''Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga
perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh
yang berdoa kepadanya.'' (H.R. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan
amal perbuatan seorang Muslim akan terputus ketika ia meninggal dunia,
sehingga ia tidak bisa lagi mendapatkan pahala. Namun, ada tiga hal yang
pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia, yaitu
sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.
Dalam riwayat Ibn Majah, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salam menambahkan tiga amal di atas, Rasulullah bersabda:
''Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika
meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar
menjadi orang shaleh, mewakafkan Alquran, membangun masjid, membangun
tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.''
(H.R. Ibn Majah)
Menurut Imam Al-Suyuti (911 H), bila semua
hadits mengenai amal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah
meninggal dunia dikumpulkan, semuanya berjumlah 10 amal, yaitu:
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Doa anak yang shaleh
3. Sedekah jariyah (wakaf)
4. Menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan
5. Mewakafkan buku, Kitab atau Al-Qur’an
6. Berjuang dan membela Tanah Air
7. Membuat sumur
8. Membuat irigasi
9. Membangun tempat penginapan bagi para musafir
10. Membangun tempat ibadah dan belajar.
2. Doa anak yang shaleh
3. Sedekah jariyah (wakaf)
4. Menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan
5. Mewakafkan buku, Kitab atau Al-Qur’an
6. Berjuang dan membela Tanah Air
7. Membuat sumur
8. Membuat irigasi
9. Membangun tempat penginapan bagi para musafir
10. Membangun tempat ibadah dan belajar.
Kesepuluh hal di atas menjadi amal yang pahalanya terus mengalir,
karena orang yang masih hidup akan terus mengambil manfaat dari ke-10
hal tersebut.
Manfaat yang dirasakan orang yang masih hidup
inilah yang menyebabkannya terus mendapatkan pahala walau ia sudah
meninggal dunia.
Dari pemaparan di atas, sudah seharusnya kita
berusaha mengamalkan 10 hal tersebut atau paling tidak mengamalkan salah
satunya, agar kita mendapatkan tambahan pahala di akhirat kelak,
sehingga timbangan amal kebaikan kita lebih berat dari pada timbangan
amal buruk.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
''Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.'' (Q.S. Al-A'raaf [7]: 8)
''Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.'' (Q.S. Al-A'raaf [7]: 8)
No comments:
Post a Comment