Kaum Yahudi merupakan sebuah kaum
pilihan tuhan diantara umat manusia lainnya, hal ini terlihat dalam Al Quran. Istilah Bani Israel (Bani Israil) disebut sebanyak 41 kali dalam Al-Qur'an
pada 16 Surah berbeda. di Surah Al-Baqarah dan Al-Maidah, Bani Israel
disebut sebanyak 6 kali, sementara disebut 4 kali pada Surah Al-A'raf,
Al-Isra dan Asy-Syu'ara. Al-Qur'an menjelaskan berbagai riwayat Bani
Israel di zaman Musa dan Isa.
Pada abad 17 SM orang-orang
Bani Israel ditimpa kelaparan dan kekeringan sehingga mereka bersama
dengan Ya’qub berhijrah dari Palestina ke Mesir menemui Yusuf as yang
saat itu menjadi menteri di pemerintahan Fir’aun. Berselang waktu yang
lama akhirnya keturunan Ya’qub diperbudak oleh Fir’aun.
Pada abad 14 – 13 SM Allah SWT mengutus Musa as
kepada mereka di sinilah dimulai agama Yahudi sehingga menjadikan mereka
bertentangan dengan Fir’aun dan kaumnya. Peretentangan itu mejadikan
orang-orang Bani Israel keluar dari Mesir, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir’aun)
dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang
seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan
membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu
terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika
kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan
(Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.”
(QS. Al Baqarah 2:49-50)
Hijrah tersebut terjadi pada abad 1280 SM pada masa pemerintahan
Ramses II. Setelah itu mereka (orang-orang Yahudi) berada dibawah
pimpinan Yusa’ yang menggantikan Musa as dan menetap di Kan’an
(Palestina). Daud as berhasil mendirikan pemerintahannya di Yerusalem
pada tahun 990 SM dan disinilah Daud mendapatkan perintah untuk
membangun Baitul Maqdis akan tetapi dikarenakan kesibukannya berperang
maka itu semua tidak sempat dilakukannya sehingga Allah SWT.
mewahyukan kepadanya agar memerintahkan anaknya yang bernama Sulaiman as
untuk membangun Baitul Maqdis dan ditengah pembangunannya itu beliau as
membangun Haekal sebagai tempat peribadahan lengkap dengan altar
penyembelihan kurbannya.
Dalam bukunya Zionis, Gerakan Menaklukkan Dunia, Maulani
menjelaskan Setelah Sulaiman as wafat pada tahun 922 SM, pemerintahan
Daud terpecah menjadi dua: kerajaan Israel di bawah pimpinan Jeroboam di
sebelah utara dan kerajaan Yahudza di sebelah selatan yang dipimpin
oleh Rehoboam. Di antara keduanya sering terlibat peperangan panjang
hingga masa mereka dihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilonia pada
tahun 587 SM. Pada penyerangan ini terjadi penghancuran terhadap
Yerusalem termasuk terhadap Haekal Sulaiman. Mereka berhasil menawan dan
membawa banyak orang-orang Yahudi ke Babilonia dan menetap di sana yang
dikenal dalam sejarah Yahudi dengan para tawanan orang-orang Babilonia.
Menurut sejarah Bani Israel menjadi budak Babilonia selama 50 tahun,
pada masa menjadi budak di negeri Babil Allah mengutus para nabi untuk
menghibur mereka. Salah satu nabinya adalah Nabi Daniel, Allah berfirman
kepada nabi Daniel bahwa Allah berjanji kepada Bani Israel akan
mengirim satu nabi khusus unuk Bani Israel, nabi ini bergelar mesias
/al-Masih yang tugasnya adalah untuk mengembalikan kembali puncak
kejayaan Bani Israel di Yerusalem sebagai kerajaan yang menguasai dunia
tanpa tandingan, seperti layaknya zaman nabi Daud dan Sulaiman pada masa
lalu. Sebagaimana dalam kitab taurat:
“Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah
yang Dijanjikan’. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit
Zion”.
Bani Israel sungguh bahagia dengan kabar ini, dan menunggu al-Masih
yang di janjikan Allah pada mereka, kerajaan Babilonia pun kalah perang
dan hancur oleh kerajaan Persia dan pemerintah Persia membebaskan
perbudakan bani israel dari babilonia dan mengirim kembali Bani Israel
ke Yerusalem untuk membina kembali kerajaan Israel. Kemudian Haikal
Sulaiman pun kembali di bina namun tak semegah semasa zaman sulaiman
dulu, Bani Israel pun semakin gembira untuk menatap masa depan bahwa
masa yang di janjikan Allah itu telah dekat.
