Acungan jari tengah dengan jari yang lain tergenggam sudah lama jadi
simbol penghinaan atau umpatan, khususnya di negara-negara Barat. Nah,
sebenarnya sejak kapan sih hal ini dilakukan, apa maksudnya dan kenapa
kok jadi simbol yang berarti enggak enak begitu?
Berdasarkan catatan sejarah seperti diungkapkan oleh BBC,
simbol jari tengah ini rupanya sudah ada sejak Abad IV Sebelum Masehi,
tepatnya di Athena, Yunani kuno. Saat itu seorang filsuf terkenal,
Diogenes, tengah mengritik seorang politisi yang juga ahli pidato,
Demosthenes. Saking gemasnya, di hadapan para tamunya, Diogenes lantas
mengacungkan jari tengahnya seraya mencela sang politisi, “Dia tukang nggombal!”
Seorang antropolog, Desmond Morris, menyebut bahwa acungan jari
tengah ini adalah salah satu bentuk penghinaan yang paling tua. “Jari
tengah menjadi simbol phallus atau kemaluan laki-laki dan jari
lain yang mengepal adalah simbol buah zakar. Dengan melakukannya pada
orang lain, Anda seperti menunjukkan kemaluan, yang artinya ‘ini
kemaluan yang kau tunjukkan ke orang lain,’” katanya. Orang Romawi
beberapa abad kemudian menyebut jari tengah sebagai digitus impudicus atau jari penghina.
Ahli sejarah Romawi, Tacitus, pernah menulis bahwa para pejuang
Jerman mengejek pasukan Romawi dengan mengacungkan jari tengah. Orang
Amerika yang kini paling banyak terlihat menggunakan simbol tiga jari
itu, khususnya yang dipopulerkan lewat film-film Hollywood, kemungkinan
mengambil kebiasaan ini dari para imigran Italia. Simbol itu kali
pertama terekam dalam sebuah foto dari tahun 1886 saat para pemain
bisbol klub Boston Beaneaters berfoto bersama rival mereka, New York
Giants. Saat itu salah satu pemain Boston terlihat mengacungkan jari
tengahnya.
Kini, simbol jari tengah itu sudah dipakai di seluruh dunia, dan bisa
terlihat dalam aksi-aksi protes, pertandingan olahraga atau konser
musik. Desember lalu, striker Liverpool, Luis Suarez terfoto
mengacungkan jari tengahnya ke arah suporter Fulham saat klubnya kalah.
FA pun langsung menghukumnya atas dakwaan “perilaku tak pantas” dan
menskorsnya satu pertandingan.
Meski pada awalnya acungan jari tengah dianggap sebagai simbol alat
kelamin laki-laki, menurut Ira Robbins, guru besar hukum American
University di Washington DC, saat ini arti tersebut sudah tak digubris
lagi, Bahkan, simbol itu justru makin dianggap wajar. “Gerakan itu sudah
sangat terpatri dalam kehidupan sehari-hari, baik di negeri ini maupun
di negeri lain. Artinya pun sudah bermacam-macam, seperti kemarahan,
protes atau kegembiraan, jadi sudah bukan melulu berarti alat kelamin,”
tegasnya.
No comments:
Post a Comment