Surat Al-Fatihah yang
merupakan surat pertama dalam Al Qur’an dan terdiri dari 7 ayat adalah
masuk kelompok surat Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan saat Nabi
Muhammad di kota Mekah. Dinamakan Al-Fatihah, lantaran letaknya berada
pada urutan pertama dari 114 surat dalam Al Qur’an. Para ulama
bersepakat bahwa surat yang diturunkan lengkap ini merupakan intisari
dari seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian dirinci oleh surat-surat
sesudahnya. Surat Al-Fatihah adalah surat Makkiyyah, yaitu surat yang
diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat ini
berada di urutan pertama dari surat-surat dalam Al-Qur’an dan terdiri
dari tujuh ayat. Tema-tema besar Al Qur’an seperti masalah tauhid,
keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang beriman, ancaman dan
peringatan bagi orang-orang kafir serta pelaku kejahatan, tentang
ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan
sengsara karena mengingkari-Nya, semua itu tercermin dalam ekstrak surat
Al Fatihah.
Nama Lain Surat Al Fatihah
Surat Al Fatihah memiliki banyak nama. Di antaranya; Fatihatul
Kitab (pembuka kitab/Al Qur’an). Karena Al Qur’an, secara penulisan
dibuka dengan surat ini. Demikian pula dalam shalat, Al Fatihah sebagai
pembuka dari surat-surat lainnya. Al Fatihah dikenal juga dengan sebutan
As Sab’ul Matsani (tujuh yang diulang-ulang). Disebabkan surat ini
dibaca berulang-ulang pada setiap raka’at dalam shalat. Dinamakan juga
dengan Ummul Kitab. Karena di dalamnya mencakup pokok-pokok Al Qur’an,
seperti aqidah dan ibadah. Menurut al-Qurtubhi surat al-Fatihah memiliki
12 nama, yakni al-salah (salat, doa), fatihatul kitab (induk alkitab),
ummul kitab (induk al-Quran), al-matsani (berulang-ulang), al-quranul
‘azhim (al-Quran yang agung), asy-syifa (penawar, obat, penyembuh),
ar-ruqyah (rukyah), al-asas (fondasi), al-wafiyah (yang menyeluruh,
komprehensif), al-kafiyah (yang sempurna) dan al-fatihah (pembuka).
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata : telah bersabda
Rasulullah SAW : Al-Hamdulillah (Al-Fatihah) adalah Ummul Qur’an, Ummul
Kitab, As-Sabul Matsaani dan Al-Qur’anul Adhim. (HR. At-Tirmidzi dengan
sanad sahih). Dinamakan dengan Ummul Kitab atau Umul Qur’an, yaitu induk
Al-Qur’an, karena di dalamnya mencakup inti ajaran Al-Quran.Membaca Al-Fatihah Adalah Rukun Shalat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidak
ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah).”
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu).
Dalam sabda yang lain beliau mengatakan yang artinya, “Barangsiapa yang
shalat tidak membaca Ummul Qur’an (surat Al Fatihah) maka shalatnya
pincang (khidaaj).” (HR. Muslim)
Al Fatihah Adalah Surat Paling Agung Dalam Al Quran
Dari Abu Sa’id Rafi’ Ibnul Mu’alla radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,
“Maukah kamu aku ajari sebuah surat paling agung dalam Al Quran sebelum
kamu keluar dari masjid nanti?” Maka beliau pun berjalan sembari
menggandeng tanganku. Tatkala kami sudah hampir keluar maka aku pun
berkata; Wahai Rasulullah, Anda tadi telah bersabda, “Aku akan
mengajarimu sebuah surat paling agung dalam Al Quran?” Maka beliau
bersabda, “(surat itu adalah) Alhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin (surat Al
Fatihah), itulah As Sab’ul Matsaani (tujuh ayat yang sering
diulang-ulang dalam shalat) serta Al Quran Al ‘Azhim yang dikaruniakan
kepadaku.” (HR. Bukhari, dinukil dari Riyadhush Shalihin cet. Darus
Salam, hal. 270)
Al-Fatihah adalah surat yang paling
utama. Dari Anas bin Malik ra. berkata: Tatkala Nabi saw dalam sebuah
perjalanan lalu turun dari kendaraannya, turun pula seorang lelaki di
samping beliau. Lalu Nabi menoleh ke arah lelaki tersebut kemudian
berkata: “Maukah kamu aku beritahukan surat yang paling utama di
dalam al-Quran? Anas berkata: Kemudian Nabi saw membacakan ayat ‘segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam.’
