Surga adalah negeri yang tentram dan damai, negeri yang dipenuhi
dengan berbagai kenikmatan yang tiada henti, negeri dengan kebahagiaan
abadi. Kenikmatan Surga adalah kenikmatan yang tidak bisa dijangkau
indera manusia. Tidak ada kenikmatan dunia yang setara dengan kenikmatan Surga. Allah Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan Surga melalui berbagai macam cara. Terkadang, Allah berfirman dalam hadits qudsi:
(أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ، فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ
“Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, Surga
yang (kenikmatannya) tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah
didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia.” Bacalah firman Allah Ta’ala, “Tak
seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah
dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 17).” [HR. Bukhari & Muslim].
Jalan menuju Surga memang dipenuhi onak dan duri, akan tetapi
sesungguhnya ada banyak amalan-amalan yang mudah dilakukan, namun Allah
membalasnya dengan ganjaran yang sangat besar sebagai bentuk kasih
sayang Allah kepada hamba hamba-Nya. Berikut ini beberapa amalan yang
insyaAllah ringan diamalkan namun bisa menghantarkan pelakunya ke Surga.
1. Menuntut Ilmu Syar’i
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” [HR Muslim]
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan :
فَإِنَّ الْعِلْمَ يَدُلُّ عَلَى اللَّهِ مِنْ أَقْرَبِ الطَّرِيقِ إِلَيْهِ، فَمَنْ سَلَكَ طَرِيقَةً، وَلَمْ يَعْرُجْ عَنْهُ، وَصَلَ إِلَى اللَّهِ وَإِلَى الْجَنَّةِ مِنْ أَقْرَبِ الطُّرُقِ وَأَسْهَلِهَا فَسَهُلَتْ عَلَيْهِ الطُّرُقُ الْمُوْصِلَةُ إِلَى الْجَنَّةِ
Sesungguhnya ilmu syar’i menunjukkan kepada Allah dari jalan yang
paling dekat kepada-Nya, barangsiapa yang menempuh jalannya dan tidak
keluar dari jalurnya maka ia akan sampai kepada Allah dan Surga dari
jalan terdekat dan termudah. Akan mudah semua jalan yang akan
menghantarkannya menuju Surga. [Jaami’ul ‘ulum Wal Hikam 2/298]
2. Membaca Ayat Kursi Setiap Selesai Shalat Fardhu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka
tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk Surga kecuali jika dia
mati.” [HR an-Nasaa’i Shahih].
Imam al-Munawi rahimahullah mengatakan :
وَقَالَ التَّفْتَازَانِيُّ: مَعْنَى الْحَدِيثِ أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ شَرَائِطِ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا الْمَوْتُ، فَكَأَنَّ الْمَوْتَ يَمْنَعُ وَيَقُولُ: لَا بُدَّ مِنْ حُضُورِي أَوَّلًا لِيَدْخُلَ الْجَنَّةَ
“Berkata At-Taftazani: makna hadits ini adalah tidak tersisa dari
syarat-syarat untuk masuk ke Surga kecuali kematian, seakan-akan
kematian mencegahnya dan mengatakan: engkau harus melewatiku terlebih
dahulu kemudian masuk ke dalam Surga.” [Faidhul Qadir 2/6].
3. Menyingkirkan Gangguan di Jalan
Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam
Surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan yang
selalu mengganggu manusia.” [HR. Muslim].
Dalam riwayat yang lain:
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ
“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di
tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan
ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia
pun dimasukkan ke dalam Surga.” [HR Muslim].
4. Menebarkan Salam
Dari sahabat yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Hai manusia sebarkan salam, berilah makan orang lain, hubungkanlah
sanak keluarga, dan dirikanlah sholat ketika orang-orang sedang tidur,
niscaya kamu akan masuk Surga dengan salam (damai).” [HR. Tirmidzi].
5. Mengamalkan Dua Hal Yang Disebutkan Dalam Hadist Berikut
Imam Abu Daud dalam sunannya meriwayatkan dari sahabat Abdullah bin ‘amr radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
خَصْلَتَانِ، أَوْ خَلَّتَانِ لَا يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، هُمَا يَسِيرٌ، وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ، يُسَبِّحُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا، وَيَحْمَدُ عَشْرًا، وَيُكَبِّرُ عَشْرًا، فَذَلِكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَأَلْفٌ وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ، وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ، وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَذَلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ» فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهَا بِيَدِهِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ؟ قَالَ: «يَأْتِي أَحَدَكُمْ – يَعْنِي الشَّيْطَانَ – فِي مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهُ، وَيَأْتِيهِ فِي صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ حَاجَةً قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا
“Ada dua perkara atau dua hal yang jika dijaga oleh seorang muslim,
maka dia akan masuk Surga. Keduanya ringan, namun sedikit yang
mengamalkannya, yaitu: bertasbih di akhir setiap shalat 10 kali,
bertahmid 10 kali, dan bertakbir 10 kali. Itu adalah 150 di lisan dan
1.500 di timbangan.
Demikian pula ia bertakbir 34 kali ketika hendak tidur, bertahmid 33
kali dan bertasbih 33 kali, hal itu adalah 100 di lisan dan 1.000 di
timbangan.” Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menghitungnya dengan tangannya.” Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana (bisa) keduanya ringan, namun sedikit yang
mengamalkannya?” Beliau menjawab, “(Setan) akan mendatangimu di tempat
tidur, lalu membuatnya tidur sebelum mengucapkannya dan mendatanginya
ketika shalat, lalu mengingatkan kebutuhan dunianya sebelum ia sempat
membacanya.” [HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasa’i, Shahih].
6. Menjenguk Orang Sakit
Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُوْدُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيْفٌ فِي الْجَنَّةِ
“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain di pagi hari
melainkan 70.000 Malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun
untuknya) hingga ia berada di sore hari. Dan jika ia menjenguknya di
sore hari maka 70.000 Malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun
untuknya) hingga ia berada di pagi hari. Dan ia memiliki buah-buahan
yang dipetik di dalam Surga.” [HR. At-Tirmidzi, Shahih].
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment