
Surat Al-Fatihah yang
 merupakan surat pertama dalam Al Qur’an dan terdiri dari 7 ayat adalah 
masuk kelompok surat Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan saat Nabi 
Muhammad di kota Mekah. Dinamakan Al-Fatihah, lantaran letaknya berada 
pada urutan pertama dari 114 surat dalam Al Qur’an. Para ulama 
bersepakat bahwa surat yang diturunkan lengkap ini merupakan intisari 
dari seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian dirinci oleh surat-surat 
sesudahnya. Surat Al-Fatihah adalah surat Makkiyyah, yaitu surat yang 
diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat ini
 berada di urutan pertama dari surat-surat dalam Al-Qur’an dan terdiri 
dari tujuh ayat. Tema-tema besar Al Qur’an seperti masalah tauhid, 
keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang beriman, ancaman dan 
peringatan bagi orang-orang kafir serta pelaku kejahatan, tentang 
ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan 
sengsara karena mengingkari-Nya, semua itu tercermin dalam ekstrak surat
 Al Fatihah.
Nama Lain Surat Al Fatihah 
   
       Surat Al Fatihah memiliki banyak nama. Di antaranya; Fatihatul 
Kitab (pembuka kitab/Al Qur’an). Karena Al Qur’an, secara penulisan 
dibuka dengan surat ini. Demikian pula dalam shalat, Al Fatihah sebagai 
pembuka dari surat-surat lainnya. Al Fatihah dikenal juga dengan sebutan
 As Sab’ul Matsani (tujuh yang diulang-ulang). Disebabkan surat ini 
dibaca berulang-ulang pada setiap raka’at dalam shalat. Dinamakan juga 
dengan Ummul Kitab. Karena di dalamnya mencakup pokok-pokok Al Qur’an, 
seperti aqidah dan ibadah. Menurut al-Qurtubhi surat al-Fatihah memiliki
 12 nama, yakni al-salah (salat, doa), fatihatul kitab (induk alkitab), 
ummul kitab (induk al-Quran), al-matsani (berulang-ulang), al-quranul 
‘azhim (al-Quran yang agung), asy-syifa (penawar, obat, penyembuh), 
ar-ruqyah (rukyah), al-asas (fondasi), al-wafiyah (yang menyeluruh, 
komprehensif), al-kafiyah (yang sempurna) dan al-fatihah (pembuka).
 
        Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata : telah bersabda 
Rasulullah SAW : Al-Hamdulillah (Al-Fatihah) adalah Ummul Qur’an, Ummul 
Kitab, As-Sabul Matsaani dan Al-Qur’anul Adhim. (HR. At-Tirmidzi dengan 
sanad sahih). Dinamakan dengan Ummul Kitab atau Umul Qur’an, yaitu induk
 Al-Qur’an, karena di dalamnya mencakup inti ajaran Al-Quran.Membaca Al-Fatihah Adalah Rukun Shalat
          Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidak
 ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah).”
 (HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu). 
Dalam sabda yang lain beliau mengatakan yang artinya, “Barangsiapa yang 
shalat tidak membaca Ummul Qur’an (surat Al Fatihah) maka shalatnya 
pincang (khidaaj).” (HR. Muslim)
Al Fatihah Adalah Surat Paling Agung Dalam Al Quran
 
        Dari Abu Sa’id Rafi’ Ibnul Mu’alla radhiyallahu ‘anhu, beliau 
mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, 
“Maukah kamu aku ajari sebuah surat paling agung dalam Al Quran sebelum 
kamu keluar dari masjid nanti?” Maka beliau pun berjalan sembari 
menggandeng tanganku. Tatkala kami sudah hampir keluar maka aku pun 
berkata; Wahai Rasulullah, Anda tadi telah bersabda, “Aku akan 
mengajarimu sebuah surat paling agung dalam Al Quran?” Maka beliau 
bersabda, “(surat itu adalah) Alhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin (surat Al 
Fatihah), itulah As Sab’ul Matsaani (tujuh ayat yang sering 
diulang-ulang dalam shalat) serta Al Quran Al ‘Azhim yang dikaruniakan 
kepadaku.” (HR. Bukhari, dinukil dari Riyadhush Shalihin cet. Darus 
Salam, hal. 270)
         Al-Fatihah adalah surat yang paling 
utama. Dari Anas bin Malik ra. berkata: Tatkala Nabi saw dalam sebuah 
perjalanan lalu turun dari kendaraannya, turun pula seorang lelaki di 
samping beliau. Lalu Nabi menoleh ke arah lelaki tersebut kemudian 
berkata: “Maukah kamu aku beritahukan surat yang paling utama di 
dalam al-Quran? Anas berkata: Kemudian Nabi saw membacakan ayat ‘segala 
puji bagi Allah Tuhan semesta alam.’