DALAM Majalah at Tarikh al Arabi disebutkan bahwa setelah
orang-orang Bani Israel dipulangkan kembali tanah yang di janjikan
kepada mereka yaitu Palestina. Maka mereka membangun kembali tempat
peribadatan yang telah dihancurkan oleh Bukhtanshar. Ketika kerajaan
Persia telah hancur maka kekuasaan mereka pun jatuh ketangan Aleksander
al-Maqduni sehingga orang-orang Yahudi menampakkan loayalitas,
ketundukan dan penyambutan mereka kepada Aleksander al-Maqduni. Kerajaan
Aleksander al-Maqduni menguasai Yerusalem tahun 332 SM. Dan sejak saat
itu mereka berada dibawah kekuasaan Yunani.
Setelah Aleksander al Maqduni wafat maka kekuasaannya terpecah
diantara mereka, Mesir berada di tangan Ptolomeus sedangkan
negara-negara utara diserahkan ketangan Selecus. Namun pada tahun 199 SM
terjadi peperangan antara Ptolomeus dan Selecus yang kemudian
dimenangkan Ptolomeus..
Pada tahun 198 SM Yerusalem jatuh ketangan Raja Suria yang bernama
Antiochus dan sejak saat itu terjadi berbagai fitnah dan peperangan
berdarah di Yeusalem hingga masa kedatangan pemimpin Romawi yang bernama
Pompy tahun 63 SM yang kemudian berhasil menguasai Yerusalem. Sejak
saat itu Yerusalem berada ditangan kekuasaan orang-orang Romawi dan
menjadikannya sebagai Negara Romawi. Pada masa inilah Isa bin Maryam
dilahirkan di kota Betlehem di akhir pemerintahan Herodes pada tahun 37 –
40 M.
Waktu terus berlalu perpindahan kekuasaan atas tanah suci Yerusalem
dari kerajaan lain terus berganti mestipun bani israel sudah kembali
ketanah suci namun Yeruslem masih juga belum merdekakan dari kerajaan
yang menguasai wilayah tersebut. Pada masa tanah suci Yerusalem pindah
kekuasaan di bawah naungan kerajaan romawi, pada masa itu Allah mengutus
nabi al-Masih yang di janjikan Allah untuk Bani Israel, dengan tujuan
untuk mengembalikan masa kejayaan Bani Israel seperti zaman Sulaiman
dulu.
Allah telah memenuhi beberapa janji kepada bani Israel. Pada masa itu
Bani Israel telah dikumpulkan ketempat semula tanah yang dijanjikan di
Yerusalem yang nantinya al-Masih akan memerintah disana sebagai raja
bagi Bani Israel. Kemudian Allah mengutus al-Masih sebagaimana janjinya
dulu melalui nabi Daniel. namun mereka menolak menerima al-Masih sebagai
nabi mereka, karena mereka berpendapat dan menuduh bahwa isa anak di
luar nikah,
Mereka berpandangan bagaimana mungkin al-Masih yang hidup miskin dan
pengikutnya yang sedikit untuk memerdekakan tanah suci Yerusalem dari
genggaman kerajaan romawi yang paling kuat pada masa itu. Akhirnya
mereka menuduh al-Masih telah melecehkan agama dengan mengaku dirinya
sebagai al-Masih.
Maka akhirnya mereka mencoba membunuh al-Masih dengan menghasut
al-Masih kepada raja romawi pada saat itu untuk meyalib al-Masih.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran surah a-Nisa’ 157: “Dan juga
(disebabkan) dakwaan mereka Dengan mengatakan: “Sesungguhnya Kami telah
membunuh Al-Masih Isa Ibni Maryam, Rasul Allah”. padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak memalangnya (di kayu palang – salib), tetapi
diserupakan bagi mereka (orang Yang mereka bunuh itu seperti Nabi Isa).
dan Sesungguhnya orang-orang Yang telah berselisih faham, mengenai Nabi
Isa, sebenarnya mereka berada Dalam keadaan syak (ragu-ragu) tentang
menentukan (pembunuhannya). tiada sesuatu pengetahuan pun bagi mereka
mengenainya selain daripada mengikut sangkaan semata-mata; dan mereka
tidak membunuhnya Dengan yakin.”
