Dakwah Nabi Nuh As. dan Gelar “Ulul ‘Azmi” yang Pertama
Ketika Nabi Nuh As. mendatangi kaumnya, ia berdiri di atas jurang seraya
menengadahkan kepalanya ke atas seraya berdoa dengan doa wasilah berikut
ini:
الهى أسألك أن تنصرني عليهم بنور محمد صلى الله عليه وسلم
“Ya Allah, kumohon pertolongan padaMu dengan berkat Nur Muhammad Saw.”
Melihat jumlah kaum Nabi Nuh As. yang begitu banyaknya, berserulah beliau dengan sekuat tenaga dan berkata: “Wahai
kaumku, kedatanganku ini adalah atas perintah dari Tuhan semesta alam.
Saya mengajak kalian untuk menyembah hanya kepadaNya dan meninggalkan
penyembahan terhadap berhala-berhala itu.”
Seruan
Nabi Nuh ini begitu membahana dan menggelegar sehingga terdengarlah dari
segala penjuru, dari ujung barat sampai ujung timur. Karena seruannya
itu pula berjatuhanlah berhala-berhala itu dari kursinya. Terkagetlah
semua orang-orang kerajaan. Bahkan sang raja Darmasyil hingga dibuat pingsan
oleh seruan itu. Setelah sang raja siuman, ia bertanya kepada para bawahan di sekelilingnya: “Suara apakah itu?”
Dijawab oleh salah satu dari mereka: “Itu adalah suara seorang lelaki yang bernama Nuh. Dia adalah orang gila yang akalnya sudah tidak normal lagi.”
Akhirnya
sang raja memerintahkan para prajuritnya agar membawa Nabi Nuh ke
hadapannya. Ketika Nabi Nuh As. sudah berada di hadapannya, sang raja
pun bertanya: “Siapa kamu?”
Dijawab: “Saya
adalah Nuh, utusan Tuhan semesta alam. Saya datang ke sini membawa
risalah agar kalian semua beriman kepada Allah dan meninggalkan semua
berhala itu.”
Lalu sang raja berkata: “Jika kamu
gila, maka saya akan mengobatimu. Jika kamu fakir, maka saya akan
mencukupkan harta untukmu. Dan jika kamu adalah orang yang terlilit
hutang, maka saya akan melunasi semua hutangmu.”
Nabi Nuh As. menjawab: “Saya tidak gila, tidak juga fakir, tidak pula terlilit hutang. Saya adalah utusan Tuhan semesta alam.”
Nabi
Nuh As. adalah rasul Allah yang pertama masuk ke dalam
golongan “Ulul ‘Azmi”. Allah mengutusnya kepada kaum Qabil, kaum yang sudah
sangat keterlaluan dalam menyembah berhala dan dengan sengaja
memperlihatkan kesyirikannya kepada Allah. Karena itulah Nabi Nuh As.
mengajak mereka untuk beriman dan mengEsakan Allah semata serta mengajak
mereka untuk berikrar dengan kalimat:
لا اله الا الله وأن نوحا رسول الله
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Nuh adalah utusan Allah.”
Ketika sang raja mendengar ucapan itu, menjadi murkalah ia dan berkata: “Seandainya hari ini bukanlah hari raya pasti akan saya bunuh kamu secara mengenaskan.”
Istri-Anak Nabi Nuh As. dan Kerasnya Dakwah yang Dihadapinya
Diriwayatkan
bahwa, saat itu hanya ada satu orang yang beriman kepada Nabi Nuh As.
Dia adalah seorang wanita bernama Amrah. Lalu Nabi Nuh As. menikahinya
dan dikarunia 6 orang anak, 3 putra dan 3 putri: Sam, Ham, Yafus, Haswah,
Sarah dan Bahyurah.
