Kristenisasi atau dalam bahasa
Arabnya disebut al-Tanshir adalah sebuah gerakan keagamaan yang
bersifat politis kolonialis. Muncul akibat kegagalan Perang Salib
sebagai upaya penyebaran agama Kristen terhadap bangsa-bangsa di dunia
ketiga, terutama umat Islam. Tujuannya adalah untuk mencengkramkan
kekuasaan terhadap bangsa-bangsa tersebut dan yang paling terpenting
adalah untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya (al-Quran dan
al-Sunnah).
Kristenisasi mulai bergerak setelah orang-orang
Kristen mengalami berbagai kekalahan selama dua abad (1099-1254).
Mereka mengarahkan berbagai cara dan upaya serta tenaganya untuk
menguasai Bait al-Maqdis, sekaligus merebutnya dari genggaman ummat
Islam.
Pada dasarnya, kristenisasi bertujuan untuk
memantapkan pengaruh Kristen Barat di Negara-negara Islam. Di akui atau
tidak, kristenisasi adalah awal dan landasan kokoh penjajahan. Selain
itu, kristenisasi juga merupakan penyebab langsung lumpuhnya serta
melemahnya potensi umat Islam, di samping factor-faktor lainnya.
Tokoh-tokoh Kristenisasi
a.
Raymund Lull adalah orang Kristen pertama yang mengumandangkan
kristenisasi, menyusul kegagalan kaum Kristiani pada Perang Salib.
Dengan sungguh-sungguh ia mempelajari bahasa Arab dan berkeliling ke
Negara-negara Syam berdiskusi dengan para ulama di sana.
b. Peter Heling adalah misionaris yang dikirim ke Afrika.
c.
Baron du Betez yang mendirikan sebuah akademi yang menjadi pusat
pengajaran zending (orang yang bertugas menyebarkan agama Kristen, sama
dengan misionaris) Masehi.
d. Penginjil Henry Martin yang
sangat besar kontribusinya dalam pengiriman zending Kristen ke
Negara-negara Asia Barat dan menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa India,
Persia dan Armenia.
e. Samuel Zwemer, ketua misi Kristen
untuk Negara-negara Arab di Bahrain dan ketua persekutuan Kristen di
Timur Tengah. Oleh karena itu dia sering disebut sebagai bapaknya
misionaris.
f. Kenneth Cragg, pengganti Samuel Zwemer. Pernah
menjadi dosen Universitas Amerika di Kairo dan menjadi kepala Bagian
Theologi Masehi di lembaga Misionaris Harty Ford.
g. Louis Massignon, penasehat gerakan kristenisasi di Mesir. Ia termasuk anggota Lembaga Bahasa Arab di Mesir.
h.
Don Huk Crey, tokoh terbesar dalam konfrensi Kristen Louzon tahun
1974 M. ia menjadi misionaris di Pakistan selama 20 tahun dan menjadi
direktur lembaga Samuel Zwemer, sebuah lembaga yang bergerak dalam
bidang penerbitan untuk menyebarkan kajian-kajian khusus tentang
masalah-masalah kristenisasi terhadap umat Islam
i. Francis Xavier adalah orang yang mengkristenkan Jepang.
j. Robert di Nobili adalah orang yang mengkristenkan India
k. Matteo Ricci adalah orang yang mengkristenkan Cina
Konfrensi-konfrensi Kristenisasi
Supaya kristenisasi berhasil, maka diadakanlah konfrensi-konfrensi
yang membahas tentang masalah-masalah tersebut. Konfrensi tersebut
diselenggarakan dengan berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain.
