Wednesday, November 23, 2016

Surga Untuk Siapa?

Gambar terkait
Dalam Islam kita yakini bahwa hanya orang-orang Islam sajalah yang akan masuk surga. Sedang non Muslim tidak akan masuk surga. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk,” (QS. Al Bayyinah: 6). Mengapa mereka tak bisa masuk surga?

Satu-satunya alasan karena mereka tidak memiliki iman di dalam hatinya. Sedang, agar bisa masuk pada tempat terindah sepanjang masa, maka ia harus beriman pada Allah. Sebagaimana manusia, Allah pun tidak mau diduakan. Sedang non Muslim, kita tahu mereka menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya. Jadi, sebaik apapun mereka tetap tidak memperoleh surganya Allah.

Ada sebuah dialog antara kyai dan liberal yang membicarakan tentang kebaikan non Muslim. Tetapi, sebaik apapun non Muslim, mereka tidak akan masuk surga. Inilah yang membuat liberal menganggap bahwa Tuhan itu jahat. Tapi, sang kyai bisa membantah dan membuat liberal itu bungkam. Memang, apa yang dikatakan oleh sang kyai? Yuk simak dialognya!

Liberal: Kyai, ada orang baek banget, anti korupsi, bangun mesjid, rajin sedekah sampe hidupnya sendiri dikorbanin buat nolongin orang banyak, terus meninggal dan dia bukan Muslim, masuk mana?
Kyai: Maaf… Neraka…
Liberal: Lahh? Kan dia orang baek. Kenapa masuk neraka?
Kyai: Karena dia bukan Muslim.
Liberal: Tapi dia orang baek Ki. Banyak orang yang kebantu karena dia, bahkan umat Islam juga. Malah Bangun Masjid Raya segala. Jahat bener dah Tuhan kalau orang sebaek itu dimasukin neraka juga.
Kyai: Allah tidak jahat, hanya adil.
Liberal: Adil dari mane?
Kyai: Kamu sekolahnya apa?
Liberal: Ane mah Master Sains lulusan Amerika Kyai, kenape?
Kyai: Kenapa bisa kamu dapat titel Master Sains dari Amerika?
Liberal: Karena kemaren ane kuliah di sana, diwisuda di sana.
Kyai: Namamu terdaftar di sana? Kamu mendaftar?
Liberal: Ya jelas dong Kyai, ini ijazah juga masih basah.
Kyai: Sekiranya waktu itu kamu tidak mendaftar, tapi kamu tetap datang kesana, hadir di perkuliahan, diam-diam ikut ujian, bahkan kamu dapat nilai sempurna, apakah kamu tetap akan dapat ijazah?
Liberal: Jelas enggak Kyai, itu namanya mahasiswa ilegal. Sekalipun dia pintar, dia nggak terdaftar sebagai mahasiswa, kampus ane mah ketat soal aturan gituan.
Kyai: Berarti kampusmu jahat dong, ada orang sepintar itu tak dikasih ijazah hanya karena tidak mendaftar?
Liberal: *terdiam*
Kyai: Gimana?
Liberal: Ya nggak jahat sih, itu kan aturan, salah si mahasiswa kenapa nggak mendaftar, konsekuensinya ya nggak dapat ijazah dan titel resmi dari kampus.
Kyai: Nah, kalau kampusmu saja ada aturan, apalagi dunia dan akhirat. Kalau surga diibaratkan ijazah, dunia adalah bangku kuliah, maka syahadat (mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah) adalah pendaftaran awalnya. Tanpa pendaftaran awal, mustahil kita diakui dan dapat ijazah, sekalipun kita ikut kuliah dan mampu melaluinya dengan gemilang. Itu adalah aturan, menerapkannya bukanlah kejahatan, melainkan keadilan.
Kisah ini tersebar secara viral di internet. Kami melansirnya dari www.kabarmakkah.com.

No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...