Apakah Anda pernah dikhianati oleh teman yang begitu
dipercayai? Kebanyakan kita pasti merasa marah dan sakit hati.
Contohnya, seorang teman membeberkan rahasia kita pada orang lain.
Rasanya pasti tidak ingin mempercayainya lagi.Dikhianati oleh teman
sendiri memang menguras emosi.
Saat kita dikhianati, kita sering sulit mengendalikan emosi. Namun
sayangnya, sebagai korban kita sering membiarkan diri kita menjadi pahit
akibat sakit hati. Rasanya kita ingin menghukum si pelaku dengan cara
tidak memaafkannya. Dan tentu itu tidak mengubah kenyataan.
Buruknya, pengalaman dikhianati membuat kita sulit mempercayai orang
lain di luar pelaku. Kita menjadi cenderung lebih percaya pada perasaan
kita sendiri dalam menghadapi segala situasi. Bahkan seringkali karena
pikiran dan perasaan itu kita terpuruk dalam kebencian. Sehingga pikiran
kita dipenuhi dengan pengkhianatan itu. Pikiran yang bodoh, bukan?
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengatasi dan memulihkan diri tanpa membiarkan pikiran dan perasaan terbelenggu kebencian?
- Jangan menahan amarah dan sakit hati karena menahan amarah hanya akan membuat kita mendendam. Lampiaskan dan lepaskan amarah dengan sehat.
- Tempatkan diri Anda pada posisi “si pengkhianat” dan perhatikan apakah perilakunya itu sebuah kebiasaan atau penyimpangan.
- Lihat apakah ada niat positif di balik perilakunya, dengan begitu Anda bisa melihat situasi dengan lebih jelas dan tenang.
- Ingat kebaikan dan perilaku positif dari orang itu. Ini merupakan cara untuk melindungi diri kita sendiri. Sebab sakit hati akibat pengkhiatan biasanya membuat kita berpikir bahwa apapun yang dilakukan si pelaku adalah salah.
- Jika Anda ingin mempertahankan persahabatan, ajaklah dia untuk berbicara langsung. Dalam pertemuan itu, upayakan hanya membicarakan fakta permasalahan, tanpa saling menyalahkan. Jelaskan padanya apa yang membuat Anda kecewa dan dengarkan respons nya.
- Dengarkan baik-baik penjelasan si pelaku dengan hati dan pikiran yang terbuka. Jika Anda melihat bahwa tindakannya memang benar-benar bertujuan untuk berkhianat dan ia tidak memiliki tendensi untuk mengubah perilakunya, tentu Anda tahu apa yang harus dilakukan.
- Jika seseorang sudah menghancurkan kepercayaan Anda lebih dari tiga kali, mengapa Anda bersedia menempatkan diri sebagai korban terus-menerus? Tetaplah berteman dengannya, namun tidak perlu memberikan kepercayaan.
- Jaga jarak dengannya beberapa waktu untuk memikirkan bagaimana Anda harus merespons situasi ini. Sebenarnya ada tiga pilihan: Ubah cara pandang Anda pada orang tersebut, menerima perilakunya itu, atau memutuskan hubungan.
No comments:
Post a Comment