Di antara konfrensi-konfrensi yang telah dilaksanakan oleh mereka
adalah;
a. Konfrensi Kairo tahun 1906 yang dipimpin oleh Samuel
Zwemer. Konfrensi ini di hadiri oleh 62 orang, terdiri dari laki-laki
dan perempuan. Dalam konfrensi ini Zwimer menyerukan agar
diselenggarakan sebuah konfrensi yang menghimpun organisasi-organisasi
misionaris protestan untuk memikirkan tentang penyebaran Injil di
kalangan ummat Islam.
b. Konfrensi Missi Kristen Internasional
di Edinburg Scotland tahun 1910. konfrensi ini dihadiri oleh
delegasi-delegasi dari 159 organisasi misi Kristen di dunia
c. Konfrensi Misi Kristen di Lucknow, India tahun 1911. Zwemer juga hadir dalam konfrensi ini.
d. Konfrensi Bairut tahun 1911
e. Konfrensi Gereja Protestan tahun 1977 di Swiss. Konfrensi ini dihadiri oleh 50 orang.
f.
Konfrensi Colorodo 15 oktober 1978. konfrensi ini adalah tindak
lanjut dari konfrensi sebelumnya. Tema konfrensi ini adalah Konfrensi
Amerika Selatan untuk Mengkristenkan Ummat Islam. Pesertanya sebanyak
150 orang. Konfrensi ini berlangsung secara tertutup, berlangsung
selama dua pecan. Dalam konfrensi dihasilkan dana sebesar satu miliar
dolar AS untuk program kristenisasi.
g. Konfrensi
Internasional untuk Kristenisasi yang diselenggarakan di Swedia pada
bulan Oktober 1981 di bawah pengawasan dewan Federal Lutherian.
Konfrensi ini menghasilkan sebuah kajian kritis tentang gerakan
kristenisasi untuk kawasan Negara-negara Pakistan, India, dan
Bangladesh.
h. Konfrensi Baltimore di Amerika Serikat tahun
1942. konfrensi dihadiri oleh Ben Gurion, pemimpin Zionis Yahudi yang
bercita-cita mendirikan Negara Israel Raya.
Konfrensi-konfrensi
di atas hanyalah bagian kecil dari beberapa konfrensi yang
dilaksanakan oleh para misionaris. Masih banyak lagi
konfrensi-konfrensi misionaris yang tak dapat disebutkan.
Sebelum
perang dunia ke dua, konfrensi misionaris biasanya dilaksanakan pada
tahun-tahun yang tidak tetap. Akan tetapi, setelah perang dunia kedua,
konfrensi tersebut dilaksanakan satu kali setiap enam atau tujuh tahun,
Cara-cara Kristenisasi
Ada dua cara yang dilakukan orang Kristen dalam melakukan
kristenisasi. Pertama dengan cara ghazwu al-askari (perang fisik) dan
yang kedua adalah dengan cara ghazwu al-fikr (perang pemikiran). Cara
yang pertama dilakukan dengan cara terang-terangan. Biasanya cara ini
dilakukan terhadap daerah umat Islam yang keimanannya sangat kuat, tidak
bisa diruntuhkan melalui budaya, ataupun dengan transformasi ideology.
Contoh kecilnya, seperti apa yang telah dilakukan Amerika terhadap
Afganistan dan Iraq. Kaum muslimin di Afganistan dan Iraq keimanan atau
keislamannya sangat kuat, tidak bisa diruntuhkan dengan ideology
ataupun budaya. Sehingga untuk mengkristenkan mereka, tidak mau tidak
harus dengan cara perang fisik, bukan dengan cara perang pemikiran.
Cara yang kedua (gazwu al-Fikr) biasanya dilakukan terhadap daerah
umat Islam yang mudah ditembus dengan budaya atau ideology. Hal ini
bisa kita lihat di daerah Indonesia. Orang-orang Kristen di daerah
seperti ini tidak akan melakukan kristenisasi dengan cara perang fisik,
tetapi cukup dengan cara perang pemikiran. Melakukan
penyerangan-penyerangan terhadap keimanan atau keislaman kaum muslimin
dengan budaya dan ideology-ideologi yang bukan dari ajaran Islam.
Sebelum tahun 1965, kristenisasi dilakukan dengan cara yang pertama.
