Di sudut pasar terdapat seorang pedagang perempuan. Tepat saat saya berkunjung, muncullah seorang
pembeli yang menggunakan mobil mewah. Awalnya Si Pembeli ingin membeli
1kg buah seharga 5rb/kg yang sebelumnya dihargai 10rb/kg. Ia pun
berusaha keras menawar. Akhirnya Ibu Penjual sepakat menjual 6rb/kg. Si
Pembeli kemudian melihat buah lain, Ibu tsb menjual dengan harga
20rb/kg, Terjadilah tawar-menawar. Si pembeli terus memaksa ingin
membeli buah tersebut dengan harga 9rb/kg. Katanya, buah begitu tidak
layak dihargai 20rb/kg. Akhirnya Ibu Penjual pun sepakat seharga 9rb/kg
karena sudah lama buah tsb belum laku.
Namun, saya sendiri menyaksikan betapa kerasnya si pembeli menawar dan
memaksa. Saya merenung, banyak orang sering sekali berhemat setiap
rupiah dari si penjual. Mereka sering mengganggap harga barang dari
seorang pedagang kecil atau pasar tradisional tidak pantas dan menawar
begitu gigih, lalu kemudian merasa puas karena bisa menawar. Kemudian
mereka berjalan ke mall dan tidak bertanya kepantasan dari harga
secangkir kopi Rp 60.000, Mereka bahkan membeli dengan bangga dan malu
bila menawar. Mereka menawar dari tukang becak yang harus mengayuh
sepeda dengan berat, tetapi tidak pernah memprotes argo taksi yang
bergerak tak terkendali.
Setelah itu, mereka akan bicara tentang
pengentasan kemiskinan. Mereka salahkan pemerintah atas data-data
kemiskinan yang tidak pernah turun. Padahal di balik itu, mereka
mengeksploitasi si miskin.
Sadar atau tidak kita telah membuat si miskin bertambah miskin dan si kaya bertambah kaya karena kebodohan kita. Namun, mereka menghabiskan uang yang jauh lebih banyak di mall tanpa menanyakan kepantasannya. Dan sadar ataupun tidak. Mereka mungkin adalah Kita.
Hanya Interospeksi dan Semoga Bermanfaat
*share agar banyak masyarakat Indonesia yg sadar dan bisa introfeksi
diri dan semoga bisa membuat si miskin menjadi si kaya. aminnnn...
*hasil Photo dikutip dari
@Pande Parwata
https://facebook.com/pandeparwata/
No comments:
Post a Comment