Tuesday, September 4, 2018

Teman Yang ambisius

Hasil gambar untuk teman yang ambisius
Kalau ingat masa-masa sekolah dulu, semua orang pasti punya setidaknya satu teman yang dijuluki siswa teladan. Tugas dari guru tidak pernah lupa dikerjakan, nilai ujian hampir selalu sempurna, dan di akhir semester terbukti selalu meraih peringkat atas di kelas. Namun demikian, ada kalanya giatnya siswa ini sampai membuat dia terlalu keras pada diri sendiri.

Karakter siswa yang bisa dibilang "kelewat" teladan ini masih bisa ditemui di lingkungan kerja. Mereka adalah karyawan-karyawan ambisius yang sangat terobsesi dengan prestasi di tempat kerja. Di satu sisi, keberadaan karyawan ini menjadi keuntungan bagi perusahaan. Akan tetapi, sering kali ambisi yang berlebihan membuat perilakunya kurang disukai di lingkungan sekitar.

Apabila Anda punya rekan kerja yang terlalu ambisius seperti itu, berikut tip dari Jobplanet untuk menyikapinya:

1. Tiru sisi baiknya
Sifat rekan kerja Anda memang terkadang berlebihan, hingga membuat orang lain jengkel. Namun, Anda sebenarnya bisa kok menjadikannya motivasi agar Anda bisa menoreh prestasi yang sama. Kuncinya hanya satu: tiru sisi baiknya saja.
Misalnya, karena ingin pekerjaan timnya cepat selesai, ia pun mengambil alih area kerja orang lain. Meskipun kelihatannya ia telah membantu kelancaran perusahaan, tapi di saat yang sama, ia juga menghalangi kesempatan rekan-rekannya untuk berkembang. Dari hal ini, Anda bisa belajar untuk peduli pada pekerjaan tim, tapi tetap tahu batasannya.

2. Jangan terpancing
Karyawan yang ambisius biasanya punya hasrat berkompetisi yang tinggi. Ia sangat haus akan prestasi, dan pengakuan dari atasan berarti besar baginya. Dalam sebuah meeting, misalnya, ia selalu hadir dengan ide-ide dan inovasi yang dapat memajukan perusahaan. Sayangnya, karena merasa paling kompeten, ia jadi kurang menghargai rekan-rekannya.
Apabila Anda berada di posisi karyawan yang merasa diintimidasi oleh si karyawan teladan ini, jaga emosi agar jangan sampai terpancing. Anda mungkin tak mau tinggal diam, tapi paling tidak gunakan cara yang elegan ketika berargumen dengannya. Ingat, setiap perbuatan yang dilakukan semata-mata untuk menjatuhkan orang lain tidak akan berakhir dengan baik.

3. Jadi teman yang baik
Untuk mencegah agar tidak timbul konflik, Anda mungkin berusaha untuk menjaga jarak dari rekan kerja yang terlalu ambisius. Namun, sebenarnya tidak ada salahnya juga sesekali Anda mengesampingkan ego untuk menjadi teman yang baik. Misalnya, mengingatkan ketika dia terlalu memforsir tenaga dan pikirannya untuk pekerjaan.
Kerja keras itu penting, tapi kalau sampai melupakan kehidupan sosial dan kesehatan, maka ada yang salah dengan cara kerja orang tersebut. Sebagai teman yang baik, Anda tak perlu segan memberi tahu apa saja risiko yang menantinya kalau ia tidak menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tapi ingat, jangan terlalu menggurui, ya.

No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...