Statement seperti ini, bisa dilihat dari usaha-usaha orang Kristen
terhadap orang Islam. Misalnya, pada tahun 1499, penduduk muslim
Spanyol di perangi dan diberi dua pilihan oleh pemerintahan Kristen
Ferdinand dan Isabell; pindah agama atau dideportasi (di usir dari
Negara yang bersangkutan). Namun karena upaya tersebut seringkali
gagal, maka atas usulan Raja Lois IX, cara kristenisasi mulai dirubah.
Kristenisasi dengan cara perang fisik/militer, tidak efektif. Dengan
perang fisik, ummat Islam tidak akan kalah. Lois yang pernah dipenjara
oleh kaum muslimin, menyadari bahwa kekuatan umat Islam bukan dari
aspek senjatanya saja. Meskipun mereka menggunakan senjata yang
sederhana dari pada yang digunakan kaum Kristen, namun kenyataannya
kaum muslimin tetap menang. Bagi Lois, factor yang sangat dominant yang
menyebabkan kaum muslimin tak dapat dikalahkan adalah ruhul jihadnya
yang sangat tinggi. Oleh karena itu, Lois menyarankan, jika ingin
mengalahkan kaum muslimin, dan menjadikannya Kristen, bukan dengan cara
memerangi mereka dengan militer. Tapi, yang harus dilakukan adalah
bagaimana agar ruh jihad yang dimiliki oleh kaum muslimin itu menjadi
lemah atau bahkan hilang sama sekali dari jiwa kaum muslimin.
Kristenisasi bagi kaum kristiani, merupakan ibadah yang harus
dilakukan, karena hal tersebut diperintahkan oleh Tuhan Yesus, seperti
yang tercantum dalam Markus;16; 15; Lalu ia berkata kepada mereka;
Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil ke semua makhluk.
Namun,
Rivised Standar Version, suatu lembaga di Eropa yang bertugas untuk
menyelidiki kebenaran Bibel, menghapus ayat ini. Karena ayat tersebut
tidak terdapat dalam manuskrip kuno Codex Vaticanus dan Codex
Sinataicus, dua manuskrip yang menjadi sumber Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru (Bibel). Keputusan yang diambil oleh lembaga RSD
sangatlah tepat, karena menurut Injil Matius 10; 5-6 dan 15; 24, Yesus
hanya diutus kepada bangsa Israel. Artinya agama Kristen yang kalau
memang benar dibawa oleh Yesus, hanya diperuntukkan kepada bangsa
Israel. Dengan begitu, maka seharusnya kristenisasi tidak boleh
dilakukan terhadap bangsa di luar Israel.
Meskipun demikian,
kaum kristiani tetap saja melakukan hal tersebut. Bahkan di era modern
ini, mereka malah semakin intensif dan dengan cara yang sistematis.
Mereka akan melakukan berbagai cara untuk menjadikan bangsa-bangsa
(dunia) di bawah naungan Tuhan Yesus Kristus, meskipun harus
berpura-pura pindah agama.
Adalah Paulus yang mengajarkan
kepada kaum kristiani, cara-cara yang jitu untuk membawa manusia kedalam
ajaran Kristen. Paulus seringkali berpura-pura masuk agama orang yang
akan diajaknya menjadi seorang Kristen. Jika Paulus berdakwah kepada
orang-orang Yahudi, maka dia akan seperti orang Yahudi, jika dia
berdakwah kepada orang-orang yang berada di bawah naungan hokum taurat,
dia akan seperti orang tersebut, dan seterusnya begitu (1 Korentus; 9;
19-23). Diakui atau tidak oleh orang-orang Kristen, cara seperti inilah
yang menyebabkan agama Kristen berkembang. Oleh karena itu, Paulus
mengajarkan kepada para misionaris (orang yang bertugas menyebarkan
agama Kristen) supaya melakukan cara-cara yang telah dilakukannya. Jika
akan memurtadkan umat Islam maka para misionaris harus berpura-pura,
atau seperti orang yang memeluk agama Islam.
