Kita sering mendengar pernyataan bahwa ucapan adalah doa. Apakah
memang ada kaidah yg mendasari pernyataan tersebut? Kalaupun ada, ucapan
seperti apakah yg dianggap sebagai doa? Oke mari kita bahas satu persatu sesuai dengan Al Quran dan hadis.
- Q.S Al-Isro : 53
وَقُل
لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ
بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا
Dan
katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia.
- tafsir thobary
قوله
( وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ) يقول تعالى ذكره
لنبيّه محمد صلى الله عليه وسلم:وقل يا محمد لعبادي يقل بعضهم لبعض التي هي
أحسن من المحاورة والمخاطبة.كما حدثنا خلاد بن أسلم، قال: ثنا النضر ،
قال: أخبرنا المبارك، عن الحسن في هذه الآية ( وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا
الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ) قال: التي هي أحسن، لا يقول له مثل قوله يقول له:
يرحمك الله يغفر الله لك.
- Rosululullah SAW bersabda
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا
يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu
Hurairah, bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapa yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti
tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka
muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
maka berbicaralah yang baik atau diamlah”
- Jami'ul 'Ulumi wal Hikam ibni rojab
وخرج
الإمام أحمد ، والترمذي من حديث أبي هريرة ، ، عن النبي صلى الله عليه
وسلم قال : إن الرجل ليتكلم بالكلمة لا يرى بها بأسا يهوي بها سبعين خريفا
في النار . [ ص: 335 ] وفي " صحيح البخاري " ، عن أبي هريرة رضي الله عنه ،
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الرجل ليتكلم بالكلمة من رضوان الله
لا يلقي لها بالا يرفعه الله بها درجات ، وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط
الله لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم .
وخرج
الإمام أحمد من حديث سليمان بن سحيم ، عن أمه ، قالت : سمعت النبي صلى
الله عليه وسلم يقول : " إن الرجل ليدنو من الجنة حتى ما يكون بينه وبينها
إلا ذراع فيتكلم بالكلمة ، فيتباعد بها أبعد من صنعاء " .
وخرج
الإمام أحمد ، والترمذي والنسائي من حديث بلال بن الحارث قال : سمعت النبي
صلى الله عليه وسلم يقول : إن أحدكم ليتكلم بالكلمة من رضوان الله ما يظن
أن تبلغ ما بلغت فيكتب الله بها رضوانه إلى يوم يلقاه ، وإن أحدكم ليتكلم
بالكلمة من سخط الله ما يظن أن تبلغ ما بلغت ، فيكتب الله بها سخطه إلى يوم
يلقاه .
وقد ذكرنا فيما سبق حديث
أم حبيبة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : كلام ابن آدم عليه لا له ،
إلا الأمر بالمعروف ، والنهي عن المنكر ، وذكر الله عز وجل .
فقوله
صلى الله عليه وسلم : فليقل خيرا أو ليصمت أمر بقول الخير ، وبالصمت عما
عداه ، وهذا يدل على أنه ليس هناك كلام يستوي قوله والصمت عنه ، بل إما [
ص: 336 ] أن يكون خيرا ، فيكون مأمورا بقوله ، وإما أن يكون غير خير ،
فيكون مأمورا بالصمت عنه ، وحديث معاذ وأم حبيبة يدلان على هذا .
وخرج
ابن أبي الدنيا من حديث معاذ بن جبل ولفظه أن النبي صلى الله عليه وسلم
قال له : يا معاذ ثكلتك أمك وهل تقول شيئا إلا وهو لك أو عليك .
-----------------------------
sebagaimana tersebut dalam Hadits diatas:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ
بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ
سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Dari
Abi Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang
diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan
mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang
hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir
panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahannam dengan
kata-katanya itu”.(HR Bukhari, Ahmad, dan Malik)
Orang
disebut baik kalau kebiasaan-kebiasaannya baik, termasuk di dalam
berbicara. Kebiasaannya berbicara baik sudah masuk ke dalam memori
tersirat (otak bawah sadar), sehingga tanpa dipikir-pikir panjangpun,
yang keluar dari lisannya selalu baik. Keadaan ini merupakan hasil
proses pembinaan diri jangka panjang. Allah sangat menghargai perjuangan
seseorang membiasaan berbicara baik –yang tentunya diridhai-Nya -
dengan senantiasa meningkatkan derajatnya.Sebaliknya, orang yang
memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela,
mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor
–kata-kata yang membuat murka Allah- ia telah melakukannya dengan
kendali otak bawah sadar. Keadaan seperti ini terjadi karena ia tidak
berusaha menghentikannya dan selalu saja membiarkan keluar dari
lisannya. Orang ini telah mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya untuk
berbicara baik. Pengabaian yang berulang-ulang hingga membentuk
kebiasaan pada hakekatnya adalah bentuk keingkaran yang telah terbiasa
dilakukannya. Oleh karena itu, Allah menjerumuskan ke neraka Jahanam
dikarenakan kebiasaan ingkarnya tersebut.
Dalam kita Nashoihul 'ibad hl 65 ,syeikh nawawi memuat ucapan dari imam al-kasa`i dari bahr kamil
احفظ لسانك ان تقول فتبتلي *** ان البلاء موكل بالمنطق
Jaga lisanmu mengucapkan sesuatu,jika tidak ingin terkena musibah ***
sesunggguhnya bala/musibah terwakilkan pada apa yang di ucapkan.
------------------------------
Baik
buruk ucapan akan kembali lagi pada pengucapnya,jika bernilai ibadah ia
mendapatkan ganjaran serta pahalanya , jika bernilai ma'shiyat ia
mendapat siksa/bala.
artinya seorang yang mukallaf akan
menanggung penuh kemanfaatan dan resiko ats apa yang ia kerjakan , ia
dengar , ia i'tikadkan dan ia ucapkan.
terakhir, Ada
beberapa perkara yang sengaja Allah sembunyikan waktunya,diantaranya :
Ajal/maut dalam hidupnya,Lailatul qodar dalam romadhon , waktu ijabah
dalam siang dan malam.
ini dimaksudkan agar senantiasa
manusia selalu bersiap-siap ditiap waktunya dan tidak mengerjakan
sesuatu kecuali yang bermanfaat baginya,baik untuk dunia ataupun
akhiratnya.
Jika ucapan baik termasuk do'a bertepatan
sa'atul ijabah,tentunya akan jadi keuntungan ,namun jika ucapan buruk
termasuk sumpah serapah yang bertepatan dengan sa'atul ijabah,maka tentu
akan jadi kerugian dan bumerang bagi diri dan orang sekelilingnya.
Waallahu A'lam
No comments:
Post a Comment