Sunday, August 14, 2016

Kristenisasi Terhadap Umat Islam

Kristenisasi atau dalam bahasa Arabnya disebut al-Tanshir adalah sebuah gerakan keagamaan yang bersifat politis kolonialis. Muncul akibat kegagalan Perang Salib sebagai upaya penyebaran agama Kristen terhadap bangsa-bangsa di dunia ketiga, terutama umat Islam. Tujuannya adalah untuk mencengkramkan kekuasaan terhadap bangsa-bangsa tersebut dan yang paling terpenting adalah untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya (al-Quran dan al-Sunnah).
    Kristenisasi mulai bergerak setelah orang-orang Kristen mengalami berbagai kekalahan selama dua abad (1099-1254). Mereka mengarahkan berbagai cara dan upaya serta tenaganya untuk menguasai Bait al-Maqdis, sekaligus merebutnya dari genggaman ummat Islam.
    Pada dasarnya, kristenisasi bertujuan untuk memantapkan pengaruh Kristen Barat di Negara-negara Islam. Di akui atau tidak, kristenisasi adalah awal dan landasan kokoh penjajahan. Selain itu, kristenisasi juga merupakan penyebab langsung lumpuhnya serta melemahnya potensi umat Islam, di samping factor-faktor lainnya.

Tokoh-tokoh Kristenisasi
a.    Raymund Lull adalah orang Kristen pertama yang mengumandangkan kristenisasi, menyusul kegagalan kaum Kristiani pada Perang Salib. Dengan sungguh-sungguh ia mempelajari bahasa Arab dan berkeliling ke Negara-negara Syam berdiskusi dengan para ulama di sana.
b.    Peter Heling adalah misionaris yang dikirim ke Afrika.
c.    Baron du Betez yang mendirikan sebuah akademi yang menjadi pusat pengajaran zending (orang yang bertugas menyebarkan agama Kristen, sama dengan misionaris) Masehi.
d.    Penginjil Henry Martin yang sangat besar kontribusinya dalam pengiriman zending Kristen ke Negara-negara Asia Barat dan menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa India, Persia dan Armenia.
e.    Samuel Zwemer, ketua misi Kristen untuk Negara-negara Arab di Bahrain dan ketua persekutuan Kristen di Timur Tengah. Oleh karena itu dia sering disebut sebagai bapaknya misionaris.
f.    Kenneth Cragg, pengganti Samuel Zwemer. Pernah menjadi dosen Universitas Amerika di Kairo dan menjadi kepala Bagian Theologi Masehi di lembaga Misionaris Harty Ford.
g.    Louis Massignon, penasehat gerakan kristenisasi di Mesir. Ia termasuk anggota Lembaga Bahasa Arab di Mesir.
h.    Don Huk Crey, tokoh terbesar dalam konfrensi Kristen Louzon tahun 1974 M. ia menjadi misionaris di Pakistan selama 20 tahun dan menjadi direktur lembaga Samuel Zwemer, sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang penerbitan untuk menyebarkan kajian-kajian khusus tentang masalah-masalah kristenisasi terhadap umat Islam
i.    Francis Xavier adalah orang yang mengkristenkan Jepang.
j.    Robert di Nobili adalah orang yang mengkristenkan India
k.    Matteo Ricci adalah orang yang mengkristenkan Cina

Konfrensi-konfrensi Kristenisasi
    Supaya kristenisasi berhasil, maka diadakanlah konfrensi-konfrensi yang membahas tentang masalah-masalah tersebut. Konfrensi tersebut diselenggarakan dengan berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain. Di antara konfrensi-konfrensi yang telah dilaksanakan oleh mereka adalah;
a.    Konfrensi Kairo tahun 1906 yang dipimpin oleh Samuel Zwemer. Konfrensi ini di hadiri oleh 62 orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam konfrensi ini Zwimer menyerukan agar diselenggarakan sebuah konfrensi yang menghimpun organisasi-organisasi misionaris protestan untuk memikirkan tentang penyebaran Injil di kalangan ummat Islam.
b.    Konfrensi Missi Kristen Internasional di Edinburg Scotland tahun 1910. konfrensi ini dihadiri oleh delegasi-delegasi dari 159 organisasi misi Kristen di dunia
c.    Konfrensi Misi Kristen di Lucknow, India tahun 1911. Zwemer juga hadir dalam konfrensi ini.
d.    Konfrensi Bairut tahun 1911
e.    Konfrensi Gereja Protestan tahun 1977 di Swiss. Konfrensi ini dihadiri oleh 50 orang.
f.    Konfrensi Colorodo 15 oktober 1978. konfrensi ini adalah tindak lanjut dari konfrensi sebelumnya. Tema konfrensi ini adalah Konfrensi Amerika Selatan untuk Mengkristenkan Ummat Islam. Pesertanya sebanyak 150 orang. Konfrensi ini berlangsung secara tertutup, berlangsung selama dua pecan. Dalam konfrensi dihasilkan dana sebesar satu miliar dolar AS untuk program kristenisasi.
g.    Konfrensi Internasional untuk Kristenisasi yang diselenggarakan di Swedia pada bulan Oktober 1981 di bawah pengawasan dewan Federal Lutherian. Konfrensi ini menghasilkan sebuah kajian kritis tentang gerakan kristenisasi untuk kawasan Negara-negara Pakistan, India, dan Bangladesh.
h.    Konfrensi Baltimore di Amerika Serikat tahun 1942. konfrensi dihadiri oleh Ben Gurion, pemimpin Zionis Yahudi yang bercita-cita mendirikan Negara Israel Raya.

