SETIAP manusia pasti mengalami berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Bahkan, sampai ada yang merasa bahwa hidup ini sudah tak berarti lagi. Nah, dalam keadaan seperti ini, biasanya orang-orang terdekat yang menjadi pendengar keluh kesah mereka, telah bersedia memasang telinga untuk mendengarkan curhatan mereka.
Mungkin Anda pernah melakukan curhat pada orang lain? Atau bahkan
sering? Ya, itulah manusia sebagai makhluk sosial. Dalam keadaan sedang
galau alias gelisah atau hati yang tak karuan, mereka pasti akan mencari
orang-orang terdekatnya untuk meluapkan isi hati dan pikiran mereka.
Namun, ada hal yang harus Anda ketahui. Kita boleh-boleh saja curhat
kepada orang-orang terdekat kita, tapi apakah kita memikirkan bahwa
mereka mau mendengarkan curhatan kita itu? Tentu tidak kan? Karena
biasanya, saking terbawa oleh suasana hati dan pikiran yang sedang tidak
karuan itu, membuat kita lupa bahwa orang lain pun pasti memiliki
masalah.
Jika kita curhat pada teman dekat misalnya, saat itu memang ia rela
meluangkan waktunya untuk mendengarkan curhatan kita, tapi apakah di
kemudian hari ia akan melakukan hal yang sama? Belum tentu. Karena
manusia memiliki keadaan hati yang cenderung berubah-ubah. Boleh jadi,
beberapa hari mendatang, terdapat konflik antara Anda dan dia. Dan,
biasanya orang yang sudah melampaui puncak emosi, mulutnya sudah tak
bisa terkunci rapat lagi. Jadi, apa yang Anda curhatkan saat itu, bisa
jadi terbongkar hanya karena masalah yang sepele.
Bukan hanya teman, saudara sekandung pun terkadang ada yang melakukan
hal serupa. Kita tidak tahu isi hati dan pikiran oranglain. Kita pun
tak dapat memprediksi seberapa lama, kedekatan kita dengan orang-orang
yang memang dianggap dekat itu bertahan.
Dan sekarang yang lagi ngetren adalah curhatan di berbagai media sosial. Kadang curhatan tersebut berbuah dengan cibiran yang berujung pada permusuhan antar teman. Yang lebih celaka lagi bukan curhatan yang ditampilkan, tapi hujatan yang berujung pada masalah hukum. Kalau di lihat, Curhatan di media sosial juga berujung pada membuka aib sendiri tanpa di sadari
Maka dari itu, jika memang Anda tak mampu lagi memendam kejanggalan
yang ada pada hati dan pikiran Anda, ada dua tempat yang dapat dijadikan
peraduan Anda. Mereka adalah orangtua, terutama ibu dan Allah SWT.
Orangtua dapat menjadi sosok yang dijadikan bahan pengaduan bagi
kita. Mengapa? Karena, semarah apa pun orangtua terhadap kita, ia tak
akan mungkin tega mengumbar aib anaknya sendiri. Tapi, namanya manusia
pasti memiliki kelemahan. Dan satu kelemahannya ialah usia. Ya, kita tak
bisa selamanya curhat kepada mereka, karena suatu saat nanti, mereka
pasti akan pergi meninggalkan kita.
Hanya ada satu yang kekal, yakni Allah SWT. Selain rahasia kita aman
pada-Nya, ia pun akan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah kita.
Bahkan, hingga ajal menjemput kita. Karena, Allah SWT itu Mahasegalanya.
Allah akan merasa senang kepada hamba-Nya yang meminta pertolongan
kepada Dia.
Selain dapat meluapkan isi hati dan pikiran yang mengganjal,
ketenangan dan kenyamanan pun dijamin oleh Allah SWT. Kita bisa dengan
puasnya meluapkan unek-unek yang mengganggu pikiran. Bukan hanya itu,
dengan hanya melakukan curhat kepada Allah, maka hal itu menjadi bukti
bahwa kita sangat membutuhkan-Nya. Dan menjadi cerminan diri, bahwa kita
bukanlah orang yang sombong, yang tak disukai oleh Allah SWT.
No comments:
Post a Comment