Al-Fatihah dapat
digunakan untuk meruqyah. Dari Abi Sa’id al-Khudry dan Abu Hurairah ra
(keduanya) berkata: “Rosulullah saw bersabda, surat pembuka al-Kitab
dapat menyembuhkan dan menawarkan racun.” Mengucapkan amin akan
menghapus dosa-dosa. Dari Abu Hurairah ra., Sesungguhnya Nabi saw
bersabda: “Jika imam mengucapkan ‘ghoiril magdhubi ‘alaihim waladh
dhallin’, maka sambutlah dengan ucapan ‘amin’, karena para malaikatpun
mengucapkan ‘amin’ dan sesungguhnya imampun mengucapkan ‘amin’ pula.
Maka barang siapa yang ucapan ‘amin’-nya sesuai dengan ucapan malaikat,
akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
Allah tidak
pernah menurunkan dalam Taurat dan Injil yang seperti surat Al-Fatihah.
(HR. At-Tirmidzi dengan sanad sahih). Al-Fatihah adalah Ruqyah, yaitu
jampi-jampi untuk mengobati penyakit. (HR. Bukhari). Shalat tidak sah
tanpa membaca Al-Fatihah. (HR. Muslim dan An-Nasa’i). Al-Fatihah adalah
dialog hamba dengan Allah Taa’la. (HR. Muslim dan An-Nasa?i). Dari Abu
Hurairah r.a dari Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa shalat yang tidak
membaca di dalamnya Ummul Qur’an (Al-Fatihah) maka shalatnya tidak
sempurna (Rasulullah SAW mengulanginya tiga kali).
Lalu
ditanyakan kepada Abu Hurairah r.a : Bagaimana apabila kita dibelakang
imam. Abu Hurairah r.a menjawab: Bacalah (Al-Fatihah) dalam dirimu,
karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Allah
Azza wa Jalla berfirman: Aku membagi shalat (Al-Fatihah) antara Aku
dengan hambaKu menjadi dua bagian dan bagi hambaKu apa yang dia minta.
Apabila dia (hamba) mengucapkan: Segala puji hanya bagi Allah,
Tuhan sekalian alam. Allah Taa’la menjawab: Hambaku memujiKu.Dan
apabila dia (hamba) mengucapkan: Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah
Taa’la menjawab: HambaKu menyanjung-nyanjungKu. Dan apabila dia (hamba)
mengucapkan: Yang menguasai hari pembalasan. Allah Taa’la menjawab:
HambaKu mengagung-agungkanKu. Dan apabila dia (hamba) mengucapkan: Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan. Allah Taa’la menjawab: Ini adalah antara Aku dengan hambaKu
dan bagi hambaKu apa yang dia minta. Dan apabila dia (hamba)
mengucapkan: Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka
yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Allah Taa’la
menjawab: Ini adalah untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dia minta.
(HR. Muslim dan An-Nasai).Asbabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya) surat Al-Fatihah
Sebagaimana diriwatkan oleh Ali bin Abi Tholib mantu Rosulullah
Muhammad saw: “Surat al-Fatihah turun di Mekah dari perbendaharaan di
bawah ‘arsy’”
Riwayat lain menyatakan, Amr bin Shalih bertutur kepada kami:“Ayahku
bertutur kepadaku, dari al-Kalbi, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia
berkata: “Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah
Tuhan Semesta Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “Semoga
Allah menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada).”