Konfrensi-konfrensi di atas hanyalah bagian kecil dari beberapa konfrensi yang dilaksanakan oleh para misionaris. Masih banyak lagi konfrensi-konfrensi misionaris yang tak dapat disebutkan.
Sebelum perang dunia ke dua, konfrensi misionaris biasanya dilaksanakan pada tahun-tahun yang tidak tetap. Akan tetapi, setelah perang dunia kedua, konfrensi tersebut dilaksanakan satu kali setiap enam atau tujuh tahun,

Cara-cara Kristenisasi
    Ada dua cara yang dilakukan orang Kristen dalam melakukan kristenisasi. Pertama dengan cara ghazwu al-askari (perang fisik) dan yang kedua adalah dengan cara ghazwu al-fikr (perang pemikiran). Cara yang pertama dilakukan dengan cara terang-terangan. Biasanya cara ini dilakukan terhadap daerah umat Islam yang keimanannya sangat kuat, tidak bisa diruntuhkan melalui budaya, ataupun dengan transformasi ideology. Contoh kecilnya, seperti apa yang telah dilakukan Amerika terhadap Afganistan dan Iraq. Kaum muslimin di Afganistan dan Iraq keimanan atau keislamannya sangat kuat, tidak bisa diruntuhkan dengan ideology ataupun budaya. Sehingga untuk mengkristenkan mereka, tidak mau tidak harus dengan cara perang fisik, bukan dengan cara perang pemikiran.
    Cara yang kedua (gazwu al-Fikr) biasanya dilakukan terhadap daerah umat Islam yang mudah ditembus dengan budaya atau ideology. Hal ini bisa kita lihat di daerah Indonesia. Orang-orang Kristen di daerah seperti ini tidak akan melakukan kristenisasi dengan cara perang fisik, tetapi cukup dengan cara perang pemikiran. Melakukan penyerangan-penyerangan terhadap keimanan atau keislaman kaum muslimin dengan budaya dan ideology-ideologi yang bukan dari ajaran Islam.
    Sebelum tahun 1965, kristenisasi dilakukan dengan cara yang pertama. Statement seperti ini, bisa dilihat dari usaha-usaha orang Kristen terhadap orang Islam. Misalnya, pada tahun 1499, penduduk muslim Spanyol di perangi dan diberi dua pilihan oleh pemerintahan Kristen Ferdinand dan Isabell; pindah agama atau dideportasi (di usir dari Negara yang bersangkutan). Namun karena upaya tersebut seringkali gagal, maka atas usulan Raja Lois IX, cara kristenisasi mulai dirubah. Kristenisasi dengan cara perang fisik/militer, tidak efektif. Dengan perang fisik, ummat Islam tidak akan kalah. Lois yang pernah dipenjara oleh kaum muslimin, menyadari bahwa kekuatan umat Islam bukan dari aspek senjatanya saja. Meskipun mereka menggunakan senjata yang sederhana dari pada yang digunakan kaum Kristen, namun kenyataannya kaum muslimin tetap menang. Bagi Lois, factor yang sangat dominant yang menyebabkan kaum muslimin tak dapat dikalahkan adalah ruhul jihadnya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, Lois menyarankan, jika ingin mengalahkan kaum muslimin, dan menjadikannya Kristen, bukan dengan cara memerangi mereka dengan militer. Tapi, yang harus dilakukan adalah bagaimana agar ruh jihad yang dimiliki oleh kaum muslimin itu menjadi lemah atau bahkan hilang sama sekali dari jiwa kaum muslimin.
    Kristenisasi bagi kaum kristiani, merupakan ibadah yang harus dilakukan, karena hal tersebut diperintahkan oleh Tuhan Yesus, seperti yang tercantum dalam Markus;16; 15; Lalu ia berkata kepada mereka; Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil ke semua makhluk.
 Namun, Rivised Standar Version, suatu lembaga di Eropa yang bertugas untuk menyelidiki kebenaran Bibel, menghapus ayat ini. Karena ayat tersebut tidak terdapat dalam manuskrip kuno Codex Vaticanus dan Codex Sinataicus, dua manuskrip yang menjadi sumber Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Bibel). Keputusan yang diambil oleh lembaga RSD sangatlah tepat, karena menurut Injil Matius 10; 5-6 dan 15; 24, Yesus hanya diutus kepada bangsa Israel. Artinya agama Kristen yang kalau memang benar dibawa oleh Yesus, hanya diperuntukkan kepada bangsa Israel. Dengan begitu, maka seharusnya kristenisasi tidak boleh dilakukan terhadap bangsa di luar Israel.
    Meskipun demikian, kaum kristiani tetap saja melakukan hal tersebut. Bahkan di era modern ini, mereka malah semakin intensif dan dengan cara yang sistematis. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk menjadikan bangsa-bangsa (dunia) di bawah naungan Tuhan Yesus Kristus, meskipun harus berpura-pura pindah agama.
