Monday, June 1, 2015

Teleportasi dalam Islam

Dalam film The flash dan juga serialnya yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia menggambarkan bagaimana kecepatan The flash saat beraksi. 

Demikian pula yang terjadi di film Smallvillle. 
Disaat yang bersamaan Clark sedang bermain Football, ketika itu Mba Chloe sedang dalam posisi akan ditikam oleh penjahat, dalam sepersekian detik itu Mas Clark berlari menolong chloe, saking cepetnya, segala sesuatu di sekitar terlihat diam, sampai pada ga “ngeh” kalau Clark berlari meninggalkan lapangan, mata chloe beserta penjahat pun tidak mampu menangkap gerakan super cepat Clark yang bermaksud menolong chloe. Selamatlah Chloe, dan menanglah sang jagoan dalam pertandingan football.

Ada lagi yang agak mirip dengan cerita fiktif di atas, kali ini kemampuan berpikir seseorang yang mampu memindahkan materi tubuh dan benda-benda yang disentuhnya, untuk menembus dimensi ruang dalam fungsi waktu yang sangat singkat. Pada Film “Jumper”, sang jagoan mampu berpindah tempat ke segala penjuru dunia hanya dalam hitungan sepersekian detik, dengan kekuatan pikiran.

 Oke lah ya,..secara, namanya film bisa-bisa saja karangan sutradara, yang jadi pertanyaan, apakah ada kejadian nyata selain dua cerita fiktif di atas ?

Ternyata ada kawan, ada banget, bahkan lebih dahsyat !!!!

 Masih ingat kisah yang diabadikan dalam AL-Quran, dimana seorang ahli kitab mampu memindahkan singgasana Ratu Saba pada zaman Sulaiman ?

Yang lamanya hanya memakan waktu sebelum nabi Sulaiman berkedip,(dengan catatan, jarak singgasana Nabi Sulaiman dengan Ratu Saba tidak kurang 60 Km) Setelah dihitung-hitung, kecepatan si ahli kitab ini mencapai 100.000 kali kecepatan cahaya,  Subhanallah

 Itu lah segelintir kisah yang sangat berkaitan dengan kecepatan dalam menembus dimensi Ruang bahkan mungkin dimensi waktu. Salah satu hal yang sangat menarik perhatianku. Selain aku memang terobsesi akan hal-hal ini, dalam Al-Quran pun kita dapatkan data yang relevan terhadap perhitungan manusia di masa kini yang berhubungan kisah di atas.

Padahal, salah satu ”hal” di alam semesta ini (menurut ilmu pengetahuan saat ini), ”hal” yang paling cepat perpindahannya adalah Gelombang Cahaya. Ya, ”cahaya”! Sebuah kata yang selalu menginspirasikan manusia yang cinta akan kata-kata itu sendiri...

Balik lagi ke pokok bahasan...
Di bangku SMA Kelas X / 10, kita-kita sering dicekoki bahwa kecepatan cahaya itu adalah 300.000 Km/det. Padahal, secara akurasi, menurut ”Konferensi 17”, yang membahas Ukuran dan Satuan, didefinisikan bahwa pada 1 meter = Jarak tempuh cahaya dalam ruang vakum selama jangka waktu (1/299792458) detik. Dapat dikatakan, kecepatan cahaya = 299.279,5 Km/det.

Angka di atas adalah ”sesuatu” yang paling cepat yang dapat dihitung manusia.

Bagaimana kecepatan seorang ahli kitab tadi yaa ?

        Nah, ternyata selain kisah ahli kitab tadi, ada kisah yang lebih dahsyat kecepatannya, yang bahkan hingga kini ini manusia belum mampu menerjemahkan fenomena tersebut dalam sebuah perhitungan yang empiris dan akurat, hanya dalam limitasi estimasi Abad 21.

 Tentu kisah tersebut adalah Kisah Isra’ Mi’raj-nya Nabi Muhammad SAW.

Sebuah kisah awal diberlakukannya syariat sholat 5 waktu, merupakan salah satu amalan yang pertama kali dihisab di akhirat nanti, yang berlaku hingga manusia akhir zaman.

”Istimewanya dimana ya?!”

Lebih dari istimewa kawan, bahkan Al-Qur’an sejak 14 abad lalu telah mengabadikan dalam surah Al-isra’ ayat 1 :

    ” Maha Penggerak Yang telah menjalankan hamba-Nya dari tempat berputar yang ditinggalkan ke tempat berputar yang di ujung yang kami beri perlindungan sekitarnya. Untuk kami lihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Lagi Maha Melihat.”


Jadi, hanya kira-kira kurang dari 10 jam Rasulullah melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Dari ayat pula dapat kita perkirakan kecepatan Malaikat sekitar 50 x C { 50 kali kecepatan cahaya}. Sehingga malaikat Jibril tidak mampu untuk mangantar Rasulullah hingga ke langit ke-7.

          Mari kita bertamasya dengan Matematika dalam usaha menerjemahkan fenomena kebesaran Allah pada peristiwa Isra’ Mi’raj:
            Peristiwa ini menggambarkan bahwa alam semesta ini terdiri dari 7 lapis langit, ”ujung” dari 7 lapis langit sendiri masih menjadi misteri ilmu pengetahuan hingga detik ini. Namun Jika dalam Agama di Atas Langit ke 7 adalah Kerajaan Allah SWT.