        Al-Fatihah dapat
 digunakan untuk meruqyah. Dari Abi Sa’id al-Khudry dan Abu Hurairah ra 
(keduanya) berkata: “Rosulullah saw bersabda, surat pembuka al-Kitab 
dapat menyembuhkan dan menawarkan racun.” Mengucapkan amin akan 
menghapus dosa-dosa. Dari Abu Hurairah ra., Sesungguhnya Nabi saw 
bersabda: “Jika imam mengucapkan ‘ghoiril magdhubi ‘alaihim waladh 
dhallin’, maka sambutlah dengan ucapan ‘amin’, karena para malaikatpun 
mengucapkan ‘amin’ dan sesungguhnya imampun mengucapkan ‘amin’ pula. 
Maka barang siapa yang ucapan ‘amin’-nya sesuai dengan ucapan malaikat, 
akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
         Allah tidak 
pernah menurunkan dalam Taurat dan Injil yang seperti surat Al-Fatihah. 
(HR. At-Tirmidzi dengan sanad sahih). Al-Fatihah adalah Ruqyah, yaitu 
jampi-jampi untuk mengobati penyakit. (HR. Bukhari). Shalat tidak sah 
tanpa membaca Al-Fatihah. (HR. Muslim dan An-Nasa’i).        Al-Fatihah adalah
 dialog hamba dengan Allah Taa’la. (HR. Muslim dan An-Nasa?i). Dari Abu 
Hurairah r.a dari Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa shalat yang tidak
 membaca di dalamnya Ummul Qur’an (Al-Fatihah) maka shalatnya tidak 
sempurna (Rasulullah SAW mengulanginya tiga kali).
        Lalu 
ditanyakan kepada Abu Hurairah r.a : Bagaimana apabila kita dibelakang 
imam. Abu Hurairah r.a menjawab: Bacalah (Al-Fatihah) dalam dirimu, 
karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Allah 
Azza wa Jalla berfirman: Aku membagi shalat (Al-Fatihah) antara Aku 
dengan hambaKu menjadi dua bagian dan bagi hambaKu apa yang dia minta.
 
       Apabila dia (hamba) mengucapkan: Segala puji hanya bagi Allah, 
Tuhan sekalian alam.  Allah Taa’la menjawab: Hambaku memujiKu.Dan 
apabila dia (hamba) mengucapkan: Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah
 Taa’la menjawab: HambaKu menyanjung-nyanjungKu. Dan apabila dia (hamba)
 mengucapkan: Yang menguasai hari pembalasan. Allah Taa’la menjawab: 
HambaKu mengagung-agungkanKu. Dan apabila dia (hamba) mengucapkan: Hanya
 kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon 
pertolongan. Allah Taa’la menjawab: Ini adalah antara Aku dengan hambaKu
 dan bagi hambaKu apa yang dia minta. Dan apabila dia (hamba) 
mengucapkan: Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang
 yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka 
yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Allah Taa’la 
menjawab: Ini adalah untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dia minta. 
(HR. Muslim dan An-Nasai).Asbabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya) surat Al-Fatihah       
 Sebagaimana diriwatkan oleh Ali bin Abi Tholib mantu Rosulullah 
Muhammad saw: “Surat al-Fatihah turun di Mekah dari perbendaharaan di 
bawah ‘arsy’”
        Riwayat lain menyatakan, Amr bin Shalih bertutur kepada kami:“Ayahku
 bertutur kepadaku, dari al-Kalbi, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia 
berkata: “Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut 
nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah
 Tuhan Semesta Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “Semoga 
Allah menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada).”
         Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosulullah
 saw. bersabda saat Ubai bin Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau, 
“Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal 
surat ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran. Sesungguhnya surat
 ini adalah as-sab’ul matsani (tujuh kalimat pujian) dan al-Quran 
al-’Azhim yang diberikan kepadaku.”
sumber: http://www.elfawaz.com/
Dengan melihat hadits-hadits dalam kitab Khazinatu al-Asrar hal. 108-115, dapat disimpulkan beberapa kelebihan membaca surah al-Fatihah, antara lain:
- Diampuni dosa
 - Diterima kebaikan
 - Aman dari Marah Allah Swt.
 - Dibebaskan lidah pembacanya dari Api neraka
 - Terlepas dari azab kubur, azab neraka, dan azab hari kiamat
 - Berjumpa dengan Allah Swt. sebelum para ambiya dan para Aulia
 - Orang yang membaca al-Fatihah seolah ia telah membaca kitab taurat, injil, zabur, al-Quran, suhuf idris As., dan suhuf Ibrahim As. tujuh kali.
 - Mendapat derajat yang tinggi dalam surga.
 - Orang yang membaca al-Fatihah seolah ia telah menyedekahkan emas di jalan Allah Swt.
 - Setiap satu ayat dari al-Fatihah menjadi penutup satu pintu neraka
 - Rumah yang dibacakan surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas tidak akan ditimpa kefakiran dan banyak kebaikan.
 - Membaca surah al-fatihah, ayat kursi, dan dua ayat dari ali Imran setiap selesai shalat akan dibalas oleh Allah Swt. dengan surga, dipandang oleh Allah Swt. 70 kali setiap hari, ditunaikan hajat, dimenangkan dari musuh dan pendengki.
 - Membaca al-Fatihah dan surah al-Ikhlas sebelum tidur akan mendapatkan keamanan dari apapun kecuali maut.
 
Alquran
 adalah firman Allah swt berbahasa Arab, diwahyukan kepada Nabi Muhammad
 saw melalui malaikat Jibril. Harus dibaca menurut adanya, dan mukjizat 
bagi kerasulan Rasulullah saw.
Ayat ayatnya diturunkan 
secara berangsur-angsur, namun bentuk akhirnya ialah seperti yang kita 
lihat sekarang ini, yaitu dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri 
dengan surat an-Naas. Penempatan ayat dan surat-suratnya adalah sesuai 
dengan petunjuk Jibril sendiri yang selalu mengontrol hafalan Rasulullah
 pada tiap bulan Ramadhan. Malah pada Ramadhan terakhir dari kehidupan 
Nabi, Jibril mengontrol hafalan beliau sampai dua kali.
Jadi,
 Alquran bukanlah buku roman atau tulisan di koran yang dengan mudah 
dapat saja diputar-balik atau pun di “tuka take”. Kita yakin, buku biasa
 ataupun tulisan koran pun kalau dibolak-balik akan mengubah arti dari 
maksudnya semula. Boleh jadi artinya akan bertolak belakang. Konon pula 
kalam Allah swt Yang Mahasuci.
Seruan untuk mengulang 
susun seperti yang ditanyakan, kita yakin berasal dari orientalis yang 
sejak dari tahun 1143 M terus menerus memikirkan cara terbaik untuk 
menjauhkan umat Islam dari agamanya. Penelitian-ke penelitian mereka 
lakukan, akhirnya sampai kepada kesimpulan bahwa umat Islam tetap teguh 
dan selamanya mereka akan berpegang pada Alquran.
Alquran 
pun tidak mungkin diubah-ubah. Tapi, katanya, “kita akan mampu 
menyalah-nyalahi pengertian Alquran. Kita akan mampu menjauhkan mereka 
dari as-Sunnah dan akan mampu pula mengajak mereka untuk memutarbalikkan
 letak ayat ataupun suratnya”. Untuk itu dengan gigih mereka berusaha 
keras. Yang paling aktif dalam usaha antara lain, A.J Albarry, Alfred 
Goom, Carra da Vaux, Goldziher, S. Zweimar, Hitti, Wansirok, Massignon, 
Me. Donald, Maraoliouth, Nicholson, Henry Lammons, J. Schact, Noldaka, 
Casanova dan lain-lain.
