Thursday, April 30, 2015

Persamaan Yahudi dan Syi’ah



Masih banyak (orang bodoh) yang beranggapan bahwa Syi’ah adalah bagian dari Islam, karena mereka masih mempercayai Nabi yang sama dan mereka juga masih shalat (padahal sholatnya juga beda). Ada banyak hal yang begitu ganjil dalam ‘aqidah apalagi dalam hal syari’ah yang mereka jalankan. Sejarah Syi’ah saja bermula dari seorang Yahudi yang mengaku beragama Islam, dan semuanya dilakukan untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Maka tak aneh jika banyak sekali persamaan antara Yahudi dan Syi’ah, diantaranya:
  1. Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah. Mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka yaitu “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali lipat Al-Qur’an kaum Muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Quran yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh Sahabat menghapuskan sepuluh ribu lebih ayat.
  2. Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina (QS. Maryam: 28), Syi’ah melakukan hal yang sama terhadap istri Rasulullah Saw. ‘Aisyah Radhiallahu’ anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syi’ah) dalam “Tafsir Al-Qummi (II: 34).”
  3. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja”. (QS. Al-Baqarah: 80). Syi’ah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi’ah.” Seperti yang dinyatakan dalam kitab mereka yang dianggap suci “Fashl Kitab (hal.157).”
  4. Yahudi meyakini bahwa, Allah mengetahui sesuatu setelah tadinya tidak tahu, begitu juga dengan Syi’ah.
  5. Yahudi beranggapan bahwa ucapan “Aamiin” dalam shalat bisa membatalkan shalat. Syi’ah juga beranggapan yang sama.
  6. Yahudi berkata, “Allah mewajibkan kita melaksanakan lima puluh waktu shalat.” Begitu pula dengan Syi’ah.
  7. Yahudi mengakhiri shalat tanpa salam, cukup dengan mengangkat tangan dan memukulkannya pada lutut. Syi’ah juga mengamalkan perkara yang sama.
  8. Yahudi miring sedikit dari kiblat, begitu pula dengan Syi’ah.
  9. Yahudi itu berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud.” Syi’ah juga berkata demikian, “Tidak layak Imamah itu melainkan pada ‘Ali dan keturunannya.”
  10. Yahudi mengakhirkan Shalat hingga bertaburnya bintang-bintang di langit. Syi’ah juga mengakhirkan Shalat sebagaimana Yahudi.
  11. Yahudi mengkultuskan Ahbar (‘ulama) dan Ruhban (para pendeta) mereka sampai peringkat ibadah dan menuhankan. Syi’ ah begitu pula, bersifat Ghuluw (melampaui batas) dalam mencintai para Imam mereka dan mengkultuskannya hingga di atas kelas manusia.
  12. Yahudi mengatakan Ilyas dan Finhas bin ‘Azar bin Harun akan kembali (reinkarnasi) setelah mereka bedua meninggal dunia. Syi’ah lebih berbahaya, mereka menyuarakan kembalinya (reinkarnasinya) ‘Ali, Al-Hasan, Al-Husain, dan Musa bin Ja’far yang dikhayalkan itu.
  13. Yahudi melakukan shalat sendirian, tidak ada shalat berjamaah. Syi’ah juga beranggapan sama, ini karena mereka meyakini bahwa tidak ada Shalat berjama’ah sebelum datangnya “Pemimpin ke-dua belas” yaitu Imam Mahdi.
  14. Yahudi tidak melakukan sujud sebelum menundukkan kepalanya berkali-kali, mirip ruku’. Syi’ah Rafidhah juga demikian.
  15. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah.
  16. Yahudi mengharamkan makan kelinci dan limpa dan jenis ikan yang disebut jariu dan marmahi. Begitu pula orang-orang Syi’ah.
  17. Yahudi tidak menghitung Talak sedikitpun melainkan pada setiap Haid. Begitu pula Syi’ah.
  18. Yahudi dalam syari’at Ya’qub membolehkan nikah dengan dua orang wanita yang bersaudara sekaligus. Syi’ah juga membenarkan penggabungan (dalam akad nikah) antara seorang wanita dengan bibinya.
  19. Yahudi tidak menggali liang lahat untuk jenazah mereka. Syi’ah Rafidhah juga demikian.
  20. Yahudi memasukkan tanah basah bersama-sama jenazah mereka dalam kain kafannya demikian juga Syi’ah Rafidhah.
  21. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal. Syi’ah Rafidhah mengatakan, “Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang.”
Ini hanya beberapa persamaan antara Yahudi dengan Syi’ah, karena aliran keduanya memang berakar pada kepercayaan yang sama. Dan sekali lagi, tidak ada istilah Islam Syi’ah. Wallahu’alam bisshowwaab

Tuesday, April 28, 2015

Dajjal dan Perang Akhir Zaman


Apa itu sistem Dajjal?
Sistem Dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti yang terjadi sekarang ini. Orang menyebutnya The New World Order (Tatanan Dunia Baru), meski kenyataannya malah tidak ada tatanan. Yang disebut pejuang hak asasi manusia justru yang sebenarnya teroris. Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang yang mulia di hadapan Allah.
Apakah sistem Dajjal itu adalah tatanan kehidupan yang kini dikomandani AS?
Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan itu bergambar Presiden AS pertama, George Washington, dan bagian belakangnya bergambar piramid yang terpotong. Letak gambar piramida ada di belakang, sebagai sinyal bahwa di belakang AS ada kekuatan lain. Pada piramida tersebut ada segitiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan “annuis coeptis” (semoga dia senang dengan proyek ini). “Dia” yang dimaksud adalah Si Mata Satu. Di bawahnya ada tulisan “novus ordo seclorum” (tatanan dunia baru). Artinya, ummat seluruh dunia diharapkan masuk proyek tatanan dunia baru dan menerima kepemimpinan Si Mata Satu. Orang yang familiar dengan hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam akan paham bahwa yang dimaksud Si Mata Satu adalah Dajjal.
Kapan sosok Dajjal akan muncul?
Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Fathimah binti Qais.
Ada seorang pengembara Nashrani yang terdampar di suatu pantai. Ia turun dari kapalnya dan kemudian bertemu binatang aneh. Binantang itu mengantarkannya ke sebuah biara. Di biara tersebut ada seorang pria terpasung. Dia bertanya, “Apakah Sungai Tiberia sudah mengering? Apakah muncul seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai nabi akhir zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya sendiri? ”
Pengembara Nashrani itu penasaran. Dia kemudian menelusuri jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia kemudian bertemu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dia bertanya pada beliau, “Siapa orang yang dipasung itu?” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa pria itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Kapan Imam Mahdi keluar?
Menurut Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, salah satu tandanya adalah meninggalnya atau terbunuhnya seorang khalifah. Namun sekarang sudah tidak ada kekhalifahan. Menurut saya, khalifah yang dimaksud adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad Jamaluddin, seorang penulis asal Mesir yang menulis buku “Umur Umat Islam”, menafsirkannya sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang benar seperti itu, berarti sudah dekat.
Menurut hadits tersebut, kelak Al-Mahdi akan muncul lalu di-baiat oleh sekelompok pemuda di Ka’bah. Penguasa semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para pemuda itu. Tetapi tim itu akan dibenamkan ke bumi oleh Allah, kecuali dua orang saja.
Dua orang tersebut sengaja diselamatkan agar mereka bisa menceritakan pada publik bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke Bumi. Begitu kabar ini tersiar, semua Mukmin yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan berbondong-bondong untuk ber-baiat.
Bagaimana bila dihubungkan dengan umur ummat Islam?
Menurut Amin Muhammad Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur umat Yahudi, Kristen, dan Islam, diisyaratkan bahwa umur umat Islam adalah 1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah [tulisan ini dibuat pada 2003], jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika di Mekkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal sekitar 63 tahun. [Berarti sekarang tinggal sekitar 54 tahun]
Kapan masa kekhalifahan di akhir zaman —yang menurut hadits akan berlangsung selama 40 tahun— terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini [sekarang berarti kurang dari 14 tahun ke depan]. Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara dan kaum Muslim akan di bawah komando Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya komet. Menurut yang saya tahu dari para astronom, komet akan muncul pada 2022. Jadi kalau saat itu Imam Mahdi muncul, maka perhitungan itu menjadi sangat mungkin. Atau bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih cepat dari itu.
Apa fitur-fitur khusus Imam Mahdi?
Menurut Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, namanya seperti nama Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam dan nama ayahnya pun sama dengan nama ayah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Bicaranya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti dia gagap? Wallahu’alam.
Berapa usia Imam Mahdi ketika muncul?
Usia Imam Mahdi adalah seusia ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pertama kali berperang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pertama kali berperang di Perang Badar di usia 55 tahun.
Apakah itu berarti sebenarnya Imam Mahdi sudah ada?
Ya, sudah ada, tapi oleh Allah belum dimunculkan. Sekarang kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa. Dan hal itu bukan hal aneh, karena memang ia akan muncul mendadak.
Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi?
Tidak bisa. Imam Mahdi di-baiat oleh 313 pemuda di Ka’bah. Jumlah itu sama dengan jumlah pasukan saat Perang Badar. Baiatnya terbuka meski sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Bila ada yang mengaku-ngaku Imam Mahdi, maka itu adalah omong kosong.
Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam?
Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan untuk meruntuhkan The New World Order ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order .
Perang apa saja itu?
Ada empat perang besar. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslim menang. Kedua adalah perang melawan penguasa zhalim Persia, Muslim juga menang. Perang selanjutnya adalah melawan Rum atau Eropa, dan menang juga. Ke empat adalah perang melawan Dajjal dan 70.000 tentara Yahudi. [Disarikan dari wawancara Ustadz Ihsan Tandjung/bolehjadikiamatsudahdekat]

