Rasulullah Saw bersabda, "Pemimpin suatu kaum (bangsa) adalah pelayan mereka." (HR.Jamaah)
Hadist di atas sangat menarik untuk dibahas. hadits tersebut yg telah mendeskripsikan fungsi pemimpin bukan pada semata-mata kemampuan membagi tugas orang-orang dan elemen-elemen yg ada dalam ruang lingkup kepemimpinannnya, tetapi pada tugas dan tanggung jawabnya yang sangat utama dan penting adalah sebagai pelayan (khadim).
Jika dianalogikan pada pelayan di rumah makan maka ia adalah orang yang paling sibuk melayani para pengunjungnya agar selalu mendapatkan kepuasan. Pada dasarnya pelayan itu tidak pernah diam selama masih ada para tamunya. Jika filsafat ini ditarik kepada pemimpin umat dan bangsa, sebenarnya kita akan melihat para pemimpin yang memiliki dedikasi yang tinggi, yang siap melayani rakyatnya seoptimal mungkin. Misalnya; pada saat rakyatnya lapar maka ia adalah orang yang paling lapar dan pada saat kebutuhan makanan tersedia, ia adalah orang yang terakhir mencicipinya. Bukan sebaliknya yg hidup bermewah-mewah pada saat rakyatnya menderita atau yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarganya dengan mengorbankan kepentingan rakyat banyak.
Dalam lintasan sejarah Islam, filsafat kepemimpinan yang menekankan pada aspek pelayanan. Telah diaktualkan oleh Rasulullah Saw., sehingga diabadikan dalam al-Qur'an:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap-orang-orang mukmin." (QS. 9:128).
Baginda Rasul dalam segala kebijakan dan sepak terjangnya, slalu mendahulukan kepentingan masyarakat apalagi mereka yang termasuk kelompok dhuafa dan masakin. Beliau sendiri, menyatakan "Sesungguhnya kalian akan mendapatkan rizki dan pertolongan dari Allah SWT., jika membela kepentingan orang-orag lemah."
Di samping Rasulullah Saw. mempraktikan dan memberi contoh pemihakan pemimpin kepada rakyat banyak, beliau juga selalu berpesan kepada para PEMIMPIN dan juga kepada para ULAMA yang merupakan ahli waris para nabi untuk slalu berpihak kepada rakyat yang menderita. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda; "Taatilah para ulama selama mereka tidak mengikuti hawa nafsunya. Lalu para Shahabat bertanya; "Apa tanda ulama yang mengikuti hawa nafsunya?
Rasul menjawab: Mereka senang mengikuti sultan. Dan dalam satu riwayat dinyatakan; Mereka meninggalkan kelompok "fuqara" meninggalkan kelomok "fuqara" dan "masakin" serta mengetuk pintu para sultan.
Jejak Rasul ini, sangat diikuti oleh para sahabatnya yg kelak menjadi pemimpin umat seperti; Abu Bakar, Umar, Usman, da Ali ra. Banyak kisah yang menunjukan tanggung jawab para sahabat kepada umatnya. Kisah khalifah Umar ra. yg memanggul sendiri karung berisi gandum bagi seluruh keluarga miskin yang sudah berhari-hari tak makan bisa jadi contoh.
Ulama dan pemimpin adalah pelayan umat yg slalu mengayomi mereka dalam keadaan susah dan senang.
Wallah a'lam bi ash-shawab.
Wassalaamu'alaikum Wr.Wb.
kak mau tanya, nyari syarh hadistnya dibuku apa yah ?
ReplyDelete