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosulullah
saw. bersabda saat Ubai bin Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau,
“Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal
surat ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran. Sesungguhnya surat
ini adalah as-sab’ul matsani (tujuh kalimat pujian) dan al-Quran
al-’Azhim yang diberikan kepadaku.”
sumber: http://www.elfawaz.com/
Dengan melihat hadits-hadits dalam kitab Khazinatu al-Asrar hal. 108-115, dapat disimpulkan beberapa kelebihan membaca surah al-Fatihah, antara lain:
- Diampuni dosa
- Diterima kebaikan
- Aman dari Marah Allah Swt.
- Dibebaskan lidah pembacanya dari Api neraka
- Terlepas dari azab kubur, azab neraka, dan azab hari kiamat
- Berjumpa dengan Allah Swt. sebelum para ambiya dan para Aulia
- Orang yang membaca al-Fatihah seolah ia telah membaca kitab taurat, injil, zabur, al-Quran, suhuf idris As., dan suhuf Ibrahim As. tujuh kali.
- Mendapat derajat yang tinggi dalam surga.
- Orang yang membaca al-Fatihah seolah ia telah menyedekahkan emas di jalan Allah Swt.
- Setiap satu ayat dari al-Fatihah menjadi penutup satu pintu neraka
- Rumah yang dibacakan surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas tidak akan ditimpa kefakiran dan banyak kebaikan.
- Membaca surah al-fatihah, ayat kursi, dan dua ayat dari ali Imran setiap selesai shalat akan dibalas oleh Allah Swt. dengan surga, dipandang oleh Allah Swt. 70 kali setiap hari, ditunaikan hajat, dimenangkan dari musuh dan pendengki.
- Membaca al-Fatihah dan surah al-Ikhlas sebelum tidur akan mendapatkan keamanan dari apapun kecuali maut.
Alquran
adalah firman Allah swt berbahasa Arab, diwahyukan kepada Nabi Muhammad
saw melalui malaikat Jibril. Harus dibaca menurut adanya, dan mukjizat
bagi kerasulan Rasulullah saw.
Ayat ayatnya diturunkan
secara berangsur-angsur, namun bentuk akhirnya ialah seperti yang kita
lihat sekarang ini, yaitu dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas. Penempatan ayat dan surat-suratnya adalah sesuai
dengan petunjuk Jibril sendiri yang selalu mengontrol hafalan Rasulullah
pada tiap bulan Ramadhan. Malah pada Ramadhan terakhir dari kehidupan
Nabi, Jibril mengontrol hafalan beliau sampai dua kali.
Jadi,
Alquran bukanlah buku roman atau tulisan di koran yang dengan mudah
dapat saja diputar-balik atau pun di “tuka take”. Kita yakin, buku biasa
ataupun tulisan koran pun kalau dibolak-balik akan mengubah arti dari
maksudnya semula. Boleh jadi artinya akan bertolak belakang. Konon pula
kalam Allah swt Yang Mahasuci.
Seruan untuk mengulang
susun seperti yang ditanyakan, kita yakin berasal dari orientalis yang
sejak dari tahun 1143 M terus menerus memikirkan cara terbaik untuk
menjauhkan umat Islam dari agamanya. Penelitian-ke penelitian mereka
lakukan, akhirnya sampai kepada kesimpulan bahwa umat Islam tetap teguh
dan selamanya mereka akan berpegang pada Alquran.
Alquran
pun tidak mungkin diubah-ubah. Tapi, katanya, “kita akan mampu
menyalah-nyalahi pengertian Alquran. Kita akan mampu menjauhkan mereka
dari as-Sunnah dan akan mampu pula mengajak mereka untuk memutarbalikkan
letak ayat ataupun suratnya”. Untuk itu dengan gigih mereka berusaha
keras. Yang paling aktif dalam usaha antara lain, A.J Albarry, Alfred
Goom, Carra da Vaux, Goldziher, S. Zweimar, Hitti, Wansirok, Massignon,
Me. Donald, Maraoliouth, Nicholson, Henry Lammons, J. Schact, Noldaka,
Casanova dan lain-lain.
