Seorang mukmin atau muslim yang baik tidak
akan berkata kotor, keji, melaknat, mencela, ataupun ghibah. Muslim sejati akan
berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu
mengenakkan dalam berbicara atau berkomentar.
Kita yang sering membaca
komentar di media sosial atau situs berita, maka akan menemukan banyak
sekali orang yang berkomentar dengan kasar, kotor, jorok, cabul,
menghujat, mencaci-maki, dan sebagainya, seakan-akan merekalah yang
paling benar (dan yang lainnya dinilai salah tentunya). dan yang lebih parah sudah menyangkut masalah SARA.
Komentar di media online atau media
sosial memang gampang. Semua orang berani berkomentar apa saja, terutama
mereka yang menggunakan nama, akun, atau identitas palsu. Hal inilah yang menjadikan semua orang merasa leluasa berbicara dan berekspresi.
Lain halnya di dunia nyata. Sedikit sekali orang yang berkomentar “seberani” di internet.
Di sisi lain, kita prihatin, banyaknya
komentar kasar, jorok, keji, mengumpan, mencela dan sebagainya itu, juga
menunjukkan “jati diri” bangsa Indonesia yang “katanya” ramah dan
santun. Kita jadi ragu, benarkah bangsa Indonesia ramah? Tapi mengapa
komentar bereka banyak yang keji, seolah-olah mereka tidak berpendidikan
dan “tidak beradab” (uncivilized)?
Jika yang suka komentar kotor, jeji,
kasar, mengumpat, mencela, dsb itu adalah orang beriman (mukmin/muslim),
maka jelas mereka bukan muslim yang baik. Kita harus ingatkan. Walaupun
kita mengkritik terhadap perbuatan yang buruk tetapi dalam berkomentar
atau menegur sebaiknya dengan kata-kata yang baik bukan dengan kata
kotor dll.
Kaum Muslim dididik dengan ajaran agama yang benar dan lurus. Islam itu rahmatan lil’alamin (menebar kasih sayang terhadap sesama) dan mengutamakan akhlak mulia (akhlaqul karimah).
Mukmin atau muslim yang baik tidak akan
berkata keji, kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya yang buruk-buruk.
Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang
lain, dan selalu mengenakkan dalam berbicara atau berkomentar.
Muslim yang baik itu bersikap “dewasa”,
tidak emosional, tidak suka menghujat, sabar, tenang, hatinya penuh
dengan dzikir, hatinya bersih, cool, calm, dan anti-kekerasan.
Melalui Rasulullah Saw, ajaran Islam mengajarkan kepada setiap kaum mukmin agar berkata yang baik saja atau diam. Qul khoiron auliyashmut. Berkata yang baik atau diam.
Rasulullah Saw juga menegaskan, orang beriman itu tidak suka mencela, melaknat, berkata-kata keji dan berbicara kotor.
لَيْسَ اْلمـُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لَا اللَّعَّانِ وَ لَا اْلفَاحِشِ وَ لَا اْلبَذِيِّ
“Bukanlah seorang mukmin orang yang
suka mencela, orang yang gemar melaknat, orang yang suka
berbuat/berkata-kata keji, dan orang yang berkata-kata kotor/jorok” (HR Bukhori, Ahmad, Al-Hakim, dan Turmudziy dari Ibnu Mas’ud).
Hadits shahih yang termaktub dalam kitab al-Adab al-Mufrad, Sunan at-Turmudziy, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah itu menegaskan jati diri dan perangai mulia kaum mukmin sejati.
Tegasnya, Muslim yang Baik Tidak Akan
Berkata Kasar & Kotor, termasuk dalam berkomentar di media online
atau media sosial, sekalipun identitasnya disembunyikan atau “palsu”.
Semoga kita diberi kekuatan untuk
menjadi Muslim yang Baik, taat perintah Allah dan Rasul-Nya, termasuk
tidak berkata kasar, kotor, keji, mengumpat, dan sebagainya. Amin
No comments:
Post a Comment