
Mungkin kita sering kali mendengar kata sambutan di awal pidato atau saat memulai pengajian dengan kata “ semoga kita mendapat Syafaat dari baginda Rasullullah SAW kelak di hari kiamat”.
Ini adalah sekelumit “kisah Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat
 ”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini 
disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu 
diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama 
hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat
 kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang 
mereka tidak kuasa menahannya. Lalu di antara mereka ada yang berkata, 
“Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian 
mencari orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam AS.”
Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu 
berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan 
tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat 
untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau 
syafa’ti kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa
 kami?”
Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku 
pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini 
sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan 
sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi 
aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian
 kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”
  
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS 
dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke 
bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang 
bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa 
kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau 
beri kami syafa’at menghadap Rabb-mu?”
Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku 
pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini
 sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya 
aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas 
kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim 
AS!”
Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan 
berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari 
penduduk bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa 
yang menimpa kami?”
Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya 
Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah 
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan
 sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah 
kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!”
Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan 
berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan
 kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. 
Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami 
alami?”
Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku
 pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah 
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini 
sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak
 diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada 
selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!”
Lalu mereka pergi menemui Isa, dan 
berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang 
dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah 
berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada
 kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku 
pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah 
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. 
Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”
Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW,
 dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup 
para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan 
datang. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang 
kami alami?”
Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju 
bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah 
membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya,
 sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi 
Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, 
angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at 
niscaya akan dikabulkan!”
Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!”
Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, 
“Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab 
dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut
 memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu 
tersebut dari pintu-pintu surga.”
***
Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga 
menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, 
bagaikan jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. 
Hajar adalah nama kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan 
Bushro adalah kota di Syam. Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya 
pintu-pintu surga itu..
Itulah sekelumit kisah masa depan ketika
 hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada 
ummatnya. Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia.
 Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. (hudzaifah)
Maraji’ : Hadits Riwayat Bukhari – Muslim.
Sumber : dakwatuna.com
No comments:
Post a Comment