Monday, April 20, 2015

Tanda Kiamat Kubra



Tanda-tanda kiamat Kubra (besar), sebagian ulama hanya membaginya dalam 9 tanda : Munculnya Imam Mahdi, Turunnya nabi Isa as., Munculnya Dajjal, Munculnya Ya’juj wa Ma’juj, Gempa bumi / tanah longsor di tiga wilayah, Adanya kabut (dukhan), Terbitnya matahari dari barat, Keluarnya binatang dari perut bumi dan Api yang mengumpulkan manusia.

Pada prinsipnya tanda-tanda kiamat kubra ini memiliki waktu yang sangat singkat dan proses kejadian begitu cepat. Bila salah satunya telah terjadi, maka yang lainnya segera menyusul. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits nabi shalallahu alaihi wa sallam :
”Keluarnya tanda tanda hari kiamat itu adalah sebagian demi sebagian beruntun seperti rangkaian marjan yang dirangkai dengan tali”. (HR. Al Haitsami / Lihat : Shahih Jami’ush shaghir 3:111 No. 3.222)
Tanda tanda hari kiamat itu bagaikan marjan marjan yang dirangkai dengan kawat. Bila kawat itu putus, maka yang sebagian mengikuti sebagiannya. (HR. Ahmad 12 :6-7 No. 7.040. shahih).
Sebagian penulis mencoba untuk melakukan penertiban tanda tanda tersebut berdasarkan dalil-dalil yang shahih. Dan tertib ini merupakan kesepakatan para ulama atas dasar hadits-hadits tersebut dan logika. Di antaranya apa yang dilakukan oleh Abdul Haq dalam kitabnya yang berjudul : “Hal Thaliban wal Qaeda Ashhabur Rayatis Suud ?”
  1. Tentara Arab (Sufyani) dengan tindak kerusakannya di muka bumi (Syam, Irak dan utara Jazirah Arab), dan di tengah-tengah peristiwa itu muncullah para pembawa bendera hitam dari Khurasan untuk mendukung Al-Mahdi. Yang tahu tentang kabar keluarnya Al-Mahdi ini adalah Sufyani, lalu ia mengirim pasukan untuk memeranginya yang kemu­dian dibenamkan ke dalam bumi.
  2. Munculnya Al-Mahdi dan kembalinya khilafah islamiyah sesuai dengan manhaj Nabi setelah para pemegang bendera hitam itu. memangku kekuasaan khilafah.
  3. Penaklukan Konstantinopel dan Roma (Roma ibukota Italia, dan lebih tepatnya lagi adalah Vatikan).
  4. Keluarnya Dajjal.
  5. Turunnya ‘Isa dari langit dan kemudian membunuh Dajjal.
  6. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.
  7. ‘Isa Al-Masih menjadi penguasa di bumi beberapa tahun (dalam sebuah hadits disebutkan tujuh tahun, dan dalam hadits lainnya disebutkan empat puluh tahun).
Sementara itu M. Amin Jamaluddin membuat penertiban yang lebih detil dalam kitabnya “huru-hara akhir jaman”, namun yang disayangkan bahwa penertiban ini banyak mengacu kepada riwayat-riwayat lemah yang sulit untuk dipertanggungjawabkan. Di bawah ini merupakan rangkaian peristiwa akhir zaman sebagaimana yang diyakini oleh penulis buku Umur Umat Islam.
  1. Invasi Irak Ke Kuwait
  2. Pengepungan dan Embargo Barat ke Irak
  3. Pengepungan Syam (Palestina)
  4. Munculnya Panji panji hitam dari timur / Khurasan
  5. Datangnya bendera bendera barat (Amerika) untuk menggempur Afghanistan (Ashhabu Rayatis Suud)*
  6. Perang Dunia ketiga (Armageddon?) *
  7. Surutnya Sungai Eufrat hingga menyibakkan gunung emas
  8. Kematian seorang Khalifah (di Saudi)
  9. Perebutan kekuasaan oleh tiga putra khalifah untuk mengusai Mekkah.
  10. Kejadian kejadian aneh di bulan Ramadhan berupa gerhana matahari dan bulan, komet berekor dan suara ledakan dahsyat yang bisa didengar oleh seluruh manusia*
  11. Huru hara, kekacauan dan malapetaka di bulan Syawal*
  12. Pertikaian dan konflik antar kabilah di bulan Dzul Qa’dah*
  13. Perampokan dan pembantaian jama’ah haji di bulan Dzul Hijjah. *
  14. Ditenggelamkannya pasukan arab (Sufyani ?) di Al Baida’ Madinah saat mengejar Al Mahdi.
  15. Penaklukan Al Mahdi atas Bani Kalb (Pendukung Sufyani)
  16. Penaklukan Al Mahdi atas seluruh Jazirah Arab.
  17. Penaklukan Persi / Iran (Syi’ah)
  18. Kekalahan sebagian orang orang Yahudi dan penaklukkan Israel
  19. Penaklukan Baitul Maqdis dan Pembebasan Masjidil Aqsha
  20. Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq (Damaskus)
  21. Penaklukan Cina dan Rusia (Khuz dan Kirman)
  22. Penaklukan India
  23. Penaklukan Konstantinopel (Turki Sekuler) oleh 70.000 Bani Ishaq
  24. Munculnya Dajjal dari Khurasan yang diikuti oleh 70.000 Yahudi Asbahan
  25. Turunnya Isa Al Masih di Menara Putih di timur Damaskus
  26. Terbunuhnya Dajjal dengan Pedang Isa Al Masih
  27. Perang habis habisan melawan seluruh Yahudi yang tersisa
  28. Datangnya Ya’juj wa Ma’juj
  29. Penaklukkan Roma (Italia)
  30. Wafatnya Al Mahdi
  31. Naiknya Al Qahthani menggantikan Al Mahdi
  32. Masa masa aman
  33. Wafatnya Isa Al Masih
  34. Terbitnya matahari dari barat
  35. Keluarnya binatang dari perut bumi yang dapat berbicara
  36. Keluarnya asap
  37. Datangnya angin lembut dari arah Yaman
  38. Penghancuran Ka’bah oleh Dzu Suwaiqatain dari Habasyah
  39. Kehancuran Madinah dan keluarnya seluruh manusia darinya
  40. Pembenaman bumi di Timur, di Barat dan di Tanah Arab
  41. Munculnya api yang menggiring manusia ke Mahsyar
  42. Berdirinya kiamat dan kehancuran alam semesta
https://www.islampos.com/tanda-tanda-kiamat-kubra-48076/

Nabi Isa Membunuh Dajjal



Telah kita ketahui bahwa di akhir zaman kelak, Nabi Isa AS akan turun ke muka bumi. Kedatangan Nabi Isa ini akan menyadarkan orang-orang yang memeluk kitab yang dipegangnya dulu (Kitab Injil) sehingga banyak dari mereka yang masuk Islam. Bukan hanya itu, Nabi Isa juga bertugas berada di jajaran kaum Muslimin untuk membunuh musuh terbesar umat Islam, yaitu Dajjal

Pekerjaan pertama yang akan dilakukan oleh Nabi Isa AS adalah menghadapi Dajjal. Setelah turun Isa AS menuju ke Baitul Maqdis tempat Dajjal dikepung oleh pasukan Muslim. Isa AS memerintahkan mereka untuk membuka pintu. Dalam Sunan ibn Majah, Shahih Ibn Khzaimah, dan Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Isa AS berseru, ‘Bukakan pintu!’ Mereka lalu membukanya dan dibalik pintu itu ada Dajjal bersama 70.000 Yahudi, yang semuanya membawa pedang dan perisai. Ketika Dajjal memandang Isa, dia luluh laksana garam mencair di air, lalu melarikan diri. Isa AS mengejarnya sampai di gerbang Ludd Timur, kemudian membunuhnya, dan Allah mengalahkan Yahudi,” (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, VI, h. 275, no 7752).

Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW mengabarkan tentang turunnya Isa AS dan shalatnya bersama orang-orang Mukmin, kemudian bersabda, “Ketika musuh Allah melihat Isa, ia pun meleleh seperti melelehnya garam dalam air. Seandainya Isa membiarkannya, ia akan meleleh sampai binasa. Namun, Allah membunuhnya lewat tangan Isa, agar Isa memperlihatkan kepada mereka darah musuh itu dalam peperangannya.”

Rahasia luluhnya Dajjal adalah Allah memberikan kepada Isa AS bau khusus yang kalau dicium oleh orang kafir, dia akan mati. Dalam sebuah hadis yang panjang dalam Shahih Muslim dari An-Nawwas ibn As-Sam’an, Rasulullah SAW bersabda, “Saat dia dalam keadaan demikian, Allah mengutus Isa ibn Maryam. Isa turun di menara putih di timur Damaskus, dalam pakaian yang dicelup dengan Wars dan Za’faran, sambil bergantung dengan kedua tangannya di sayap dua malaikat. Jika Isa menggerakkan kepalanya, berteteslah air dan jika dia mengangkat kepala, biji-biji perak laksana mutiara berjatuhan darinya. Setiap orang kafir yang mencium baunya akan mati… Isa mengejar Dajjal sampai ke gerbang Ludd lalu membunuhnya. Kemudian Isa mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan kepada mereka derajat mereka di surga.”
Rahasia mengapa Isa AS tidak membiarkan Dajjal mati sendiri adalah untuk mematahkan kekuatan dan fitnah makhluk itu. Dengan menyaksikan pembunuhan dan kematiannya, manusia menjadi yakin bahwa Dajjal adalah makhluk yang lemah dan dapat dikalahkan, dan klaimnya adalah palsu dan dusta.
 

Friday, April 17, 2015

Tanda Kiamat yang Harus Diantisipasi Saat Ini

Ada tiga tanda fenomenal dari tanda-tanda Kiamat yang perlu diantisipasi dewasa ini oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dua di antara ketiga tanda itu masuk dalam kategori tanda-tanda besar Kiamat. Satu lagi kadang dimasukkan ke dalam tanda besar, namun ada pula yang menyebutnya sebagai tanda penghubung antara tanda- tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat.
Tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat ialah diutusnya Imam Mahdi. Imam Mahdi merupakan tanda Kiamat yang menghubungkan antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat karena datang pada saat dunia sudah menyaksikan munculnya seluruh tanda-tanda kecil Kiamat yang mendahului tanda-tanda besar Kiamat. Allah tidak akan mengizinkan tanda-tanda besar Kiamat datng sebelum berbagai tanda kecil Kiamat telah tuntas kemunculannya.
Banyak orang barangkali belum menyadari bahwa kondisi dunia dewasa ini ialah dalam kondisi dimana hampir segenap tanda-tanda kecil Kiamat yang diprediksikan oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah bermunculan semua. Coba perhatikan beberapa contoh tanda-tanda kecil Kiamat berikut ini:
  • Dan perceraian banyak terjadi ويكثر الطلاق
  • Dan banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba) و الموت الفجاء
  • Dan banyak mushaf diberi hiasan (ornamen) و حلية المصاحف
  • Dan masjid-masjid dibangun megah-megah و زخرفت المساجد
  • Dan berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak و نقضت العهود
  • Dan berbagai peralatan musik dimainkan و استعملت المأزف
  • Dan berbagai jenis khamr diminum manusia و شربت الخمور
  • Dan perzinaan dilakukan terang-terangan و فخش الزنا
  • Dan para pengkhianat dipercaya (diberi jabatan kepemimpinan) و اؤتمن الخائن
  • Dan orang yang amanah dianggap pengkhianat (penjahat/teroris) و خون الأمين
  • Tersebarnya Pena (banyak buku diterbitkan) ظهور القلم
  • Pasar-pasar (Mall, Plaza, Supermarket) Berdekatan تتقارب الأسواق
  • Penumpahan darah dianggap ringan استخفاف بالدم
  • Makan riba أكل الربا
Jadi kalau kita perhatikan, contoh-contoh di atas jelas sudah kita jumpai di zaman kita dewasa ini. Bahkan bila kita buka kitab para Ulama yang menghimpun hadits-hadits mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita baca satu per satu hadits-hadits tersebut hampir pasti setiap satu hadits selesai kita baca kita akan segera bergumam di dalam hati: “Wah, yang ini sudah..!” Hal ini akan selalu terjadi setiap habis kita baca satu hadits. Laa haula wa laa quwwata illa billah….

Jika tanda-tanda kecil Kiamat sudah hampir muncul seluruhnya berarti kondisi dunia dewasa ini berada di ambang menyambut kedatangan tanda-tanda besar Kiamat. Dan bila asumsi ini benar, berarti dalam waktu dekat kita semua sudah harus bersiap-siap untuk menyambut datangnya tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat, yaitu diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Hal ini menjadi selaras dengan isyarat yang diungkapakan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai dua pra-kondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi.
أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ
وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kese-wenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad)

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengisyaratkan adanya dua prakondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Kedua prakondisi tersebut ialah pertama, banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan kedua, terjadinya gempa-gempa. Subhaanallah. Jika kita amati kondisi dunia saat ini sudah sangat sarat dengan perselisihan antar-manusia, baik yang bersifat antar-pribadi maupun antar-kelompok. Demikian pula dengan fenomena gempa sudah sangat tinggi frekuensi berlangsungnya belakangan ini.
Berarti kedatangan Imam Mahdi merupakan tanda Akhir Zaman yang jelas-jelas harus kita antisipasi dalam waktu dekat ini. Dan jika sudah terjadi berarti kitapun harus segera mempersiapkan diri untuk mematuhi perintah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam yang berkaitan dengan kemunculan Imam Mahdi. Kita diperintahkan untuk segera berbai’at dan bergabung ke dalam barisannya sebab episode-episode berikutnya merupakan rangkaian perang yang dipimpin Imam Mahdi untuk menaklukkan negeri-negeri yang dipimpin oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya).
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ
“Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Ibnu Majah)
 
 

Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji Al-Jihad Fi Sabilillah untuk memerdekakan negeri-negeri yang selama ini dikuasai oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya).Beliau akan mengawali suatu proyek besar membebaskan dunia dari penghambaan manusia kepada sesama manusia untuk hanya menghamba kepada Allah semata, Penguasa Tunggal dan Sejati langit dan bumi. Beliau akan memastikan bahwa dunia diisi dengan sistem dan peradaban yang mencerminkan kalimatthoyyibah Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullahdari ujung paling timur hingga ujung paling barat.