    Adalah Paulus yang mengajarkan kepada kaum kristiani, cara-cara yang jitu untuk membawa manusia kedalam ajaran Kristen. Paulus seringkali berpura-pura masuk agama orang yang akan diajaknya menjadi seorang Kristen. Jika Paulus berdakwah kepada orang-orang Yahudi, maka dia akan seperti orang Yahudi, jika dia berdakwah kepada orang-orang yang berada di bawah naungan hokum taurat, dia akan seperti orang tersebut, dan seterusnya begitu (1 Korentus; 9; 19-23). Diakui atau tidak oleh orang-orang Kristen, cara seperti inilah yang menyebabkan agama Kristen berkembang. Oleh karena itu, Paulus mengajarkan kepada para misionaris (orang yang bertugas menyebarkan agama Kristen) supaya melakukan cara-cara yang telah dilakukannya. Jika akan memurtadkan umat Islam maka para misionaris harus berpura-pura, atau seperti orang yang memeluk agama Islam.
    Selain Paulus, figure kristenisasi yang sangat berpengaruh terhadap gerakan ini adalah Samuel Zwemer. Kontribusinya sangatlah besar bagi kesuksesan kristenisasi di dunia. Teori-teorinya seringkali digunakan oleh para misionaris. Ada beberapa hal yang dianjurkan Zwemer agar kristenisasi berhasil, yaitu;
-    Orang Kristen harus meyakinkan umat Islam bahwa orang-orang Kristen bukanlah musuh mereka. Teori ini juga sebenarnya merupakan realisasi dari anjuran Paulus
-    Kitab suci Injil harus disebarkan dalam bahasa-bahasa umat Islam.
-    Mengkristenkan umat Islam harus dengan perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari barisan mereka sendiri
-    Tumbuhkanlah dalam hati kaum muslimin, kecenderungan terhadap ilmu-ilmu Eropa dari pada ilmu-ilmu keislaman
    Cara seperti itu, mulai dilaksanakan oleh para misionaris. Di Indonesia saja, membedakan ulama dengan Pendeta bagi orang awam sangatlah sulit. Bagaimana tidak, ada pendeta yang penampilannya seperti ulama. Dia memakai peci, baju gamis, dan berdo’a seperti seorang muslim.
    Selain cara seperti itu, ada juga aliran (sekte) Kristen, yang meniru ajaran Islam. Seperti yang telah terjadi belum lama ini di Jakarta. Ada aliran Kristen yang melakukan tata cara ibadahnya meniru ibadah shalat kaum muslimin, Injilnya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, membacanya seperti bacaan qira’at al-Quran. Jika dalam Islam ada lomba tilawah al-Quran, mereka juga menirunya dengan mengadakan lomba tilawah Injil. Jika dalam Islam ada yang disebut Nasyid, kelompok musik yang membawakan lagu-lagu bernuansa Islami dengan alat musik khas tradisional Islam. Maka mereka juga menirunya dengan membuat kelompok nasyid, hanya saja mereka membawakan lagu-lagu bernuansa kristus, yang diambil dari kitab Bibel.
    Ummat Islam haruslah berhati-hati dalam menghadapi problema tersebut. Jangan sampai terjebak dengan hasutan-hasutan misionaris. Dan harus diingat, bahwa yang diinginkan oleh para misionaris adalah bukan hanya menjadikan umat Islam pindah agama dari Islam ke Kristen. Tapi yang paling terpenting dari upaya kristenisasi ini, sebagaimana dikatakan oleh Samuel Zwemer adalah untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya, bahkan kalau bisa menjadikannya seorang ateis. Kalau umat Islam sudah jauh dari agamanya, bisa saja umat Islam sendiri yang nantinya akan menghancurkan agamanya.
    Untuk menjadikan umat Islam jauh dari agamanya, seringkali kaum kristiani memasukkan ideology-ideologi barat, hampir ke seluruh aspek kehidupan umat Islam. Terutama dalam bidang pendidikan. Umat Islam dididik dari kecil, mulai dari pendidikan dasar sampai kepada perguruan tinggi, dengan ideology-ideologi Barat, sehingga intelektualitas, yang seharusnya berguna bagi Islam, malah sebaliknya. Sebagai contoh, jika anak-anak Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar (SD) ditanya asal mulanya manusia, maka kita akan mendapatkan jawaban “Nenek moyang kita adalah Kera”. Disadari atau tidak, ideology tersebut sangat kontras dengan ajaran al-Quran dan al-Sunnah. Karena, al-Quran menjelaskan kepada kita, bahwa nenek moyang kita adalah Nabi Adam, yang mana dia itu bukan berasal dari kera.
Dan yang paling berbahaya bagi umat Islam adalah jika rencana Zwemer yang kedua berhasil (mengkristenkan umt Islam melalui perantaraan seorang muslim). Apalagi kalau yang menjadi perantaraannya itu adalah seorang muslim yang berpengaruh di masyarakat (ulama) dan memiliki intelektul keislaman yang tinggi.
Tak sedikit kaum intelektual yang mengatasnamakan sebagai seorang muslim, namun seringkali pemikirannya malah merusak Islam. Hal ini harus dipikirkan solusinya, jika Islam tidak ingin rusak oleh pemeluknya sendiri. Salah satu cara yang harus kita lakukan untuk mengatasi problematika ini adalah dengan memperdalam ajaran Islam secara intensif yang bersumber dari al-Quran dan al-Sunnah. Berpegang teguh kepada al-Quran dan sunnah adalah satu-satunya cara, agar kita tidak terjebak oleh hasutan-hasutan misionaris.

