan kita. Dari sekedar pertengkaran, perceraian, perkelahian, hingga pembunuhan bisa berasal dari lidah/ucapan yang tajam.

Dalam Islam juga kita disuruh menjaga lidah atau ucapan kita. Banyak orang (terkenal) di dunia ini yang sengsara akibat ucapan sendiri. Betapa banyak orang yang masuk neraka akibat tidak bisa menjaga lidah. Suka mencaci-maki orang lain. Allah Ta’ala berfirman: “Janganlah sebagian diantara engkau semua itu mengumpat sebagian yang lainnya. Sukakah seorang diantara engkau semua makan daging saudaranya dalam keadaaan ia sudah mati, maka tentu engkau semua membenci -karena jijik terhadap perbuatan tersebut-. Takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Menerima taubat lagi Penyayang.” (al-Hujurat: 12).

Allah Ta’ala juga berfirman: “Tidaklah seorang itu mengucapkan sesuatu ucapan, melainkan di sisinya ada malaikat Raqib -pencatat kebaikan- dan ‘Atid -pencatat keburukan-.” (Qaf: 18). Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau -kalau tidak dapat berkata yang baik-, hendaklah ia diam saja.” (Muttafaq ‘alaih). 

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki atau perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. AlAhzab:58)

“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)
Ada yang dengan dalih mengajak ke sunnah, memurnikan Tauhid, dsb tapi justru mencaci ummat Islam dengan kata-kata: “Ahlul Bid’ah”, Musyrik, Sesat, dan sebagainya. Bukannya mengikuti sunnah, akhirnya justru melanggar perintah Allah dan RasulNya karena Allah melarang kita mencela sesama Muslim.
“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.” [At Taubah 79]
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” [Al Humazah 1]
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” [Al Qalam 10-11]
Dari Abu Musa r.a., katanya: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, manakah kaum Muslimin itu yang lebih utama?” Beliau s.a.w. menjawab: “Yaitu yang orang-orang Islam lainnya merasa selamat daripada gangguan lisannya -yakni pembicaraannya- serta dari tangannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Sahl bin Sa’ad r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada diantara kedua tulang rahangnya -yakni mulut- serta antara kedua kakinya -yakni kemaluannya-, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba itu berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia fikirkan -baik atau buruknya-, maka dengan sebab perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur dan sudut barat.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya seorang hamba itu mengatakan suatu perkataan dari apa-apa yang diridhai oleh Allah Ta’ala yang ia sendiri tidak banyak mengambil perhatian dengan kata-katanya, lalu Allah mengangkatnya dengan beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba itu mengatakan suatu perkataan dari apa-apa yang menyebabkan kemurkaan Allah Ta’ala yang ia sendiri tidak banyak mengambil perhatian dengan kata-katanya, lalu orang itu terjatuh dalam neraka Jahanam sebab kata-katanya tadi.” (Riwayat Bukhari)
Dari Abu Abdur Rahman yaitu Bilal bin al-Harits al-Muzani r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya seseorang itu berkata dengan suatu perkataan dari apa-apa yang diridhai oleh Allah Ta’ala, ia tidak mengira bahwa perkataan itu akan mencapai suatu tingkat yang dapat dicapainya, lalu Allah mencatat untuknya bahwa ia akan memperoleh keridhaanNya sampai pada hari ia menemuiNya -yakni hari kematiannya atau pada hari kiamat nanti-. Dan sesungguhnya seorang itu berkata dengan suatu perkataan dari apa-apa yang menjadikan kemurkaan Allah, ia tidak mengira bahwa perkataan itu akan mencapai suatu tingkat yang dapat dicapainya, lalu Allah mencatatkan untuknya bahwa ia akan memperoleh kemurkaanNya sampai pada hari ia menemuiNya.” Diriwayatkan oleh Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ dan juga oleh Imam Tirmidzi
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang dijaga oleh Allah akan keburukannya yang ada diantara kedua rahangnya -yakni mulut- dan keburukannya apa yang ada diantara kedua kakinya -yakni kemaluan-, maka dapatlah ia masuk syurga.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
Dari ‘Utbah bin ‘Amir r.a. katanya: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, apakah yang menyebabkan keselamatan itu?” Beliau s.a.w. bersabda: “Tahanlah lidahmu -yakni hati-hatilah dalam berbicara-, hendaklah rumahmu itu dapat merasakan luas padamu -maksudnya: lakukanlah sesuatu yang dapat menyebabkan engkau suka tetap berada di rumah seperti melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan lain-lain- dan menangislah atas kesalahan yang engkau kerjakan.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
Kadang ada yang bilang, “Ah kita tidak menghina. Itu memang betul kok!” Padahal meski benar, itulah yang namanya ghibah! Kalau tidak benar, itu fitnah:
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Adakah engkau semua mengetahui, apakah mengumpat itu?” Para sahabat menjawab: “Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui.” Beliau s.a.w. bersabda: “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang ada dalam diri saudaramu dengan apa-apa yang tidak disukai olehnya.” Beliau s.a.w. ditanya: “Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau dalam diri saudara saya itu memang benar-benar ada apa yang dikatakan itu?” Beliau s.a.w. menjawab: “Jikalau benar-benar ada dalam dirinya apa yang engkau ucapkan itu, maka sungguh-sungguh engkau telah mengumpatnya dan jikalau tidak ada dalam dirinya apa yang engkau ucapkan itu, maka sungguh-sungguh engkau telah membuat-buat kedustaan pada dirinya -memfitnahnya-.” (Riwayat Muslim)
Coba jaga lidah kita meski terhadap pembantu kita, istri atau suami kita, anak-anak kita, teman-teman kita, dan sebagainya. Jangan menghina, jangan membicarakan aibnya, jangan memarahinya dengan ucapan yang tidak pantas. Ini agar kita tidak jadi orang yang bangkrut/muflis di akhirat nanti.
Bagaimana mungkin orang yang rajin Sholat. Bukan cuma sholat Wajib dan sholat sunat rawatib. Tapi juga sholat Duha, Sholat Tahajjud, Sholat Safar, dsb. Rajin puasa. Bukan cuma Ramadhan, tapi Syawal, puasa tengah bulan, Senin-Kamis, bahkan Puasa Daud (sehari puasa sehari buka). Kemudian rajin bayar zakat dan sedekah.
Tapi di hari kiamat, ternyata pahalanya diambil Allah dan diberikan kepada orang2 yang dia zalimi. Orang2 yang dia katai. Orang2 yang dia hina. Dia pukul. Bahkan bunuh.
Saat pahalanya habis dan dosanya masih banyak karena dia menghina orang setiap hari. Memfitnah orang setiap hari, dsb, maka dosa orang2 yang dia zalimi ditimpakan ke dia.
Akhirnya meski amal ibadahnya banyak, bukannya masuk surga, malah masuk neraka. Mudah2an kita terhindar dari hal seperti itu.
أتَدْرُونَ ما المُفْلِسُ ؟ قالوا : المفْلسُ فينا من لا درهم له ولا متاع. قال : إن المفْلسَ مَنْ يأتي يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة ، ويأتي قد شَتَمَ هذا ، وقذفَ هذا ، وأكل مال هذا ، وسفك دم هذا ، وضرب هذا ، فيُعطَى هذا من حسناته ، وهذا من حسناته ، فإن فَنيَتْ حَسَناتُهُ قبل أن يُقْضى ما عليه ، أُخِذَ من خطايهم فطُرِحَتْ عليه ، ثم يُطْرَحُ في النار
Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)
Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)
Jangan Ghibah!
Jaga lisan jaga perbuatan demi kebaikan....

Tuesday, December 29, 2015

Standing Party dalam Pandangan Islam




Masalah ini pernah beberapa kali saya rasakan. Ya, fenomena pesta berdiri (standing party) di kalangan umat Islam dewasa ini, tampaknya jadi trend dan seolah-olah ingin menunjukan derajat atau kelas tertentu bagi sohibul hajat (tuan rumah) yang mengadakannya. Selama acara berlangsung, misalnya walimahtul ursy (pesta pernikahan), para tetamu terus-menerus berdiri hingga waktu santapan tiba, sehingga makan dan minum tetap dilakukan dengan cara berdiri, tanpa duduk. Bayangkan saja bagi tamu-tamu yang sudah tua, tentu sangat menyiksa dan tentu saja menyakitkan he..he..he... 

Konsep pesta berdiri ini memang di”setting” tanpa kursi, kalaupun ada itu jumlahnya (sedikit) sekali. Mengenai “standing party”, ustadz Mugiyono,S.Ag,M.Hum, Koordinator Sekretariat Pusat Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang  saat menghadiri acara di salah satu perusahaan besar yang ada di kota Palembang. Menurut dia, penyelanggara acara dengan sengaja membuat konsep acara standing party selama acara berlangsung. Sebab tidak ada kursi yang disediakan di sana. 