Ghazawaat (perang-perang) tersebut akan dimulai dari jazirah Arab kemudian Persia (Iran) kemudian Ruum (Eropa dan Amerika) kemudian terakhir melawan pasukan Yahudi yang dipimpin langsung oleh puncak fitnah, yaitu Dajjal. Dan uniknya pasukan Imam Mahdi Insya Allah akan diizinkan Allah untuk senantiasa meraih kemenangan dalam berbagai perang tersebut.
تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ
ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ
“Kalian akan perangi jazirah Arab dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan menghadapi Persia dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Ruum dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Dajjal dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya.” (HR Muslim)






Lalu kapan Nabiyullah Isa ’alihis-salaam akan turun dari langit diantar oleh dua malaikat di kanan dan kirinya? Menurut hadits-hadits yang ada Nabi Isa putra Maryam ’alihis-salaam akan datang sesudah pasukan Imam Mahdi selesai memerangi pasukan Ruum menjelang menghadapi perang berikutnya melawan pasukan Dajjal. Pada saat itulah Nabi Isa ’alihis-salaam akan Allah taqdirkan turun ke muka bumi untuk digabungkan ke dalam pasukan Imam Mahdi dan membunuh Dajjal dengan izin Allah.
Begitu Imam Mahdi dan pasukannya mendengar kabar bahwa Dajjal telah hadir dan mulai merajalela menebar fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka Imam Mahdi mengkonsolidasi pasukannya ke kota Damaskus. Lalu pada saat pasukan Imam Mahdi menjelang sholat Subuh di sebuah masjid yang berlokasi di sebelah timur kota Damaskus tiba-tiba turunlah Nabi Isa ’alihis-salaam diantar dua malaikat di menara putih masjid tersebut. Maka Imam Mahdi langsung mempersilahkan Nabi Isa ’alihis-salaam untuk mengimami sholat Subuh, namun ditolak olehnya dan malah Nabi Isa ’alihis-salaam menyuruh Imam Mahdi untuk menjadi imam sholat Subuh tersebut sedangkan Nabi Isa ’alihis-salaam makmum di belakangnya. Subhanallah.
” ينزل عيسى بن مريم ، فيقول أميرهم المهدي : تعال صل بنا ،
فيقول : لا إن بعضهم أمير بعض ، تكرمة الله لهذه الأمة ” .
“Turunlah Isa putra Maryam ’alihis-salaam. Berkata pemimpin mereka Al-Mahdi: “Mari pimpin sholat kami.” Berkata Isa ’alihis-salaam: “Tidak. Sesungguhnya sebagian mereka pemimpin bagi yang lainnya sebagai penghormatan Allah bagi Ummat ini.” (Al Al-Bani dalam ”As-Salsalatu Ash-Shohihah”)
Saudaraku, marilah kita bersiap-siap mengantisipasi kedatangan tanda-tanda Akhir Zaman yang sangat fenomenal ini. Tanda-tanda yang akan merubah wajah dunia dari kondisi penuh kezaliman dewasa ini menuju keadilan di bawah naungan Syariat Allah dan kepemimpinan Imam Mahdi beserta Nabiyullah Isa ’alihis-salaam.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam barisan pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh satu dari dua kebaikan: ’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) au mut syahidan (atau Mati Syahid). Amin ya Rabb.

http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/tiga-tanda-tanda-kiamat-yang-harus-diantisipasi-saat-ini.htm#.VTEaFkDNUwo 

Kematian



Kematian yang merupakan perpisahan antara ruh dari jasadnya pasti akan menemui setiap makhluk-Nya yang berjiwa. Tidak seorang pun mampu menghindar atau lari darinya walau hanya sekedar meminta untuk ditunda sesaat saja.
Kematian merupakan perpindahan dari alam dunia menuju alam akherat, sebagaimana diriwayatkan bahwa Utsman bin Affan apabila berdiri dihadapan sebuah kuburan maka ia pun menangis hingga membasahi jenggotnya. Dia ditanya,”Apabila engkau diingatkan tentang surga dan neraka engkau tidak menangis akan tetapi engkau menangis karena (kuburan) ini.” Dia pun menjawab,’Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya kuburan adalah tempat pertama dari tempat-tempat akherat. Apabila dia selamat darinya maka keadaan setelahnya akan lebih mudah baginya. Dan apabila dia tidak selamat darinya maka keadaan setelahnya akan lebih berat darinya.” (HR. Tirmidzi).

Didalam hadits lain yang diriwayatkan dari Al Barro bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,”Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur—beliau menyebutkan 2 atau 3 kali—kemudian berkata,’Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia dan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit dengan berwajah putih seperti matahari dengan membawa kain kafan dan wewangian dari surga dan mereka duduk disisinya sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,”Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dari Allah dan keredhoan-Nya.’ Beliau saw bersabda,’Maka keluarlah ruhnya seperti tetesan air dari bibir orang yang sedang minum maka dia (malaikat maut) pun mengambilnya. Dan tatkala dia mengambilnya maka para malaikat (yang lain) tidaklah membiarkannya berada ditangannya walau hanya sesaat sehingga mereka mengambilnya dan menaruhnya diatas kafan yang terdapat wewangian hingga keluar darinya bau semerbak kesturi yang membuat wangi permukaan bumi.’ Beliau saw berkata,’Mereka kemudian naik (ke langit) dengan membawa (ruh) orang itu dan tidaklah mereka melewati para malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh yang baik siapa ini?’ Mereka menjawab,’Fulan bin Fulan, dengan menyebutkan nama terbaik yang dimilikinya di dunia’ sehingga mereka berhenti di langit dunia. Mereka pun meminta agar dibukakan (pintu) baginya maka dibukalah (pintu itu) bagi mereka dan mereka berpindahlah ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh dan Allah mengatakan,’Tulislah kitab hamba-Ku ini di ‘illiyyin dan kembalikanlah ke bumi, sesungghnya darinyalah Aku ciptakan mereka dan kepadanyalah Aku mengembalikan mereka dan darinya pula Aku mengeluarkan mereka sekali lagi.’

Beliau saw bersabda,’Dan ruh itu pun dikembalikan ke jasadnya. Kemudian datanglah dua malaikat yang mendudukannya dan bertanya kepadanya,’Siapa Tuhanmu?’ dia pun menjawab,’Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa agamamu?’ dia menjawab,’Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya,’Siapa lelaki yang diutus kepada kalian ini?’ dia menjawab,’Dia adalah Rasulullah saw.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa ilmumu?’ dia menjawab,’Aku membaca Al Qur’an, Kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya.’
Terdengarlah suara yang memanggil dari langit,’Karena kebenaran hamba-Ku maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari surga, pakaikanlah dengan pakaian dari surga, bukakanlah baginya sebuah pintu menuju surga.’ Beliau saw bersabda,’maka terciumlah wanginya serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.’ Beliau bersabda,’Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan, berbaju indah dengan baunya yang wangi mengatakan,’Bahagialah engkau di hari yang engkau telah dijanjikan.’ Orang (yang beriman) itu mengatakan,’Siapa angkau? Wajahmu penuh dengan kebaikan’ dia menjawab,’Aku adalah amal shalehmu.’ Orang itu mengatakan,’Wahai Allah, segerakanlah kiamat sehingga aku kembali kepada kularga dan hartaku.

Beliau saw bersabda,’Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia akan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit yang berwajah hitam dengan membawa kain dan merekapun duduk disisinya sejauh mata memandang kemudian datang malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,’Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju amarah dan murka Allah.’
Beliau saw bersabda,’maka dipisahkanlah ruh dari jasadnya seperti duri yang dicabut dari kain yang basah kemudian malaikat (maut) pun mengambilnya dan tatkala malaikat maut mengambilnya maka mereka (malaikat lain) tidaklah membiarkannya berada di tangannya walau sesaat sehingga meletakkannya dikain itu dan dibawanya dengan bau bangkai busuk yang meyebar di permukaan bumi. Mereka pun membawanya dan tidaklah mereka melintasi malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh buruk milik siapa ini?’ mereka menjawa,’Fulan bin Fulan dengan menyebutkan nama yang paling buruknya di dunia.’
Kemudian mereka sampai di langit dunia dan meminta untuk dibukakan (pintu) baginya maka tidaklah dibukakan baginya kemudian Rasulullah saw membaca firman-Nya,”Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk ke lobang jarum.” Kemudian Allah berkata,’Tulislah kitabnya di sijjin di bumi yang paling rendah maka ruhnya dilemparkan dengan satu lemparan. Kemudian beliau saw membaca,”Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.’
Ruhnya pun dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat mendudukannya seraya bertanya,”Siapa Tuhanmu?’ maka dia menjawab,’a..a… aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya.’Apa agamamu?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya,’Siapa laki-laki yang diutus kepadamu ini?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Maka terdengar seruan dari langit.’ Karena pendustaan (nya) maka hamparkanlah (suatu hamparann) dari neraka dan bukakan baginya suatu pintu munuju neraka dan terasalah panas serta angin panasnya bagi orang itu dan dia pun dihimpit oleh kuburnya sehingga hancur tulang-tulangnya.
Datanglah seorang laki-laki yang berwajah buruk dengan pakaian yang bau busuk dan mengatakan,”Bergembiralah kamu dihari yang buruk bagimu yang telah dijanjikan ini.’ Orang itu berkata,’Siapa kamu dengan wajahmu yang penuh dengan kajahatan.’ Dia menjawab,’Aku adalah amal burukmu.’ Orang itu pun berkata,’Wahai Allah janganlah engkau adakan kiamat.” (HR. Ahmad)

Didalam hadits tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia yang menemui kematian maka ruhnya akan dibawa ke langit untuk kemudian dia mengetahui di mana tempat nya kelak apakah di surga atau di neraka dan setelah itu dirinya akan dikembalikan ke bumi untuk dipertemukan kembali dengan jasadnya di kuburnya. Untuk kemudian mereka akan mengalami fitnah kubur berupa pertanyaan yang berujung kepada nikmat atau adzab kubur di alam barzakh hingga hari kiamat.