Akhirnya pada tahun 1925 melalui
Kongres Besar, Orientalis merumuskan garis garis besar program yang
antara lain disebutkan: Kita mendorong umat Islam untuk menyusun kembali
Alquran secara periodik penurunan, bukan lagi seperti susunan yang ada
sekarang. (cf. Muslim Ibrahim, Orientalis dan Islam hal. 30 – 48).
Tidak
cukup dengan anjuran, pada tahun 1689, Maracci, menterjemahkan Alquran
ke dalam bahasa latin. Dalam muqaddimah terjemahan itu diutarakan
bantahannya yang cukup tegas terhadap kebenaran Alquran. Kemudian
muridnya, J.M Rodwell melanjutkan usaha penyusunan Alquran menurut
urutan penurunannya. Dalam susunan yang resmi pada tahun 1881 ini,
nampak jelas pemutarbalikkan ayat-ayat, sehingga pengertiannya menjadi
tidak utuh lagi.
Dengan dalih metodologi yang tak berisi
itu, pendeta Kristen ini telah berhasil memberikan gambaran jelek
terhadap Alquran kepada khalayak Barat, berikut dengan kekejaman dan
kedhaliman ajaran Islam. (cf. Ar-Raadhy, al-Istisyraaq Wal
Mustasyriquun, hal 173, bandingkan dengan Departemen Agama, Al-Qur’an
dan terjemahannya, hat 35-36).
Jadi masalah ini,
sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Sponsornya pun bukan orang tidak
kita kenal. Mereka adalah para orientalis ekstrim yang Allah swt sendiri
telah membayangkan kepada kita melalui ayat 120 surat al Baqarah:
“Lantardhaa’ankal Yahudu walan Nashaara Hatta Tattabi’a Milatuhum…”
Yang
kita sesalkan hanyalah, kok ada di antara kita orang bermati-matian
“menari” mengikuti “gendang” mereka. Bangga dengan pakaian yang kafirpun
terkadang malu memakainya. Mereka sreg dengan menayang atau menyaksikan
film-film yang “jin afret” pun hanya melihat menjelang acara telanjang,
seperti film See of Love banyak juga beredar di toko-toko CD murahan.
Kita
akan lebih kesal lagi, tatkala kita tahu, yang “ menari” itu adalah
orang pintar yang memiliki segudang gelar. Mustahil mereka tidak
mengetahui bahwa penyusunan Alquran adalah “tauqiifi”. Bila direvisi
susunannya, pengertiannya akan terputus, pemahamannya akan
terpotong-potong, tersendat di tengah jalan, ibarat aliran listrik yang
tidak bersambung. Akibatnya kegelapanlah yang akan timbul dan
kakacauanpun akan terjelma. Maka tercapailah sudah maksud al-Kaafiruun
itu.
Pada pertengahan abad yang lalu usaha seperti ini
pernah juga muncul di Beirut (Lebanon). Namun karena tantangan dahsyat
dari ulama, sarjana, cendikiawan dan organisasi beberapa negara yang
umatnya beragama Islam, usaha itu menjadi mati sebelum tumbuh. Akan
tetapi setan tidak pernah mati sebelum kiamat.
Maka
akhir-akhir ini muncul pula “gendang” lama itu dengan irama dan pakaian
baru, mungkin bersemboyankan modern, rasional, liberal, metodologis,
ataupun dengan alasan-alasan lain yang membuat orang Islam terhanyut
dibawa arus orientalisme. “Nggak usah yaa !… Kita ber”haqqul yaqiin”
dengan “Innasyaithaana lakum `aduwwum mubiin “.