“Konsep pesta standing party adalah trend pesta yang berawal dari Eropa, yang notabenenya mereka yang menganut ajaran non muslim. Sebab, makan dan minum berdiri dalam ajaran non muslim diperbolehkan. Islam agama yang sempurna telah mengajarkan semua tata cara yang baik dalam kehidupan, salah satunya adab makan dan minum,” tutur ustadz Mugiyono kepada As SAJIDIN, Senin, 2 Februari 2015.
Lantas bagaimana  hukum pesta ala standing party (makan dan minum berdiri) bila dilihat dari sudut pandang syariat Islam?
Ustadz Mugiyono dengan tegas menyatakan, makan dan minum sambil berdiri hukumnya makruh, artinya tidak disukai dalam Islam. Sebaiknya, pesta berdiri dihindari umat Islam.  Makan minum berdiri diperbolehkan hanya dalam kondisi tertentu, yakni kalau tidak memungkinkan duduk atau tidak ada tempat duduk atau tidak bisa duduk. Penghukuman makruh terhadap makan dan minum sambil berdiri ini dikarenakan ada larangan dari Rasulullah Saw, namun di sisi lain Rasulullah Saw dan para sahabat pernah melakukannya. Hal ini dilakukan Rasulullah dan sebagaian sahabat karena memang tidak memungkinkan untuk duduk.
Ustadz Mugiyono mengutip dari hadits dan keterangan dari sahabat tentang haram dan bolehnya makan dan minum sambil berdiri.
Dari Anas ra, beliau mengatakan bahwa Nabi Saw melarang minum sambil berdiri (HR. Muslim no. 2024, Ahmad no. 11775). Dari Abu Sa’id al-Khudriy, beliau mengatakan bahwa Nabi Saw melarang minum sambil berdiri (HR. Muslim no. 2025).  Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda, “janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135).
 Dari Ibnu Abbas beliau mengatakan, “aku memberikan air zam-zam kepada Rasulullah Saw. Maka beliau lantas minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Bukhari no. 1637, dan Muslim no. 2027). Dari An-Nazal, beliau menceritakan bahwa Ali ra mendatangi pintu ar-Raghbah lalu minum sambil berdiri. Setelah itu beliau mengatakan, “Sesungguhnya banyak orang tidak suka minum sambil berdiri, padahal aku melihat Rasulullah Saw pernah melakukan sebagaimana yang baru saja kalian lihat.” (HR. Bukhari no. 5615).
 Dalam riwayat Ahmad dinyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra mengatakan, “apa yang kalian lihat jika aku minum sambil berdiri. Sungguh aku melihat Nabi Saw pernah minum sambil berdiri. Jika aku minum sambil duduk maka sungguh aku pernah melihat Nabi Saw minum sambil duduk.” (HR Ahmad no 797).
Dari Ibnu Umar beliau mengatakan, “dii masa Nabi Saw kami minum sambil berdiri dan makan sambil berjalan.” (HR. Ahmad no 4587 dan Ibnu Majah no. 3301). Di samping itu Aisyah dan Said bin Abi Waqqash juga memperbolehkan minum sambil berdiri, diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Ibnu Zubaer bahwa beliau berdua minum sambil berdiri. (Al-Muwatha, 1720 - 1722).
Menurut dia,  mengenai hadits-hadits di atas sebagian ulama yang berkesimpulan bahwa minum sambil berdiri itu diperbolehkan, meskipun yang lebih baik adalah minum sambil duduk. Di antara mereka adalah Imam Nawawi, dalam Riyadhus Shalihin beliau mengatakan, “bab penjelasan tentang bolehnya minum sambil berdiri dan penjelasan tentang yang lebih sempurna dan lebih utama adalah minum sambil duduk.”

Pendapat Imam Nawawi ini setujui oleh Syaikh Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin, beliau mengatakan, “yang lebih utama saat makan dan minum adalah sambil duduk karena hal ini merupakan kebiasaan Nabi Saw, beliau tidak makan sambil berdiri demikian juga tidak minum sambil berdiri. Mengenai minum sambil berdiri terdapat hadits yang shahih dari Nabi Saw tentang larangan tersebut. Anas bin Malik ditanya tentang bagaimana kalau makan sambil berdiri, maka beliau mengatakan, “Itu lebih jelek dan lebih kotor.” Maksudnya jika Nabi melarang minum sambil berdiri maka lebih-lebih lagi makan sambil berdiri.

Maksud hadits dari Ibnu Umar yang diriwayatkan dan dishahihkan oleh Tirmidzi, Ibnu Umar mengatakan, “di masa nabi kami makan sambil berjalan dan minum sambil berdiri”. Hadits ini menunjukkan bahwa larangan minum sambil berdiri itu tidaklah haram akan tetapi melakukan hal yang kurang utama. Dengan kata lain yang lebih baik dan lebih sempurna adalah makan dan minum sambil duduk. Namun boleh makan dan minum sambil berdiri. Dalil tentang bolehnya minum sambil berdiri adalah dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan, “Aku memberikan air zam-zam kepada Nabi lalu beliau meminumnya sambil berdiri.” (Syarah Riyadhus Shalihin, Jilid VII hal 267).

Dia juga menambahkan, seharusnya sebagai pemilik acara yang berpendidikan apa lagi yang paham agama baiknya untuk tidak mengikuti konsep pesta orang-orang nonmuslim, makan dan minum berdiri, karena segala sesuatu yang kita lakukan akan dicontoh oleh anak-anak kita, maka janganlah mengajarkan anak untuk makan dan minum berdiri.

Senada dengan ustadz Mugiyono, Hj. Sulastri.Lc.M.Pd.I mengungkapakan kepada As SAJIDIN, hendaknya makan dan minumlah dalam keadaan duduk, sebab makan dan minum sambil berdiri hukumnya adalah makruh (sesuatu yang dibenci). Jika, makan dan minum dalam posisi duduk air yang diminum langsung bisa mengalir ke posisi ginjal.

“ Standing party adalah salah satu bentuk perang pemikiran yang dilakukan oleh orang-orang Barat. Mereka mengajarkan hal-hal yang bertentangan  dengan syari’at islam dan ada saja orang Islam yang mengikutinya. Salah satu perang pemikiran yang dilakukan orang barat adalah dengan cara menyiarkan trend makan minum berdiri di pesta-pesta,” ujar ustadzah yang pernah menamatkan pendidikan  di Yaman ini

Sunday, December 27, 2015

Selamat Natal = Syahadat Gugur





Bertahun-tahun biasanya kujawab secara offline tentang 25 Desember dan 1 Januari. Karena menghargai beberapa relasiku yang berprofesi sebagai misionaris. Mereka tahu dakwahku tapi kami saling menghargai. Mohon maaf sebelumnya dan setulusnya, bila tulisan ini akan tidak disukai sebagian dari sahabat-sahabat muslim. Tapi sudah saatnya harus dijelaskan terbuka secara ilmu ketauhidan. 

Membaca berita seorang muslim modern menantang Ustadz Yusuf Mansur (Official) untuk menunjukan dalil pelarangan mengucapkan selamat natal. Berharap tulisan ini bukan hanya menjawab tantangannya, tetapi untuk diketahui saudaraku muslimin dan muslimat yang tidak ingin syahadatnya gugur.

Kupasan berdasarkan ilmu Tauhid
Bila kita mengucapkan...
... kalimat SELAMAT ULANG TAHUN kepada seseorang, berarti kita mengakui bahwa dia lahir di tanggal itu..
Bila kita mengucapkan...
...kalimat SELAMAT ATAS PELANTIKAN JABATAN, berarti kita mengakui dirinya sebagai pejabat baru...
Bila kita mengucapkan...
...kalimat SELAMAT ATAS KEMENANGAN PERTANDINGAN, berarti kita mengakui lawan sebagai pemenang...
Ternyata kata SELAMAT bermakna PENGAKUAN...

Kalau banyak pertanyaan, bukankah mengucapkan SELAMAT NATAL hanya merupakan sebuah ucapan saja...
Wahai saudaraku,
...Seorang muslim dinilai dari ucapannya...
Bukankah SYAHADAT juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa setelah berucap SYAHADAT...seseorang menjadi muslim...?
Bukankah BISMILLAH juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa hewan yang disembelih tanpa mengucap BISMILLAAH, dagingnya haram dimakan...?
Bukankah AQAD NIKAH juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa setelah diucapkan, suami halal menggauli istri...
Bukankah kata CERAI juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa bila suami mengucapkan kata ini terhadap istrinya baik secara bercanda maupun tidak, maka akan jatuh hukum CERAI bagi istrinya...
Saat kita mengucapkan SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU, atau hari raya agama lain, disitulah awal kita MENGAKUI keberadan Tuhan lain yang berarti kita mengakui adanya beberapa Tuhan.
Berarti sudah tidak sesuai dengan SYAHADAT yang diucapkan dan Surat Al Ikhlas ayat 1 serta beberapa ayat lainnya.
Padahal meng-ingkari 1 AYAT QUR'AN saja...sudah dikategorikan sebagai orang kafir yang sebenar-benarnya...
"Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya..."
[ Qur'an Surat An Nisa (4) ayat 151 ]

Inilah ayat-ayat yang menegaskan TERHAPUSNYA SYAHADAT yang pernah diucapkan dikarenakan ucapan selamat hari raya umat lain...

