Wednesday, November 29, 2017

Anjing dan Kucing Dalam Islam

Related image
Secara umum, anjing memang hewan najis sehingga kalau pun seseorang harus bermuamalah dengan anjing, hendaklah dia mengetahui benar hukum najis anjing.
Dalam Islam, kalaupun ada larangan memelihara anjing, tidak berarti berlaku secara mutlak. Karena ada jenis anjing yang boleh diperlihara seperti anjing penjaga atau anjing untuk berburu. Bahkan seorang menggunakan anjing untuk berburu justru disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariem.
Jadi dalam pandangan Islam, larangan memelihara anjing tidak berlaku untuk semua anjing, sebab ada yang dibenarkan untuk memeliharanya berdasarkan manfaat dan fungsinya.
Sebelum menjawab pertanyaannya, mungkin anda bisa balik bertanya kepadanya. Tanyakan kenapa ayam yang disembelih oleh seorang muslim itu boleh dimakan tetapi kalau yang menyembelih seorang penyembah berhala menjadi haram. Padahal sama-sama ayam dan sama-sama disembelih dengan benar. Tidak ada unsur penyiksaan kepada ayam itu dan sudah mengunakan pisau yang tajam.
Kalau dia bisa menjawab, maka tentu dia bisa juga menjawab pertanyaannya sendiri. Tetapi kalau dia tidak bisa menjawab, maka anda bisa tahu bahwa si penanya itu belum mengerti hukum syariah. Bahkan barangkali juga belum mengerti hakikat penyembahan manusia kepada Allah Subhanahu Wata`ala.

Mengapa Ada Haram dan Halal Dari Kaca Mata Aqidah
Pertanyaan yang kelihatan sederhana ini sebenarnya bisa saja berakar dari belum jelasnya konsep berislam pada diri seseorang. Seharusnya sebagai muslim, seseorang memang menyerahkan semua alasan dalam masalah ritual keagamaan kepada aturan dari Sang Maha Pencipta.
Pertanyaan mengapa sesuatu diharamkan dan yang lain dihalalkan sebenarnya kembali kepada seberapa bagus kualitas seseorang bertuhan kepada Allah Subhanahu Wata`ala. Kalau seseorang bertuhan secara sempurna, maka pertanyaan itu seharusnya tidak perlu muncul lagi. Sebab tuhan dalam konsep Islam adalah sumber hukum dan peraturan. Apapun peraturan yang dibuat-Nya, tuhan toh tidak perlu ditanyai mengapa Dia membuat peraturan itu.
Yang pasti semua peraturan yang dibuat-Nya itu pastilah untuk kemashlahatan manusia juga. Hanya saja mashalahat itu tidak harus selalu disebutkan secara eksplisit oleh tuhan. Terkadang memang ada penjelasannya dan terkadang memang tanpa penjelasan sama sekali. Seolah-olah Dia menghendaki agar manusia itu sendiri yang bisa memecahkan rahasia atau hikmah dibalik semua atuan yang dibuat-Nya.
Namun lepas dari manfaat dan hikmah dari sebuah peraturan, intinya justru bukan disitu. Intinya adalah pada sejauh mana seorang manusia merasa dirinya sebagai hamba dan menjadikan tuhan itu sebagai sembahannya. Sehingga yang jadi penilaian sama sekali bukan pada manfaat yang akan didapat, melainkan pada sejauh mana seorang hamba merasa wajib untuk menjalankan aturan tuhan.

No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...