Kepada pembaca yang sedang galau meratapi nasib, perlu untuk kita
ketahui bersama bahwa Allah SWT adalah Dzat yang maha sempurna, baik dari
Nama, Sifat maupun perbuatan-Nya. Tidak ada satupun aib atau cela yang
terdapat pada Alloh.
Sebagai bentuk realisasi tauhid,
kita dilarang mengingkari nama dan sifat yang telah ditetapkankan oleh
Alloh Ta’ala. Kita wajib percaya dan menerima sesuatu yang telah
ditetapkan Alloh kepada para hambaNya.
Segala Sesuatu Diciptakan Dengan Hikmah
Allah SWT menciptakan langit dan bumi beserta isinya, semuanya tentu
mengandung hikmah yang agung dan tidak dalam rangka kesia-siaan. Alloh
Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami tidak menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia
saja). Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka…” (Ash-Shood: 27). Termasuk tatkala Alloh memberikan manfaat (kebaikan) atau suatu mudhorot (musibah) pada seseorang, tentunya hal ini juga mengandung hikmah yang agung di dalamnya.
Untuk itu kita harus selalu berhusnuzhon (berprasangka baik)
terhadap segala sesuatu yang telah Alloh tetapkan kepada para hamba-Nya
agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Rahasia di Balik Musibah
Tidaklah Allah SWT menimpakan suatu musibah atau bencana kepada para hambaNya yang mu’min kecuali untuk tiga hal:
- Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena kesabarannya terhadap musibah yang telah Alloh tetapkan.
- Sebagai cobaan bagi dirinya.
- Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu.
Su’udzon Itu Tercela
Su’udzon (berprasangka buruk) pada Allah SWT merupakan sifat
tercela yang harus dijauhi dari diri setiap orang yang beriman karena
hal ini merupakan salah satu dari dosa besar. Sikap seperti ini juga
merupakan salah satu kebiasaan orang kafir dan munafik. Mereka berprasangka
kepada Alloh dengan prasangka yang buruk dan mengharapkan kekalahan dan
kehancuran kaum muslimin. Akan tetapi Allah SWT membalik tipu daya mereka
serta mengancam mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan supaya Dia mengazab
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik
laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap
Alloh. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan
Alloh memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka
Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.” (Al-Fath: 6)
Adzab dunia yang akan diterima oleh orang kafir dan munafiq adalah
berupa keresahan dan kegelisahan yang melanda hati mereka tatkala
melihat keberhasilan kaum muslimin. Adapun adzab akhirat, mereka akan
mendapatkan murka Allah SWT serta dijauhkan dari rahmat Allah SWT dan dimasukkan
ke dalam neraka jahannam yang merupakan sejelek-jelek tempat kembali.
Berprasangka buruk pada Allah SWT merupakan bentuk cemooh atau ingkar pada takdir Allah SWT, Misalnya dengan mengatakan “Seharusnya kejadiannya begini bukan begitu.” Atau ucapan, “Kok rejeki saya akhir-akhir ini seret terus ya? Ada sabotase dari mana lagi ya? Lagi sial memang…”
serta bentuk ucapan-ucapan yang lain. Banyak orang berprasangka buruk
pada Alloh baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun orang
lain. Tidak ada yang dapat menghindar dari prasangka buruk ini kecuali
bagi orang-orang yang memahami nama dan sifat Alloh. Maka sudah
selayaknya bagi orang yang berakal dan mau membenahi diri, hendaklah ia
memperhatikan permasalahan ini dan mau bertobat serta memohon ampun
terhadap prasangka buruk yang telah ia lakukan.
Hondari Prasangka Buruk Kepada Alloh
Sikap berburuk sangka merupakan sikap orang-orang jahiliyah, yang
merupakan bentuk kekufuran yang dapat menghilangkan atau mengurangi
tauhid seseorang. Allah SWT berfirman yang artinya, “Mereka
menyangka yang tidak benar terhadap Alloh seperti sangkaan jahiliyah.
Mereka berkata: ‘Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan)
dalam urusan ini?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tangan Alloh.’ Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak
mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: ‘Sekiranya ada bagi kita
barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak
akan dibunuh (dikalahkan) di sini.’ Katakanlah: ‘Sekiranya kamu berada
di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati
terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.’ Dan Allah
(berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk
membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (Ali-Imran: 154)
Perlu untuk kita ketahui bersama, berprasangka buruk kepada Alloh dapat terjadi pada tiga hal, yaitu:
- Berprasangka bahwa Allah SWT akan melestarikan kebatilan dan menumbangkan al haq (kebenaran). Hal ini sebagaimana persangkaan orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. Allah SWT berfirman yang artinya, “Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya (terbunuh dalam peperangan, pen) dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.” (Al-Fath: 12) Perbuatan seperti ini tidak pantas ditujukan pada Allah karena tidak sesuai dengan hikmah Alloh janji-Nya yang benar. Inilah prasangka orang-orang kafir dan Neraka Wail-lah tempat mereka kembali.
- Mengingkari Qadha’ dan Qadar Alloh yaitu menyatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di alam ini yang di luar kehendak Alloh dan taqdir Alloh. Seperti pendapat Sekte Qodariyah.
- Mengingkari adanya hikmah yang sempurna dalam taqdir Alloh. Sebagaimana pendapat Sekte Jahmiyah dan Sekte Asy’ariyah.
Iman dan tauhid seorang hamba / muslimin tidak akan sempurna sehingga ia
membenarkan semua yang dikabarkan oleh Alloh, baik berupa nama dan
sifat-sifat-Nya, kesempurnaan-Nya serta meyakini dan membenarkan
janji-Nya bahwa Dia akan menolong agama ini.
Untuk itu sekali lagi marilah kita instropeksi diri sendiri, apakah kita
termasuk orang yang seperti ini (orang gemar berprasangka buruk pada
Allah SWT) sehingga kita dijauhkan dari surga Alloh yang kekal? Kita berdo’a
kepada Alloh agar menjauhkan kita semua dari berprasangka buruk
kepadaNya. Wallohu a’lam.
No comments:
Post a Comment