Di
sebuah daerah yang berada di pinggiran kota, hiduplah seorang anak
laki-laki yang mempunyai sifat yang sangat pemarah. Anak itu mempunyai kebiasaan
yang sangat buruk, setiap hari dia selalu marah-marah dengan alasan yang
tidak jelas. Ayah anak itu mulai berfikir bagaimana agar anaknya bisa
meninggalkan sifat buruknya itu. Akhirnya sang ayah medapatkan sebuah
ide. Sang ayah memberi anak itu sekantung paku dan sebuah palu,
kemudian sang anak disuruh untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang
setiap kali dia sedang marah.
Pada hari pertama, anak itu
telah menancapkan 50 buah paku ke pagar, dengan demikian pada hari itu
sang anak telah marah sebanyak 50 kali. Pada hari berikutnya sang anak
memakukan lebih sedikit paku dari hari sabelumnya. Secara bertahap
jumlah paku yang ditancapkan sang anak semakin hari semakin berkurang.
Menurut sang anak menahan amarah itu lebih mudah daripada memakukan paku
ke pagar.
Akhirnya
sampai pada suatu hari dimana sang anak betul-betul bisa mengendalikan
amarahnya dan tidak cepat hilang kesabaran. Akhirnya dia memberitahukan
hal itu kepada sang ayah. Sang ayah hanya tersenyum simpul, kemudian
sang ayah menyuruh anak itu untuk mencabut sebuah paku setiap hari di
saat dia sedang tidak marah.
Hari demi hari berlalu dan anak
laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku yang
menancap di dinding pagar belakang rumahnya telah berhasil dicabut.
Kemudian sang ayah menuntun anaknya menuju ke pagar itu, “anakku, , ,
kamu telah berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang ayah berikan, tapi
lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah sama
seperti sebelumnya. Saat kamu mengatakan/melakukan sesuatu dalam
kemarahan, kata-kata dan perbuatanmu akan meninggalkan bekas seperti
lubang ini…di hati orang lain”.
Kita bisa menusukan "pisau" ke
tubuh seseorang, kita juga bisa mencabutnya kembali. Tapi apa yang
terjadi, "pisau" itu akan tetap melukai orang itu. Dan parahnya meskipun
kita telah meminta maaf sekalipun luka itu akan tetap ada. Percayalah
saat Anda sedang berada dalam kemarahan, hal terbaik yang sebaiknya Anda
lakukan hanyalah Diam.
No comments:
Post a Comment