APA JADINYA jika sebuah urusan tidak dikerjakan oleh ahlinya? Tentu 
saja urusan itu tidak akan selesai sesuai dengan apa yang diharapkan, 
atau bisa jadi urusan tersebut tidak akan selesai sama sekali. Apabila 
kita melihat fenomena pada zaman sekarang, sudah bukan hal yang aneh 
lagi jika kita melihat para pemimpin atau tokoh yang memikul amanah 
bukan dari orang yang kompeten dalam bidangnya.
Rasulullah Saw telah mengabarkan bahwa kelak di akhir zaman akan 
terjadi penyerahan amanat yang bukan kepada ahlinya. Orang-orang bodoh 
yang tidak mampu dalam bidangnya ditunjuk untuk mengurus persoalan umat.
 Di antara contoh penyerahan amanat kepada yang bukan ahlinya adalah 
fenomena pemilihan pemimpin umat yang bukan berdasar pada kemampuan dan 
kelayakan seseorang untuk memimpin, melainkan lebih kepada faktor 
rekayasa, baik politik uang maupun nepotisme yang tidak proporsional.
Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan:
“Tatkala Nabi tengah berceramah kepada kaum muslimin dalam sebuah 
majelis, tiba-tiba datang seorang Aab badui dan langsung bertanya, 
“Kapan kiamat akan terjadi?” Beliau tetap saja meneruskan ceramahnya, 
sehingga sebagian sahabat berbisik-bisik ‘Nabi sebenarnya mendengar 
pertanyaan si Arab badui, namun beliau tidak menyukai pertanyaan 
itu’,sedangkan sahabat yang lain berbisik-bisik ‘Nabi tidak mendengar 
pertanyaan si Arab badui’.
Tatkala Nabi selesai berceramah, beliau segera bertanya, “Mana orang 
yang tadi bertanya tentang kiamat?” Arab badui itu segera menyahut,”Saya
 wahai Rasul.” Beliau menjawab, “Jika amanat telah disia-siakan, maka 
tunggulah terjadinya kiamat.” Arab badui itu bertanya kembali, “Apa yang
 dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat itu?” Beliau menjawab “Jika 
sebuah urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka 
tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)
Jika definisi amanat secara khusus lebih kepada persoalan agama, maka
 ada satu fenomena yang sedemikian nyata tentang bagaimana agama ini 
jatuh ke tangan orang-orang yang tidak layak untuk mengembannya. 
Fenomena penyerahan amanat kepada yang bukan ahlinya itu sangat nyata 
kita saksikan pada fenomena dakwah entertaining. Dakwah yang dikemas 
dengan nuansa hiburan religius ini makin diminati oleh banyak stasiun 
televisi. Pada praktiknya, dakwah ini tidak lagi berfungsi sebagai salah
 satu wasilah untuk menjaga amanat para nabi, melainkan telah bergeser 
sebagai mesin pencetak uang yang cukup menjanjikan.
Belum lagi dalam masalah politik, sudah banyak para pejabat negara 
yang menyalahgunakan amanat yang diembannya. Mereka tak mampu 
mengendalikan jabatannya sebagai seorang pemimpin atau dengan kata lain,
 jabatan itu dipegang bukan oleh ahlinya. Jabatan atau amanah yang 
diemban sejatinya untuk memperjuangkan nasib rakyat, serta membawa 
negeri ini ke masa depan yang lebih baik, malah diputar balik yakni 
diperjuangkan untuk memperkaya diri dan golongannya.
Kesimpulan : Keadaan ini sekarang sedang terjadi di Indonesia ( maaf, JOKOWI ? ) 
No comments:
Post a Comment