Kesempurnaan benar-benar terwujud dalam
akhlak Rasulullah saw. Karena akhlak adalah salah satu bukti kenabian
yang telah membuat banyak sekali orang menerima dakwahnya. Akhlak beliau
adalah mukjizat. Bahkan orang yang masuk Islam setelah melihat akhlak
beliau jauh lebih banyak dari orang yang masuk Islam setelah melihat
mukjizat-mukjizat kasat mata seperti membelah bulan.
Di antara kesempurnaan akhlak beliau
adalah akhlah tawadhu, atau rendah hati. Tidak ada kesombongan dalam
hati apalagi dalam perbuatan beliau. Sehingga tidak mengherankan jika
semua orang merasa nyaman berdekat-dekatan dengan beliau. Berikut
kesempurnaan akhlak tawadhu Rasulullah saw. yang tidak mungkin dimiliki
oleh orang lain.
Tawadhu’ wajah: jika bertemu seseorang, Rasulullah saw. tidak memalingkan wajah sebelum kita orang itu memalingkan wajahnya dulu.
Tawadhu’ berjabat tangan: jika berjabat tangan, Rasulullah saw. tidak melepas tangannya hingga orang itu melepaskan tangannya.
Tawadhu’ salam: Rasulullah saw. memberikan salam dengan seluruh badannya. Tidak hanya dengan ucapan lisannya saja.
Tawadhu’ majelis: kalau masuk majelis, Rasulullah saw. di mana saja ada tempat kosong
Tawadhu senyuman:
Rasulullah saw. berjabat dengan senyuman dulu sebelum berjabat dengan
tangan beliau. Karena senyuman yang indah menunjukkan perasaan hati yang
baik.
Tawadhu pertemuan: ada
seseorang datang kepada Rasulullah saw. dengan wajah berkeringan dan
tangan bergemetar. Melihat hal itu, beliau berkata, “Janganlah takut
kepadaku. Aku hanyalah seorang laki-laki yang dilahirkan perempuan yang
makanannya seperti makanan kalian.
Tawadhu berkendara: Rasulullah saw. lebih memilih keledai dalam banyak perjalanannya. Padahal beliau memiliki kuda dan unta.
Tawadhu berandil:
Rasulullah saw. ikut menggali parit. Ketika ada yang melarang, beliau
menjawab, “Aku tahu kalian akan melarangku, tapi Allah membenci orang
yang ingin diistimewakan.” Dalam sebuah perjalanan, beliau juga turut
mencari kayu bakar.
Tawadhu berpakaian: pakaian Rasulullah saw. baik dan bersih, tapi bukan untuk sombong.
Tawadhu umur: Rasulullah saw. sering memboncengkan anak kecil, dan membimbing mereka turun dengan tangannya.
Tawadhu jabatan: Rasulullah saw. bersujud ketika penaklukan kota Mekah.
Tawadhu mendengar:
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian memujiku seperti orang-orang
Nasrani memuji Isa as. Panggillah aku sebagai “hamba Allah dan
Utusan-Nya”
Tawadhu’ kekuatan:
Rasulullah saw. menjenguk orang sakit, makan di atas tanah, menerima
undangan makan dari hamba sahaya, dan mengusap kepada anak-anak.
Berapa macam tawadhu yang sudah ada pada diri kita?
No comments:
Post a Comment