Perlawananya terhadap penjajah 
kolonial Belanda, membuat Ahmad Lussy mditangkap dan dijatuhi hukuman 
gantung. Ahmad Lussy syahid di tiang gantungan pada 16 Desember 1817.
Sebelum
 digantung, Ahmad Lussy mengucapkan ucapan Tamsil yang berbunyi : “Saya 
katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah beringin besar dan 
setiap beringin besar akan tumbang tapi beringin lain akan menggantinya.
 (demikian pula) saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah 
batu besar dan setiap batu besar akan terguling tapi batu lain akan 
menggantinya”.
Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut 
Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang 
dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Ia bangsawan dari kerajaan 
Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini 
dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten 
Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali.
Ahmad
 Lussy adalah seorang Muslim yang taat. Selain keturunan bangsawan, ia 
juga seorang ulama. Data sejarah menyebutkan bahwa pada masa itu semua 
pemimpin perang di kawasan Maluku adalah bangsawan atau ulama, atau 
keduanya.
Sumber: MuslimJuara.org
No comments:
Post a Comment