Jadi tidak ada nash yang menjelaskan bahwa ruh (arwah) seorang yang meninggal masih berada di sekitar rumah hingga empat puluh hari akan tetapi ruh itu akan kembali berada dijasadnya di alam barzakh untuk mendapatkan nikmat atau siksa kubur hingga hari kiamat.
Wallahu A’lam

Sunday, April 12, 2015

Demam Akik, Apa Tujuan Anda Memakainya?



Jika tujuan Anda meniru Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, ketahuilah bahwa beliau memakainya karena tuntutan keadaan, kalau saja bukan karena tuntutan tentu beliau tidak mengenakannya, cobalah perhatikan hadits berikut:

Sahabat Anas -radhiallahu anhu- mengatakan:
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أراد أن يكتب إلى كِسرى وقيصرَ والنَّجاشيِّ . فقيل : إنهم لا يقبلون كتابًا إلا بخاتمٍ . فصاغ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خاتمًا حلقةَ فضةٍ . ونقش فيه – محمدٌ رسولُ اللهِ -
“Ketika Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ingin menulis surat kepada kisra (raja persia), qaishar (raja romawi), dan raja Najasyi, beliau diberi kabar bahwa mereka tidaklah menerima surat kecuali dengan STEMPEL.

Maka Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- pun membuat CINCIN yang lingkarannya terbuat dari perak, dan diukirlah padanya tulisan ‘Muhammadur Rasulullah‘.” (HR. Muslim: 2092)
Jika tujuan Anda karena senang memakai cincin, maka silahkan memakainya, tapi janganlah mendakwakan bahwa itu sunnah Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, karena beliau memakainya bukan karena kesenangan, tapi karena tuntutan dan kebutuhan.
Pegang teguhlah perkataan Imam Syafi’i -rahimahullah-: “Aku beriman kepada Rasulullah, dan apapun yang datang dari Rasulullah, sesuai yang DIINGINKAN oleh Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-“. (Lum’atul I’tiqod, hal:7).

Jika tujuan Anda ingin menggunakannya untuk “keberuntungan”, atau “penglaris”, atau “pesugihan”, atau “pelet”, maka ini tidak hanya bukan sunnah Nabi, tapi sudah masuk dalam ranah kesyirikan, karena ini sama dengan menggunakan jimat, padahal Baginda Nabi -shallallahu alaihi wasallam- telah bersabda:
من علَّقَ تميمةً فقد أشرَكَ
Barangsiapa menggantungkan tamimah (jimat), maka dia telah jatuh dalam kesyirikan” (HR. Ahmad: 17422, shahih)
Jika Anda menggunakannya karena ikut-ikutan tren, maka ini tidak sepantasnya dilakukan, karena perangai ikut-ikutan itu menunjukkan tidak adanya prinsip/pegangan hidup. Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu anhu- pernah mengatakan:
Janganlah kalian sekali-kali jadi orang yg ikut-ikutan… yaitu orang yg mengatakan: aku (akan) bersama manusia, jika mereka mendapatkan petunjuk; aku pun mendapatkan petunjuk, dan jika mereka tersesat; aku pun akan tersesat“. (Hilyatul Aulia 1/136).
Jika Anda menggunakannya, tanpa alasan apapun, maka hati-hatilah, mungkin saja Anda sedang tidak sadar atau lagi kena guna-guna penjual akik..

Menghayati Ucapan Dan Gerakan Shalat



Bismillah, walhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Shalat adalah sesuatu yang paling disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana dengan kita?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
جعلت قُرَّة عَيْني فِي الصَّلَاة
“Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada saat mengerjakan shalat” (HR. An-Nasaa`i dan Ahmad dan selain keduanya. Hadits Shahih)
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan:
وقرة الْعين فَوق الْمحبَّة فَإِنَّهُ لَيْسَ كل مَحْبُوب تقر بِهِ الْعين وَإِنَّمَا تقر الْعين بِأَعْلَى المحبوبات الَّذِي يحب لذاته وَلَيْسَ ذَلِك إِلَّا الله الَّذِي لَا إِلَه إِلَّا هُوَ وكل مَا سواهُ فَإِنَّمَا يحب تبعا لمحبته
Qurratul ‘ain” itu melebihi sekedar cinta biasa (kesukaan biasa), karena tidak setiap perkara yang dicintai pasti sebagai “Qurratul ‘ain” (paling menyenangkan hati), dan semata-mata hati itu bisa mencapai puncak kesenangannya, hanyalah dengan sesuatu yang paling dicintai, (yaitu) yang dicintai karena dirinya (maksudnya: statusnya sebagai pokok cinta dan bukan cinta cabang , pent). Dan tidak lain itu adalah Allah, yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Seluruh selain-Nya semata-mata dicintai karena mengikuti kecintaan kepada-Nya” (Risaalah Ibnil Qoyyim ila ahadi ikhwaanihi  (PDF), hal. 36).
Pada petikan yang lain beliau juga berkata:
فَالصَّلَاة قُرَّة عُيُون المحبين فِي هَذِه الدُّنْيَا لما فِيهَا من مُنَاجَاة من لَا تقر الْعُيُون وَلَا تطمئِن الْقُلُوب وَلَا تسكن النُّفُوس إِلَّا إِلَيْهِ والتنعم بِذكرِهِ والتذلل والخضوع لَهُ والقرب مِنْهُ وَلَا سِيمَا فِي حَال السُّجُود وَتلك الْحَال أقرب مَا يكون العَبْد من ربه فِيهَا
“Maka shalat dikatakan “Qurratul ‘ain” bagi orang-orang yang mencintai (Allah) di dalam kehidupan dunia ini karena di dalam shalat terdapat aktifitas bermunajat (berkomunikasi lirih) dengan Dzat, yang tidaklah senang dan tenang suatu hati dan tidaklah jiwa menjadi sakinah kecuali dengan berkomunikasi dengan-Nya dan bernikmat-nikmat dengan mengingat-Nya, merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya serta mendekatkan diri kepada-Nya.  Terlebih lagi dalam keadaan sujud, keadaan tersebut adalah keadaan hamba yang terdekat dengan Rabb nya di dalam shalat” (Risaalah Ibnil Qoyyim ila ahadi ikhwaanihi (PDF), hal. 37).

Shalat jika dikerjakan dengan baik, membuahkan kemanisan iman dalam hati! Lalu apa yang kita rasakan dalam shalat kita?

Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan gurunya, (yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah):
إذا لم تجد للعمل حلاوة في قلبك وانشراحًا فاتَّهمْه فإن الربَّ تعالى شكور.
“Jika Anda tidak mendapatkan kemanisan (iman/ibadah) dan kelapangan dalam hatimu ketika beramal (beribadah), maka curigailah amalan Anda tersebut, karena Allah Ta’ala Dzat Yang Maha Mensyukuri”
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan maksud perkataan gurunya di atas:
يعني أنه لا بد أن يثيب العامل على عمله في الدنيا من حلاوة يجدها في قلبه وقوة انشراح وقرة عين، فحيث لم يجد ذلك فعمله مدخول
“Maksudnya, bahwa Allah pasti memberi pahala pelaku amal shaleh (ibadah) di Dunia, berupa kemanisan (iman/ibadah) yang ia dapatkan dalam  hatinya, demikian pula kelapangan dan kesenangan hati , maka jika ia tidak mendapatkan hal itu, maka amalnya terkontaminasi (terkotori kotoran)” (Madarijus Salikin, Ibnul Qoyyim: 2/68).

