Setelah merayakan idul fitri bersama keluarga, kerabat, dan juga para tetangga yang tentunya di iringi dengan makanan berlimpah (bagi yang mampu) serta berlemak. Tentu hal ini kurang bagus karena biasanya makan tanpa kontrol. Bisa di tebak hasilnya...  Untuk meredam aksi makan "balas dendam" ada baiknya untuk berpuasa 6 hari di bulan syawal. 
Berikut adalah Hukum Puasa serta Dalil Hadist Nabi Muhammad.saw tentang keutamaan Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal :
Hukumnya adalah sunnah:
“Ini
 adalah hadits shahih yang menunjukkan bahwa berpuasa 6 hari pada   
Syawal adalah sunnah. Asy-Syaafi’i, Ahmad dan banyak ulama terkemuka   
mengikutinya. Tidaklah benar untuk menolak hadits ini dengan   
alasan-alasan yang dikemukakan beberapa ulama dalam memakruhkan puasa   
ini, seperti; khawatir orang yang tidak tahu menganggap ini bagian dari 
  Ramadhan, atau khawatir manusia akan menganggap ini wajib, atau karena
   dia tidak mendengar bahwa ulama salaf biasa berpuasa dalam Syawal,   
karena semua ini adalah perkiraan-perkiraan, yang tidak bisa digunakan  
 untuk menolak Sunnah yang shahih. Jika sesuatu telah diketahui, maka   
menjadi bukti bagi yang tidak mengetahui.”  [Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/389]
Dalil puasa Syawal  adalah:
Dari Abu Ayyub rodhiyallahu anhu: “Rasulullah
 shollallahu  ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan 
dan  melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur 
 hidup’.” [Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]
Riwayat lain: “Barangsiapa
 yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian  diikuti dengan puasa enam 
hari bulan Syawal maka seakan-akan ia berpuasa  setahun.”
Pada hadits ini terdapat dalil tegas tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah
 menyatakan makruh. Namun pendapat mereka ini lemah karena bertentangan 
 dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)
Para
 ulama mengatakan bahwa berpuasa seperti setahun penuh asalnya  karena 
setiap kebaikan semisal dengan sepuluh kebaikan yang semisal :  Bulan 
Ramadhan (puasa sebulan penuh) sama dengan (berpuasa) selama  sepuluh 
bulan (30 x 10 = 300 hari = 10 bulan) dan puasa enam hari di  bulan 
Syawal sama dengan (berpuasa) selama dua bulan (6 x 10 = 60 hari =  2 
bulan). (Lihat Syarh Muslim, 4/186, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah)
Jadi
 seolah-olah jika seseorang  melaksanakan puasa Syawal dan sebelumnya 
berpuasa sebulan penuh di bulan  Ramadhan, maka dia seperti melaksanakan
 puasa setahun penuh.
Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa
  berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa  
setahun penuh. [Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh 
 kebaikan semisal] (QS. Al An’am ayat 160).” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, dari Tsauban (bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Syaikh
 Al Albani mengatakan  bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib 
wa At Tarhib no. 1007)  Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan 
semisal dan inilah balasan  kebaikan yang paling minimal. (Lihat Fathul 
Qodir, Asy Syaukani, 3/6,  Mawqi’ At Tafaasir, Asy Syamilah dan Taisir 
Al Karimir Rahman,  ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 282, 
Muassasah Ar Risalah,  cetakan pertama, 1420 H)
No comments:
Post a Comment