Sesungguhnya telah KAFIR lah orang-orang yang berkata/mengakui, "Sesungguhnya ALLAH ialah Al Masih putra Maryam, padahal Al Masih sendiri berkata " Hai Bani Israil, sembahlah ALLAH Tuhan-ku dan Tuhan-mu..."
[ Qur'an Surat Al Maidah (5) ayat 72 ]

"...Janganlah kamu mengatakan TUHAN itu tiga, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya ALLAH Tuhan yang Maha Esa. Maha Suci ALLAH dari mempunyai anak..."
[ Qur'an Surat An Nisa (4) ayat 171 ]

"Dan mereka berkata, "Tuhan yang maha pemurah mempunyai anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar"
[ Qur'an Surat Maryam (19) ayat 88-89 ]

Saudaraku umat Nasrani dan para pendeta,
Perbedaan kita hanya pada nabi Isa, padahal bagi kami Nabi Isa adalah salah satu Rasul yang utama.
Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah terbukti dalam Sejarah, bahwa tanggal 25 Desember itu hari kelahiran Janus dan Mitra, Sang Dewa Matahari.  Bunda Maryam melahirkan Nabi Isa disaat pohon kurma berbuah, yang berarti disaat musim panas tetapi 25 Desember adalah musim dingin.

Wahai para pendeta dan missionaris, Kamipun mengimani Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa. Bahkan Nabi kami, Muhammad memiliki paman dari istri yang seorang pendeta nasrani bernama Waraqah. Jadi Islam sangat paham bagaimana toleransi yang benar.

Wahai para penganut nasrani, silahkan saja rayakan natal sesuai keyakinanmu ...
Karena bagi kami "UNTUKMULAH AGAMAMU dan UNTUKULLAH AGAMAKU"
Tapi tegas kusampaikan... Jangan paksa pegawai muslim berpakaian santa. Sebagaimana kami tidak pernah pula memaksa para misionaris menggunakan peci dan sorban disaat Idul Fitri...

Jangan paksa undang pejabat muslim hadiri natal di gereja. Sebagaimana kami tidak pernah memaksa para pendeta hadir pada Sholat Idul Fitri. Saudaraku umat muslim, Silakan saja ucapkan selamat natal.. Silakan saja gunakan topi Santa... Tapi jangan menyesal, bila sholat kita batal, mati pun bukan sebagai muslim... Karena syahadat kita sudah gugur

Saudaraku,
Kajilah Qur'an......karena semua pertanyaan hidup sudah ada jawabannya didalam. Kalau penjelasan panjang ini masih meragukan hati... Periksa saja Sholat Shubuh kita, apakah sudah berjama'ah di masjid setiap hari..?
Semoga bermanfaat.

Friday, December 25, 2015

Dendam dalam Pandangan Islam

''(Orang-orang bertakwa) yaitu mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan'' (QS Ali Imran [3]: 134).

Dendam adalah buah dari hati yang dizholimi, hati yang terluka, hati yang tersakiti, teraniaya, atau karena (merasa) diambil haknya. Perwujudan dari dendam yang paling nyata adalah kemarahan dan kebencian yang membludak. Bila dendam seseorang membara, maka dia akan mencari jalan untuk mencemarkan, mencoreng, atau kalau perlu mencelakakan dan yang paling bahaya adalah membunuh orang yang didendaminya sampai binasa. Alangkah sengsaranya orang yang hatinya penuh dendam.

Sudah menjadi sifat alami manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walau demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti. Malah sebaliknya, jika kita dizalimi, maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang saleh. Mampukah kita melakukannya? Itulah yang berat. Sama dengan yang admin rasakan.

Doa orang yang dizalimi itu benar-benar mustajab. Sehingga ketika dizalimi, saat itu pula terbuka peluang doa kita terijabah. Sulit memang, tapi itulah penentu kemuliaan diri. Rasulullah SAW bersabda, "Seutama-utamanya akhlak dunia dan akhirat adalah agar engkau menghubungkan tali silaturahmi dengan orang yang memutuskan silaturahmi denganmu, memberi sesuatu kepada orang yang menghalang-halangi pemberian padamu, serta memberi maaf kepada orang yang menganiaya dirimu".

Rasulullah SAW adalah sosok yang hatinya bersih dari sifat dendam. Walau ia dihina, dicacimaki, difitnah, bahkan hendak dibunuh, tak sedikit pun ia mendendam. Bahkan, ia mati-matian berbuat baik kepada orang-orang tersebut dan begitu ringannya ia memaafkan.

Karena itu, siapa saja di antara kita yang hatinya terbelit kedendaman, ingatlah! Dendam hanya akan membawa kesengsaraan, menghancurkan kebahagiaan, merusak pikiran, dan harga diri kita. Yang paling mengerikan, dendam bisa menyeret kita pada panasnya api neraka. Na'udzubillah.

Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi seorang pendendam, bahkan berubah menjadi seorang pemaaf seperti dicontohkan Rasulullah SAW? Ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, kita harus menyadari bahwa semua orang beriman itu bersaudara. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Hujuraat [49]: 10, "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (Allah)".

Pemahaman bahwa setiap orang bersaudara, sedikit banyak, akan membawa tambahan energi bagi kita dalam mengendalikan kemarahan dan rasa sakit hati. Bila konsep ini tertanam kokoh di hati, maka kita akan berusaha sekuat mungkin untuk tidak mencelakakan saudara kita.

Kedua, kita terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut. Sebagai ilustrasi, kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan batubata dengan tangannya. Pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung hancur. Tapi, dia tak patah semangat. Diulanginya terus usaha untuk menghancurkan bata tersebut. Akhirnya, pada pukulan kesekian, pada hari kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan. Memang, tangannya bengkak-bengkak, tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan.

Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai sarana ujian dan ladang amal kita terhadap Allah. Kita akan semakin sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya.

Bagaimana seandainya kita dicaci, dikritik, atau diserang orang dengan kata-kata yang menyakitkan hati? Kuncinya evaluasi dan instropeksi diri. Kita tidak akan pernah rugi diperlakukan apa pun oleh orang lain, jika kita menyikapinya dengan cara yang benar. Setelah mengevaluasi diri, kita perlu memperbaikinya. Balasan dan jawaban yang efektif adalah dengan akhlak yang baik. Kita dicemooh, dihina, dan diolok-olok orang lain, maka biarkan saja. Pada akhirnya, orang akan melihat siapa yang difitnah dan siapa yang memfitnah.

Jika kita menjadi lebih baik, Allah akan memuliakan kita. Jika Allah sudah memuliakan, maka kita tidak akan menjadi hina karena hinaan orang lain. Balaslah keburukan orang lain dengan cara terbaik; Ifda' billati hiya ahsan. Itulah kunci kemuliaan diri. Wallahu a'lam bish-shawab

Wednesday, December 23, 2015

Tawadhu’


Sikap merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Sudahkah kita memilikinya? 

Merendahkan diri (tawadhu’) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.
Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.

Lawan dari sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya:
Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Mas’ud z)
Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya, atau mengingkarinya berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.
Tahukah anda apa yang diperbuat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Iblis yang terkutuk? Dan apa yang diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dengan semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa ta’ala karena tidak memiliki sikap tawadhu’ dan sebaliknya justru menyombongkan dirinya. 

Tawadhu’ di Hadapan Kebenaran
Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83)
Fudhail bin Iyadh (seorang ulama generasi tabiin) ditanya tentang tawadhu’, beliau menjawab: “Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepadanya serta menerima dari siapapun yang mengucapkannya.” (Madarijus Salikin, 2/329). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Tidak akan berkurang harta yang dishadaqahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.” (Shahih, HR. Muslim no. 556 dari shahabat Abu Hurairah )
Ibnul Qayyim dalam kitab Madarijus Salikin (2/333) berkata: “Barangsiapa yang angkuh untuk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau orang yang dimarahinya atau yang dimusuhinya maka kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah karena Allah adalah Al-Haq, ucapannya haq, agamanya haq. Al-Haq datangnya dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri untuk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yang datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”
Perintah untuk Tawadhu’
Dalam pembahasan masalah akhlak, kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladan yang baik.” (Al-Ahzab: 21)
Dalam hal ini banyak ayat yang memerintahkan kepada beliau untuk tawadhu’, tentu juga perintah tersebut untuk umatnya dalam rangka meneladani beliau. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara: 215).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (Shahih, HR Muslim no. 2588).
Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebarnya persatuan dan persamaan derajat, keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yang mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.

