Demikian pula yang terjadi di film Smallvillle.
Disaat
yang bersamaan Clark sedang bermain Football, ketika itu Mba Chloe
sedang dalam posisi akan ditikam oleh penjahat, dalam sepersekian detik
itu Mas Clark berlari menolong chloe, saking cepetnya, segala sesuatu
di sekitar terlihat diam, sampai pada ga “ngeh” kalau Clark berlari
meninggalkan lapangan, mata chloe beserta penjahat pun tidak mampu
menangkap gerakan super cepat Clark yang bermaksud menolong chloe.
Selamatlah Chloe, dan menanglah sang jagoan dalam pertandingan
football.
Ada lagi yang agak mirip dengan
cerita fiktif di atas, kali ini kemampuan berpikir seseorang yang
mampu memindahkan materi tubuh dan benda-benda yang disentuhnya, untuk
menembus dimensi ruang dalam fungsi waktu yang sangat singkat. Pada
Film “Jumper”, sang jagoan mampu berpindah tempat ke segala penjuru
dunia hanya dalam hitungan sepersekian detik, dengan kekuatan pikiran.
Oke
lah ya,..secara, namanya film bisa-bisa saja karangan sutradara, yang
jadi pertanyaan, apakah ada kejadian nyata selain dua cerita fiktif di
atas ?
Ternyata ada kawan, ada banget, bahkan lebih dahsyat !!!!
Masih
ingat kisah yang diabadikan dalam AL-Quran, dimana seorang ahli kitab
mampu memindahkan singgasana Ratu Saba pada zaman Sulaiman ?
Yang
lamanya hanya memakan waktu sebelum nabi Sulaiman berkedip,(dengan
catatan, jarak singgasana Nabi Sulaiman dengan Ratu Saba tidak kurang
60 Km) Setelah dihitung-hitung, kecepatan si ahli kitab ini mencapai
100.000 kali kecepatan cahaya, Subhanallah
Itu
lah segelintir kisah yang sangat berkaitan dengan kecepatan dalam
menembus dimensi Ruang bahkan mungkin dimensi waktu. Salah satu hal yang
sangat menarik perhatianku. Selain aku memang terobsesi akan hal-hal
ini, dalam Al-Quran pun kita dapatkan data yang relevan terhadap
perhitungan manusia di masa kini yang berhubungan kisah di atas.
Padahal,
salah satu ”hal” di alam semesta ini (menurut ilmu pengetahuan saat
ini), ”hal” yang paling cepat perpindahannya adalah Gelombang Cahaya.
Ya, ”cahaya”! Sebuah kata yang selalu menginspirasikan manusia yang
cinta akan kata-kata itu sendiri...
Balik lagi ke pokok bahasan...
Di
bangku SMA Kelas X / 10, kita-kita sering dicekoki bahwa kecepatan
cahaya itu adalah 300.000 Km/det. Padahal, secara akurasi, menurut
”Konferensi 17”, yang membahas Ukuran dan Satuan, didefinisikan bahwa
pada 1 meter = Jarak tempuh cahaya dalam ruang vakum selama jangka
waktu (1/299792458) detik. Dapat dikatakan, kecepatan cahaya =
299.279,5 Km/det.
Angka di atas adalah ”sesuatu” yang paling cepat yang dapat dihitung manusia.
Bagaimana kecepatan seorang ahli kitab tadi yaa ?
Nah, ternyata selain kisah ahli kitab tadi, ada kisah yang lebih
dahsyat kecepatannya, yang bahkan hingga kini ini manusia belum mampu
menerjemahkan fenomena tersebut dalam sebuah perhitungan yang empiris
dan akurat, hanya dalam limitasi estimasi Abad 21.
Tentu kisah tersebut adalah Kisah Isra’ Mi’raj-nya Nabi Muhammad SAW.
Sebuah
kisah awal diberlakukannya syariat sholat 5 waktu, merupakan salah
satu amalan yang pertama kali dihisab di akhirat nanti, yang berlaku
hingga manusia akhir zaman.
”Istimewanya dimana ya?!”
Lebih dari istimewa kawan, bahkan Al-Qur’an sejak 14 abad lalu telah mengabadikan dalam surah Al-isra’ ayat 1 :
” Maha Penggerak Yang telah menjalankan hamba-Nya dari tempat berputar
yang ditinggalkan ke tempat berputar yang di ujung yang kami beri
perlindungan sekitarnya. Untuk kami lihatkan kepadanya sebagian dari
ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Lagi Maha Melihat.”
Jadi,
hanya kira-kira kurang dari 10 jam Rasulullah melakukan perjalanan
Isra’ Mi’raj. Dari ayat pula dapat kita perkirakan kecepatan Malaikat
sekitar 50 x C { 50 kali kecepatan cahaya}. Sehingga malaikat Jibril
tidak mampu untuk mangantar Rasulullah hingga ke langit ke-7.
Mari kita bertamasya dengan Matematika dalam usaha menerjemahkan fenomena kebesaran Allah pada peristiwa Isra’ Mi’raj:
Peristiwa ini menggambarkan bahwa alam semesta ini terdiri dari 7
lapis langit, ”ujung” dari 7 lapis langit sendiri masih menjadi misteri
ilmu pengetahuan hingga detik ini. Namun Jika dalam Agama di Atas
Langit ke 7 adalah Kerajaan Allah SWT.
