“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan,” (QS: Al-An’am
6:112).
ALAM jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda
dengan alam manusia namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang
tinggal dalam rumah yang dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun
mempunyai kesamaan yakni berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya
yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini
terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena
itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
Siapa yang bisa melihat jin dan bagaimana wujudnya?
Kecuali dalam kondisi tertentu yang itu pun sangat jarang terjadi.
Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun,
atau karena jin telah berubah wujud misalnya menyerupai hewan. Tapi
sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dalam
bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan
demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan hadits
sebagai berikut;
1. Sebagian hewan dapat melihat wujud jin misalnya anjing dan keledai
“Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: “Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh
(kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya
ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan
keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan
karena keledai itu telah melihat syaithan,” (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan: Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila
kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka
berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat
sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya,” (HR. Abu Dawud dalam shahih
sunannya).
2. Jin memiliki wujud yang sangat jelek
Jin (setan), memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang
tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk
bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah
surat ash-Shafat ayat: 64-65: Artinya: “Sesungguhnya dia (pohon
Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala.
mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan” (QS. As-Shafat 37: 64-65).
3. Jin mempunyai dua tanduk dan sayap
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga
pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana
dua tanduk setan muncul” (HR. Muslim).
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah
menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok.
Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin
dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai
tempat tinggal dan suka bepergian” (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan
sanad yang shahih).
Dalam riwayat lain dikatakan: Artinya: “Ubaidullah berkata: Imam
adh-Dhahhak pernah ditanya: “Apakah setan mempunyai sayap?” ia menjawab:
“Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak
memiliki sayap” (HR. Ibnu Jarir). [sumber:akhirzaman]
No comments:
Post a Comment