Berapa pahala shalat kita?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرفُ؛ وَمَا كُتِبَ إِلا عُشُرُ صلاتِهِ، تُسُعُها، ثُمُنُها، سُبُعُها، سُدُسُها، خُمُسُها، رُبُعُها، ثلُثُها، نِصْفها
Sesungguhnya seseorang selesai dari sholatnya dan tidaklah dicatat baginya dari pahala sholatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya” (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Al-Munaawi rahimahullah berkata:
أَنَّ ذَلِكَ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلاَفِ الأَشْخَاص بِحَسَبِ الْخُشُوْعِ وَالتَّدَبُّرِ وَنَحْوِهِ مِمَّا يَقْتَضِي الْكَمَالَ
“Perbedaan pahala sholat tersebut sesuai dengan perbedaan orang-orang yang sholat berdasarkan kekhusyu’an dan penghayatan makna bacaan sholat dan yang semisalnya dari perkara-perkara yang menyebabkan kesempurnaan sholat (Faidhul Qodiir: 2/333, Hadits no. 1978)

Tahukah Anda standar penilaian shalat seorang hamba?

Ada satu riwayat yang shahih sanadnya, bahwa Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah mengatakan:
يكتب للرجل من صلاته ما عقل منها
“Pahala shalat seseorang ditulis berdasarkan apa yang ia pahami dari shalatnya (berdasarkan kehadiran hati)” (Al-Qaulul Mubiin, Syaikh Masyhuur Salaman, hal. 454).
Jadi, yang mempengaruhi bobot shalat seseorang, selain ikhlas dan tata cara shalatnya yang sesuai dengan sunnah, juga apakah hatinya hadir dalam shalatnya, menghayati ucapan dan perbuatan shalat yang ia lakukan?

Khusyu’ adalah ruh shalat!

Siapa yang mau shalatnya seperti  badan tanpa ruh (shalat hanya gerakan badan tanpa hadirnya hati/khusyu’)? Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala memuji orang-orang yang khusyu’ dalam shalat mereka,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
(1) ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,”
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(2) “(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya” (Al-Mu`minuun: 1-2).
Dan khusyu’ dalam shalat meliputi khusyu’ lahir dan batin (hati), sebagaimana penafsiran Syaikh As-Sa’di rahimahullah terhadap ayat di atas,
والخشوع في الصلاة: هو حضور القلب بين يدي الله تعالى، مستحضرا لقربه، فيسكن لذلك قلبه، وتطمئن نفسه، وتسكن حركاته، ويقل التفاته، متأدبا بين يدي ربه، مستحضرا جميع ما يقوله ويفعله في صلاته، من أول صلاته إلى آخرها، فتنتفي بذلك الوساوس والأفكار الردية، وهذا روح الصلاة، والمقصود منها، وهو الذي يكتب للعبد، فالصلاة التي لا خشوع فيها ولا حضور قلب، وإن كانت مجزئة مثابا عليها، فإن الثواب على حسب ما يعقل القلب منها.
Khusyu’ dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta’ala, menghayati kedekatan dengan-Nya, hingga tentram hati karenanya, tenang jiwa dan gerakannya, tidak banyak mengingat sesuatu di luar urusan shalat, beradab di hadapan Rabb-nya, menghayati seluruh apa yang ia ucapkan dan lakukan dalam shalatnya, dari awal hingga selesai shalatnya, sehingga hilang was-was (bisikan syaitan) dan berbagai pikiran yang jelek. Inilah ruh dan maksud shalat. Shalat yang seperti inilah yang ditulis pahalanya bagi seorang hamba. Jadi shalat yang tidak ada kekhusyu’an dan tidak ada pula kehadiran hati -walaupun shalat seperti itu sah dan diberi pahala (pelakunya)- namun sesungguhnya pahala shalat itu sesuai dengan kehadiran hati di dalam mengerjakannya(Tafsir As-Sa’di, hal. 637).

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, kita bisa tarik sebuah kesimpulan bahwa betapa pentingnya kehadiran hati yang menghayati ucapan dan gerakan shalat.

Saturday, April 11, 2015

Atheisme Dan Riba



Allah berfirman dalam Al-Quranul Karim yang artinya: ‘Jika Kebenaran itu mengikuti keinginan dan hawa nafsu mereka, langit dan bumi dan semua orang di dalamnya akan terbawa dalam kerusakan.’
Semua masalah pada hari ini, semua krisis yang saat ini melanda dunia, dapat dilihat sumbernya pada satu hal dan hanya satu hal ini saja dan itu adalah digantikannya penyembahan kepada Allah oleh kultus diri sendiri. Manusia, dalam kesombongan mereka, menghadirkan dan memandang diri mereka sebagai tuan dari alam semesta. ‘Untuk apa saya memerlukan Tuhan,’ kata mereka, ‘ketika saya bisa membuat hukum yang bisa lebih baik melayani umat manusia sendiri?’

Tapi, faktanya adalah bahwa hukum mereka tidak membawa apa-apa kecuali kesengsaraan, ketidakadilan, kemiskinan dan penderitaan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah, yang artinya: ‘Mereka mengatakan, ‘Kami hanya melakukan hal yang benar.’ Sungguh tidak demikian! Mereka adalah para perusak, tetapi mereka tidak menyadarinya.’ Dan itu nyaris tak mengejutkan, sebab diri yang tidak diliputi oleh keimanan kepada Allah hanya akan membawa kepada keburukan.

Menuhankan Akal dan Hawa Nafsu
Allah berfirman, yang artinya: ‘Nafs membawa tindakan buruk – kecuali bagi mereka yang dikasihi oleh Tuhan.’ Nafs yang tidak diliputi oleh keimanan kepada Allah akan selalu membawa kepada selera dan keinginan yang lebih rendah, sampai hanya sedikit di atas hewan atau bahkan lebih rendah darinya.
Allah berfirman, yang artinya: ‘Apakah kamu melihat orang yang telah mengambil keinginan dan hawa nafsunya sebagi tuhannya? Apakah kemudian kamu akan menjadi penjaganya? Apakah kamu mengira kebanyakan mereka mendengar atau memahami? Mereka hanya seperti binatang ternak. Bahkan mereka lebih sesat.’
Dan mengapa tidak, di mata mereka, dunia ini adalah segalanya dan akhir dari segala eksistensi. Filsafat tak bertuhan mereka tidak lagi memberikan mereka sebuah cita-cia apa pun. Mengapa mereka harus peduli pada kesejahteraan planet ini ketika mereka akan mati dan dikuburkan jauh sebelum planet itu punah? Apa urusannya jika mereka menyebabkan satu juta orang mati kelaparan, sedang mereka sendiri berkelimpahan dengan pakaian dan makanan? Tidak ada salah dan benar bagi mereka, karena mereka tidak memiliki kompas moral yang dapat membedakan yang benar dan yang salah.

Bagi mereka, sukses diukur oleh berapa banyak uang yang dapat dikumpulkan dan berapa banyak materi yang dapat diperoleh – tidak ada hal lain sebagai tujuan. Dan itulah mengapa begitu banyak dari mereka mengklaim bahwa mereka tidak pernah merasa cukup, berbohong, menipu dan mencuri untuk mendapatkan lebih dan lebih lagi. Jadi, pertumbuhan adalah penggerak utama yang mendukung pandangan dunia ateis kapitalis, dan karenanya ketergantungan pada riba atau penambahan dalam transaksi. Yakni penciptaan ‘kekayaan moneter’ – yang dalam kenyataannya, hanya angka-angka pada layar komputer – yang diciptakan dari ketiadaan.
Shaykh Abdalqadir mengatakan tentang ini, dalam esainya, Keruntuhan Kaum Monetaris: 
 ‘Fondasi dari ateisme modernis tidak terletak pada bangunan metafisis yang menyatakan bahwa manusia tidak ‘memerlukan’ ide Ketuhanan – tapi terletak pada pemberlakuan riba yang tidak ada lagi sebagai larangan, tapi keharusan. Dalam dunia yang terbatas dan fana manusia modern menyatakan bahwa pertambahan dalam pertukaran tidak hanya diizinkan tetapi secara teoritis tanpa batas. Ateisme telah mendahului riba. Sang Maha Pencipta telah menegaskan kenyataan-Nya bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya, segala sesuatu dalam eksistensi, yaitu penciptaan, adalah sesuatu-selain-dari-Nya, sehingga berada dalam waktu, memiliki bentuk dan batas. Karena sifat keterbatasan alam semesta inilah, sistem pertukaran yang mengakui teori yang menyatakan pertambahan [riba, pen.] dapat berfungsi, sedangkan yang di tangan adalah terbatas, harus dilarang.

