Masih banyak (orang bodoh) yang beranggapan bahwa Syi’ah adalah bagian dari Islam,
karena mereka masih mempercayai Nabi yang sama dan mereka juga masih
shalat (padahal sholatnya juga beda). Ada banyak hal yang begitu ganjil dalam ‘aqidah apalagi
dalam hal syari’ah yang mereka jalankan. Sejarah Syi’ah saja bermula
dari seorang Yahudi yang mengaku beragama Islam, dan semuanya dilakukan
untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Maka tak aneh jika banyak sekali persamaan antara Yahudi dan Syi’ah, diantaranya:
- Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah. Mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka yaitu “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali lipat Al-Qur’an kaum Muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Quran yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh Sahabat menghapuskan sepuluh ribu lebih ayat.
- Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina (QS. Maryam: 28), Syi’ah melakukan hal yang sama terhadap istri Rasulullah Saw. ‘Aisyah Radhiallahu’ anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syi’ah) dalam “Tafsir Al-Qummi (II: 34).”
- Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja”. (QS. Al-Baqarah: 80). Syi’ah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi’ah.” Seperti yang dinyatakan dalam kitab mereka yang dianggap suci “Fashl Kitab (hal.157).”
- Yahudi meyakini bahwa, Allah mengetahui sesuatu setelah tadinya tidak tahu, begitu juga dengan Syi’ah.
- Yahudi beranggapan bahwa ucapan “Aamiin” dalam shalat bisa membatalkan shalat. Syi’ah juga beranggapan yang sama.
- Yahudi berkata, “Allah mewajibkan kita melaksanakan lima puluh waktu shalat.” Begitu pula dengan Syi’ah.
- Yahudi mengakhiri shalat tanpa salam, cukup dengan mengangkat tangan dan memukulkannya pada lutut. Syi’ah juga mengamalkan perkara yang sama.
- Yahudi miring sedikit dari kiblat, begitu pula dengan Syi’ah.
- Yahudi itu berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud.” Syi’ah juga berkata demikian, “Tidak layak Imamah itu melainkan pada ‘Ali dan keturunannya.”
- Yahudi mengakhirkan Shalat hingga bertaburnya bintang-bintang di langit. Syi’ah juga mengakhirkan Shalat sebagaimana Yahudi.
- Yahudi mengkultuskan Ahbar (‘ulama) dan Ruhban (para pendeta) mereka sampai peringkat ibadah dan menuhankan. Syi’ ah begitu pula, bersifat Ghuluw (melampaui batas) dalam mencintai para Imam mereka dan mengkultuskannya hingga di atas kelas manusia.
- Yahudi mengatakan Ilyas dan Finhas bin ‘Azar bin Harun akan kembali (reinkarnasi) setelah mereka bedua meninggal dunia. Syi’ah lebih berbahaya, mereka menyuarakan kembalinya (reinkarnasinya) ‘Ali, Al-Hasan, Al-Husain, dan Musa bin Ja’far yang dikhayalkan itu.
- Yahudi melakukan shalat sendirian, tidak ada shalat berjamaah. Syi’ah juga beranggapan sama, ini karena mereka meyakini bahwa tidak ada Shalat berjama’ah sebelum datangnya “Pemimpin ke-dua belas” yaitu Imam Mahdi.
- Yahudi tidak melakukan sujud sebelum menundukkan kepalanya berkali-kali, mirip ruku’. Syi’ah Rafidhah juga demikian.
- Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah.
- Yahudi mengharamkan makan kelinci dan limpa dan jenis ikan yang disebut jariu dan marmahi. Begitu pula orang-orang Syi’ah.
- Yahudi tidak menghitung Talak sedikitpun melainkan pada setiap Haid. Begitu pula Syi’ah.
- Yahudi dalam syari’at Ya’qub membolehkan nikah dengan dua orang wanita yang bersaudara sekaligus. Syi’ah juga membenarkan penggabungan (dalam akad nikah) antara seorang wanita dengan bibinya.
- Yahudi tidak menggali liang lahat untuk jenazah mereka. Syi’ah Rafidhah juga demikian.
- Yahudi memasukkan tanah basah bersama-sama jenazah mereka dalam kain kafannya demikian juga Syi’ah Rafidhah.
- Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal. Syi’ah Rafidhah mengatakan, “Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang.”
Ini hanya beberapa persamaan antara Yahudi dengan Syi’ah, karena
aliran keduanya memang berakar pada kepercayaan yang sama. Dan sekali
lagi, tidak ada istilah Islam Syi’ah. Wallahu’alam bisshowwaab
No comments:
Post a Comment