Sombong adalah penyakit hati yang sering menghinggapi kita semua. Benih kesombongan terlalu kerap muncul tanpa kita sedari. Kesombongan bisa diakibatkan dari beberapa hal. di bawah ini faktor-faktor yang bisa menjadi pemicu sebuah kesombongan
- Sombong oleh sebab faktor materi (material) Di
tingkat pertama, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa
lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Sombong oleh sebab faktor kecerdasan (pintar)
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibanding orang lain.
Sombong oleh sebab faktor kebaikan
Dan di tingkat ketiga, sombong disebabkan faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya (mengesannya). Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi kerana seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin (hati) kita.
Antara Ego & Kesabaran
Kita sebenarnya terdiri atas dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesabaran di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan TERLANJANG dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, NAFSU lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Justru, indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Tawadhu’ Melawan Kesombongan
Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, kita perlu menyedari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik semata, tetapi makhluk spiritual. Kita lahir dengan tangan kosong, dan kita pun akan meninggal dengan tangan kosong.
- ”Sesungguhnya kami adalah milik Tuhan dan kepada-Nyalah kami kembali.” (Al-Baqarah, 2: 156
Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan bahwa alam akhirat dan segala kenikmatannya yang tidak pernah berakhir, diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang mukmin, yang tidak ingin merasa tinggi diri dan lebih mulia di hadapan makhluk lainnya. Mereka inilah yang telah Allahsubhanahu wa ta'ala tanamkan kemuliaan dan ketawadhu'an di dalam sanubari mereka, dan Allah subhanahu wa ta'ala sediakan untuk mereka syurga Firdaus yang indah dan tidak pernah terbayangkan kenikmatannya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
- "Negeri akhirat itu,
Kami jadikan untuk orang-orang tidak ingin menyombongkan diri dan
berbuat kerusakaan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa." (Al-Qashash, 28: 83)
Seorang yang tawadhu' bukan bererti hina di hadapan manusia, bahkan dengan akhlak ini seseorang diangkat derajatnya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga setiap kali bertambah ketawadhu'an seorang hamba niscaya bertambah pula derjatnya. Inilah janji Allah subhanahu wa ta'ala yang disampaikan Rasulullah salallahu 'alihi wasallam dalam sabda beliau:
- "Dan tidak ada seorang pun dari kalian yang tawadhu' karena Allah, kecuali pasti Allah mengangkat darjatnya." (HR. Muslim)
- "Sesungguhnya Allah telah
mewahyukan kepadaku agar hendaknya kalian tawadhu', sehingga tidak ada
yang saling menyombongkan dirinya dari lainnya dan tidak ada yang
mendzalimi satu dengan lainnya." (HR. Muslim)
Sementara itu, dalam skala yang lebih luas, kesombongan dan ketakaburan itu sangat tampak dalam perilaku manusia yang bukan saja tidak mau diatur oleh syariah Allah subhanahu wa ta'ala, tetapi bahkan menolak dan mengingkari syariah itu sendiri.
‘Alla kulli hâl, selayaknya manusia-manusia yang sombong dan takabur takut terhadap ancaman Allah subhanahu wa ta'ala berikut ini (yang artinya):
- Orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya
adalah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (QS al-A‘raf, 7:
36)
Sebagai akhir pembahasan, penulis nukilkan untuk pembaca hadith Rasulullah salallhu 'alihi wasallam yang berbunyi:
- "Tidak akan masuk syurga siapa saja yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan." (HR. Muslim dan lainnya)
- "Berkata
Iblis: 'Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau
telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal dari) lumpur
hitam yang diberi bentuk.'" (Al-Hijr: 33)
"... Aku lebih baik daripada dirinya..." (Shad: 76)
- "Dan
mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal
hati mereka meyakini (kebenarannya)..." (An-Nahl: 14)
"Maka masuklah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal didalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.” (An-Nahl: 29)
"... Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong." (An-Nahl: 23)
"... Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang." (Ghafir: 35)
"Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku..." (Al-A'raf: 146)
- "Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan
sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu,
sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (Luqman :18-19)
- "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan
pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh
jadi wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(mengolok-olok)." (Al-Hujurat:11)
No comments:
Post a Comment