Ibnu Mas’ud berkata bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya salah satu tanda kiamat adalah bila masjid-masjid dianggap sebagai jalanan.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa: “Kiamat tidak akan terjadi sehingga orang-orang bermegah-megahan dengan masjid-masjid.” (HR. Ahmad)
Inilah salah satu fenomena nyata akhir zaman yang telah diingatkan oleh
Rasulullah SAW. Yaitu ketika masjid sudah dianggap sebagai tempat
rekreasi dan hanya dijadikan sebagai jalan untuk lewat. Ketika masjid telah dihias sedemikian rupa hingga membuat setiap mata
yang memandangnya terkagum-kagum, maka secara perlahan peran dan fungsi
masjid telah bergeser menjadi semacam tempat hiburan dan rekreasi.
Sesungguhnya Allah SWT menjadikan masjid sebagai tempat untuk
beribadah (shalat dan dzikir) kepada-Nya. Sehingga orang-orang yang
mendatanginya adalah mereka yang memiliki kerinduan kepada Allah SWT.
dan melampiaskan kerinduannya dalam bentuk sujud dan ruku. Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang berhak
untuk memakmurkan masjid dengan shalat dan dzikir. Selain mereka tentu
enggan untuk melakukannya. Maka, menjadi sangat wajar jika kedatangan
orang-orang yang hanya ingin sekedar ‘melihat-lihat’ kemegahan masjid,
jauh dari sifat mulia dan tidak akan mampu memakmurkan masjid.
Kedatangan para ‘pelancong masjid’ layaknya para artis yang
berkunjung ke sebuah tempat hiburan. Kekaguman mereka bukan ditujukan
kepada Allah yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada
mereka, melainkan kagum kepada arsitek dan perancang masjid yang
dibangun. Kesibukan para wisatawan bukan pada ibadah apa yang terbaik
jika berada di dalam masjid, melainkan pada berapa biaya yang
dihabiskan untuk membangun masjid, siapa desainer dan perancangnya,
bahan apa saja yang digunakan dalam pembangunan, dan beragam pertanyaan
yang sama sekali tidak berhubungan dengan ibadah.
Yang biasa pertama kali dilakukan para wisatawan bukan melakukan shalat
sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat, akan tetapi yang mereka lakukan
adalah mengeluarkan kamera digitalnya untuk memotret seluruh ruangan
masjid dan berpose di beberapa sudut masjid. Sangat ironis.
Jika kita perhatikan saat ini banyak masjid dibangun dengan megah dan
luas, akan tetapi setiap kali shalat berjamaah dilaksanakan kadang
hanya satu shaf saja yang terisi penuh. Apalagi jika tiba waktu shalat
Shubuh, satu shaf pun tidak penuh, hanya satu sampai lima orang saja
yang mengisi shaf terdepan. Jangankan masjid yang luas, musholla pinggir rumah pun yang berukuran
3 x 5 meter terkadang sering terabaikan dan jarang diisi oleh warga
yang shalat berjamaah.
No comments:
Post a Comment