Kita iman
benar bahwa penafsir Alquran yang pertama dan utama adalah Rasulullah
saw dengan hadits Qauly, Fi’ly dan Taqrirynya. Berdasarkan as-Sunnah,
diketahui rahasia perurutan ayat dan surat Alquran, sebagaimana yang
diuraikan As-Sayuuthy dalam Asraarut Tikraari Fit Quran.
untuk lebih jelasnya..perhatikan uraianku berikut ini
Perlu
diketahui bahwa jauh sebelum awal mula diturunkan dari langit, Al-Quran
Al-Kariem sudah ada di langit. Bahkan Al-Quran Al-Kariem sudah ada jauh
sebelumnya lagi. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa paling tidak
Al-Quran Al-Kariem mengalami dua kali masa penurunan. Awalnya adalah
turunnya Qur'an sekaligus di Baitul 'Izzah di langit dunia agar para
malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur'an
diturunkan kepada rasul kita Muhammad SAW secara bertahap selama dua
puluh tiga tahun. Penurunan yang kedua ini sesuai dengan
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai
wafatnya.
Susunan Al-Quran yang ada sekarang ini sesuai
dengan susunannya sebelum diturunkan ke muka bumi. Dimulai dengan surat
Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Sedangkan mengapa ketika
diturunkan ke muka bumi ini tidak urut, tentu ada banyak hikmah di balik
semua itu. Tapi yang jelas, setiap kali ada ayat yang turun, Jibril
memberitahukan posisi ayat tersebut dalam susunan aslinya. Dan
Rasulullah SAW kemudian menjelaskan di manakah sebuah ayat harus
diletakkan. Sehingga ketika semua ayat sudah turun, sama sekali tidak
ada perbedaan antara susunannya di langit dengan yang ada di dunia.
Aku
akan sebutkan hikmah di balik peristiwa turunnya ayat Al-Quran secara
berangsur-angsur dan tidak sesuai dengan urutannya. Antara lain :
1. Untuk Menguatkan atau Meneguhkan Hati Rasulullah SAW.
Rasulullah
SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada menusia, tetapi ia menhgadapi
sikap mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang
oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala.
Mereka senantiasa melemparkan berbagai macam gangguan dan ancaman kepada
Rasul. Pada dengan hati tulus ia ingin menyampaikan segala yang baik
kepada mereka, sehingga dalam hal ini Allah mengatakan:
"Maka
barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah
mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini."
(al-Kahfi: 6).
Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari
waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan
memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah
tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya
sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut dimusim panas yang
segera akan berakhir.
2. Untuk Menjadi Tantangan kepada Orang Kafir Sekaligus sebagai Mukjizat.
Orang-orang
musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga
melampaui batas. Mereka sering mangajukan pertanyaan-pertanyaan dengan
maksud melemahkan dan menentang. Untuk menguji kenabian Rasulullah.
Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk
akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat:
Mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat. (al-Araf: 187).
Dan minta disegerakannya azab:
Dan mereka itu meminta kepadamu untuk disegerakan azab. (al-Hajj: 47).
Maka
turunlah Qur'an dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi
kebenaran dan memberikan jawaban yang amat jelas atas pertanyaan mereka,
misalnya firman Allah:
Kemudian mereka mengambil
tuhan-tuhan selain daripada-Nya, yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan
apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk sesuatu
kemudharatan dari dirinya dan tidak suatu kemanfaatanpun dan tidak kuasa
mematikan, menghidupkan dan tidak membangkitkan. (al-Furqan: 3).
Maksud
ayat tersebut ialah "Setiap mereka datang kepadamu dengan pertanyaan
yang aneh-aneh dari sekian pertanyaan yang sia-sia, Kami datangkan
padamu jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik maknanya dari
semua pertanyaan-pertanyaan yang hanya merupakan contoh kesia-siaan
saja."
Di saat mereka keheran-heranan dengan turunnya
Qur'an secara berangsur, maka Allah menjelaskan kepada mereka dengan
Qur'an yang diturunkan secara berangsur sedangkan mereka tidak sanggup
untuk membuat yang serupa dengannya. Akan lebih melihatkan
kemukjizatannya dan lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau Quran
diturunkan sekaligus lalu mereka diminta membuat yang serupa dengannya.