Selain Paulus,
figure kristenisasi yang sangat berpengaruh terhadap gerakan ini adalah
Samuel Zwemer. Kontribusinya sangatlah besar bagi kesuksesan
kristenisasi di dunia. Teori-teorinya seringkali digunakan oleh para
misionaris. Ada beberapa hal yang dianjurkan Zwemer agar kristenisasi
berhasil, yaitu;
- Orang Kristen harus meyakinkan umat Islam
bahwa orang-orang Kristen bukanlah musuh mereka. Teori ini juga
sebenarnya merupakan realisasi dari anjuran Paulus
- Kitab suci Injil harus disebarkan dalam bahasa-bahasa umat Islam.
- Mengkristenkan umat Islam harus dengan perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari barisan mereka sendiri
- Tumbuhkanlah dalam hati kaum muslimin, kecenderungan terhadap ilmu-ilmu Eropa dari pada ilmu-ilmu keislaman
Cara seperti itu, mulai dilaksanakan oleh para misionaris. Di
Indonesia saja, membedakan ulama dengan Pendeta bagi orang awam
sangatlah sulit. Bagaimana tidak, ada pendeta yang penampilannya seperti
ulama. Dia memakai peci, baju gamis, dan berdo’a seperti seorang
muslim.
Selain cara seperti itu, ada juga aliran (sekte)
Kristen, yang meniru ajaran Islam. Seperti yang telah terjadi belum
lama ini di Jakarta. Ada aliran Kristen yang melakukan tata cara
ibadahnya meniru ibadah shalat kaum muslimin, Injilnya diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab, membacanya seperti bacaan qira’at al-Quran. Jika
dalam Islam ada lomba tilawah al-Quran, mereka juga menirunya dengan
mengadakan lomba tilawah Injil. Jika dalam Islam ada yang disebut
Nasyid, kelompok musik yang membawakan lagu-lagu bernuansa Islami
dengan alat musik khas tradisional Islam. Maka mereka juga menirunya
dengan membuat kelompok nasyid, hanya saja mereka membawakan lagu-lagu
bernuansa kristus, yang diambil dari kitab Bibel.
Ummat Islam
haruslah berhati-hati dalam menghadapi problema tersebut. Jangan
sampai terjebak dengan hasutan-hasutan misionaris. Dan harus diingat,
bahwa yang diinginkan oleh para misionaris adalah bukan hanya
menjadikan umat Islam pindah agama dari Islam ke Kristen. Tapi yang
paling terpenting dari upaya kristenisasi ini, sebagaimana dikatakan
oleh Samuel Zwemer adalah untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya,
bahkan kalau bisa menjadikannya seorang ateis. Kalau umat Islam sudah
jauh dari agamanya, bisa saja umat Islam sendiri yang nantinya akan
menghancurkan agamanya.
Untuk menjadikan umat Islam jauh dari
agamanya, seringkali kaum kristiani memasukkan ideology-ideologi
barat, hampir ke seluruh aspek kehidupan umat Islam. Terutama dalam
bidang pendidikan. Umat Islam dididik dari kecil, mulai dari pendidikan
dasar sampai kepada perguruan tinggi, dengan ideology-ideologi Barat,
sehingga intelektualitas, yang seharusnya berguna bagi Islam, malah
sebaliknya. Sebagai contoh, jika anak-anak Madrasah Ibtidaiyah atau
Sekolah Dasar (SD) ditanya asal mulanya manusia, maka kita akan
mendapatkan jawaban “Nenek moyang kita adalah Kera”. Disadari atau
tidak, ideology tersebut sangat kontras dengan ajaran al-Quran dan
al-Sunnah. Karena, al-Quran menjelaskan kepada kita, bahwa nenek moyang
kita adalah Nabi Adam, yang mana dia itu bukan berasal dari kera.
Dan
yang paling berbahaya bagi umat Islam adalah jika rencana Zwemer yang
kedua berhasil (mengkristenkan umt Islam melalui perantaraan seorang
muslim). Apalagi kalau yang menjadi perantaraannya itu adalah seorang
muslim yang berpengaruh di masyarakat (ulama) dan memiliki intelektul
keislaman yang tinggi.