Media dan fasilitas kristenisasi
    Sarana atau media yang digunakan para misionaris sangatlah banyak. Selain media, fasilitasnya pun tidak ketinggalan. Media dan fasilitas yang digunakan mereka seringkali mengungguli yang dimiliki kaum muslimin. Ini dapat dilihat dari berbagai sarana dan fasilitas mereka yang serba lengkap. Bayangkan saja, gereja yang mereka bangun misalnya, bukan hanya digunakan untuk tempat ibadah saja, akan tetapi, gereja juga dijadikan sebagai pusat informasi, mereka lengkapi dengan computer, internet dan lain sebagainya. Ini sangatlah jauh berbeda dengan tempat ibadah kita. Masjid yang kita miliki mungkin hanya dilengkapi dengan alat komunikasi saja, seperti telepon. itu pun tidak efektif. Karena telepon yang ada di Masjid sangat jarang digunakan untuk mengadakan hubungan kerja sama dengan Masjid yang lainnya.
    Ada beberapa media dan fasilitas yang paling banyak digunakan dan dianggap paling efektif untuk kristenisasi. Yaitu;

a. Media Pendidikan
Pendidikan merupakan media yang paling banyak digunakan oleh misionaris untuk kegiatan kristenisasi.hal ini mereka wujudkan dengan mendirikan sekolah-sekolah di tengah umat Islam. Supaya rencana kristenisasi melalui media ini berhasil, sekolah-sekolah yang mereka  bangun, biasanya jauh lebih lengkap dibandingkan dengan sekolah-sekolah Islam. Sehingga sarana dan fasilitas yang mereka tawarkan seringkali menarik minat para orang tua muslim untuk menyekolahkan anaknya ke lembaga milik mereka dibandingkan menyekolahkan anaknya ke pesantren.
    Para misionaris sangat gemar menggunakan media pendidikan untuk mengkristenkan kaum muslimin, meskipun harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Mr. Nibrouse, Rektor Universitas Bairut Amerika tahun 1948 pernah berkata; “Fakta telah membuktikan, pendidikan adalah sarana paling mahal yang telah diperalat para misionaris Amerika untuk mengkristenkan Suriah dan Libanon”.
Melalui pendidikan para misionaris berharap agar generasi Islam, jauh dari pemahaman keagamaannya. Setiap hari mereka dididik dengan ilmu-ilmu umum, dan kalaupun mereka memberikan mata pelajaran agama, yang mereka ajarkan bukan tentang agama Islam, akan tetapi tentang agama Kristen. Anak-anak muslim yang sekolah di sana, didoktrin dengan ajaran-ajaran al-Kitab (Bibel). Sehingga sebanyak 4000 pelajar Islam yang sekolah di lembaga milik Kristen berpindah agama menjadi kaum kristiani. Oleh karenanya, pada saat RUU sisdiknas yang isinya menguntungkan bagi umat Islam akan disahkan di DPR, mereka menolaknya dengan keras, karena mereka takut akan kehilangan satu cara untuk mengkristenkan umat Islam.

b. Melalui Medis
    Selain pendidikan, media yang sering mereka gunakan adalah pelayanan-pelayanan kesehatan (medis). Hal ini direalisasikan dengan mendirikan rumah sakit-rumah sakit dan mendatangkan dokter-dokter ahli ke kawasan muslim. Dokter-dokter yang ditugaskan sangat antusias sekali menjalankan misi ini. Mereka siap dengan bekal yang memadai, ditopang dengan sarana dan dana yang besar. Sehingga Paul Horisson, seorang dokter yang merangkap misionaris, dalam bukunya yang berjudul “Dokter di Negara-negara Arab” menulis; “Kami siap berada di Negara-negara Arab untuk menggiring penduduknya menjadi Kristen”.
