Hari Jum’at adalah penghulunya hari (sayyidul ayyam) sedangkan bulan
Rajab termasuk bulan yang dimulyakan (Asyhurul Hurum). Dua kemuliaan
tersebut bertemu pada hari ini.
Dari Aus bin ‘Aus, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya di
antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at. Di hari itu
Adam diciptakan, di hari itu Adam diwafatkan, di hari itu tiupan
sangkakala pertama dilaksanakan, di hari itu pula tiupan kedua dilakukan.” (HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad).
Banyak hadits yang menjelaskan betapa agungnya hari Jum’at. Bahkan hari Jum’at merupakan salah satu hari raya ummat Islam.
Namun sayang, di Negara Indonesia hari Jum’at menjadi hari yang sama
nilainya dengan hari-hari lain kecuali Sabtu dan Ahad. Kedua hari
tersebut benar-benar diagungkan di Negara kita tercinta ini, dengan cara
meliburkan sekolah-sekolah dan para pekerja. Padahal seperti kita
ketahui, hari Sabtu adalah hari beribadah ummat Yahudi dan hari Ahad
adalah hari sucinya ummat Nashrani. Ironi di Negara yang mayoritas
penduduknya Muslim.
Ada beberapa sunnah yang biasa Rasul Saw kerjakan khusus di hari Jum’at, diantaranya:
Memperbanyak Shalawat atas Nabi Saw. Dari Abu Umamah, Rasulullah Saw bersabda, “Perbanyaklah
shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan
diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak
bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat
nanti.” (HR. Baihaqi).
Membaca surat Al-Kahfi. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, akan bersinar baginya cahaya antara dirinya dan Baitul Haram.” (HR. Baihaqi).
Membaca surat Al-Kahfi dari awal hingga akhir di hari Jum’at
merupakan kebiasaan yang Nabi Saw lakukan. Rentang waktunya dimulai
sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga terbenamnya matahari di
hari Jum’at.
Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan pada saat shalat shubuh. Dari
Abu Hurairah, beliau berkata, “Nabi Saw biasa membaca pada shalat
Shubuh di hari Jum’at “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at
pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkura” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim).
Mandi besar. Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang mandi
pada hari jum’at dan memakai pakaian terbaik yang dimiliki, memakai
harum-haruman jika ada, kemudian pergi jum’at dan di sana tidak
melangkahi bahu manusia lalu ia mengerjakan sholat sunnah, kemudia
ketika imam datang ia diam sampai selesai sholat jum’at maka
perbuatannya itu akan menghapuskan dosanya antara jum’at itu dan jum’at
sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
Terlepas dari wajib atau tidaknya mandi sebelum berangkat ke Masjid, yang pasti hal ini sangat dianjurkan oleh Nabi Saw.
Datang ke Masjid lebih awal. Dari Abu hurairoh berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Pada
hari jum’at disetiap pintu mesjid ada beberapa malaikat yang mencatat
satu persatu orang yang hadir sholat jum’at sesuai dengan kualitas
kedudukannya, Apabila imam datang/ naik mimbar maka para malaikat itu
menutup lembaran catatan tersebut lalu meraka bersiap-siap mendengarkan
khutbah, perumpamaan orang yang datang lebih awal seperti orang yang
berqurban seekor unta gemuk, orang yang datang berikutnya seperti orang
yang berqurban sapi, dan orang datang berikutnya seperti orang yang
berqurban kambing, dan orang yang datang berikutnya seperti orang yang
bersedeqah ayam, dan orang yang datang berikutnya (kelompok akhir)
seperti orang yang bersedekah sebutir telur.” (H.R Bukhori).
Para karyawan dan anak-anak yang masih sekolah di sekolah umum,
sangat sulit untuk pergi ke Masjid lebih awal. Karena mereka baru bisa
keluar 30 menit sebelum azan dikumandangkan.
No comments:
Post a Comment