Sebenarnya jika orang mau berpikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan
tugasnya atas nama "al-Masih", yang julukan ini diberikan oleh Allah
kepada nabi 'Isa berdasarkan wahyu-Nya.
Diberikannya julukan
al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan
pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya yang
menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena ia menggunakan nama
"al-Masih", seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia berbuat
sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau.
Al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain
Dia yang wajib disembah; tetapi Dajjal mengangkat nabi 'Isa itu sendiri
sebagai Tuhan.
Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa semua
Nabi adalah hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal mengutuk semua Nabi
yang suci sebagai orang berdosa.
Mengapa demikian ? Karena jika
para Nabi Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak
perlu timbul Putra Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian
manusia.
Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa setiap orang akan mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah cukup menebusi dosa ummat Kristen.
Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa setiap orang akan mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah cukup menebusi dosa ummat Kristen.
Al-Masih 'Isa mengajarkan
bahwa orang kaya tak dapat masuk dalam kerajaan Surga, tetapi Dajjal
yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya manusia menumpuk-numpuk
kekayaan.
Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan julukan
"Al-Masihid Dajjal" hanyalah untuk menjelaskan, bahwaDajjal adalah nama
lain belaka bagi agama Kristen sekarang ini Nama Al-Masih dan agama
al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan
(dajala) yang ada di belakang itu.
HADITS TENTANG DAJJAL
Hadits tentang Dajjal adalah banyak sekali, dan diriwayatkan oleh
sejumlah besar Sahabat Nabi, sehingga tak perlu dipersoalkan lagi
tentang mutawatir-nya; walaupun masih perlu dipersoalkan tentang
terpenuhinya ramalan itu secara terperinci. Hadits-hadits itu
termuat dalam kitab-kitab Hadits yang amat sahih, bahkan yang termuat
dalam kitab Bukhari dan Muslim tak sedikit jumlahnya.
Hadits
tentang Dajjal yang termuat dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal berjumlah
seratus, dan di antara yang meriwayatkan Hadits; terdapat sahabat
kenamaan, seperti sayyidina Abubakar, 'Ali, Siti 'Aisyah, Sa'd bin Abi
Waqqas; Abdullah bin Abbas, Abdullah bin 'Umar, Abdullah bin 'Amr, Abu
Hurairah, Abu Said Khudri, Anas bin Malik, Jabir, Hisyam bin Amir,
Samrah bin Jundab, Ubayya bin Ka'b, Safinah, Imran bin Husain, Nawas bin
Sam'an, Ummu Syarik, Fatimah binti Qais, Ubadah bin Samit, Abu Ubaidah
bin Al-Jarrah, Asma' binti Yazid, dan Mughirah bin Syu'bah.
Masih
banyak Sahabat lagi yang meriwayatkan Hadits tentang Dajjal.Para
Sahabat ini semua sependapat bahwa Nabi Muhammad SAW berulang-ulang
menceritakan Dajjal, hingga tak perlu diragukan lagi tentang adanya
kenyataan bahwa sumber yang mengalirkan ramalan itu adalah Nabi Muhammad
SAW sendiri.
No comments:
Post a Comment