Tak sedikit kaum intelektual yang
mengatasnamakan sebagai seorang muslim, namun seringkali pemikirannya
malah merusak Islam. Hal ini harus dipikirkan solusinya, jika Islam
tidak ingin rusak oleh pemeluknya sendiri. Salah satu cara yang harus
kita lakukan untuk mengatasi problematika ini adalah dengan memperdalam
ajaran Islam secara intensif yang bersumber dari al-Quran dan
al-Sunnah. Berpegang teguh kepada al-Quran dan sunnah adalah
satu-satunya cara, agar kita tidak terjebak oleh hasutan-hasutan
misionaris.
Media dan fasilitas kristenisasi
Sarana atau media yang digunakan para misionaris sangatlah banyak.
Selain media, fasilitasnya pun tidak ketinggalan. Media dan fasilitas
yang digunakan mereka seringkali mengungguli yang dimiliki kaum
muslimin. Ini dapat dilihat dari berbagai sarana dan fasilitas mereka
yang serba lengkap. Bayangkan saja, gereja yang mereka bangun misalnya,
bukan hanya digunakan untuk tempat ibadah saja, akan tetapi, gereja
juga dijadikan sebagai pusat informasi, mereka lengkapi dengan
computer, internet dan lain sebagainya. Ini sangatlah jauh berbeda
dengan tempat ibadah kita. Masjid yang kita miliki mungkin hanya
dilengkapi dengan alat komunikasi saja, seperti telepon. itu pun tidak
efektif. Karena telepon yang ada di Masjid sangat jarang digunakan
untuk mengadakan hubungan kerja sama dengan Masjid yang lainnya.
Ada beberapa media dan fasilitas yang paling banyak digunakan dan dianggap paling efektif untuk kristenisasi. Yaitu;
a. Media Pendidikan
Pendidikan
merupakan media yang paling banyak digunakan oleh misionaris untuk
kegiatan kristenisasi.hal ini mereka wujudkan dengan mendirikan
sekolah-sekolah di tengah umat Islam. Supaya rencana kristenisasi
melalui media ini berhasil, sekolah-sekolah yang mereka bangun,
biasanya jauh lebih lengkap dibandingkan dengan sekolah-sekolah Islam.
Sehingga sarana dan fasilitas yang mereka tawarkan seringkali menarik
minat para orang tua muslim untuk menyekolahkan anaknya ke lembaga milik
mereka dibandingkan menyekolahkan anaknya ke pesantren.
Para
misionaris sangat gemar menggunakan media pendidikan untuk
mengkristenkan kaum muslimin, meskipun harus mengeluarkan biaya yang
cukup mahal. Mr. Nibrouse, Rektor Universitas Bairut Amerika tahun 1948
pernah berkata; “Fakta telah membuktikan, pendidikan adalah sarana
paling mahal yang telah diperalat para misionaris Amerika untuk
mengkristenkan Suriah dan Libanon”.
Melalui pendidikan para
misionaris berharap agar generasi Islam, jauh dari pemahaman
keagamaannya. Setiap hari mereka dididik dengan ilmu-ilmu umum, dan
kalaupun mereka memberikan mata pelajaran agama, yang mereka ajarkan
bukan tentang agama Islam, akan tetapi tentang agama Kristen. Anak-anak
muslim yang sekolah di sana, didoktrin dengan ajaran-ajaran al-Kitab
(Bibel). Sehingga sebanyak 4000 pelajar Islam yang sekolah di lembaga
milik Kristen berpindah agama menjadi kaum kristiani. Oleh karenanya,
pada saat RUU sisdiknas yang isinya menguntungkan bagi umat Islam akan
disahkan di DPR, mereka menolaknya dengan keras, karena mereka takut
akan kehilangan satu cara untuk mengkristenkan umat Islam.