Oleh
sebab itu ayat diatas datang sesudah pertanyaan mereka. Mengapa Qur`an
itu tidak diturunkan kepaanya sekali turun saja? Maksudnya ialah: Setiap
mereka datang keadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil yang mereka
minta seperti turunnya Al-Quran Al-Karim sekaligus, Kami berikan
kepadamu menurut kebijaksanaan Kami membenarkanmu dan apa yag lebih
jelas maknanya dalam melemahkan mereka, yaitu dengan turunnya Al-Quran
Al-Karim secara berangsur.
Hikmah yang demikian juga telah
diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat dlam beberapa riwayat dalam
hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apabila orang-orang musyrik
mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`
3. Untuk Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.
Al-Quran
Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai
membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan daya
ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan
dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan
membukukannya, kemudian menghafal an memahaminya.
Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (al-Jumuah: 2)
4. Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.
Manusia
tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru ini
seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka dengan cara yang
bijaksanadan memberikan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh
yang dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat.
Setiap kali terjadi suatu peristiwa, diantara mereka, maka turunlah
hukum mengenai peristiwa itu yang menjelaskan statusnya dan penunjuk
serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai
dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara ini menjadi obat
bagi hati mereka.
Pada mulanya Quran meletakkan
dasar-dasar keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
rasul-rasul-nya, dan hari kiamat, serta apa yang ada dalam hari kiamat
itu. Seperti kebangkitan, hisab, balasan, surga dan neraka. Untuk
itu,Al-Quran Al-Karim menegakkan bukti-bukti dan alasaan sehingga
kepercayaan kepada berhala tercabut dari jiwa orang-orang musyrik dan
tumbuh sebagai gantinya akidah Islam.
Al-Quran Al-Karim
mengajarkan ahlak mulia yang dapat membersihkan jiwa dan meluruskan
kebengkokannya dan mencegah perbuatan yang keji dan munkar. Sehingga
dapat terikikir habis akar kejahatan dan keburukan. Ia menjelaskan
kaidah-kaidah halal dan haram yang menjadi dasar agama dan menancapkan
tiang-tiangnya dalam hal makanan, minuman, harta benda, kehormatan dan
nyawa.
Kemudian penetapan hukum bagi umat ini meningkat
kepada penanganan penyakit-penyakit sosial yang mudah mendarah daging
dalam jiwa mereka sesudah digariskan kepada mereka kewajiban-kewajiban
agama dan rukun-rukun Islam yang menjadikan hati mereka penuh dengan
iman, ikhlas kepada Allah dan hanya meyembah kepada-Nya serta tidak
menyekutukan-Nya.
5. Bukti yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Al-Qur`an
yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu lebih
dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu,
dan selama ini orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah.
Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali
dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta
ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikkan untaian
mutiara yang indah yang belum ada bandigannya dalam perkataan manusia:
Alif
laam raa, suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Tahu, (Hud: 1).
Seandainya Qur`an ini
perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa dan
kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian dan saling
bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an? Kalau kiranya Al Qur`an
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.` (an-Nisa': 82).
Hadis-hadis
Rasulullah SAW sendiri yang merupakan puncak kefasihan yang paling
bersastra sesudah Quran tidaklah tersusun dalam sebuah buku dengan
ungkapan yang lancar serta satu dengan yang lain saling berkait dalam
satu kesatuan dan ikatan seperti halnya Al-Quran Al-Karim atau dalam
bentuk susunan yang serasi dan harmoni yang mendekatinya sekalipun,
apalagi ucapandan perkataan manusia lainnya.
Katakanlah,
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian
yang lain." (al-Isra: 80)
Alquran itu sempurna.jika ada yg
tanya mengapa surat yg dimulai dgn AL FATIHAH dan diakhiri surat
AN-NAAS..adlh pertanyaan yg berasal dari kaum anti islam dan pd akhirnya
terpengaruh juga oleh umat muslim.padahal itu itu utk membuat muslim
ragu dan berfikir seharusnya sempurna begini begitu agar quran
sempurna.sbg muslim cukuplah kita berfikir.tidak ada yg lebih baik..dari
apa yg telah dilakukan..sejak awal penyusunan..di banding kitab
lain...
Wallahu `Alam
No comments:
Post a Comment