Riba dan hukum manusia telah membawa dunia ini ke tepi jurang – lautan terpolusi, hutan gundul dan bahkan langit yang menipis – semua demi memenuhi keserakahan mereka, dan kebutuhan kepuasan instan. Mereka berpikir bahwa ‘perdagangan’ mereka membawa sukacita dan kebahagiaan, tetapi kenyataannya hal itu bahkan tidak menguntungkan mereka di dunia ini, karena Allah mengatakan, yang artinya, ‘Allah memusnahkan riba tetapi menyuburkan sedekah.’
Dengan kata lain, menurut para mufassirun, riba tidak memberi mereka manfaat di dunia ini. Dan, untuk di akherat kelak, mereka akan dibakar di neraka, abadi selamanya. Allah berfirman yang artinya, ‘Adapun orang yang melewati batas dan lebih memilih kehidupan dunia ini, api menyala-nyala akan menjadi rumah-Nya. Adapun orang yang takut kepada Tuhannya dan melarang diri dari hawa nafsu yang rendah, surga akan menjadi perlindungan-Nya.

Penegakan Kembali Pilar Islam
Satu-satunya cara untuk menyelamatkan planet kita dan mengembalikan kesehatan dan kemuliaannya, satu-satunya harapan bagi kelangsungan hidup umat manusia adalah pemulihan dari Dien Islam secara keseluruhan. Islam harus sekali lagi diberlakukan di setiap negeri. Islam adalah Dienul Fitrah dan setiap aspeknya diarahkan menempatkan manusia selaras dengan dirinya sendiri dan dengan seluruh kehidupan.
Dunia ini seperti sebuah mesin yang diminyaki dengan segala sesuatu dalam penciptaan yang memainkan peran dalam menjaga agar berfungsi dengan lancar. Tapi jika satu bagiannya, terutama jika bagian itu adalah bagian yang penting seperti manusia, sebagai roda penggerak, rusak dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan, maka seluruh mesin berhenti berfungsi dan mulai lepas dari jalinannya, sebagaimana yang kita lihat saat ini. Jadi manusia harus kembali untuk memenuhi fungsi utamanya sekali lagi.
Tapi apakah fungsi utama manusia?
Ini ada dua – yang pertama untuk menyembah Tuhan kita dan kedua untuk menjaga dan memelihara bumi atas nama-Nya. Allah berfirman yang artinya ‘Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.’ Dan Dia mengatakan, ‘Dialah yang menunjuk kamu menjadi khalifah-Nya di bumi.’ Ini adalah visi manusai yang lebih tinggi, yang dijelaskan oleh Syaikh Abdalqadir dalam esainya, ‘Krisis Dunia':
‘Manusia telah ditempatkan di bumi untuk melestarikan dan melindunginya. Manusia, dalam Islam, adalah penjaga dunia, tanahnya, airnya, udara, dan semua makhluk hidupnya. Kembalinya Islam akan memberikan penyelamatan ekologis bagi planet yang tengah sekarat.’
Sebab tidak ada sesuatu tugas yang lebih tinggi daripada memenuhi pekerjaan yang telah dipercayakan kepada manusia ini.

Mengembalikan Sunnah
Adapun bagian pertama dari tugas manusia dalam kehidupan adalah menyembah Tuhannya, satu cara untuk melakukan itu adalah dengan mengikuti sunah Rasul-Nya yang terkasih. Jika bukan karena dia tidak satupun dari kita dapat mengetahui Tuhan kita, dan jika bukan karena dia tidak satupun dari kita akan tahu bagaimana untuk beribadah. Allah berfirman yang artinya ‘Katakanlah, ‘Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku dan Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”
Dia adalah panduan kita dalam semua aspek kehidupan kita – ibadah dan mu’amalah, karena hanya ketika kedua bagian dari dien ini diimplementasikan maka dien kita dapat dikatakan berfungsi. Itu adalah realitas dari kesaksian kita bahwa Muhammad adalah utusan Allah, sehingga kita harus masukkan ke dalam segala praktek yang dibawanya, mulai dengan pilar-pilar pokoknya.
Kita harus mengembalikan pilar zakat yang hilang dan itu memerlukan kembalinya mata uang Dinar emas dan Dirham perak dan kepemimpinan yang cukup kuat untuk mengambil zakat – bila orang menolaknya. Sebagaimana Sayyiduna Abu Bakar melakukananya, ketika suku-suku Arab menolak untuk membayar zakat, setelah masa hidup Rasulullah, sallalahu alayhi wa sallam, .
Kita harus menghapuskan riba – Allah dan Rasul-Nya telah menyatakan perang terhadapnya – dan menegakkan kembali keadilan dan kesetaraan dalam transaksi. Perdagangan harus kembali ditransaksikan secara kontan dengan uang riil dan untuk barang-barang yang riil. Dan uang harus berhenti ditumpuk dan ditimbun di bank-bank, tetapi harus beredar di antara orang-orang dan kembali menjadi media pertukaran, sebagaimana Allah sendiri menunjukkan dalam surat Al-Hasyr, yang artinya, ‘Apapun rampasan perang yang Allah berikan kepada Rasul-Nya dari penduduk kota adalah milik Allah dan Rasul serta kerabat dekat dan anak-anak yatim dan sangat miskin dan musafir, sehingga harta – yakni jarahan perang dan semua bentuk lain dari uang – tidak hanya berputar di kalangan kaya di antara kamu – yaitu ditimbun dan tetap terkunci dan tidak dapat diakses oleh masyarakat.’
Uang adalah darah kehidupan masyarakat – ketika uang mengalir lancar tatanan masyarakat berfungsi tetapi ketika terjadi kebekuan, masyarakat berada dalam bahaya kematian dan kehancuran. Hari ini kita berdiri di persimpangan jalan yang penting dalam sejarah umat manusia. Sistem riba yang berlaku saat ini yang dibangun di atas keserakahan dan ketamakan para penguasa kafir tengah pada titik kehancurannya, terhuyung dari satu krisis ke krisis berikutnya, setiap kali krisis baru yang lebih besar dan lebih destruktif daripada yang sebelumnya. Spesies kita telah berada di ambang jurang dan hanya kita sendiri yang memiliki kapasitas untuk menarik kembali ke keselamatan.

Kita, umat muslim, memegang di tangan kita ‘instrumen sosial yang unik penyelamat dari bencana monetaris’, karena kita memiliki akses langsung ke dien otentik dari Allah yang bentuknya secara lengkap dan sempurna telah dipraktekkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Kita memiliki akses kepada sunnah Rasul Allah terakhir, yang praktek dan ajarannya tetap berlaku dan akan berlaku sampai Hari Qiyamah.
Kita memohon kepada Allah agar memberikan niyat yang tegas dan menguatkan kita dalam menjalankan tugas ke depan. Kita meminta kepada-Nya untuk menempatkan kita di garda depan orang-orang yang mendirikan kembali dien-Nya dan membuat semua tindakan kita dan semua transaksi kita adil dan terhormat. Mari kita wujudkan shahadatayn dalam semua aspek kehidupan kita dan dengan demikian menunjukkan kepada orang-orang bagaimana menjalani hidup dan berinteraksi secara sehat.
Kita meminta kepada Allah untuk melindungi kita dari hedonisme yang meliputi zaman modern dan ekologisme yang muncul sebagai oposisi langsung terhadapnya, dan menjadikan kita ummatan washaton. Kita meminta Dia untuk memberikan kemenangan dan keberhasilan dien-Nya. Amin.

Thursday, April 9, 2015

Hutang Dalam Islam



Dari jaman dulu hingga sekarang, perkara hutang piutang sudah jamak. Namun perkara hutang piutang dalam islam sudah diatur sedemikian rupa hukumnya. Hal ini dibuat untuk menghindari permasalahan di kemudian hari. Hampir semua orang pernah berhutang. Entah itu kaya atau miskin.  Di sini akan dibahas detail tentang hutang.

[1]. Hutang piutang harus ditulis dan dipersaksikan.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli ; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian) maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah ; Allah mengajarmu ; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 282)
Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini merupakan petunjuk dariNya untuk hambaNya yang mukmin. Jika mereka bermu’amalah dengan transaksi non tunai, hendaklah ditulis, agar lebih terjaga jumlahnya dan waktunya dan lebih menguatkan saksi. Dan di ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan salah satu ayat : “Hal itu lebih adil di sisi Allah dan memperkuat persaksian dan agar tidak mendatangkan keraguan,”. (Lihat Tafsir Al-Quran Al-Azhim, III/316).