Macam-macam Tawadhu’
Telah dibahas oleh para ulama sifat tawadhu’ ini dalam karya-karya mereka, baik dalam bentuk penggabungan dengan pembahasan yang lain atau menyendirikan pembahasannya. Di antara mereka ada yang membagi tawadhu’ menjadi dua:
1. Tawadhu’ yang terpuji yaitu ke-tawadhu’-an seseorang kepada Allah dan tidak mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah.
2. Tawadhu’ yang dibenci yaitu tawadhu’-nya seseorang kepada pemilik dunia karena menginginkan dunia yang ada di sisinya. (Bahjatun Nazhirin, 1/657).
Wallahu a’lam.

Dikutip dari Asysyariah.com offline Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi, judul: Tawadhu’
(Quran dan Sunnah)
admin:sikap merendah diri dgn menghinakan diri sendiri adlah merupakan sifat yg mendzolimi diri sendiri..
coba anda renungkan sudah benarkah sikap anda tersebut?.....
semoga bermanfaat...

Si Miskin dan Si Kaya





Di sudut pasar terdapat seorang pedagang perempuan. Tepat saat saya berkunjung, muncullah seorang pembeli yang menggunakan mobil mewah. Awalnya Si Pembeli ingin membeli 1kg buah seharga 5rb/kg yang sebelumnya dihargai 10rb/kg. Ia pun berusaha keras menawar. Akhirnya Ibu Penjual sepakat menjual 6rb/kg. Si Pembeli kemudian melihat buah lain, Ibu tsb menjual dengan harga 20rb/kg, Terjadilah tawar-menawar. Si pembeli terus memaksa ingin membeli buah tersebut dengan harga 9rb/kg. Katanya, buah begitu tidak layak dihargai 20rb/kg. Akhirnya Ibu Penjual pun sepakat seharga 9rb/kg karena sudah lama buah tsb belum laku.

Namun, saya sendiri menyaksikan betapa kerasnya si pembeli menawar dan memaksa. Saya merenung, banyak orang sering sekali berhemat setiap rupiah dari si penjual. Mereka sering mengganggap harga barang dari seorang pedagang kecil atau pasar tradisional tidak pantas dan menawar begitu gigih, lalu kemudian merasa puas karena bisa menawar. Kemudian mereka berjalan ke mall dan tidak bertanya kepantasan dari harga secangkir kopi Rp 60.000, Mereka bahkan membeli dengan bangga dan malu bila menawar. Mereka menawar dari tukang becak yang harus mengayuh sepeda dengan berat, tetapi tidak pernah memprotes argo taksi yang bergerak tak terkendali.

Setelah itu, mereka akan bicara tentang pengentasan kemiskinan. Mereka salahkan pemerintah atas data-data kemiskinan yang tidak pernah turun. Padahal di balik itu, mereka mengeksploitasi si miskin.

Sadar atau tidak kita telah membuat si miskin bertambah miskin dan si kaya bertambah kaya karena kebodohan kita. Namun, mereka menghabiskan uang yang jauh lebih banyak di mall tanpa menanyakan kepantasannya. Dan sadar ataupun tidak. Mereka mungkin adalah Kita.
Hanya Interospeksi dan Semoga Bermanfaat

*share agar banyak masyarakat Indonesia yg sadar dan bisa introfeksi diri dan semoga bisa membuat si miskin menjadi si kaya. aminnnn...

*Artikel dikutip dari Fanspage "Info Denpasar"
*hasil Photo dikutip dari
@Pande Parwata
https://facebook.com/pandeparwata/

Kontrol Diri Akan Kebodohan Orang Lain



Di suatu daerah yang agak terpencil ada seorang guru yang sangat dihormati karena tegas & jujur. Suatu hari, dua murid menghadap guru. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.
Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7.
Murid pandai mengatakan 21,
Murid bodoh bersikukuh mengatakan 27.
Murid bodoh menantang murid pandai utk meminta guru sebagai jurinya utk mengetahui siapa yg benar diantara mereka , sambil si bodoh mengatakan : "Jika sy yg benar 3 x 7 = 27 maka engkau hrs mau di cambuk sepuluh kali oleh guru, tapi jika kamu yg benar ( 3x7=21 ) maka saya bersedia untuk memenggal kepala sy sendiri ha ha ha ....."
Demikian si bodoh menantang karena sangat yakin dengan pendapatnya
"Katakan guru, mana yang benar ?"
tanya murid bodoh
Ternyata guru memvonis cambuk 10 kali bagi murid yg pandai (yang menjawab 21).
Si murid pandai protes keras!!
Guru menjawab:
"Hukuman ini bkn utk hasil hitunganmu,tapi untuk ketidakarifanmu yang mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tau kalo 3x7 adalah 21"
Guru melanjutkan : "Lebih baik melihatmu dicambuk & menjadi arif daripada guru harus melihat satu nyawa (orang bodoh) terbuang sia-sia!"

Pesan Moral
Jika kita sibuk mmperdebatkan sesuatu yg tak berguna berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan, sebab dengan atau tanpa sadar kita membuang waktu & energi untuk hal yang tidak perlu.

Bukankah kita sering mengalaminya?
Bisa terjadi dengan pasangan hidup, rekan kerja, tetangga, kolega, bahkan anggota dewan yang katanya terhormat. Berdebat atau bertengkar untuk hal yang tidak ada gunanya hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya kita diam untuk menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia. Diam bukan berarti kalah, bukan? Memang tidak mudah, tapi janganlah sekali-kali berdebat dengan orang bodoh dan congkak yang tidak menguasai permasalahan.

"Merupakan suatu kearifan bagi orang yang bisa kontrol diri & hindari kemarahan atas suatu kebodohan."

Tuesday, December 22, 2015

Terompet & Pesta Tahun Baru Masehi Menurut Islam

Mengapa umat islam tidak boleh meniup terompet pada pesta tahun baru dan di larang merayakankanya? Simak alasannya di bawah ini.

Perayaan malam tahun baru  menjadi hari pesta sedunia, miliaran orang di semua negara dan di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia, tumpah ke jalan-jalan atau di tempat-tempat hiburan merayakan pergantian tahun. Di tempat-tempat itu mereka meluapkan kegembiraan seakan-akan baru saja memenangi sebuah pertandingan atau pertempuran yang sangat berat.

Bagi orang modern, termasuk masyarakat di Indonesia, perayaan tahun baru mungkin hanyalah sebagai suatu momen untuk berpesta dan berhura-hura. Setelah sibuk (mungkin menyibukan diri) sepanjang tahun, orang-orang merasa bahwa berpesta pora pada malam pergantian baru merupakan sesuatu yang wajar untuk melepas kepenatan dan kejenuhan. Tak jarang dalam merayakannya malah jadi maksiat. Minum alkohol dan pesta sex dianggap menjadi hal yang lumrah. Namun jika menilik sejarah, perayaan tahun baru tidaklah sekadar pesta biasa, tetapi sarat dengan berbagai tradisi keagamaan seperti kaum pagan, Kristen, dan juga Yahudi.

Sebelum berlakunya kalender Gregorian, bangsa Eropa di abad pertengahan umumnya menjadikan tanggal 25 Maret sebagai awal tahun baru. Mereka menyebutnya The Feast of Armounciarion, "Hari Raya Pemberitahuan". Di dalam tradisi Kristen, tanggal ini dipercaya sebagai hari saat Bunda Maria didatangi Jibril yang memberitahukannya bahwa ia akan melahirkan seorang anak Tuhan.

Setelah diperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582, secara bertahap kerajaan-kerajaan di Eropa merayakan tahun baru setiap tanggal satu Januari. Kalender Gregorian ini disebut juga kalender Kristen karena menjadikan kelahiran Yesus sebagai tanggal pertama dari kalender tersebut. Meski demikian, kapan persisnya kelahiran Yesus masih menjadi perdebatan di kalangan umat Kristiani. Namun yang jelas, pembuatan kalender ini terkait dengan kepentingan religius di dalam agama Kristen. Sebagai contoh, penetapan hari Minggu (Sunday) sebagai hari libur. Hari ini merupakan hari khusus untuk berkhidmat kepada Tuhan dalam tradisi Kristen, menggantikan hari Sabtu yang lazim dalam tradisi Yahudi.