Akhirnya pada tahun 1925 melalui 
Kongres Besar, Orientalis merumuskan garis garis besar program yang 
antara lain disebutkan: Kita mendorong umat Islam untuk menyusun kembali
 Alquran secara periodik penurunan, bukan lagi seperti susunan yang ada 
sekarang. (cf. Muslim Ibrahim, Orientalis dan Islam hal. 30 – 48).
Tidak
 cukup dengan anjuran, pada tahun 1689, Maracci, menterjemahkan Alquran 
ke dalam bahasa latin. Dalam muqaddimah terjemahan itu diutarakan 
bantahannya yang cukup tegas terhadap kebenaran Alquran. Kemudian 
muridnya, J.M Rodwell melanjutkan usaha penyusunan Alquran menurut 
urutan penurunannya. Dalam susunan yang resmi pada tahun 1881 ini, 
nampak jelas pemutarbalikkan ayat-ayat, sehingga pengertiannya menjadi 
tidak utuh lagi.
Dengan dalih metodologi yang tak berisi 
itu, pendeta Kristen ini telah berhasil memberikan gambaran jelek 
terhadap Alquran kepada khalayak Barat, berikut dengan kekejaman dan 
kedhaliman ajaran Islam. (cf. Ar-Raadhy, al-Istisyraaq Wal 
Mustasyriquun, hal 173, bandingkan dengan Departemen Agama, Al-Qur’an 
dan terjemahannya, hat 35-36).
Jadi masalah ini, 
sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Sponsornya pun bukan orang tidak 
kita kenal. Mereka adalah para orientalis ekstrim yang Allah swt sendiri
 telah membayangkan kepada kita melalui ayat 120 surat al Baqarah: 
“Lantardhaa’ankal Yahudu walan Nashaara Hatta Tattabi’a Milatuhum…”
Yang
 kita sesalkan hanyalah, kok ada di antara kita orang bermati-matian 
“menari” mengikuti “gendang” mereka. Bangga dengan pakaian yang kafirpun
 terkadang malu memakainya. Mereka sreg dengan menayang atau menyaksikan
 film-film yang “jin afret” pun hanya melihat menjelang acara telanjang,
 seperti film See of Love banyak juga beredar di toko-toko CD murahan.
Kita
 akan lebih kesal lagi, tatkala kita tahu, yang “ menari” itu adalah 
orang pintar yang memiliki segudang gelar. Mustahil mereka tidak 
mengetahui bahwa penyusunan Alquran adalah “tauqiifi”. Bila direvisi 
susunannya, pengertiannya akan terputus, pemahamannya akan 
terpotong-potong, tersendat di tengah jalan, ibarat aliran listrik yang 
tidak bersambung. Akibatnya kegelapanlah yang akan timbul dan 
kakacauanpun akan terjelma. Maka tercapailah sudah maksud al-Kaafiruun 
itu.
Pada pertengahan abad yang lalu usaha seperti ini 
pernah juga muncul di Beirut (Lebanon). Namun karena tantangan dahsyat 
dari ulama, sarjana, cendikiawan dan organisasi beberapa negara yang 
umatnya beragama Islam, usaha itu menjadi mati sebelum tumbuh. Akan 
tetapi setan tidak pernah mati sebelum kiamat.
Maka 
akhir-akhir ini muncul pula “gendang” lama itu dengan irama dan pakaian 
baru, mungkin bersemboyankan modern, rasional, liberal, metodologis, 
ataupun dengan alasan-alasan lain yang membuat orang Islam terhanyut 
dibawa arus orientalisme. “Nggak usah yaa !… Kita ber”haqqul yaqiin” 
dengan “Innasyaithaana lakum `aduwwum mubiin “.
Kita iman 
benar bahwa penafsir Alquran yang pertama dan utama adalah Rasulullah 
saw dengan hadits Qauly, Fi’ly dan Taqrirynya. Berdasarkan as-Sunnah, 
diketahui rahasia perurutan ayat dan surat Alquran, sebagaimana yang 
diuraikan As-Sayuuthy dalam Asraarut Tikraari Fit Quran.
untuk lebih jelasnya..perhatikan uraianku berikut ini
Perlu
 diketahui bahwa jauh sebelum awal mula diturunkan dari langit, Al-Quran
 Al-Kariem sudah ada di langit. Bahkan Al-Quran Al-Kariem sudah ada jauh
 sebelumnya lagi. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa paling tidak 
Al-Quran Al-Kariem mengalami dua kali masa penurunan. Awalnya adalah 
turunnya Qur'an sekaligus di Baitul 'Izzah di langit dunia agar para 
malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur'an 
diturunkan kepada rasul kita Muhammad SAW secara bertahap selama dua 
puluh tiga tahun. Penurunan yang kedua ini sesuai dengan 
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai 
wafatnya.