Berdasar data bahwa kecepatan cahaya = 299.279,5 Km/det, dapat kita ketahui :
I.                    Langit lapis 1 (Merupakan sistem Tata Surya) dimana diamater tata surya sekitar 0.005 tahun cahaya. Jadi, dengan kecepatannya, cahaya membutuhkan waktu 0.005 tahun untuk berangkat dari matahari hingga ujung tata surya (planet Sedna).
II.                 Langit lapis 2 (kumpulan dari Tata Surya, disebut Galaksi, sekitar 100 milyar bintang/matahari) dengan jari-jari = 100.000 tahun cahaya
III.               Langit lapis 3 (kumpulan dari milyaran galaksi, disebut Nebula) : jari-jari sekitar 50x1.014.000.000.000.000 tahun cahaya.
IV.              Langit lapis 4 (Kumpulan Nebula) jari-jari 50x1.025.000.000.000.000   tahun cahaya.
V.                 Langit lapis 5 (Kumpulan dari Kumpulan Nebula, Grup Nebula) jari-jari 50x1.036.000.000.000.000 tahun cahaya.
VI.              Langit lapis 6 (Kumpulan Grup Nebula, Guci) jari-jari 50x1.047.000.000.000.000  tahun cahaya.
Dan terakhir
VII.            Langit lapis 7 (alam semesta) jari-jari sekitar 50x1.058.000.000.000.000 tahun cahaya !!!



Jadi, seberkas cahaya membutuhkan waktu selama :
500.000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000 tahun cahaya untuk menuju langit ke 7 dari bumi.

Sedangkan malaikat membutuhkan waktu selama:
10. 000. 000. 000. 000. 000. 000.000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. tahun cahaya !
 Misal, perjalanan yang dilakukan bolak balik (berarti harus dikali 2), tetapi kalau dari langit ke-2 ke langit-7 harus bolak balik sebanyak 10 kali,maka :

Misal = jarak : J dan jarak bumi ke langit ke-2 : b
Didapat Jarak Semesta (S) : (J-b) x 10 + 2 b = 10 J – 10b + 2b = 10J – 8b.
 Ok, sekarang kita masukkan S dengan angka-angka lama waktu cahaya merambat :
 10 J = 5. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000.000. 000. 000. 000 tahun cahaya
b = 50.000 tahun cahaya, maka 8b = 400.000 tahun cahaya.

So, S = 10J - 8b
          = 5. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000.000. 000. 000. 000 - 400.000 ) tahun Cahaya..!

Dengan kecepatan (V) = S/t , dimana asumsi lama perjalanan Rasulullah dari jam 7 malam sampai jam 5 pagi = 10 jam = t

Subhanallah...benar-benar di luar jangkauan akal manusia...kita tak dapat membayangkan kecepatan macam apa itu kecuali yang Maha Penggerak yang melakukan itu semua.



Pertanyaan Besar :
 Dengan kecepatan maha dahsyat itu, terdapat kemungkinan Rasulullah mengalami fenomena sesak nafas ataupun punggung terasa berat ketika dalam perjalanan. Bagaimana Al Qur’an menjawabnya ?

  Sebelum menjawab dgn ayat, ada sebuah analogi dalam menjawab persoalan ini:
             Andaikan rata-rata manusia mampu menahan nafas selama 29 detik. Misal si Fulan melewati terowongan hampa udara dengan kecepatan V1, dimana harus manahan nafas selama 30 detik. Maka, Fulan mengalami sesak nafas selama 1 detik.
            Sekarang, kecepatan si Fulan ditambah menjadi V2, dimana dengan kecepatan V2 si Fulan hanya perlu menahan nafas selama 29 detik. Artinya, si Fulan akan bilang ’pas” tidak mengalami sesak nafas, sesuai dengan kemampuan menahan nafas selama 29 detik.

            Kalau kecepatan V2 ditambah lagi menjadi V3, dimana Fulan hanya perlu menahan nafas selama 1 detik. Bisa dibilang bahwa Fulan tidak menahan nafas karena 1 detik ekuivalen dengan kecepatan jantung.

            Ok, bagaimana kecepatan dari V3 ditambah lagi menjadi Vx (infinity) ?

Dimana Fulan hanya membutuhkan waktu melewati terowongan selama sepersekian milyar detik.
Kalo jantung bisa ngomong, ”Ane belom berdenyut ente udah sampe


 Senada dalam Al-Qur’an, dalam surah Al Insyirah ayat 1,2, dan 3 :

  1. Bukankah Kami telah lapangkan bagimu dadamu (waktu Isra’)
  2. Dan Kami telah turunkan bebanmu darimu (ketika mi’raj)
  3. Yang memberatkan punggungmu?

Terjawab khan?!
 Jadi, ”siapa dan apa” yang mampu menggerakkan manusia dalam sebuah velositas dengan akselerasi tak terbatas hingga menjadi sebuah energi eksitasi yang mampu mentranslasikan dalam orde yang tak hingga, hanya Allah-lah Sang Maha Penggerak = SUBHAANA.
 Subhanallah ya, betapa terbatasnya akal manusia dalam menerjemahkan kekuasaan Allah, untuk satu fenomena ini, kita belum (dan mungkin tidak akan) mampu menjawab dimana ’arsy Allah dan bagaimana Tujuh lapis langit itu sebenarnya. Untuk ke arah sana, itu sudah di luar kemampuan manusia. Wallahu’alam
    

QS An-Najmu (1-9)

53:1
Demi bintang ketika terbenam.

53:2
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.

53:3
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.

53:4
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

53:5
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

53:6
yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.

53:7
sedang dia berada di ufuk yang tinggi.

53:8
Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.

53:9
maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).




No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...