Dalam hidup ini kita mengalami rasa suka ketika sedang mendapatkan apa yang kita inginkan dan juga rasa sedih ketika sedang ada masalah. Namun yang akan dibahas kali ini adalah sikap kita ketika menghadapi masalah. Dibawah ini ada beberapa tips yang bisa dilakukan ketika menghadapi masalah. Bila ternyata dari pembaca ada yang punya tips silahkan isi di komen ya...
1. Siap Menerima Cobaan.
Kadang lupa bahwa pangkal dari masalah kita bukan masalah itu
sendiri, tetapi bagaimana menyikapi/menerima suatu cobaan. Seperti
menghadapi suatu ujian. Apabila kita mempersiapkan diri kita
sebaik-baiknya, maka umumnya kita akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Tetapi kita juga harus ingat bahwa tidak semua yang kita inginkan akan
terwujud. Oleh karena itu, kita harus siap pula dengan kegagalan dan
jangan hanya siap dengan kesuksesan. Semakin siap kita untuk menghadapi
suatu kegagalan, semakin ringan masalah tersebut akan dirasakan oleh
kita. Mulailah dengan niat yang baik, ikhtiar semampu kita, tapi jangan
terkunci oleh keinginan dan nafsu kita, serahkan semuanya kepada Allah
Subhannahu wa Ta'ala.
2. Ridha
Seringkali saat mengalami suatu masalah ataupun musibah, kita cenderung
berpikir “seandainya saya pergi lebih cepat”, “seandainya kita belajar
lebih giat”, seandainya begini,seandainya begitu,dsb.
Hal itu menandakan bahwa kita adalah orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak tenang dalam menghadapi berbagai cobaan serta masalah hidup. Apabila kita mencoba berpikir lebih dalam, banyak orang menderita bukan karena kenyataan yang terjadi tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Oleh karena itu, apabila kita sudah siap untuk menerima berbagai cobaan dari awal dan bukan di akhir, InsyaAllah kita akan menjadi lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian dalam hidup kita.
Hal itu menandakan bahwa kita adalah orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak tenang dalam menghadapi berbagai cobaan serta masalah hidup. Apabila kita mencoba berpikir lebih dalam, banyak orang menderita bukan karena kenyataan yang terjadi tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Oleh karena itu, apabila kita sudah siap untuk menerima berbagai cobaan dari awal dan bukan di akhir, InsyaAllah kita akan menjadi lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian dalam hidup kita.
3. Jangan Mempersulit Diri Sendiri.
Berdoalah pada Allah agar memudahkan urusanmu. Apabila kita renungkan, setiap kita mendapatkan masalah pada umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri. Banyak orang menderita karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri yang sudah ada.
Berdoalah pada Allah agar memudahkan urusanmu. Apabila kita renungkan, setiap kita mendapatkan masalah pada umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri. Banyak orang menderita karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri yang sudah ada.
Orang tersebut bukan kurang rizki tetapi kurang iman.
Kita jangan takut tidak akan mempunyai rizki yang cukup, tapi takut
tidak bisa mensyukuri nikmat yang sudah kita miliki!
Kita harus ingat bahwa kita dihormati orang lain bukan karena kita mulia, tapi karena Allah Subhannahu wa Ta'ala menutupi dosa, aib, dan kesalahan kita. Hidup jika diibaratkan sebuah jalinan skenario seperti halnya film,ada beberapa adegan yg akan dilalui dalam plot serta alur cerita tersebut.
Perlu diingat, bahwa pujian jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan dicaci maki.
Karena pujian mendekatkan kita ke kemunafikan. inilah salah satu ujian
yang diberikan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala terhadap hamba-Nya untuk
menaikkan derajatnya. Jangan membebani diri kita dengan berbagai masalah
yang sudah ada.
4. Introspeksi Diri
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman :
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An-Nisa ayat 79)
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An-Nisa ayat 79)
Sering kita lupa dalam mengevaluasi diri kita setelah tertimpa
masalah/musibah. Kita cenderung mengedepankan emosi serta mencari-cari
kesalahan orang lain. Kita harus ingat bahwa sebagai manusia, kita tidak
pernah luput dari dosa. Cara untuk menghilangkan/mengurangi dosa
tersebut tentu dengan bertaubat pada Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Ingat, Bahwa Dalam menghadapi berbagai masalah kita harus ingat
bahwa tidak ada satupun masalah yang tidak ada solusinya. Tidak ada guru
yang memberikan soal tanpa ada kunci jawaban. Tidak ada seseorang
membuat lubang kunci tanpa pasangan kuncinya. Salah satu jalan utama
untuk mendapatkan jawaban dari masalah kita adalah dengan bertaubat.