Setelah itu adapula seorang wanita
yang beriman , yaitu Wal’ab binti ‘Ajuwel. Ia juga dinikahi oleh Nabi
Nuh As. dan dikarunia 2 putra: Balus dan Kan’an. Namun kemudian wanita
itu kembali lagi kepada agamanya yang semula setelah ia memeluk Islam.
Kemudian ada lagi beberapa orang yang beriman kepada Nabi Nuh As., sekitar berjumlah 70 orang pria dan wanita.
Setelah itu aktifitas keseharian Nabi Nuh As. adalah terus keluar untuk berdakwah dengan berseru: “Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Dan tiada pula sekutu bagiNya.”
Akhirnya
keluarlah kaum Nabi Nuh dari rumah mereka masing-masing. Mereka
menyambut seruan dakwah Nabi Nuh dengan lemparan batu dan sandal
sehingga membuat Nabi Nuh As. pingsan. Mereka pun mengasingkan Nabi Nuh,
menyeret dan melemparkannya ke dalam kotoran.
Setelah
Nabi Nuh As. siuman, diusaplah wajahnya yang berlumur darah. Segeralah
ia beranjak untuk melakukan shalat 2 rakaat dan berdoa:
اللهم اغفر لقومي فانهم لا يعلمون
“Ya Allah, ampunilah kaumku karena mereka belum mengetahuinya.”
Nabi Nuh melakukan dakwahnya hingga sekitar 300 tahun lamanya.
Dakwah Nabi Nuh As. dari Masa ke Masa
Setelah
kematian Raja Darmasyil, ia pun digantikan oleh anaknya yang bernama
Tubin. Sifatnya lebih kejam dari ayahnya. Namun Nabi Nuh As. tak patah
arang untuk terus mengajak sang raja dan kaumnya beriman kepada Allah
sebagaimana dulu dilakukan juga pada ayah Raja Tubin. Dakwahnya ini
berjalan hingga 400 tahun lamanya. Sampai masuk kurun berikutnya, kurun
ke-5, tetap saja kaumnya masih dalam keadaan semula.
Setiap
mendengar seruan Nabi Nuh mereka sengaja menutupkan telinganya dengan
tangan. Sebagaimana difirmankan Allah Swt. dalam al-Quran, mereka
mengumpulkan batu-batu di atas loteng. Disaat Nabi Nuh lewat maka mereka
akan melemparinya dengan batu tersebut sampai Nabi Nuh jatuh pingsan.
Dan mereka sangka Nabi Nuh telah mati. Saat pingsannya itu,
burung-burung pun mengibaskan sayapnya sampai siuman. Keadaan dakwah
yang seperti ini terus berlangsung hingga melewati kurun ke-6.
Memasuki
kurun yang ke-7, Raja Tubin pun telah mati dan digantikan lagi oleh
putranya yang bernama Togrodus. Ia adalah raja yang lebih lalim lagi
dari ayahnya. Keadaan dakwah Nabi Nuh pun tak jauh berbeda dengan
sebelumnya, selalu saja disambut dengan lemparan batu.
Kemudian Allah Swt. mewahyukan pada Nabi Nuh: “Sekarang tiada lagi satupun dari sulbi laki-laki dan dalam rahim wanita yang mau beriman mengikuti dakwahmu.”
Karena
itulah kemudian Allah Swt. berkehendak untuk menenggelamkan mereka.
Maka berdakwahlah Nabi Nuh As. pada kaumnya dengan membawa kabar bahwa
Allah tidak akan menyisakan sedikitpun dari mereka sebagaimana tercantum
dalam QS. Nuh ayat 26-27:
وَقَالَ نُوحٌ
رَّبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا إِنَّكَ إِن
تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلا يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا
“Nabi
Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara
orang-orang kafir itu tinggal di atas muka bumi. Sesungguhnya jika
Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat
maksiat lagi sangat kafir.”
Maka terbukalah pintu langit atas doa Nabi Nuh As. dan bergemuruhlah para malaikat.
No comments:
Post a Comment