Mungkin bagi sebagian umat muslim di Indonesia belum tahu betul apa itu aliran syi'ah. Hal ini bukan mengada-ada. Admin sendiri yang mensurvei langsung ke narasumber. Yang di maksud narasumber di sini adalah temen main, temen satu hobi (dalam hal ini gowes sepeda), rekan kerja, serta lingkungan tempat tinggal. Dan ternyata hasilnya mengejutkan... 90 % lebih pada ngga tahu apa itu syi'ah. Sisanya kurang lebih 10% tahu tapi kurang mendalam. Semoga artikel ini bisa membantu mengenali ciri-ciri syi'ah laknatullah!!
Menurut Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam Internasional Qiblati, ciri-ciri pengikut Syi’ah sangat mudah dikenali, kita dapat memperhatikan sejumlah ciri-ciri berikut:
1. Mengenakan songkok hitam dengan bentuk tertentu. Tidak seperti 
songkok yang dikenal umumnya masyarakat Indonesia, songkok mereka 
seperti songkok orang Arab hanya saja warnanya hitam. Namun untuk penganut syiah di Indonesia tidak atau jarang yang memakai jenis songkok ini. Mungkin takut ketahuan identitas aslinya ya he.. he... he... 
2. Tidak shalat jum’at. Meskipun shalat jum’at bersama jama’ah, 
tetapi dia langsung berdiri setelah imam mengucapkan salam. Ini pernah admin lihat sendiri. Ketika sehabis shalat jum'at selesai langsung berdiri mengerjakan shalat 2 rakaat. Orang-orang 
akan mengira dia mengerjakan shalat sunnah, padahal dia menyempurnakan 
shalat Zhuhur empat raka’at, karena pengikut Syi’ah tidak meyakini 
keabsahan shalat jum’at kecuali bersama Imam yang ma’shum atau wakilnya.
3. Pengikut Syi’ah juga tidak akan mengakhiri shalatnya dengan 
mengucapkan salam yang dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul 
kedua pahanya beberapa kali. Dan ini pun pernah saya saksikan sendiri. Tapi masih belum berani menegur atau menanyakan langsung. Padahal kepingin banget ...
4. Pengikut Syi’ah jarang shalat jama’ah karena mereka tidak mengakui
 shalat lima waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu saja.
5. Mayoritas pengikut Syi’ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah 
yaitu batu/tanah (dari Karbala) yang digunakan menempatkan kening ketika
 sujud bila mereka shalat tidak didekat orang Sunni.
6. Jika Anda perhatikan caranya berwudhu maka Anda akan dapati bahwa 
wudhunya sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
7. Anda tidak akan mendapatkan penganut Syi’ah hadir dalam kajian dan ceramah Ahlus Sunnah.
8. Anda juga akan melihat penganut Syi’ah banyak-banyak mengingat 
Ahlul Bait; Ali, Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.
9. Mereka juga tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, 
Umar, Utsman, mayoritas sahabat dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu 
anhum.
10. Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak langsung berbuka puasa 
setelah Adzan maghrib; dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti Yahudi 
yaitu berbuka puasa jika bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan 
kata lain mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. 
(mereka juga tidak shalat tarawih bersama kaum Muslimin, karena 
menganggapnya sebagai bid’ah)
11. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan 
fitnah antara jamaah salafi dengan jamaah lain, sementara itu mereka 
mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain
 salafi. Ini tentu tidak benar.
12. Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah memegang dan 
membaca Al-Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk taqiyyah
 (kamuflase), karena Al-Qur’an yang benar menurut mereka yaitu al-Qur’an
 yang berada di tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
13. Orang Syi’ah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya menampilkan kesedihan di hari tersebut.
14. Mereka juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita khususnya 
para mahasiswi di perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai langkah 
awal untuk memenuhi keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita 
tersebut bila nantinya mereka menerima agama Syi’ah. Oleh sebab itu Anda
 akan dapati, Orang-orang Syi’ah getol mendakwahi orang-orang tua yang memiliki anak 
putri, dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syi’ah sehingga 
dengan leluasa dia bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut 
baik dengan sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika 
ada seorang yang ayah yang menerima agama Syi’ah, maka para pengikut 
Syi’ah yang lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk 
dimut’ah. Tentunya setelah mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut’ah. 
Semua kemudahan, kelebihan, dan kesenangan terhadap syahwat ini ada 
dalam diri para pemuda, sehingga dengan mudah para pengikut Syi’ah 
menjerat mereka bergabung dengan agama Syi’ah.
15. Ciri-ciri mereka sangat banyak. Selain yang kami sebutkan di atas
 masih banyak ciri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk 
menjelaskan semuanya di sini. Namun cara yang paling praktis ialah 
dengan memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika Anda 
mencela Khomeini, Sistani, Ahmadinejad, dan Iran. Tapi bila Anda 
menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah, atau 
sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak ada sedikitpun 
tanda-tanda kegundahan di wajahnya.
No comments:
Post a Comment