b. Melalui Medis
Selain pendidikan, media yang sering mereka gunakan adalah
pelayanan-pelayanan kesehatan (medis). Hal ini direalisasikan dengan
mendirikan rumah sakit-rumah sakit dan mendatangkan dokter-dokter ahli
ke kawasan muslim. Dokter-dokter yang ditugaskan sangat antusias sekali
menjalankan misi ini. Mereka siap dengan bekal yang memadai, ditopang
dengan sarana dan dana yang besar. Sehingga Paul Horisson, seorang
dokter yang merangkap misionaris, dalam bukunya yang berjudul “Dokter di
Negara-negara Arab” menulis; “Kami siap berada di Negara-negara Arab
untuk menggiring penduduknya menjadi Kristen”.
Tak sedikit
dokter-dokter Kristen yang memanfaatkan kesempatan dalam praktiknya
untuk memasuki misi kristiani ke telinga dan hati umat Islam. Setiap
pagi, sesudah bangun tidur, mereka membacakan ayat-ayat Injil di samping
pasien muslim, diberi do’a-do’a dan lain sebagainya. Hal ini
seharusnya menjadi pelajaran bagi umat Islam, agar kalau sakit, tidak
masuk ke rumah sakit Kristen. Karena, selain akan dikristenkan, dana
yang dihasilkan dari rumah sakit tersebut, sekitar 10-20% dialokasikan
untuk membuat gereja dan misi kristenisasi.
c. Aktivitas Sosial
cara ini biasanya dilakukan dengan menyediakan perumahan-perumahan
Mahasiswa/I, mendirikan klub-klub, membuat hotel, panti jompo,
penampungan anak yatim dan gelandangan, mendirikan
perpustakaan-perpustakan misionaris, menggarap nelayan dan tukang becak
dengan memberikan pinjaman uang atau warung nasi yang harganya murah
dan yang paling penting adalah mereka menggunakan pers sebagai alat
kristenisasi.
Kristenisasi di Indonesia
Lembaga-lembaga Kristen sering kali mengirimkan utusan (misionaris) ke
berbagai Negara untuk menyebarkan agamanya. Menurut Detroit News Issue
of Sunday, para misionaris di seluruh dunia mencapai 212.250 orang.
Ini mencakup 170 ribu Katolik dan 42.250 Protestan. Sekarang para
misionaris di seluruh dunia berjumlah 220 ribu orang. Ini mencakup 137
ribu Katolik dan 82 ribu Protestan.
Negara Afrika merupakan salah
satu Negara yang cukup banyak dikirim misionaris. Menurut penelitian
terdapat 119 ribu misionaris di sana. Oleh karenanya, tidaklah
mengejutkan kalau di Negara Afrika Selatan, yang mayoritasnya beragama
Islam, dipimpin oleh seorang yang beragama Kristen.
Selain
Afrika, Indonesia juga merupakan Negara yang menjadi sasaran
kristenisasi terbesar bagi kaum misionaris. Selain karena mayoritas
penduduknya pemeluk agama Islam terbesar di dunia, Indonesia juga
merupakan Negara yang kaya sumber alamnya. Logisnya, jika Indonesia
berhasil dijadikan Negara Kristen, maka dana untuk kepentingan agama
Kristen akan sangat besar. Karena akan didapatkan dari kekayaan alam
Negara Indonesia yang melimpah. Tak heran kalau ada statement “Negara
Indonesia akan dikristenkan seluruh penduduknya pada tahun 2025”.
Tokoh
kristenisasi di Indonesia adalah Snouck Hourgronye. Dia pura-pura
masuk Islam dan pergi ke Mekah. Namanya diganti menjadi Abdullah.
Mendapat surat legitimasi dari seorang ulama di Mekah, namanya Abdullah
bin Zaini bin Dahlan, untuk mengajarkan agama Islam di Indonesia.
Dalam melaksanakan misinya, Horgronye menggunakan taktik Gold stone,
seorang tentara Inggris yang bertugas memimpin penjajahan di Mesir.
