Kalau ingat masa-masa sekolah dulu, semua orang pasti punya
setidaknya satu teman yang dijuluki siswa teladan. Tugas dari guru tidak
pernah lupa dikerjakan, nilai ujian hampir selalu sempurna, dan di
akhir semester terbukti selalu meraih peringkat atas di kelas. Namun
demikian, ada kalanya giatnya siswa ini sampai membuat dia terlalu keras
pada diri sendiri.
Karakter siswa yang bisa dibilang "kelewat"
teladan ini masih bisa ditemui di lingkungan kerja. Mereka adalah
karyawan-karyawan ambisius yang sangat terobsesi dengan prestasi di
tempat kerja. Di satu sisi, keberadaan karyawan ini menjadi keuntungan
bagi perusahaan. Akan tetapi, sering kali ambisi yang berlebihan membuat
perilakunya kurang disukai di lingkungan sekitar.
Apabila Anda punya rekan kerja yang terlalu ambisius seperti itu, berikut tip dari Jobplanet untuk menyikapinya:
1. Tiru sisi baiknya
Sifat
rekan kerja Anda memang terkadang berlebihan, hingga membuat orang lain
jengkel. Namun, Anda sebenarnya bisa kok menjadikannya motivasi agar
Anda bisa menoreh prestasi yang sama. Kuncinya hanya satu: tiru sisi
baiknya saja.
Misalnya, karena ingin pekerjaan timnya cepat
selesai, ia pun mengambil alih area kerja orang lain. Meskipun
kelihatannya ia telah membantu kelancaran perusahaan, tapi di saat yang
sama, ia juga menghalangi kesempatan rekan-rekannya untuk berkembang.
Dari hal ini, Anda bisa belajar untuk peduli pada pekerjaan tim, tapi
tetap tahu batasannya.
2. Jangan terpancing
Karyawan yang
ambisius biasanya punya hasrat berkompetisi yang tinggi. Ia sangat haus
akan prestasi, dan pengakuan dari atasan berarti besar baginya. Dalam
sebuah meeting, misalnya, ia selalu hadir dengan ide-ide dan inovasi
yang dapat memajukan perusahaan. Sayangnya, karena merasa paling
kompeten, ia jadi kurang menghargai rekan-rekannya.
Apabila Anda
berada di posisi karyawan yang merasa diintimidasi oleh si karyawan
teladan ini, jaga emosi agar jangan sampai terpancing. Anda mungkin tak
mau tinggal diam, tapi paling tidak gunakan cara yang elegan ketika
berargumen dengannya. Ingat, setiap perbuatan yang dilakukan semata-mata
untuk menjatuhkan orang lain tidak akan berakhir dengan baik.
3. Jadi teman yang baik
Untuk
mencegah agar tidak timbul konflik, Anda mungkin berusaha untuk menjaga
jarak dari rekan kerja yang terlalu ambisius. Namun, sebenarnya tidak
ada salahnya juga sesekali Anda mengesampingkan ego untuk menjadi teman
yang baik. Misalnya, mengingatkan ketika dia terlalu memforsir tenaga
dan pikirannya untuk pekerjaan.
Kerja keras itu penting, tapi
kalau sampai melupakan kehidupan sosial dan kesehatan, maka ada yang
salah dengan cara kerja orang tersebut. Sebagai teman yang baik, Anda
tak perlu segan memberi tahu apa saja risiko yang menantinya kalau ia
tidak menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tapi
ingat, jangan terlalu menggurui, ya.
No comments:
Post a Comment