
Di zaman seperti sekarang di mana orang-orang menjadi lebih kritis, hampir semua aspek terkena kritisi para manusia (sok pintar). Salah satu di antaranya, 
kenapa shalat zhuhur ditempatkan pada siang hari dengan jumlah 4 rakaat,
 begitupun shalat-shalat yang lainnya? Bagi sebagian umat Islam 
pertanyaan seperti ini biasa dilontarkan oleh orang-orang yang kritis 
pada sesuatu yang realitanya dan tidak dapat diambil kesimpulan sendiri.
Dengan penetapan waktu yang begitu teratur sampai-sampai shalat 
maghrib yang di tempatkan seusai umat melakukan urusan pekerjaan dan 
dengan jumlah 3 rakaat. Penyesuaian ini yang menjadi kesyukuran bagi 
umat islam hari ini.
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di
 waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila 
kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). 
sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas 
orang-orang yang beriman,” (An-Nisa : 103)
Penentuan waktu-waktu shalat farhu ini berdasarkan kepada 
hadist-hadist shahih, di antaranya riwayat dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“Bahwa Nabi bersabda: Jibril telah mengimami aku di Baitullah dua
 kali. Yang pertama dia melaksanakan shalat zhuhur bersamaku ketika 
matahari tergelincir. Bayangan saat itu sepanjang tali sandal.Dia shalat
 ashar bersamaku ketika panjang bayangan sama dengan bendanya. Dia 
shalat ashar bersamaku ketika panjang bayangan sama bendanya. Dia shalat
 maghrib bersamaku ketika matahari terbenam dan berbukanya orang yang 
berpuasa. 
Dia shalat isya bersamaku ketika mega merah telah menghilang. Dia
 shalat fajar (shalat shubuh) bersamaku ketika fajar merekah dan 
terlarangnya makan atas orang yang berpuasa. Yang kedua, dia shalat 
zhuhur bersamaku ketika panjang bayangan sama dengan bendanya. Dia 
shalat ashar ketika panjang bayangan dua kali lipat dari bendanya. 
Shalat maghrib seperti waktu pertama. Kemudian shalat isya (yang 
diakhirkan) sampai sepertiga malam pertama. Lalu shalat shubuh ketika 
munculnya warna kekuning-kuningan di Ufuk Timur. Kemudian jibril menoleh
 kepadaku seraya berkata: Ya Muhammad, Inilah waktu shalat para Nabi 
sebelum kamu. Waktu shalatmu di antara kedua waktu itu,” (HR. 
At-Tirmidzi).
Sungguh Maha Bijaksananya Allah SWT dalam menempatkan waktu-waktu shalat sesuai dengan kemapuan umat Nabi Muhammad SAW.
No comments:
Post a Comment