Sebagai Muslim yang taat kita sangat dianjurkan untuk
mempelajari sejarah umat terdahulu yang diazab oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala karena kedurhakaannya. Meski dianjurkan untuk dijadikan
pelajaran, namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan
agar umatnya tidak berlama-lama berada di tempat di mana azab Allah
pernah turun. Berikut ini di antara tempat-tempat yang pernah diazab itu.
1. Pompeii
Dua tembok dari situs Pompeii yang paling ramai dikunjungi wisatawan
rubuh akhir tahun 2010, akibat curah hujan yang tinggi dan kurangnya
perhatian pemerintah Italia. Situs warisan dunia itu bercerita banyak
tentang kehidupan bangsa Romawi.
Ketika Gunung Vesuvius mengalami letusan hebat pada pagi hari 24
Agustus 79 M, penduduk kota Pompeii menjalani hari seperti biasanya.
Pliny muda (pejabat dan penyair Romawi) menceritakan kisah menyeramkan
itu lewat surat-surat bersejarahnya.
Letusan berlangsung terus menerus selama 24 jam diiringi hujan debu,
awan panas serta lava pijar. Hanya sebagian orang yang segera
menyelamatkan diri saat letusan pertama, berhasil selamat. Awan panas
yang muncul setelah kubah lava runtuh memanggang Pompeii, dan hujan abu
vulkanik mengubur penduduk hidup-hidup. Keterkejutan terlihat jelas
dalam ekspresi mayat-mayat membatu yang ditemukan di Pompeii. Usai
bencana biasanya kota yang hancur dibangun kembali, tapi tidak demikian
halnya dengan Pompeii.
Sebelum hancur, kota itu adalah salah satu kota plesir bangsa Romawi.
Letaknya di Semenanjung Napoli (Naples). Pompeii, yang merupakan simbol
dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat
perzinaan dan homoseks. Pesta seks di pemandian umum menjadi bagian dari
gaya hidup. Pemandian umum di Pompeii sudah eksis jauh sebelum
pemandian serupa ada di kota Roma. Dari lukisan dinding yang ditemukan
di bangunan-bangunan Pompeii terlihat jelas kegilaan penduduknya akan
seks.
2. Laut Mati
Laut mati adalah tempat terendah yang ada di permukaan bumi,
permukaan airnya berada 422 meter di bawah permukaan laut. Pantainya
laut seluas 402 km persegi itu paling kering di dunia. Tingkat
keasinannya mencapai 28-35%, padahal normalnya keasinan laut hanya 3-6%.
Laut Mati terletak di Lembah Yordan, yang berbatasan dengan Tepi Barat,
Yordania dan wilayah Palestina yang dikuasai Israel.
Para arkeolog yang bekerja di situs Tall As-Sa`idiyah di sebelah
utara Laut Mati mendapati bahwa sekitar Zaman Perunggu (1800-2350 SM) di
sana terdapat kehidupan. Saat itu iklim di kawasan tersebut tidak
kering seperti sekarang. Antropolog forensik AS, Prof Mike Finnegan
meneliti tiga kerangka pria di Numeira selatan Laut Mati dari tahun 2350
SM. Dia menyimpulkan bahwa ketiganya mati karena tertimpa bebatuan
akibat gempa besar. Kemungkinan bahwa di daerah tersebut terjadi gempa
sedikitnya 6 skala Richter dibenarkan geolog Israel Shmuel Marco, karena
banyak terdapat patahan.
Ronald Eldon Wyatt petualang Amerika tahun 1989 dan 1990 mendatangi
Laut Mati untuk mencari lokasi kota Sodom, Gomorrah, Adman, dan Zeboim
yang disebutkan dalam Bibel ada di sekitar Kanaan. Dia mengamati lapisan
geologi yang ada. Salah satu temuannya adalah lempengan tanah garam
dengan bercak belerang kuning di dalamnya. Temuan seperti itu berceceran
di sana, termasuk bongkahan-bongkahan belerang sebesar ibu jari.
Tahun 1924 William Albright and Melvin Kyle juga menemukan hal yang sama. Dalam bukunya “Exploration at Sodom”,
Dr Melvin Kyle menulis, “… di sebuah daerah yang dihujani belerang
pasti akan menunjukkan adanya belerang. Ya, memang begitu adanya. Kami
memungut belerang murni dalam potongan sebesar ujung ibu jari saya.”