Yaitu, dengan cara memadamkan dakwah Islamiyah dan menjauhkan umat
Islam dari al-Quran dan al-Sunnah.
Langkah Horgronye dilanjutkan
oleh Hamran Ambrie, seorang murtadin yang mati pada tahun 1988. cara
yang digunakan orang ini lebih bahaya dari pada para misionaris
sebelumnya. Ambrie menggunakan ayat-ayat al-Quran untuk membuktikan
kepada kaum muslimin akan kebenaran agama Kristen. Dia tafsirkan
ayat-ayat al-Quran dengan hawa nafsunya.
Proyek-proyek Kristenisasi
a.
Proyek Yeriko, suatu proyek tempat dididik tenaga misi dalam rangka
persiapan sebagai penginjil, untuk melayani suku-suku di Indonesia
terutama suku sunda
b. Proyek Lazarus adalah misi untuk menjangkau orang miskin, anak jalanan dan para pemulung
c. Potani (Program Tanam Indonesia) sebuah visi untuk menjangkau petani
d. Pota (Pelayanan Orang Tua Asuh), proyek untuk menjangkau anak-anak sekolah yang kurang mampu
e.
Habakuk ialah proyek do’a yang bertujuan untuk memobilisasi para
pendo’a safaat dalam rangka menggenapkan amanat Agung untuk menciptakan
jiwa-jiwa baru
Rencana Penginjilan
Rencana pemurtadan dengan cara ini mulai dirancang tahun 2000, dengan selogan “Gerakan Kepedulian Suku Terabaikan 2000”.
Dimulai dari Menado pada tanggal 20-23 Maret, sekitar 340 peserta
dari 32 denominasi gereja, 24 Yayasan badan misi dan 6 sekolah
theologia, berkumpul untuk merumuskan rencana ini.
Di Bogor
pada tanggal 19-23 Juni, diadakan konsultasi kasih peduli nasional
dengan tema Partnership in Mission. Acara ini dihadiri oleh 740 orang
pemimpin gereja dari Indonesia dan 7 negara, di antaranya Amerika,
Inggris, Australia, New Zealand, Singapura, Pilipina dan Papua Nugini.
Di Malang, tanggal 25-28 Agustus, sekitar 200 hamba Tuhan dari 41
denominasi Gereja dan Yayasan yang ada, bertemu dalam konsultasi Kasih.
Acara ini diselenggarakan untuk mengasihi enam suku, yang nantinya akan
dimasukan ke dalam agenda World Mission.
Lembaga Misi yang Aktif di Jawa Barat
Ada beberapa lembaga atau yayasan yang menjadikan Suku Sunda sebagai
sasaran utama kristenisasi. Karena suku sunda menurut Hendrik Kromer
adalah suku terbesar di dunia tapi sangat sedikit yang percaya terhadap
kristus. Tak heran kalau kini di Jawa Barat terdapat 2000 pos
pemurtadan. Selain mendirikan pos, sekarang para pendeta sedang
giat-giatnya menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Sunda. Kemudian mereka
membagikan terjemahan Injil tersebut secara gratis.
Salah
satu lemabaga yang aktif dalam misi kristenisasi untuk Jawa Barat
adalah World Mission Doulus, salah satu yayasan yang bertugas
mengkristenkan 125 suku di Indonesia. Yayasan ini pernah
menyelenggarakan kebaktian masal di Istora Senayan pada awal Mei 1999,
semua orang Sunda yang beragama Kristen hadir di acara ini.
Antisipasi bagi umat Islam
Umat
Islam harus bersikap preventif terhadap masalah ini agar tidak
terjebak ke dalam misi mereka, apalagi kalau sampai berpindah agama.
Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah mau tidak mau, umat Islam
wajib memperdalam agamanya, mengkaji al-Quran dan al-Sunah secara
intensif. Dan bagi yang sudah kuat pondasi keimanannya, dianjurkan untuk
memperluas wawasan kristologi dengan baik.
No comments:
Post a Comment