[2]. Pemberi hutang atau pinjaman tidak boleh mengambil keuntungan atau manfaat dari orang yang berhutang.
Kaidah fikih berbunyi : “Setiap hutang yang membawa keuntungan, maka hukumnya riba”. Hal ini terjadi jika salah satunya mensyaratkan atau menjanjikan penambahan. Dengan kata lain, bahwa pinjaman yang berbunga atau mendatangkan manfaat apapun adalah haram berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ para ulama. Keharaman itu meliputi segala macam bunga atau manfaat yang dijadikan syarat oleh orang yang memberikan pinjaman kepada si peminjam. Karena tujuan dari pemberi pinjaman adalah mengasihi si peminjam dan menolongnya. Tujuannya bukan mencari kompensasi atau keuntungan. (Lihat Al-Fatawa Al-Kubra III/146,147)
Dengan dasar itu, berarti pinjaman berbunga yang diterapkan oleh bank-bank maupun rentenir di masa sekarang ini jelas-jelas merupakan riba yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. sehingga bisa terkena ancaman keras baik di dunia maupun di akhirat dari Allah ta’ala.

Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafizhahullah- berkata : “Hendaklah diketahui, tambahan yang terlarang untuk mengambilnya dalam hutang adalah tambahan yang disyaratkan. (Misalnya), seperti seseorang mengatakan “saya beri anda hutang dengan syarat dikembalikan dengan tambahan sekian dan sekian, atau dengan syarat anda berikan rumah atau tokomu, atau anda hadiahkan kepadaku sesuatu”. Atau juga dengan tidak dilafadzkan, akan tetapi ada keinginan untuk ditambah atau mengharapkan tambahan, inilah yang terlarang, adapun jika yang berhutang menambahnya atas kemauan sendiri, atau karena dorongan darinya tanpa syarat dari yang berhutang ataupun berharap, maka tatkala itu, tidak terlarang mengambil tambahan. (Lihat Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, Shalih Al-Fauzan, II/51).

[3]. Kebaikan sepantasnya dibalas dengan kebaikan
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Nabi mempunyai hutang kepada seseorang, (yaitu) seekor unta dengan usia tertentu orang itupun datang menagihnya. (Maka) beliaupun berkata, “Berikan kepadanya” kemudian mereka mencari yang seusia dengan untanya, akan tetapi mereka tidak menemukan kecuali yang lebih berumur dari untanya. Nabi (pun) berkata : “Berikan kepadanya”, Dia pun menjawab, “Engkau telah menunaikannya dengan lebih. Semoga Allah membalas dengan setimpal”. Maka Nabi bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam pengembalian (hutang)”.( HR. Bukhari, kitab Al-Wakalah, no. 2305)
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: “Aku mendatangi Nabi di masjid, sedangkan beliau mempunyai hutang kepadaku, lalu beliau membayarnya dan menambahkannya”. (HR. Bukhari, kitab Al-Istiqradh, no. 2394)

[4]. Berhutang dengan niat baik dan akan melunasinya
Jika seseorang berhutang dengan tujuan buruk, maka dia telah berbuat zhalim dan dosa. Diantara tujuan buruk tersebut seperti:
a). Berhutang untuk menutupi hutang yang tidak terbayar
b). Berhutang untuk sekedar bersenang-senang
c). Berhutang dengan niat meminta. Karena biasanya jika meminta tidak diberi, maka digunakan istilah hutang agar mau memberi.
d). Berhutang dengan niat tidak akan melunasinya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi bersabda: “Barangsiapa yang mengambil harta orang lain (berhutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya, pent), maka Allah akan membinasakannya”. (HR. Bukhari, kitab Al-Istiqradh, no. 2387)
Hadits ini hendaknya ditanamkan ke dalam diri sanubari yang berhutang, karena kenyataan sering membenarkan sabda Nabi diatas. Berapa banyak orang yang berhutang dengan niat dan tekad untuk menunaikannya, sehingga Allah pun memudahkan baginya untuk melunasinya. Sebaliknya, ketika seseorang bertekad pada dirinya, bahwa hutang yang dia peroleh dari seseorang tidak disertai dengan niat yang baik, maka Allah membinasakan hidupnya dengan hutang tersebut. Allah melelahkan badannya dalam mencari, tetapi tidak kunjung dapat. Dan dia letihkan jiwanya karena memikirkan hutang tersebut. Kalau hal itu terjadi di dunia yang fana, bagaimana dengan akhirat yang kekal nan abadi?

[5]. Tidak boleh melakukan jual beli yang disertai dengan hutang atau peminjaman
Mayoritas ulama menganggap perbuatan itu tidak boleh. Tidak boleh memberikan syarat dalam pinjaman agar pihak yang berhutang menjual sesuatu miliknya, membeli, menyewakan atau menyewa dari orang yang menghutanginya. Dasarnya adalah sabda Nabi: “Tidak dihalalkan melakukan peminjaman plus jual beli.” (HR. Abu Daud no.3504, At-Tirmidzi no.1234, An-Nasa’I VII/288. Dan At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih”).
Yakni agar transaksi semacam itu tidak dimanfaatkan untuk mengambil bunga yang diharamkan.

[6]. Jika terjadi keterlambatan karena kesulitan keuangan, hendaklah orang yang berhutang memberitahukan kepada orang yang memberikan pinjaman.
Karena hal ini termasuk bagian dari menunaikan hak yang menghutangkan.
Janganlah berdiam diri atau lari dari si pemberi pinjaman, karena akan memperparah keadaan, dan mengubah hutang, yang awalnya sebagai wujud kasih sayang, berubah menjadi permusuhan dan perpecahan.

[7]. Menggunakan uang pinjaman dengan sebaik mungkin. Menyadari, bahwa pinjaman merupakan amanah yang harus dia kembalikan.
Rasulullah bersabda: “Tangan bertanggung jawab atas semua yang diambilnya, hingga dia menunaikannya”. (HR. Abu Dawud dalam  Kitab Al-Buyu’, Tirmidzi dalam kitab Al-buyu’, dan selainnya).

[8]. Diperbolehkan bagi yang berhutang untuk mengajukan pemutihan atas hutangnya atau pengurangan, dan juga mencari perantara (syafa’at) untuk memohonnya.
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: (Ayahku) Abdullah meninggal dan dia meninggalkan banyak anak dan hutang. Maka aku memohon kepada pemilik hutang agar mereka mau mengurangi jumlah hutangnya, akan tetapi mereka enggan. Akupun mendatangi Nabi meminta syafaat (bantuan) kepada mereka. (Namun) merekapun tidak mau. Beliau berkata, “Pisahkan kormamu sesuai dengan jenisnya. Tandan Ibnu Zaid satu kelompok. Yang lembut satu kelompok, dan Ajwa satu kelompok, lalu datangkan kepadaku.” (Maka) akupun melakukannya. Beliau pun datang lalu duduk dan menimbang setiap mereka sampai lunas, dan kurma masih tersisa seperti tidak disentuh. (HR. Bukhari kitab Al-Istiqradh, no. 2405).

[9]. Bersegera melunasi hutang
Orang yang berhutang hendaknya ia berusaha melunasi hutangnya sesegera mungkin tatkala ia telah memiliki kemampuan untuk mengembalikan hutangnya itu. Sebab orang yang menunda-menunda pelunasan hutang padahal ia telah mampu, maka ia tergolong orang yang berbuat zhalim. Sebagaimana sabda Nabi: “Menunda (pembayaran) bagi orang yang mampu merupakan suatu kezhaliman”. (HR. Bukhari no. 2400, akan tetapi lafazhnya dikeluarkan oleh Abu Dawud, kitab Al-Aqdhiah, no. 3628 dan Ibnu Majah, bab Al-Habs fiddin wal Mulazamah, no. 2427).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, telah bersabda Rasulullah: “Sekalipun aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, aku tidak akan senang jika tersisa lebih dari tiga hari, kecuali yang aku sisihkan untuk pembayaran hutang”. (HR Bukhari no. 2390)

 [10]. Memberikan Penangguhan waktu kepada orang yang sedang kesulitan dalam melunasi hutangnya setelah jatuh tempo.
Allah berfirman: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 280).
Diriwayatkan dari Abul Yusr, seorang sahabat Nabi, ia berkata, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang ingin dinaungi Allah dengan naungan-Nya (pada hari kiamat, pent), maka hendaklah ia menangguhkan waktu pelunasan hutang bagi orang yang sedang kesulitan, atau hendaklah ia menggugurkan hutangnya.” (Shahih Ibnu Majah no. 1963)

Demikian penjelasan singkat tentang beberapa adab Islami dalam hutang piutang. Semoga menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua rezki yang lapang, halal dan berkah, serta terbebas dari lilitan hutang. Amin
 

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...