Salah satu hal yang unik menjelang datangnya malam tahun baru adalah menjamurnya penjualan terompet. Hal ini terkait dengan kesenangan orang merayakan malam tahun baru dengan membunyikan terompet sekeras mungkin untuk memeriahkan suasana. Kebisingan suara terompet ini mencapai puncaknya pada pukul dua puluh empat, atau tepat tengah malam. Tradisi meniup terompet ini pada mulanya merupakan cara orang-orang kuno untuk mengusir setan. Orang-orang Yahudi belakangan melakukan hal itu sebagai kegiatan ritual yang dimaknai sebagai gambaran ketika Tuhan menghancurkan dunia. Mereka melakukan ritual meniup terompet ini pada waktu perayaan tahun baru Yahudi, Rosh Hashanah, yang berarti "Hari Raya Terompet", yang biasa jatuh pada bulan September atau Oktober. Bentuk terompet yang melengkung melambangkan tanduk domba yang dikorbankan dalam peristiwa pengorbanan Isaac (Nabi Ishaq dalam tradisi Muslim). Hal ini sangat berbeda dengan ajaran Islam yang menetapkan bahwa Nabi Ismail-lah, saudara Nabi Ishaq, yang diminta Allah untuk dikorbankan.

Bunyi terompet yang bersahut-sahutan biasanya belum lengkap jika tidak diikuti dengan pesta petasan dan kembang api. Sebagaimana membunyikan trompet, tradisi ini merupakan ritual untuk mengusir setan di dalam tradisi bangsa Cina. Selain itu, petasanjuga dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan.
Tidak seperti tradisi dalam agama dan kebudayaan lain, Islam tidak pernah menjadikan tahun baru sebagai sebuah hariraya, termasuk tahun baru Hijriah sekalipun. Meski di Indonesia, tahun baru Hijriah merupakan hari libur nasional, tetapi kedudukannya tetaplah bukan hari raya. Jika Islam sendiri tidak pernah merayakan tahun baru , maka mengapa umat Islam turut pula merayakan perayaan yang sebenarnya merupakan tradisi agama-agama lain?  

Bukankah Nabi SAW telah memperingatkan bahwa mereka yang mengikuti tradisi suatu kaum maka ia termasuk dalam golongan kaum itu?

Indigo Dalam Pandangan Islam



Mukadimah Qur'an
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (al-Isra: 36)
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidaklah jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh )." (Al-araf : 59)
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah dosa bagi mereka.” (Q.S. Al Jin : 6) 