Berdasar data bahwa kecepatan cahaya = 299.279,5 Km/det, dapat kita ketahui :
I. Langit lapis 1 (Merupakan sistem Tata Surya)
dimana diamater tata surya sekitar 0.005 tahun cahaya. Jadi, dengan
kecepatannya, cahaya membutuhkan waktu 0.005 tahun untuk berangkat dari
matahari hingga ujung tata surya (planet Sedna).
II. Langit lapis 2 (kumpulan dari Tata Surya, disebut Galaksi, sekitar 100 milyar bintang/matahari) dengan jari-jari = 100.000 tahun cahaya
III. Langit lapis 3 (kumpulan dari milyaran galaksi, disebut Nebula) : jari-jari sekitar 50x1.014.000.000.000.000 tahun cahaya.
IV. Langit lapis 4 (Kumpulan Nebula) jari-jari 50x1.025.000.000.000.000 tahun cahaya.
V. Langit lapis 5 (Kumpulan dari Kumpulan Nebula, Grup Nebula) jari-jari 50x1.036.000.000.000.000 tahun cahaya.
VI. Langit lapis 6 (Kumpulan Grup Nebula, Guci) jari-jari 50x1.047.000.000.000.000 tahun cahaya.
Dan terakhir
VII. Langit lapis 7 (alam semesta) jari-jari sekitar 50x1.058.000.000.000.000 tahun cahaya !!!
Jadi, seberkas cahaya membutuhkan waktu selama :
500.000.
000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000.
000. 000. 000. 000. 000 tahun cahaya untuk menuju langit ke 7 dari
bumi.
Sedangkan malaikat membutuhkan waktu selama:
10. 000. 000. 000. 000. 000. 000.000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. tahun cahaya !
Misal,
perjalanan yang dilakukan bolak balik (berarti harus dikali 2), tetapi
kalau dari langit ke-2 ke langit-7 harus bolak balik sebanyak 10
kali,maka :
Misal = jarak : J dan jarak bumi ke langit ke-2 : b
Didapat Jarak Semesta (S) : (J-b) x 10 + 2 b = 10 J – 10b + 2b = 10J – 8b.
Ok, sekarang kita masukkan S dengan angka-angka lama waktu cahaya merambat :
10 J = 5. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000.000. 000. 000. 000 tahun cahaya
b = 50.000 tahun cahaya, maka 8b = 400.000 tahun cahaya.
So, S = 10J - 8b
= 5. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000. 000.
000. 000. 000. 000. 000.000. 000. 000. 000 - 400.000 ) tahun Cahaya..!
Dengan kecepatan (V) = S/t , dimana asumsi lama perjalanan Rasulullah dari jam 7 malam sampai jam 5 pagi = 10 jam = t
Subhanallah...benar-benar
di luar jangkauan akal manusia...kita tak dapat membayangkan kecepatan
macam apa itu kecuali yang Maha Penggerak yang melakukan itu semua.
Pertanyaan Besar :
Dengan
kecepatan maha dahsyat itu, terdapat kemungkinan Rasulullah mengalami
fenomena sesak nafas ataupun punggung terasa berat ketika dalam
perjalanan. Bagaimana Al Qur’an menjawabnya ?
Sebelum menjawab dgn ayat, ada sebuah analogi dalam menjawab persoalan ini:
Andaikan rata-rata manusia mampu menahan nafas selama 29 detik. Misal
si Fulan melewati terowongan hampa udara dengan kecepatan V1, dimana
harus manahan nafas selama 30 detik. Maka, Fulan mengalami sesak nafas
selama 1 detik.
Sekarang, kecepatan si
Fulan ditambah menjadi V2, dimana dengan kecepatan V2 si Fulan hanya
perlu menahan nafas selama 29 detik. Artinya, si Fulan akan bilang
’pas” tidak mengalami sesak nafas, sesuai dengan kemampuan menahan
nafas selama 29 detik.
Kalau kecepatan V2 ditambah lagi menjadi V3, dimana Fulan hanya perlu
menahan nafas selama 1 detik. Bisa dibilang bahwa Fulan tidak menahan
nafas karena 1 detik ekuivalen dengan kecepatan jantung.
Ok, bagaimana kecepatan dari V3 ditambah lagi menjadi Vx (infinity) ?
Dimana Fulan hanya membutuhkan waktu melewati terowongan selama sepersekian milyar detik.
Kalo jantung bisa ngomong, ”Ane belom berdenyut ente udah sampe”
Senada dalam Al-Qur’an, dalam surah Al Insyirah ayat 1,2, dan 3 :
- Bukankah Kami telah lapangkan bagimu dadamu (waktu Isra’)
- Dan Kami telah turunkan bebanmu darimu (ketika mi’raj)
- Yang memberatkan punggungmu?
Terjawab khan?!
Jadi,
”siapa dan apa” yang mampu menggerakkan manusia dalam sebuah velositas
dengan akselerasi tak terbatas hingga menjadi sebuah energi eksitasi
yang mampu mentranslasikan dalam orde yang tak hingga, hanya Allah-lah
Sang Maha Penggerak = SUBHAANA.
Subhanallah ya,
betapa terbatasnya akal manusia dalam menerjemahkan kekuasaan Allah,
untuk satu fenomena ini, kita belum (dan mungkin tidak akan) mampu
menjawab dimana ’arsy Allah dan bagaimana Tujuh lapis langit itu
sebenarnya. Untuk ke arah sana, itu sudah di luar kemampuan manusia.
Wallahu’alam
QS An-Najmu (1-9)
Demi bintang ketika terbenam.
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.
sedang dia berada di ufuk yang tinggi.
Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
No comments:
Post a Comment