Susunan Al-Quran yang ada sekarang ini sesuai 
dengan susunannya sebelum diturunkan ke muka bumi. Dimulai dengan surat 
Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Sedangkan mengapa ketika 
diturunkan ke muka bumi ini tidak urut, tentu ada banyak hikmah di balik
 semua itu. Tapi yang jelas, setiap kali ada ayat yang turun, Jibril 
memberitahukan posisi ayat tersebut dalam susunan aslinya. Dan 
Rasulullah SAW kemudian menjelaskan di manakah sebuah ayat harus 
diletakkan. Sehingga ketika semua ayat sudah turun, sama sekali tidak 
ada perbedaan antara susunannya di langit dengan yang ada di dunia.
Aku 
 akan sebutkan hikmah di balik peristiwa turunnya ayat Al-Quran secara 
berangsur-angsur dan tidak sesuai dengan urutannya. Antara lain :
1. Untuk Menguatkan atau Meneguhkan Hati Rasulullah SAW.
Rasulullah
 SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada menusia, tetapi ia menhgadapi 
sikap mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang 
oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala. 
Mereka senantiasa melemparkan berbagai macam gangguan dan ancaman kepada
 Rasul. Pada dengan hati tulus ia ingin menyampaikan segala yang baik 
kepada mereka, sehingga dalam hal ini Allah mengatakan:
"Maka
 barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah 
mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini."
 (al-Kahfi: 6).
Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari 
waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan
 memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah 
tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya 
sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut dimusim panas yang 
segera akan berakhir.
2. Untuk Menjadi Tantangan kepada Orang Kafir Sekaligus sebagai Mukjizat.
Orang-orang
 musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga 
melampaui batas. Mereka sering mangajukan pertanyaan-pertanyaan dengan 
maksud melemahkan dan menentang. Untuk menguji kenabian Rasulullah. 
Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk 
akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat:
Mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat. (al-Araf: 187).
Dan minta disegerakannya azab:
Dan mereka itu meminta kepadamu untuk disegerakan azab. (al-Hajj: 47).
Maka
 turunlah Qur'an dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi 
kebenaran dan memberikan jawaban yang amat jelas atas pertanyaan mereka,
 misalnya firman Allah:
Kemudian mereka mengambil 
tuhan-tuhan selain daripada-Nya, yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan 
apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk sesuatu 
kemudharatan dari dirinya dan tidak suatu kemanfaatanpun dan tidak kuasa
 mematikan, menghidupkan dan tidak membangkitkan. (al-Furqan: 3).
Maksud
 ayat tersebut ialah "Setiap mereka datang kepadamu dengan pertanyaan 
yang aneh-aneh dari sekian pertanyaan yang sia-sia, Kami datangkan 
padamu jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik maknanya dari 
semua pertanyaan-pertanyaan yang hanya merupakan contoh kesia-siaan 
saja."
Di saat mereka keheran-heranan dengan turunnya 
Qur'an secara berangsur, maka Allah menjelaskan kepada mereka dengan 
Qur'an yang diturunkan secara berangsur sedangkan mereka tidak sanggup 
untuk membuat yang serupa dengannya. Akan lebih melihatkan 
kemukjizatannya dan lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau Quran 
diturunkan sekaligus lalu mereka diminta membuat yang serupa dengannya.
Oleh
 sebab itu ayat diatas datang sesudah pertanyaan mereka. Mengapa Qur`an 
itu tidak diturunkan kepaanya sekali turun saja? Maksudnya ialah: Setiap
 mereka datang keadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil yang mereka 
minta seperti turunnya Al-Quran Al-Karim sekaligus, Kami berikan 
kepadamu menurut kebijaksanaan Kami membenarkanmu dan apa yag lebih 
jelas maknanya dalam melemahkan mereka, yaitu dengan turunnya Al-Quran 
Al-Karim secara berangsur.