    Tak sedikit dokter-dokter Kristen yang memanfaatkan kesempatan dalam praktiknya untuk memasuki misi kristiani ke telinga dan hati umat Islam. Setiap pagi, sesudah bangun tidur, mereka membacakan ayat-ayat Injil di samping pasien muslim, diberi do’a-do’a dan lain sebagainya. Hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi umat Islam, agar kalau sakit, tidak masuk ke rumah sakit Kristen. Karena, selain akan dikristenkan, dana yang dihasilkan dari rumah sakit tersebut, sekitar 10-20% dialokasikan untuk membuat gereja dan misi kristenisasi.

c. Aktivitas Sosial
    cara ini biasanya dilakukan dengan  menyediakan perumahan-perumahan Mahasiswa/I, mendirikan klub-klub, membuat hotel, panti jompo, penampungan anak yatim dan gelandangan, mendirikan perpustakaan-perpustakan misionaris, menggarap nelayan dan tukang becak dengan memberikan pinjaman uang atau warung nasi yang harganya murah  dan yang paling penting adalah mereka menggunakan pers sebagai alat kristenisasi.

Kristenisasi di Indonesia
    Lembaga-lembaga Kristen sering kali mengirimkan utusan (misionaris) ke berbagai Negara untuk menyebarkan agamanya. Menurut Detroit News Issue of Sunday, para misionaris di seluruh dunia mencapai 212.250 orang. Ini mencakup 170 ribu Katolik dan 42.250 Protestan. Sekarang para misionaris di seluruh dunia berjumlah 220 ribu orang. Ini mencakup 137 ribu Katolik dan 82 ribu Protestan.
Negara Afrika merupakan salah satu Negara yang cukup banyak dikirim misionaris. Menurut penelitian terdapat 119 ribu misionaris di sana. Oleh karenanya, tidaklah mengejutkan kalau di Negara Afrika Selatan, yang mayoritasnya beragama Islam, dipimpin oleh seorang yang beragama Kristen.
Selain Afrika, Indonesia juga merupakan Negara yang menjadi sasaran kristenisasi terbesar bagi kaum misionaris. Selain karena mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan Negara yang kaya sumber alamnya. Logisnya, jika Indonesia berhasil dijadikan Negara Kristen, maka dana untuk kepentingan agama Kristen akan sangat besar. Karena akan didapatkan dari kekayaan alam Negara Indonesia yang melimpah. Tak heran kalau ada statement “Negara Indonesia akan dikristenkan seluruh penduduknya pada tahun 2025”.
Tokoh kristenisasi di Indonesia adalah Snouck Hourgronye. Dia pura-pura masuk Islam dan pergi ke Mekah. Namanya diganti menjadi Abdullah. Mendapat surat legitimasi dari seorang ulama di Mekah, namanya Abdullah bin Zaini bin Dahlan, untuk mengajarkan agama Islam di Indonesia. Dalam melaksanakan misinya, Horgronye menggunakan taktik Gold stone, seorang tentara Inggris yang bertugas memimpin penjajahan di Mesir.  Yaitu, dengan cara memadamkan dakwah Islamiyah dan menjauhkan umat Islam dari al-Quran dan al-Sunnah.
Langkah Horgronye dilanjutkan oleh Hamran Ambrie, seorang murtadin yang mati pada tahun 1988. cara yang digunakan orang ini lebih bahaya dari pada para misionaris sebelumnya. Ambrie menggunakan ayat-ayat al-Quran untuk membuktikan kepada kaum muslimin akan kebenaran agama Kristen. Dia tafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan hawa nafsunya.

