Ini adalah hal yang kadang saya rasakan sendiri. Bagaimana seharusnya mengatasi perasaan ragu-ragu yang muncul di hati?
Misalnya setelah selesai shalat, ragu tadi shalat 3 rakaat atau 4
rakaat. Saat rukuk, ragu tadi sudah baca Fatihah atau belum. Atau ragu
wudhu nya masih ada atau sudah batal. Ragu sudah berniat puasa atau
belum, dan sebagainya. Ada yang bilang, keraguan termasuk salah satu
godaan setan yang terkutuk.
Keragu-raguan ketika mengerjakan shalat, atau lupa sudah mengerjakan
berapa rakaat, itu sebenarnya wajar terjadi. Sebab manusia memang
makhluk pelupa dan cenderung berbuat keliru atau salah. Untuk itulah,
Nabi Muhammad saw. memberi tuntunan melalui hadits beliau yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits itu disebutkan demikian: “Apabila
seseorang ragu-ragu dalam shalatnya, apakah sudah mengerjakan tiga
rakaat atau empat rakaat, hendaknya ia membuang yang ia ragukan dan
mengambil yang ia yakin, lalu melakukan dua sujud sebelum mengucap
salam. Apabila ternyata ia shalat lima rakaat, maka sujudnya itu
menggenapkan shalatnya. Dan apabila ternyata ia shalat empat rakaat,
maka sujudnya itu merupakan penghinaan terhadap setan.”
Meskipun lupa dan ragu merupakan sifat manusia, keraguan yang sering
terjadi pada setiap gerakan atau bacaan shalat, itu merupakan gejala
yang tidak wajar. Misalnya, ketika rukuk kita ragu apakah tadi sudah
membaca al-Fatihah atau belum; ketika sujud, kita ragu tadi sudah
melakukan rukuk atau belum; ketika tasyahud, kita ragu tadi sudah
melakukan duduk di antara dua sujud atau belum; dan seterusnya. Apalagi
kalau keraguan seperti itu terjadi berulang kali pada hampir setiap
kali kita shalat.
Itu biasanya, dan utamanya, disebabkan oleh gangguan setan. Setan
memang tidak suka kalau seseorang melakukan shalat. Salah satu cara
untuk menghalangi gangguan setan, Anda bisa membaca ta‘awwudz (lafal a‘ûdzu billâh min asy-syaithân ar-rajîm). Boleh juga membaca doa berikut yang bersumber dari ayat al-Qur’an: rabbi a‘ûdzu bika min hamazât asy-syayâthîn wa a‘ûdzu bika rabbi an yahdhurûn. Artinya: “Ya
Tuhanku! Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan
aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, agar mereka tidak
menekati aku.” (Q.S. al-Mu’minûn [23]: 97-98). Boleh juga membaca surah an-Nâs (qul a‘ûdzu bi rabbi an-nâs dan seterusnya). Bacaan-bacaan itu Anda baca sebelum memulai shalat.
Bahwa keraguan seperti itu merupakan bisikan atau godaan setan, itu
memang benar. Dalam sebuah hadits dikisahkan ada seseorang (bernama
Utsman bin al-Ash) mengadu kepada Rasulullah saw. mengenai keraguan yang
dialaminya ketika sedang shalat. Kepada orang itu Nabi saw. berpesan,
antara lain, agar ia membaca ta‘awwudz. Setelah pesan Nabi itu dilaksanakan, orang itu pun tidak lagi mengalami keraguan. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Sebab kedua, biasanya juga karena pelaku shalat tidak sepenuhnya
merenungi makna-makna ayat, bacaan, maupun gerakan shalat. Untuk yang
ini, usahakan mengerti apa yang Anda baca dalam shalat. Pelajarilah arti
surah al-Fatihah dan surah-surah pendek yang biasa Anda baca dalam
shalat. Perdalam juga makna bacaan-bacaan doa iftitah, bacaan rukuk,
sujud, tasyahud, dan sebagainya. Memahami makna-makna bacaan shalat akan
dapat membantu membuat kita khusyuk dalam shalat.
No comments:
Post a Comment