Belerang itu bercampur dengan napal (tanah semen) dari pegunungan sisi
barat dari laut dan ditemukan di sepanjang pantai dan di seberang timur,
yang jaraknya 4-5 mil dari bongkahan belerang yang ditemukan Kyle.
“Entah bagaimana tersebar jauh dan luas di dataran ini,” tulis Kyle.
Al-Qur`an menceritakan kehancuran kaum Nabi Luth yang diazab karena perilaku homoseksualnya.
“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika
matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik
ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras.
Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Kami)
bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota
itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).” (QS: Al-Hijr [15]: 73-76).
3. Petra
Kota kuno Petra terletak di timur Wadi Araba, Yordania. Petra yang
dalam bahasa Yunani berarti batu, dibangun oleh bangsa Arab nomaden al-Anbaath
(jamak dari Nabaath). Tidak jelas kapan kota yang dibangun di
pegunungan batu berwarna kemerahan itu didirikan. Menurut kepercayaan
Nasrani, kota itu sudah ada dan berjaya sebelum dan sesudah Nabi Isa
`Alaihissalam dilahirkan. Orang-orang al-Anbaath menguasai perdagangan
kemenyan, dupa dan rempah-rempah, hingga ke daerah Mesopotamia (Iraq).
Petra menjadi situs warisan dunia pada 6 Desember 1985. Keajaiban
Petra tidak hanya pada bangunan kota yang tingginya mencapai 30 meter
lebih dan dibentuk dengan memahat gunung batu, tapi juga pada sistem
pengairannya yang canggih. Air disimpan secara efisien untuk seluruh
kota, dialirkan melalui pipa-pipa tanah liat dari Wadi Musa. Pipa air
juga dipasang sepanjang jalur perdagangan yang tandus di timur hingga ke
Mediterania.
Orang al-Anbaath penyembah Manat, Latta, Uzza dan Dusharra. Petra
akhirnya dikuasai Kerajaan Romawi sampai 363 M, saat sebuah gempa
dahsyat meluluhlantakkan sebagian besar kota. Setelah kejadian itu, kota
dibiarkan hancur dan perlahan mulai dilupakan orang. Hanya segelintir
Arab Badui kadang melewatinya.
Tahun 1812 Johann Ludwig Burckhardt dari Swiss berhasil membujuk Arab
Badui setempat untuk memperlihatkan kota Kuno yang pernah dibacanya
dari buku. Petra kemudian menjadi tempat tujuan wisata seluas 264.000
meter persegi.
4. Madain Shalih
Madain Shalih artinya kota Nabi Shalih, yang berdasarkan kisah dalam
al-Qur`an dihuni oleh kaum Tsamud. Seperti Petra, kota itu dibangun
dengan memahat gunung batu sehingga disebut al-Hijr. Menurut Dr Abdul
Rahman al-Ansari dan Dr Hussein Abu al-Hassan, al-Hijr dibangun untuk
menyuplai bekal perjalanan karena letaknya yang berada di jalur
perdagangan kala itu. Al-Hijr adalah kota yang sangat makmur pada
zamannya.
Sekitar tahun pertama Masehi, al-Hijr ditaklukan al-Anbaath, yang
kemudian menjadikannya ibukota kedua setelah Petra. Al-Hijr lalu
dijadikan markas militer dalam menghadapi Romawi.
Kaum Tsamud yang mendiami al-Hijr diazab oleh Allah dengan satu suara
keras yang menggelegar hingga mati bergelimpangan di rumah-rumah
mereka. Sebab, menolak seruan Nabi Shalih yang mengajak mereka
meninggalkan penyembahan berhala dan karena membunuh unta Nabi Shalih.
Peristiwa ini diabadikan Al-Quran dalam Surat Al A’raf.
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka,
Saleh. Ia berkata. “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata
kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya,
dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang
pedih.”
“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan
tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang
datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka
ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi
membuat kerusakan.” (QS: Al A’raf [7]: 73-74)
Al-Hijr atau Hegra terletak 20 km utara kota Al-`Ula dan 400 km barat
laut Madinah, Arab Saudi. UNESCO memasukkannya ke dalam daftar situs
warisan dunia pada tahun 2008.
No comments:
Post a Comment