Mukadimah Hadits
“Kunci-kunci perkara ghaib itu ada lima dan tidak ada yang mengetahuinya melainkan Allah SWT. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi besok kecuali Allah SWT; tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim kecuali Allah SWT; tidak ada satu jiwapun mengetahui apa yang akan diperbuatnya besok; tidak mengetahui di negeri mana (seseorang) meninggal kecuali Allah; tidak ada yang mengetahui kapan turunnya hujan melainkan Allah; dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)
Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah tentang dukun-dukun. Rasulullah berkata kepada mereka: “Mereka tidak (memiliki) kebenaran sedikitpun.” Mereka (para shahabat) berkata: “Terkadang para dukun itu menyampaikan sesuatu dan benar terjadi.” Rasulullah menjawab: “Kalimat yang mereka sampaikan itu datang dari Allah yang telah disambar (dicuri, red) oleh para jin, lalu para jin itu membisikkan ke telinga wali-walinya sebagaimana berkoteknya ayam dan mereka mencampurnya dengan seratus kedustaan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim )
"Barang siapa yang mendatangi seorang dukun dan bertanya sesuatu maka dia tidak akan diterima sholatnya selam empat puluh hari." (HR. Muslim)
Latar Belakang
Di akhir zaman ini telah banyak muncul tanda-tanda kiamat yang merupakan rangkaian huru-hara yang menjadi awal tanda terjadinya kiamat. Dari kerusakan moral manusia sampai kemusyrikan merajalela dimana-mana. Banyak orang pandai malah bingung sendiri alias pinter keblinger. Yang bodoh semakin terpuruk dan tertindas. Hukum bisa dijual beli. Merajalelanya minuman keras dan perzinaan bebas. Dan lain sebagainya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Karena tanda kiamat kecil sangat banyak sekali yang telah terjadi dizaman kita ini. Bahkan kata salah seorang ulama hampir 98 % telah terjadi. Sehingga bisa dikatakan tanda kiamat besar akan muncul sebentar lagi. Seperti terbitnya matahari dari barat. Munculnya dajjal yang akan mengubah dunia dengan penuh kerusakan. Lalu turunnya nabi Isa as dari langit untuk membunuh dajjal dan sebagainya.
Namun ditengah semua itu, kita tidak akan membicarakan tanda-tanda kiamat kecil itu satu persatu. Tapi yang akan kita bicarakan disini adalah fenomena aneh yang disebut dengan munculnya anak-anak berkemampuan aneh dan mistis yang disebut “anak indigo”. Indigo adalah istilah yang sedang tren dimasyarakat sekarang ini. Baik dimedia cetak maupun elektronik banyak yang membicarakan tentang indigo dan seluk beluk kehidupan mereka. Bahkan ada yang mau meluangkan waktu dan mendermakan biaya untuk penelitian anak-anak indigo ini. Istilah indigo telah banyak dikenal orang, namun dalam kenyataannya mereka tidak tahu sebenarnya indigo itu apa dan siapakah mereka. Banyak orang memandang mereka dari sisi ilmu psikologi, sosial peradaban, supranatural dan sebagainya mereka menganggap anak-anak seperti itu adalah juru selamat peradaban manusia bumi. Begitulah kata sebagian ilmuwan yang menyibukkan diri dalam pembahasan yang menyangkut indigo. Padahal lain lagi jika kita mau membicarakan indigo ini dalam pandangan / perspektif islam. Apakah menurut islam, indigo adalah sebuah hal yang menguntungkan atau justru sebaliknya penuh dengan kemungkaran. Hal itu kita akan bicarakan nanti.
Ada sebagian orang dengan ngawur mengatakan bahwa sebelum kiamat tiba akan muncul generasi indigo yang akan membangun dunia dengan kemajuan yang pesat. Padahal kemampuan mereka (indigo) hanya terbatas pada hal yang aneh-aneh (ramal meramal dan baca pikiran orang) bagaimana mungkin orang-orang aneh dapat membangun dunia dalam kemajuan. Padahal diri mereka sendiri tidak kenal mereka itu siapa? Padahal islam malah memandang orang yang suka meramal dan mengaku bisa baca pikiran orang, orang tersebut pasti bersekutu dengan jin (musyrik). Padahal Allah SWT hanya mengkaruniai kemampuan lebih kepada Nabi, Rasul atau orang tertentu / wali-Nya saja. Sedangkan banyak mereka yang mengklaim kelebihan indigo adalah karunia Tuhan padahal bisa jadi itu adalah tipu daya setan. Karena kenyataannya saya belum pernah melihat atau mendengar seorang indigo pandai mempelajari kitab Qur’an maupun hadits dan membangun sebuah kemajuan dakwah islam. Dan kemampuan mereka lebih condong kepada hal-hal yang bersifat mistik dan ada hubungannya dengan dunia jin.
Ada pula yang mengaitkan indigo pada isu (bualan) kiamat pada tahun 2012. Isu kiamat ini konon dicetus pertama kali oleh musyrikin dari suku maya (sebuah suku kuno amerika). Kemudian dipopulerkan oleh ilmuwan-ilmuwan kafir yang sok tahu namun sebenarnya mereka bodoh. Padahal sudah jelas tak ada yang tahu kiamat melainkan hanya Tuhan (Allah SWT) saja. Umat islam yang percaya akan isu kiamat maka sungguh itu pertanda rapuhnya akidahnya. Padahal orang yang rapuh akidahnya tentu saja mudah diperdaya oleh setan-setan penyesat terlaknat. Ada satu fakta lagi tentang konspirasi isu kiamat 2012 ini. Yaitu konspirasi pengikut ajaran dajjal untuk menyebarkan ajaran kesesatannya yaitu bahwa berita tentang masa depan ada sebagian manusia yang bisa meramalkannya. Padahal pernah ada seorang peramal yang sering muncul dilayar televisi (mama lauren laknatullah) yang suka yang membicarakan tentang hal-hal musyrik (ramal meramal) lalu dia pernah ditanya tentang apa yang akan terjadi ditahun 2012. Memang jawaban orang-orang musyrik jika ditanya sesuatu kadang selalu senada. Yaitu dia mengklaim bahwa tahun 2012 akan datang kiamat akan tetapi justru sebelum tahun 2012 datang dia mampus duluan, naudzubillah . Semoga Allah menjauhkan kita dari kematian su’ul khotimah (mati yang buruk) seperti ahli musyrik seperti mereka.
Itulah akibat suka meramal rahasia Allah SWT (peristiwa masa depan), mereka mati konyol mati seperti itu adalah awal dari kesengsaraan abadi diakhirat, naudzubillah . Padahal nabi Muhammad saw pernah ditanya tentang kapan kiamat, beliau menjawab beliau tidak tahu dan hal itu adalah rahasia Allah SWT. Dalam Al-Qur’an dinyatakan :
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.” Al Jin(72):26
Kesimpulan daripada ayat tersebut adalah siapapun yang mengaku mengetahui hal yang ghoib semacam meramal kejadian dimasa depan atau mengaku bisa mengetahui kapan kiamat tiba maka dia telah dianggap murtad kafir karena telah mengingkari ajaran akidah islam !. Orang seperti itu telah banyak muncul diberbagai belahan dunia ini. Ternyata orang seperti itu justru banyak dipuja-puja dan diberi tempat yang nyaman untuk berbicara seenaknya bahkan diberi income yang besar dari sebuah perusahaan entertainmen tertentu. Akan tetapi ketika ustadz atau ulama yang angkat bicara tentang masalah ini banyak diantara mereka yang justru malah menutup telinga / tidak memperdulikan. Inilah tanda kiamat, orang bodoh dipuja-puja orang alim dijauhi. Saat ini para kaum supranaturalis yang disebut dengan indigo tengah dipuja-puja sebagai tokoh pembaharuan dimasyarakat. Kata-kata konyol mereka selalu dipajang dilayar hape maupun majalah-majalah sekuleris. Kebanyakan fans (pengikut) mereka adalah remaja-remaja labil yang masih gampang dikibuli orang kafir. Yang masih percaya dengan hal tahayul (musyrik) seperti ramalan bintang, ramalan nasib, ramalan hari baik dan sebaginya. Itu artinya para indigo adalah ladang pengeruk uang bagi sebagian kaum kapitalis. Namun masyarakat banyak yang tidak sadar akan hal itu. Kita banyak dibodohi dan dimurtadkan secara halus namun sebagian kita banyak yang tidak sadar. Padahal pemikiran mereka itu serba nyeleneh dan penuh dengan kemusyrikan. Jika dibiarkan maka yang terjadi hanyalah kerusakan akidah yang berujung pada bencana moral dan alam sekitar. Akibat dari realitas tersebut telah kita lihat dampaknya yaitu pergaulan bebas dan rusaknya moral remaja adalah akibat dari penjajahan kaum kapitalisme kepada pemikiran moral masyarakat kita.
Kata sebagian orang “Orang-orang Indigo adalah generasi supranaturalis yang mampu memadukan teori-teori sains dan teknologi informatika dengan kemampuan supranatural mereka. Teori-teori fisika seperti mekanika kwantum, gelombang elektromagnetik (cahaya dan listrik), medan magnit, dan teori relativitas dipadu dengan teori biokimia seperti genetika, biologi molekuler, sistem hormonal tubuh dan diolah dengan kemampuan supranatural mereka seperti kekuatan pikiran, perasaan dan kehendak. Dan kemampuan ini benar-benar kemampuan mandiri di mana semakin sedikit peran dari “kekuatan lain”. Dengan kata lain mereka mengklaim mampu memiliki kehendak sendiri untuk mengatur sebagian alam semesta ini. Padahal tidak ada kekuatan yang mengatur segalanya melainkan hal itu Allah sajalah yang Maha Pengatur. Dalam poin ini mereka adalah orang-orang musyrik yang takabur.
Belum lagi dalam sebuah cerita tentang mereka (anak indigo). Ternyata ada kaitannya tentang konspirasi makar (rencana terselubung) yang sedang dijalankan para pengikut dajjal untuk merusak dunia ini. Misalnya sebut saja anak indigo yang bernama Akiane, berumur 10 tahun, mengatakan bahwa pada saat berumur 4 tahun, dia mendapat penglihatan bertemu dengan tuhan (red : yang pasti tuhan palsu) dan bertemu orang-orang baru. Ia mendapat inspirasi dari Tuhan untuk menggambar, menulis puisi, dan berbagi talenta-Nya dengan orang lain. Ia sering menggambar berbagai benda tanpa mengerti maknanya, seperti misalnya piramid. Ia berkata, Saya mulai mengerti bahwa ini adalah Tuhan; ini semuanya Tuhan. Ia membantu saya melalui bakat seni saya; Ia membantu saya lewat puisi saya, kehidupan saya, dan kehidupan orang lain. Ia menjaga saya seperti layaknya saya seekor kupu-kupu kecil. Saya ingin karya seni saya menarik perhatian orang kepada Tuhan dan saya ingin puisi saya menjaga perhatian orang kepada Tuhan.Salah satu puisinya berbunyi: Pada hari kelahiranku, aku berjumpa dengan diriku sendiri. Pada hari kelahiranku, aku berjumpa dengan ibuku yang masih muda. Pada hari kelahiranku, aku berjumpa dengan Kristus yang sedang tidur di ayunanku.
