Ini adalah pengalaman pribadi admin. Dan mungkin juga sering dirasaakan orang lain juga. Mempertahankan suatu hubungan bukanlah hal yang mudah. Ada banyak virus yang berusaha memisahkan dan memecah hubungan diantara manusia. Setan pun merasa terusik bila ada hubungan baik dan persatuan diantara manusia. Mereka juga punya banyak cara untuk membubarkan hubungan tersebut.
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS.Al-Isra’:53)
Hubungan anak dan orang tua, keluarga, sahabat ataupun suami dan istri selalu di uji ketahanannya dengan virus-virus syaitoni. Dan salah satu virus yang sangat berbahaya dan telah menghancurkan banyak hubungan adalah virus “Buruk Sangka”.
Allah swt berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS.Al-Hujurat:12)
Memang tidak semua prasangka itu buruk. Terkadang prasangka itu dibutuhkan demi kehati-hatian, misalnya berprasangka buruk kepada musuh.
Namun kita lebih sering berburuk sangka kepada orang-orang dekat kita, sehingga yang semula hubungan baik-baik saja menjadi hancur berantakan.
Sebelum pembahasan ini semakin dalam kita akan bahas terlebih dahulu apa saja bentuk suudzon (buruk sangka) itu?
Suudzon terbagi menjadi dua :
Pertama, Suudzon kepada Allah.
Seperti dalam firman-Nya,
وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ
“Segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.” (QS.Ali ‘Imran:154)
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ
“Dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah.” (QS.Al-Fath:6)
Bentuk prasangka buruk kepada Allah adalah dengan tidak percaya dengan janji-janji-Nya. Resah dengan rezeki yang telah dijamin oleh Allah. Dan mempertanyakan keadilan-Nya.
Kedua, suudzon kepada manusia.
Inilah virus yang telah merusak bermacam hubungan manusia sejak zaman dulu hingga sekarang.
Buruk sangka menyebabkan hububgan suami istri yang harmonis menjadi berantakan. Hubungan bisnis menjadi kacau dan hubungan pertemanan menjadi hancur.
Uniknya, buruk sangka tidak mengantarkan kita untuk menyelesaikan masalah tapi malah membuatnya semakin besar. Jika firasat buruk yang kita rasakan dari istri kita, ajaklah bicara dan selesaikan masalah. Jika ada kabar burung tentang teman kita, tanyakan langsung dan masalah akan selesai. Sebenarnya semua prasangka akan selesai jika kita mengklarifikasi langsung dengan yang bersangkutan.
Namun prasangka buruk mengajak kita untuk memperbesar masalah. Bermula dari prasangka buruk, lalu mulai mencari-cari kesalahan, kemudian membicarakan orang tersebut dibelakang.
Lanjutan dari ayat Al-Hujurat diatas menjelaskan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS.Al-Hujurat:12)
Jadi prosesnya adalah prasangka buruk >> mencari kesalahan >> menggunjing. Hingga akhirnya prasangka itu akan menyebar dan menjadi fitnah. Andai prasangka itu langsung diklarifikasi kepada yang bersangkutan, maka masalah ini akan selesai dan tidak menjadi besar.
Lalu bagaimana cara melawan virus buruk sangka ini?
Satu-satunya cara adalah dengan berbaik sangka !
Biasanya, disaat hidup kita makmur banyak teman yang datang. Namun bila kita susah, tiada seorang pun yang muncul. Disinilah mulai ada prasangka buruk. Bila prasangka buruk itu muncul, segera kita potong dengan prasangka baik. “Mungkin teman-teman saya tidak ingin merepotkan saya diwaktu susah, karena itu mereka tidak datang.”
Ini hanyalah satu contoh. Maka setiap kita ingin berprasangka buruk, segera tutup prasangka itu dengan husnudzon (prasangka baik). Perbanyak kata “mungkin” dalam prasangka kita.
Misalnya bila ada teman yang tidak menyapa kita ketika bertemu dijalan. “Mungkin dia tidak melihat…”
“Mungkin dia tidak mendengar…”
“Mungkin dia sedang terburu-buru…”
Perbanyaklah kata mungkin sehingga tidak ada celah untuk berburuk sangka.
No comments:
Post a Comment