Proyek-proyek Kristenisasi
a.    Proyek Yeriko, suatu proyek tempat dididik tenaga misi dalam rangka persiapan sebagai penginjil, untuk melayani suku-suku di Indonesia terutama suku sunda
b.    Proyek Lazarus adalah misi untuk menjangkau orang miskin, anak jalanan dan para pemulung
c.    Potani (Program Tanam Indonesia) sebuah visi untuk menjangkau petani
d.    Pota (Pelayanan Orang Tua Asuh), proyek untuk menjangkau anak-anak sekolah yang kurang mampu
e.    Habakuk ialah proyek do’a yang bertujuan untuk memobilisasi para pendo’a safaat dalam rangka menggenapkan amanat Agung untuk menciptakan jiwa-jiwa baru

Rencana Penginjilan
    Rencana pemurtadan dengan cara ini mulai dirancang tahun 2000, dengan selogan “Gerakan Kepedulian Suku Terabaikan 2000”.
    Dimulai dari Menado pada tanggal 20-23 Maret, sekitar 340 peserta dari 32 denominasi gereja, 24 Yayasan badan misi dan 6 sekolah theologia, berkumpul untuk merumuskan rencana ini.
    Di Bogor pada tanggal 19-23 Juni, diadakan konsultasi kasih peduli nasional dengan tema Partnership in Mission. Acara ini dihadiri oleh 740 orang pemimpin gereja dari Indonesia dan 7 negara, di antaranya Amerika, Inggris, Australia, New Zealand, Singapura, Pilipina dan Papua Nugini.
    Di Malang, tanggal 25-28 Agustus, sekitar 200 hamba Tuhan dari 41 denominasi Gereja dan Yayasan yang ada, bertemu dalam konsultasi Kasih. Acara ini diselenggarakan untuk mengasihi enam suku, yang nantinya akan dimasukan ke dalam agenda World Mission.

Lembaga Misi yang Aktif di Jawa Barat
    Ada beberapa lembaga atau yayasan yang menjadikan Suku Sunda sebagai sasaran utama kristenisasi. Karena suku sunda menurut Hendrik Kromer adalah suku terbesar di dunia tapi sangat sedikit yang percaya terhadap kristus. Tak heran kalau kini di Jawa Barat terdapat 2000 pos pemurtadan. Selain mendirikan pos, sekarang para pendeta sedang giat-giatnya menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Sunda. Kemudian mereka membagikan terjemahan Injil tersebut secara gratis.
    Salah satu lemabaga yang aktif dalam misi kristenisasi untuk Jawa Barat adalah World Mission Doulus, salah satu yayasan yang bertugas mengkristenkan 125 suku di Indonesia. Yayasan ini pernah menyelenggarakan kebaktian masal di Istora Senayan pada awal Mei 1999, semua orang Sunda yang beragama Kristen hadir di acara ini.

Antisipasi bagi umat Islam
    Umat Islam harus bersikap preventif terhadap masalah ini agar tidak terjebak ke dalam misi mereka, apalagi kalau sampai berpindah agama. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah mau tidak mau, umat Islam wajib memperdalam agamanya, mengkaji al-Quran dan al-Sunah secara intensif. Dan bagi yang sudah kuat pondasi keimanannya, dianjurkan untuk memperluas wawasan kristologi dengan baik.

No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...