Setelah Bani Israel meyakini bahwa orang yang mereka bunuh bukan
al-Masih dengan bukti yang sangat kuat, mereka mengatakan buktinya orang
yang mengaku al-masih telah meninggal ditiang salib. Sehingga
bertambah-tambahlah keyakinan mereka bahwa itu bukan al-Masih.
Konsekwensinya adalah bahwa janji Allah untuk mengutus seorang rasul
dengan misi membawa kembali kegemilangan bangsa yahudi sebagaimana masa
Nabi Daud dan Sulaiman belum tercapai. Sedangkan orang yang mengaku
al-masih telah mati ditiang salib. Atas dasar inilah kaum yahudi masih
berkayakinan bahwa al-masih yang dijanjikan belum diutus oleh Allah SWT.
Masa pun berganti, tanah Palestina masih berada di bawah kekuasaan
bangsa Romawi, kali ini bangsa Yahudi kembali terusir akibat
pemberontakan yang gagal untuk mendapatkan otonomi dan kekuasaan di
Palestina. Raja Romawi akhirnya menghancurkan haikal Sulaiman mereka dan
mengusir mereka keluar dari tanah Palestina dan itu terjadi pada tahun
70 M, dan pada tahun 135 M seluruh sisa-sisa sejarah mereka di hapuskan
sama sekali di bumi Palestina. Dan mereka mulai hidup bergentanyangan di
muka bumi selama ribuan tahun. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran
surah al-A’raf ayat 168:
“Dan Kami sebarkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di
antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak
demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan
(bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”.
Setelah mereka terusir ke seluruh penjuru dunia akhibat dari
kederhakaan kali yang kedua, semenjak itu mereka tidak bisa kembali ke
Yerusalem dalam waktu yang sangat lama. Dalam pengasingan tersebut
mereka tetap menanamkan ideologi kepada keturunan mereka bahwa tanah
suci Yerusalem merupakan tanah suci yang dijanjikan dan disitulah
al-masih akan berkuasa.
Padahal Isa al-Masih telah di utus kepada mereka, tapi mereka tidak
mengakuinya. Akibat dari keingkaran mereka maka Allah mengutuskan kepada
mereka al-masih palsu, yaitu manusia yang mengakui dirinya al-masih di
akhir zaman. Dan Allah memberikan kepada al-Masih palsu sebagaimana
mukjizat seorang nabi. Dialah yang dijelaskan oleh Rasulullah dengan
sebutan nama al-Masih Dajjal. Dajjal bermakna penipu yang berarti
al-masih penipu, dia bisa menurunkan hujan dan menghidupkan orang telah
mati. S
yekh Imran hosein dalam bukunya Jerusalem in the Qur’an
menjelaskan Untuk meyakini kaum yahudi bahwa dirinya al-Masih Dajjal
merupakan al-Masih yang asli sebagaimana dijanjikan Allah melalui nabi
Daniel. Maka Dajjal harus mengemban fisi dan misi sebagaimana al-Masih
putra Maryam yaitu mengembalikan sejarah kegemilangan sebagaimana pada
masa Nabi Daud dan Sulaiman as ditanah yang di janjikan. Tugas yang
perlu dijalankan oleh al-Masih Dajjal adalah
1. Mengembalikan bangsa yahudi ke Yerusalem sebagaimana tanah yang di janjikan bagi orang yahudi
2. memerdekakan Tanah Suci daripada pemerintahan selain yahudi.
3. Mendirikan Negara Israel
4. membina kembali kuil Sulaiman sebagaimana mana masa kegemilangan dulu
5. Menjadikan negare Israel sebagai Negara adidaya kuasa, sebagaimana pada masa nabi Daud dan Sulaiman as.
Inilah lima misi al-Masih Dajjal yang harus di jalankan sebelum ia
mengakui dirinya sebagai al-Masih sejati. Sebab jika tugas ini belum di
selesaikan Yahudi tidak akan pernah percaya kepada al-Masih Dajjal. Akan
tetapi ingat bahwa misi dajjal sedang dalam proses untuk meyakini kaum
yahudi bahwa al-masih Dajjal merupakan al-Masih sejati. Al-Masih Dajjal
dalam waktu dekat akan mengusap tangannya dan mengatakan misi telah
selesai dan Kaum Bani Israel telah tertipu. Pada saat itulah al-Masih
sejati akan di utus oleh Allah kembali ke dunia untuk membunuh al-Masih
palsu.
No comments:
Post a Comment