Hikmah yang demikian juga telah
 diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat dlam beberapa riwayat dalam 
hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apabila orang-orang musyrik 
mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`
3. Untuk Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.
Al-Quran
 Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai 
membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan daya 
ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan 
dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan 
membukukannya, kemudian menghafal an memahaminya.
Dia-lah 
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara 
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka 
dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka 
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (al-Jumuah: 2)
4. Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.
Manusia
 tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru ini 
seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka dengan cara yang 
bijaksanadan memberikan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh 
yang dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat. 
Setiap kali terjadi suatu peristiwa, diantara mereka, maka turunlah 
hukum mengenai peristiwa itu yang menjelaskan statusnya dan penunjuk 
serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai 
dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara ini menjadi obat 
bagi hati mereka.
Pada mulanya Quran meletakkan 
dasar-dasar keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, 
rasul-rasul-nya, dan hari kiamat, serta apa yang ada dalam hari kiamat 
itu. Seperti kebangkitan, hisab, balasan, surga dan neraka. Untuk 
itu,Al-Quran Al-Karim menegakkan bukti-bukti dan alasaan sehingga 
kepercayaan kepada berhala tercabut dari jiwa orang-orang musyrik dan 
tumbuh sebagai gantinya akidah Islam.
Al-Quran Al-Karim 
mengajarkan ahlak mulia yang dapat membersihkan jiwa dan meluruskan 
kebengkokannya dan mencegah perbuatan yang keji dan munkar. Sehingga 
dapat terikikir habis akar kejahatan dan keburukan. Ia menjelaskan 
kaidah-kaidah halal dan haram yang menjadi dasar agama dan menancapkan 
tiang-tiangnya dalam hal makanan, minuman, harta benda, kehormatan dan 
nyawa.
Kemudian penetapan hukum bagi umat ini meningkat 
kepada penanganan penyakit-penyakit sosial yang mudah mendarah daging 
dalam jiwa mereka sesudah digariskan kepada mereka kewajiban-kewajiban 
agama dan rukun-rukun Islam yang menjadikan hati mereka penuh dengan 
iman, ikhlas kepada Allah dan hanya meyembah kepada-Nya serta tidak 
menyekutukan-Nya.
5. Bukti yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Al-Qur`an
 yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu lebih 
dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu,
 dan selama ini orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah. 
Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali 
dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta 
ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikkan untaian 
mutiara yang indah yang belum ada bandigannya dalam perkataan manusia:
Alif
 laam raa, suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta 
dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Yang Maha 
Bijaksana lagi Maha Tahu, (Hud: 1).
Seandainya Qur`an ini 
perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa dan
 kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian dan saling 
bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.
Maka
 apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an? Kalau kiranya Al Qur`an 
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang 
banyak di dalamnya.` (an-Nisa': 82).
Hadis-hadis 
Rasulullah SAW sendiri yang merupakan puncak kefasihan yang paling 
bersastra sesudah Quran tidaklah tersusun dalam sebuah buku dengan 
ungkapan yang lancar serta satu dengan yang lain saling berkait dalam 
satu kesatuan dan ikatan seperti halnya Al-Quran Al-Karim atau dalam 
bentuk susunan yang serasi dan harmoni yang mendekatinya sekalipun, 
apalagi ucapandan perkataan manusia lainnya.
Katakanlah, 
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa 
Al Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa 
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian 
yang lain." (al-Isra: 80)
Alquran itu sempurna.jika ada yg
 tanya mengapa surat yg dimulai dgn AL FATIHAH dan diakhiri surat 
AN-NAAS..adlh pertanyaan yg berasal dari kaum anti islam dan pd akhirnya
 terpengaruh juga oleh umat muslim.padahal itu itu utk membuat muslim 
ragu dan berfikir seharusnya sempurna begini begitu agar quran 
sempurna.sbg muslim cukuplah kita berfikir.tidak ada yg lebih baik..dari
 apa yg telah dilakukan..sejak awal penyusunan..di banding kitab 
lain...
Wallahu `Alam
No comments:
Post a Comment