Wednesday, December 28, 2016

Taman Surga Dunia


Hasil gambar untuk halaqah

Dari Anas Ibn Malik radhiyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallama bersabda, ”Jika kamu melewati taman-taman Surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu ?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR. Tirmidzi no. 3510 dan lainnya. Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahihah no. 2562)

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallama bersabda, “Apabila kalian melewati taman-taman Surga maka singgahlah.” Maka para Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud taman-taman surga itu wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “Halaqah-halaqah dzikir, karena sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki malaikat yang berkeliling untuk mencari halaqah-halaqah dzikir. Apabila mereka datang kepada orang-orang itu, maka mereka pun meliputinya.” (HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan dihasankan oleh Syaikh Salim dalam Shahih Al-Adzkar hal. 16)

Apakah Majelis Ilmu juga termasuk Halaqah Dzikir ?
Ibnu Hajar al-Asqalany rahimahullaahu mengatakan, “Yang dimaksud dengan majelis-majelis dzikir adalah mencakup majelis-majelis yang berisi dzikrullah, dengan macam-macam dzikir yang ada (tuntunannya, ed) berupa tasbih, takbir dan lainnya. Juga yang berisi bacaan Kitab Allah 'Azza wa Jalla dan berisi doa kebaikan dunia dan akhirat. Dan menghadiri majelis pembacaan hadits Nabi, mempelajari ilmu agama, mengulang-ulanginya, berkumpul melakukan shalat nafilah (sunnah) ke dalam majlis-majlis dzikir adalah suatu visi. Yang lebih nyata, majelis-majelis dzikir adalah lebih khusus pada majlis-majlis tasbih, takbir dan lainnya, juga qiraatul Qur’an saja. Walaupun pembacaan hadits, mempelajari dan berdiskusi ilmu (agama) termasuk jumlah yang masuk di bawah istilah dzikrullah Ta’ala." (Fathul Baari 11 / 212 - Asy-Syamilah)
‘Atha' Ibn Abi Rabah rahimahullaahu berkata, “Majelis-majelis dzikir yang dimaksud adalah majelis-majelis halal dan haram, bagaimana harus membeli, menjual, berpuasa, mengerjakan shalat, menikah, cerai, melakukan haji dan yang sepertinya.” (Al-Faqiih wal Mutafaqqih no. 40)
Imam An-Nawawi rahimahullaahu mengatakan, “Ketahuilah ! Sesungguhnya keutamaan dzikir itu tidak terbatas kepada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semacamnya. Akan tetapi, setiap orang yang beramal ikhlas karena Allah Ta’ala dengan melakukan ketaatan, maka dia adalah orang yang berdzikir kepada Allah Ta’ala. Demikianlah, yang dikatakan oleh Sa’id Ibn Jubair radhiyallaahu ’anhu dan para Ulama yang lain. (Shahih Al-Adzkar hal. 18)
Syaikh Salim Ibn 'Ied Al-Hilali hafidzhahullaahu berkata, ”Majelis dzikir-majelis dzikir adalah halaqah-halaqah ilmu yang diadakan di rumah-rumah Allah untuk belajar, mengajar dan mencari pemahaman terhadap agama.” (Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin 2 / 521)
Beliau hafidzhahullaahu menambahkan, ”Majelis dzikir-majelis dzikir yang dicintai oleh Allah, ialah majelis-majelis ilmu, bersama-sama mempelajari Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah Al-Muththaharah dan mencari pemahaman tentang hal itu. Yang dimaksudkan bukanlah halaqah-halaqah tari dan perasaan ala Shufi.” (Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin 2 / 519)
Bahkan, Syaikh 'Abdurrazaq Ibn 'Abdil Muhsin Al-Badr hafidzahumallaahu mengatakan, ”Tidak ada keraguan, bahwa menyibukan dengan menuntut ilmu dan menghasilkannya, mengetahui halal dan haram, mempelajari Al-Qur’anul Karim dan merenungkannya, mengetahui Sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallama dan sirah (riwayat hidup) beliau serta berita-berita beliau, adalah sebaik-baik dzikir dan paling utama. Majelis-majelisnya adalah majelis-majelis paling baik. Majelis-majelis itu lebih baik daripada majelis-majelis dzikrullah dengan tasbih, tahmid dan takbir. Karena majelis-majelis ilmu berkisar antara fardhu ‘ain atau fardhu kifayah. Sedangkan dzikir semata-mata (hukumnya) adalah tathawwu’ murni.” (Fiqhul Ad’iyah wal Adzkar 1 / 104)
Alhasil, halaqah dzikir adalah majelis ilmu. Yaitu, majelis yang di dalamnya diajarkan tentang tauhid, ‘aqidah yang benar menurut pemahaman Salafush Shalih, ibadah yang sesuai Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallama, muamalah dan lainnya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullaahu mengatakan, "Sesungguhnya dzikir di antara amal memiliki kelezatan yang tidak bisa diserupai oleh sesuatu pun, seandainya tidak ada balasan pahala bagi hamba kecuali kelezatan dan kenikmatan hati yang dirasakan oleh orang yang berdzikir, maka hal itu (kenikmatan berdzikit saja, ed) sudah mencukupi, oleh karena itu majelis-majelis dzikir dinamakan taman-taman surga.” (Al-Wabilush Shayyib hal. 81)
Beliau rahimahullaahu menambahkan, ”Barangsiapa ingin menempati taman-taman surga di dunia, hendaklah dia menempati majelis-majelis dzikir; karena ia adalah taman-taman surga.” (Al-Wabilush Shayyib hlm. 145)
Akhir kata : ”Jika kamu melewati taman-taman Surga, maka singgahlah dengan senang.”

No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...