Coba perhatikan cuplikan riwayat cerita anak indigo tersebut. Jika dia mengatakan suka menggambar pyramid maka jangan-jangan hal itu ada kaitannya dengan symbol setan berupa piramida bermata satu yang sering dipuja-puja oleh bangsa yahudi. Dan symbol ini digunakan untuk menjalankan makar jahat mereka. Ketika Ia berkata, Saya mulai mengerti bahwa ini adalah Tuhan; ini semuanya Tuhan. Hal itu menunjukan bahwa hal ini adalah ajaran akidah sesat dan batil yang diyakini para ahli kalam (sufi) dan orang-orang nasrani yang meyakini akidah wihdatul wujud. Kemudian dia mengaku bertemu kristus (barangkali jesus yang nempel disalib) entah itu dalam mimpi atau alam bawah sadarnya. Itu berarti bahwa indigo selalu menjadi bahan permainan setan. Kita patut kasihan dengan mereka karena mereka tidak dapat hidup normal layaknya manusia biasa, hal itu terkadang mereka sering dikucilkan teman atau orang sekitarnya karena perilakunya dianggap kurang waras. Selain itu mereka menjadi alat permainan setan dalam menyesatkan manusia. Jika anda menemukan seorang anak indigo maka tak ada salahnya anda menasehatinya supaya jangan terpengaruh bujuk rayu setan yang mempengaruhi pikirannya. Dan ajakalah mereka supaya bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT supaya pengaruh setan bisa terlepas dari alam pikirannya.
Apa itu Indigo
Indigo adalah istilah yang baru populer diawal abad 21. Dan kebanyakan dari mereka adalah anak -anak yang lahir pada awal abad 21 ini. Menurut wikipedia Anak indigo atau anak nila (bahasa Inggris: Indigo children) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural atau mistik. Konsep ini merupakan ilmu semu (ilmu asal tebak) yang didasarkan dari gagasan Zaman Baru pada tahun 1970-an. Konsep ini mulai terkenal setelah diterbitkannya beberapa buku pada akhir tahun 1990-an dan dirilisnya beberapa film satu dasawarsa kemudian. Interpretasi mengenai indigo ada bermacam-macam: dari yang meyakini bahwa mereka adalah tahap evolusi manusia selanjutnya (yang bahkan mempunyai kemampuan paranormal seperti telepati) hingga yang menyebut anak indigo sebagai orang yang lebih empatik dan kreatif.
Konsep anak indigo pertama kali dikemukakan oleh cenayang Nancy Ann Tappe pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982, Tappe menerbitkan buku Understanding Your Life Through Color (Memahami Hidup Anda Melalui Warna) yang menjelaskan bahwa semenjak pertengahan tahun 1960-an, ia mulai menyadari bahwa ada banyak anak yang lahir dengan aura "indigo"(dalam publikasi lain Tappe juga mengatakan bahwa warna indigo atau nila berasal dari "warna kehidupan" anak yang ia dapatkan melalui sinestesia. Gagasan ini kemudian dipopulerkan oleh buku yang berjudul The Indigo Children: The New Kids Have Arrived (Anak Indigo: Anak-anak Baru Telah Tiba) pada tahun 1998. Buku ini ditulis oleh Lee Carroll dan Jan Tober. Pada tahun 2002, konferensi internasional untuk anak indigo yang dihadiri oleh kurang lebih 600 orang diadakan di Hawaii. Konferensi pada tahun-tahun berikutnya diadakan di Florida dan Oregon. Beberapa film bertajuk indigo juga telah dibuat, seperti Indigo pada tahun 2003 yang disutradarai oleh James Twyman. Film mengenai indigo juga dirilis di Rusia pada tahun 2008.(wikipedia)
Menurut saya indigo ada kaitannya dengan fenomena dekatnya hari kiamat. Karena kiamat akan tiba setelah muncul berbagai mata rantai huru hara sebagai awal tanda datangnya kiamat. Anak-anak yang disebut sebagai indigo katanya mempunyai kemampuan yang luar biasa. Kemampuan luar biasa disini mencangkup hal-hal yang mistis yang kadang sulit dipercaya oelh akal manusia normal. Menurut cerita kadang si Anak indigo kadang bisa melihat makhluk halus, kadang pula punya firasat yang kuat tentang sebuah realitas yang belum terjadi, konon juga katanya bisa baca pikiran orang, bisa baca tulisan dengan mata terpejam dan sebagainya.
Akan tetapi saya sering bertanya-tanya dalam pikiran saya. Kenapa setelah muncul isu kiamat 2012 lalu istilah "indigo" ini menjadi populer karena sering dikaitkan dengan isu bualan kiamat 2012. Padahal isu kiamat 2012 adalah konspirasi musuh-musuh islam untuk merusakkan pikiran manusia. Jadi bila begitu lalu saya bertanya kedua kalinya, apakah mungkin indigo ini ada kaitannya dengan dunia jin. Apakah juga ini ada kaitanya dengan dajjal laknat yang akan muncul diakhir zaman nanti. Apakah juga anak-anak indigo ini adalah anak anak manusia pilihan dajjal untuk dijadikan prajuritnya dengan meminta bantuan jin jin jahat untuk mengganggu jiwa manusia. Sehingga saya tidak tahu apakah akhirnya tindak tanduk indigo yang katanya adalah anak-anak jenius yang akan membangun sebuah peradaban maju ternyata malah adalah jiwa jiwa yang akan memuluskan rencana besar dajjal. Yaitu memurtadkan seluruh manusia dari kebenaran. Wallahu'alam. karena hal itu hanya perkiraan saya yang tidak tahu menahu tentang dunia mereka sama sekali. Dan yang pasti Hanya Allah SWT yang mengetahui apa arti dibalik semua ini. Karena makhluk baik atau makhluk jahat hanya Dia yang bisa menciptakan.
Anak-anak indigo seringkali tindak tanduknya mirip anak autis. Kadang bicara sendiri, kadang malah bicara dengan bahasa yang tidak dikenal, kadang mengaku pernah bertemu lelembut atau jin, kadang pula mengaku bertemu tuhan, naudzubillah. Entah tuhan macam apa yang mereka lihat. Barangkali itu adalah tipu daya iblis dan dajjal yang mau menyesatkan manusia. Padahal akidah islam yang shahih mengajarkan bahwa Allah SWT tidak dapat dilihat didunia oleh siapapun juga baik itu Nabi, Rasul apalagi orang awam. Allah SWT hanya dapat kita lihat diakhirat kelak, InsyaAllah. Dan bukti bahwa Allah Yang Maha Ghaib dan Maha Nyata tidak dapat kita lihat dialam dunia adalah sesuai hikmah cerita nabi Musa Alaihissalam pada waktu beliau memohon untuk melihat Tuhannya. Akan tetapi Allah SWT menolak karena Allah SWT tahu kalau nabi Musa as. Tidak akan mampu untuk melihat-Nya secara langsung. Tetapi nabi Musa tetap angku dengan pendiriaannya untuk melihat Allah SWT. Lalu Allah SWT pun mengabulkan, Namun sebelum Allah SWT menampakkan diri kepada nabi Musa As. untuk menunjukan kebesaran-Nya Allah menampakan sedikit wujudnya kepada gunung namun yang terjadi gunung yang kokoh berdiri dalam sekejap menjadi hancur luluh rata dengan tanah, seketika itu pula Nabi Musa As. Pingsan dan kemudian memohon ampun kepada Allah SWT atas sifat angkuhnya. Hal itu menunjukan bahwa nabi Musa saja tidak bisa melihat Allah SWT. Apalagi kita yang awam dan tak tahu menahu tentang ilmu islam khususnya hal yang ghaib. Hal itu tercantum dalam al-Qur’an :
"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: 'Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau'. Tuhan berfirman: 'Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu'. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan." (Al-A'raf: 143).
Jika ada diantara kita entah itu orang biasa atau orang semacam indigo dan semacamnya mengaku pernah melihat Tuhan barangkali hal itu adalah tipu daya setan. Setan menjelma menjadi bentuk tertentu kemudian memperlihatkan diri kepada korbannya dan setanpun mengaku tuhan dihadapannya. Akhirnya manusia yang dangkal keimanannya pasti mudah disesatkan mereka sehingga terjerumus kedalam kesyirikan. Naudzubillah
Namun apakah misteri dibalik semua itu. Kesimpulan kasar saya indigo adalah anak-anak manusia yang diganggu oleh bangsa jin. Kemampuan luar biasa mereka barangkali didapatkan dari jin yang menjadi partnernya. Namun semua pernyataan saya itu semua hanya sebuah ide pemikiran yang belum tentu kebenarannya. Tapi bagaimanakah islam memandang fenomena ini. Mari kita simak pembahasan selanjutnya
TENTANG DAN CIRI-CIRI DAN WATAK MEREKA
Berikut ini adalah kutipan ciri-ciri mereka
Meskipun tidak ada satu bukti penelitian pun yang membuktikan keberadaan anak indigo atau sifat mereka, fenomena ini menarik perhatian orang tua yang anaknya didiagnosis mengalami kesulitan belajar atau yang ingin anaknya spesial. Kaum skeptik memandangnya sebagai cara orang tua menghindari penanganan pediatrik atau diagnosis psikiatrik yang tepat. Daftar sifat yang dimiliki anak indigo juga dikritik karena terlalu umum sehingga dapat diterapkan untuk hampir semua orang (efek Forer). Terkadang fenomena indigo dituduh pula sebagai alat untuk menambang uang dari orang tua yang mudah ditipu. Dalam artikel ini, ada baiknya kita ketengahkan artikel mengenai Indigo Children atau anak indigo (anak nila), sebuah istilah yang mungkin baru sekarang ini dikenal oleh sebagian besar pembaca, anak indigo ini sebagian besar baru dilahirkan pada generasi saat ini.
Anak-anak Indigo adalah anak generasi masa kini yang dilahirkan saat ini dan sebagian besar baru berumur 12 tahun atau kurang. Mereka berbeda dari anak-anak yang lain. Mereka mempunyai ciri-ciri yang unik yang membedakan mereka dari anak-anak generasi sebelumnya, sebutan yang diberikan juga menandakan warna kehidupan yang disandang auranya. Mereka adalah anak-anak yang seringkali memberontak, tidak patuh pada norma-norma sosial dan adat-istiadat, sangat emosional dan kadang mempunyai fisik yang peka dan rapuh, sangat berbakat, sangat pandai dan juga dikaruniai bakat metafisika, biasanya intuitif, seringkali dicap ADD (Attention Deficit Disorder) / telmi alias telat mikir karena mereka sulit memusatkan perhatian. Selain itu mereka memiliki sifat sangat empatik dan sangat simpatik, dia sangat dingin dan tidak berperasaan, dan bijaksana melebihi usianya.