Pada intinya adalah kita harus instropeksi terhadap kesalahan diri kita
sendiri dan jangan melihat/mencari kesalahan orang lain.
Seperti kisah Nabi Adam a.s. yang memakan buah terlarang dan akhirnya dikirim ke dunia sebagai hukuman. Beliau menjadi mulia karena bertaubat dan bukan karena menyalahkan iblis yang telah membujuknya. Begitu juga dengan Nabi Yunus a.s. yang dimakan oleh ikan paus karena sempat lalai terhadap umatnya. Beliau pun selamat karena bertaubat.
Seperti kisah Nabi Adam a.s. yang memakan buah terlarang dan akhirnya dikirim ke dunia sebagai hukuman. Beliau menjadi mulia karena bertaubat dan bukan karena menyalahkan iblis yang telah membujuknya. Begitu juga dengan Nabi Yunus a.s. yang dimakan oleh ikan paus karena sempat lalai terhadap umatnya. Beliau pun selamat karena bertaubat.
5.Cukuplah Allah Subhannahu wa Ta'ala sebagai penolong kita.
Hanya bersandar kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Hanya bersandar kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman :
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,dari kejahatan makhluk-Nya,dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”(QS Al Falaq : 1-5).
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,dari kejahatan makhluk-Nya,dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”(QS Al Falaq : 1-5).
Sahabat"ku yg Insya Allah sll di ridhai Allah Ta'ala.
Seringkali sebagai manusia, kita bersandar kepada jabatan, kekayaan, suami, istri, orangtua, saudara/kerabat dengan jabatan tinggi, dsb. Namun satu hal yang tidak kita sadari adalah kita sering bergantung kepada sesuatu yang tidak kekal.
Kaya bisa menjadi miskin, kerabat bisa meninggal atau hubungan bisa menjadi renggang dan jabatan seseorang bisa hilang sewaktu-waktu. Begitu semua hal tersebut diambil kita akan kehilangan tempat bergantung. Namun apabila kita bersandar kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala yang kekal,kita tidak akan kehilangan apa-apa karena kita bersandar kepada yang kekal dan pemilik alam semesta. Hal ini pun tercermin dari cara Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam mengajarkan agama islam. Rasulullah menyebarkan agama islam dengan mengajarkan tauhid terlebih dahulu, yaitu ilmu mengenal Allah Subhannahu wa Ta'ala. Baru setelah itu Rasulullah mengajarkan mengenai sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Dari hal ini kita bisa melihat bahwa yang terpenting adalah mengenal Allah Subhannahu wa Ta'ala terlebih dahulu.
Seringkali sebagai manusia, kita bersandar kepada jabatan, kekayaan, suami, istri, orangtua, saudara/kerabat dengan jabatan tinggi, dsb. Namun satu hal yang tidak kita sadari adalah kita sering bergantung kepada sesuatu yang tidak kekal.
Kaya bisa menjadi miskin, kerabat bisa meninggal atau hubungan bisa menjadi renggang dan jabatan seseorang bisa hilang sewaktu-waktu. Begitu semua hal tersebut diambil kita akan kehilangan tempat bergantung. Namun apabila kita bersandar kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala yang kekal,kita tidak akan kehilangan apa-apa karena kita bersandar kepada yang kekal dan pemilik alam semesta. Hal ini pun tercermin dari cara Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam mengajarkan agama islam. Rasulullah menyebarkan agama islam dengan mengajarkan tauhid terlebih dahulu, yaitu ilmu mengenal Allah Subhannahu wa Ta'ala. Baru setelah itu Rasulullah mengajarkan mengenai sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Dari hal ini kita bisa melihat bahwa yang terpenting adalah mengenal Allah Subhannahu wa Ta'ala terlebih dahulu.
Ingatlah,bahwa derajat seseorang ditentukan pula oleh masalah yang
dialaminya. Semakin tinggi derajat atau mulia seseorang semakin berat pula
masalah yang akan dihadapinya. Yang menentukan apakah kita akan menjadi
lebih mulia atau tidak adalah bagaimana kita menyikapi dan mengevaluasi
diri sesudahnya.
Insya Allah.
No comments:
Post a Comment