Para indigo ini dilahirkan dengan berbagai tantangan yang sulit dikendalikan. Tingkat kepekaannya yang ekstrim sulit dipahami ataupun dihargai oleh orang tua yang tidak memiliki kecenderungan seperti ini. Anugerah bakat yang dimilikinya luar biasa dan sangat bernilai, ketidak patuhannya pada nilai-nilai sosial dan kedisiplinan membuat mereka memperoleh banyak kesulitan dalam menjalani masa kecilnya dan mungkin juga saat mereka dewasa nanti. Itu jugalah yang akan membantunya mencapai cita-citanya yang demikian tinggi seperti misalnya menjanjikan sebuah misi.
CIRI-CIRI MEREKA
Beberapa ciri anak indigo adalah:
· Empatik, penuh rasa ingin tahu, berkeinginan kuat, independen, dan sering dianggap aneh oleh teman dan keluarga
· Mengenal dirinya dan memiliki tujuan yang jelas
· Memiliki spiritualitas di bawah sadar yang kuat semenjak kecil
· Meyakini bahwa dirinya layak untuk berada di dunia.
· Memiliki IQ yang tinggi, mempunyai kemampuan intuitif, dan
· Sering menolak mengikuti aturan atau petunjuk.
Menurut Tober dan Carroll, anak indigo mungkin tidak memiliki performa yang baik di sekolah karena menolak mengikuti aturan, lebih pintar (atau lebih matang secara spiritual) dari guru mereka, dan kurang tanggap terhadap disiplin yang didasarkan kepada rasa bersalah, takut atau manipulasi.
Wency Chapman mendiskripsikan ciri-ciri anak indigo, berdasarkan apa yang dialaminya :
· Mereka ingin diperlakukan sebagai raja atau ratu.
· Mereka merasa pantas berada di dunia ini.
· Mempunyai perasaan yang jelas mengenai dirinya.
· Mempunyai masalah dengan disiplin dan otoritas.
· Seringkali menolak melakukan sesuatu yang disuruhkan padanya.
· Mengantri merupakan siksaan baginya.
· Mereka frustasi pada tata cara yang bersifat ritual yang hanya membutuhkan sedikit kreatifitas.
· Mempunyai cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu, baik di rumah maupun di sekolah.
· Tidak patuh pada norma-norma sosial.
· Menolak mengakui kesalahannya.
· Cepat merasa bosan pada tugas yang harus dilakukannya.
· Menunjukkan gejala ADD (Gangguan kurang dapat memusatkan perhatian).
· Sangat kreatif.
· Memiliki intuisi yang tajam.
· Mempunyai rasa empati terhadap orang lain.
· Menunjukkan pemikiran abstrak sejak sangat dini.
· Sangat cerdas.
· Sangat berbakat (bisa dikatakan telah diberi karunia kemampuan psikik tertentu).
· Seringkali melamun.
· Mempunyai pandangan mata yang dewasa, tajam dan bijaksana.
· Mempunyai kecerdasan spiritual.
Sekarang mari kita bandingkan dengan kriteria anak berbakat dan kreatif yang dibuat oleh sebuah organisasi nasional nirlaba yang merangkul dan menolong anak-anak yang sangat berharga ini. Mereka mendaftar karakteristik berikut ini untuk membantu Anda mengidentifikasi apakan anak Anda berbakat:
· Punya kepekaan yang sangat tinggi.
· Punya energi yang berlebihan.
· Mudah merasa bosan, mempunyai rentang perhatian yang sempit.
· Butuh pendampingan orang dewasa yang stabil secara emosi agar dia merasa aman berada di dekatnya.
· Akan menentang otoritas kalau orientasinya tidak demokratis.
· Punya cara belajar favorit, terutama dibidang membaca dan matematika.
· Mudah frustrasi karena mereka biasanya memiliki gagasan yang besar, namun kurang memiliki rekan atau orang yang bisa membantu mereka mewujudkan gagasan itu sampai berhasil.
· Belajar dengan cara berekplorasi, menolak cara hafalan atau hanya sekedar menjadi pendengar.
· Tidak dapat duduk tenang kecuali kalau perhatiannya terserap pada hal yang sangat menarik perhatiannya.
· Kalau mengalami kegagalan dini, mereka mudah menyerah dan mengalami hambatan belajar secara permanen.
LALU BAGAIMANAKAH PANDANGAN ISLAM TERHADAP INDIGO ¿
Indigo berdasarkan kemampuannya biasanya memiliki kemampuan untuk menembus dimensi lain (masa depan) atau melihat makhluk-makhluk halus di sekitarnya bahkan berinteraksi dengan mereka yang biasa disebut kemampuan interdimensional. Dalam keyakinan islam, yang memiliki kelebihan melihat jin dan masa depan hanyalah wali Allah saja, yaitu orang-orang yang senantiasa dekat dan dicintai oleh Allah SWT. Apakah ini berarti setiap indigo adalah orang-orang yang senantiasa dekat dan dicintai oleh Allah ? Padahal telah dijelaskan dalam hukum melihat makhluk halus yaitu siapa saja yang dapat melihat makhluk halus hanyalah Rasul, Nabi, dan para Waliullah. Manusia tidak dapat melihat jin dalam bentuk yang asli karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. Al-A’raf:27)
Firman Allah subhanahu wa ta’ala pada ayat ini, “Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,” menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.
Ketika menjelaskan hadis Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu yang menangkap setan, Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Setan terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan (bagi manusia) untuk melihatnya. Firman Allah ta’ala, ‘Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ dikhususkan pada kondisi bentuknya (yang asli) yang Allah telah ciptakan.” (Fathul Bari, penjelasan hadis no. 2311)
Dari sini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kita mengetahui bahwa setan terkadang menjelma dalam bentuk manusia, hewan, atau lainnya. Demikian juga, setan itu sangat pendusta. Jangan sampai manusia tertipu olehnya. Jika manusia dangkal akidahnya tentang islam maka yang terjadi adalah dia mudah sekali tertipu syaitan laknatullah alaih. Oleh karena itu kita wajib membentengi kita dan keluarga kita dengan ilmu-ilmu akidah islam yang benar sesuai pemahaman rasulullah saw. Selain itu kita imbangi pula dengan amalan-amalan yang dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT dan menjauhkan dari bahaya kemusyrikan. Misalnya puasa, sholat tahajud, dzikir petang dan sebagainya.
Sebab Mengapa Orang Mengaku Bisa Melihat Jin
menurut Ustadz Ahmad Abu Musa Ada 3 kemungkinan dari penglihatannya jin yang terjadi pada manusia, yaitu :
1. Ada jin (baik satu maupun lebih ) yang bersemayam dalam dirinya, sehingga orang yang disemayami mampu melihat "teman" dari jin yang bersemayam tersebut. Tentu saja, orang tersebut bisa melihat jin dan orang lain tidak bisa melihat karena orang lain tidak disemayami jin. Artinya seorang yang mengaku melihat setan sebenarnya pikirannya sedang dikuasai setan. Sehingga seolah-olah dia yang melihat makhluk halus itu padahal dia itu diperlihatkan oleh setan bukan dia sendiri yang melihat secara langsung.
2. Jin menyamar menjadi bentuk lain seperti hewan atau benda, dalam hal ini menyebabkan semua manusia mampu melihat jin tersebut. Dan perlu diingat, Allah SWT telah menciptakan alam nyata untuk manusia dan alam ghoib untuk bangsa jin. Maka jika jin memperlihatkan diri di alam manusia, akan memerlukan energi yang besar . Dan hal itu belum termasuk hukuman dari Allah SWT karena telah melanggar hukum yang telah diciptakan Allah SWT. Karena Allah SWT telah membuat hukum bagi bangsa jin yaitu haram hukumnya menampakan diri didepan manusia tanpa seijin Allah SWT.
3. Kemungkinan yang terakhir adalah orang yang melihat jin tersebut melakukan dusta atas penglihatan jinnya. Karena kadang karena barangkali pikirannya sedang kacau atau mabuk pada waktu melihat pohon dikira melihat hantu misalnya. Atau karena kepentingan tertentu seperti urusan uang. Kemudian orang itu rela berbohong tentang hal seperti itu.
Kenapa orang bisa menderita ‘indigo’ ?
Indigo adalah fenomena luar biasa menurut sebagian orang dan patut disyukuri sebagai sebuah karunia Tuhan. Begitulah kata sebagian orang yang dangkal tentang akidah islam. Padahal islam memandang hal itu lebih mengarah kepada hal yang sifatnya syirik. Menurut Ustadz Abu Musa, kemungkinan ada salah satu dari leluhur anak indigo yang melakukan persekutuan dengan jin. Ini menyebabkan ada jin yang bersemayam dalam diri keturunannya. Lalu, apa ya orang indigo bisa memprediksi masa depan?
Itu sebenarnya kerjaan dari jin yang bersemayam dalam dirinya.[tentu jin musyrik] yang banyak bertapa sehingga memiliki kekuatan yang besar dan mampu meramalkan masa depan[dan bisa jadi itu semua skenario jin tersebut.
Apa anak indigo mampu melihat ruh orang yang sudah meninggal? Sebagai seorang muslim, kita wajib tidak percaya pada hal tersebut, kenapa? karena alam sesudah kematian di Dunia adalah alam barzah. di alam barzahlah kita akan ditanya oleh 2 malaikat [Munkar dan Nakir] dan setelah ditanya, apakah amalan kita baik atau buruk, maka jika buruk kita akan mendapatkan siksa kubur dan jika baik Allah akan membukakan pintu surga sehingga bau surga yang wangi akan senantiasa semerbak di kubur kita. Adapun masalah melihat orang meninggal, itu sebenarnya bukanlah orang yang sudah meninggal, itu adalah sifat kurang kerjaan dari jin musyrik yang menyerupai orang yang sudah meinggal. Untuk menakut-nakuti orang bodoh atau untuk menyesatkan orang-orang disekitar situ.
Apa anak indigo bisa dihilangkan kemampuannya itu?
Bisa, yaitu dengan metoda ruqyah, yaitu membacakan ayat Allah SWT disampin orang yang memiliki indigo. Namun, perlu kita tahu, jika seorang itu merupakan indigo kuat[jin yang didalamnya kuat] maka akan lebih lagi tingkatan dalam ruqyahnya, namun tetap saja bisa dihilangkan selama ia mau untuk menghilangkannya.
Demikian sedikit ulasan tentang pembahasan tentang indigo dalam pandangan agama islam dari majelis ashabul muslimin. Yang salah datangnya dari kami. Segala kebenaran milik ALLAH SWT yang MAHA BENAR. Semoga Allah SWT melindungi kita dari fitnah akhir zaman dan fitnah dajjal beserta ajarannya, aamiin.
Wallahu alam Bishowab

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...