Thursday, December 4, 2014

Kajian Al-Qur'an



Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al Qur’an

Al Qur’an secara tegas menantang semua sastrawan dan orator Arab untuk menandingi ketinggian Al Qur’an, namun tidak ada satu pun yang sanggup. Meskipun mereka menentang dan memusuhi Al Qur’an serta Nabi Muhammad SAW. tetapi sebenarnya mereka mengagumi ketinggian bahasa dan sastra yang ada pada Al Qur’an. Hal ini terbukti dari hal berikut.
1. Menurut riwayat, Al Walid bin al-Mughirah, tokoh Quraisy pernah berkunjung ke rumah Rasulullah dan beliau membacakan Al Qur’an dihadapannya. Ketika hal itu diketahui Abu Jahal kemudian berkata kepadanya
“hai paman, apakah engkau hendak menghimpun harta kekayaan untukmu karena engkau telah mendatangi Muhammad untuk memperoleh sesuatu dari padanya?” Ia menjawab, “sesungguhnya seluruh suku Quraisy sudah mengetahui bahwa akulah yang paling kaya di antara mereka.” Kata Abu Jahal, “kalau begitu ucapkanlah sesuatu untuk meyakinkan kaummu, bahwa engkau mengingkari bacaan Muhammad itu.” Jawab Walid,”aku bingung apa yang harus kukatakan, Demi Allah, tidak ada yang lebih mengerti dari aku di antara kalian tentang syi’ir baik rajaznya, qashidahnya maupun segala macam dan segala jenis syi’ir yang halus dan indah. Demi Allah aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukan syi’ir, bukan sihir dan bukan pula kata-kata tukang sihir atau tukang ramal seperti yang dikatakan orang selama ini. Sesungguhnya Al Qur’an itu ibarat sebuah pohon yang rindang, akarnya terhujam ke tanah, susunan kata-katanya amat manis dan sangat enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia. Ia sangat tinggi dan tidak ada yang dapat menandinginya.”
2. Nadlar bin Harits, salah satu pembesar Quraisy yang sangat membenci Islam, pada suatu hari setelah ia mendengar ayat-ayat Al Qur’an yang dibacakan oleh Nabi SAW., ia berkata kepada kaumnya:
“Hai kaumku, sesungguhnya kalian telah mengetahui, bahwa aku belum pernah meninggalkan sesuatu, melainkan mesti aku mengetahui dan membacanya serta mengatakannya lebih dahulu kepada kalian. Demi Allah sungguh aku telah mendengar sendiri bacaan yang biasa diucapkan oleh Muhammad. Demi Allah, katanya, aku sama sekali belum pernah mendengar perkataan seperti itu. Itu bukan syi’ir, bukan sihir dan bukan pula ramal.”
Bagi mereka yang tidak mengerti dan mengetahui bahasa Arab, amat sulit bahkan tidak mungkin dapat menangkap di mana letak kemu’jizatan Al Qur’an, baik dari segi keindahan susunan maupun gaya bahasanya. Karena untuk mengetahui ketinggian dan mutu suatu bahasa adalah tidak mungkin tanpa mengetahui dan menghayati keindahan bahasa itu sendiri.
Di antara pendusta dan musyrik Arab saat itu yang mencoba berusaha menandingi Al Qur’an adalah Musailamah al Kadzdzab. Adapun tandingan yang dibuat adalah:
Hai katak anak dari dua ekor katak, bersihkanlah apa yang hendak engkau bersihkan, bagian atasmu ada di air dan bagian bawahmu ada di tanah.
Gajah, apakah gajah itu, tahukah kamu apa gajah itu, ekornya seperti tongkat dan belalainya panjang.
Sesungguhnya kami telah memberikanmu minman keras, maka shalatlah karena tuhanmu dan keraskanlah suaramu, sesungguhnya orang yang membencimu adalah orang-orang kafir.
Demi kambing dan aneka warnanya, alangkah mengagumkan hitamnya dan air susunya. Demi domba yang hitam dan air susunya yang putih, sungguh hal ini sangat mengagumkan, sesungguhnya diharamkan mencampurnya dengan kurma.
Demi penggilingan tepung yang digunakan menggiling, demi roti, demi hujan yang rintik-rintik, demi beberapa genggam bila digenggam, yang membuat menjadi gemuk.... Sesungguhnya kalian lebih diutamakan dari penduduk badwi, dan sekali-kali kalian tidak akan dilampaui oleh penduduk negeri. Jauhilah tempat yang banyak tanaman, jagalah dirimu dari penjahat, dan hadapilah orang yang berbuat jahat dan aniaya itu....
Al Jahiz, seorang sastrawan terkemuka dalam karyanya
“al-hayawan”, menanggapi gubahan Musailamah, sebagaimana yang dikuti oleh Usman: “saya tidak mengerti apa yang menggerakkan hati Musailamah al Kadzdzab mennyebut katak dan sebagainya itu. Alangkah kotor gubahan yang dikatakannya sebagai ungkapan yang sama dengan Al Qur’an, yang dikatakannya diturunkan kepadanya sebagai wahyu.”
Abu al Alla al Ma’ariy al Mutanabi juga berusaha menandingi AlQur’an tetapi ketika mereka akan memulai tiba-tiba dia gellisah dan bingung, kemudian dia merusak alat tulisnya dan merobek-robek kertasnnya.
Ibnu al Muqaffa, ketika hendak memulai membuat kalimat tandingan Al Qur’an, ia mendengar seorang anak membaca firman Allah QS. Hud ayat 44:
“Dan difirmankan; Hai bumi, telanlah airmu dan hai langit (hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi kemudian dikatakan, binasalah orang-orang yang zalim.”
Mendengar hal itu, ia lalu menyobek-nyobek kertasnya, mengurungkan niatnya dan berkata: Demi Allah, adalah tidak mungkin ada manusia yang dapat membuat seperti itu.
Hikmah Mempelajari I’jazil Qur’an
Manfaat mempelajari I’jazil Qur’an diantaranya adalah:
1.Jika orang-orang yang hidup semasa Rasulullah SAW. telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri mukjizat-mukjizat yang banyak, maka sesungguhnya Allah memperlihatkan manusia masa kini mukjizat Rasulullah SAW., yang sesuai dengan zaman mereka dan terbuktilah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah haq. (benar)
Munculnya bukti-bukti ilmiah ini memberikan kepercayaan untuk kedua kalinya dalam hati orang-orang Islam yang diuji oleh orang-orang kafir tentang agama mereka dengan mengatas namakan ilmu pengetahuan dan apa yang telah dicapai oleh kemajuan dan kebudayaan..Para sahabat Rasulullah pasti akan menangis bercucuran air mata betapa mu'jizat ini sangat luar biasa dan keimanan meraka bertambah-tambah. Maha suci Allah dengan segala ciptaanya.
2.Koreksi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Dengan kemungkinan kaum muslimin untuk maju ke muka untuk mengoreksi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia dan menempatkannya pada tempat yang benar itu adalah jalan untuk iman kepada Allah dan rasul-Nya, membenarkan apa yang ada pada Al Qur’an pedoman untuk Tunduk dan patuh (taqwa) saksi bagi penyelewengan agama-agama selainnya.
Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka ingkar tidak mau beriman mempercayai kewahyuan Al-Qur’an dan sombong tidak mau menerima kitab itu. Mereka menuduh bahwa kitab itu hasil lamunan atau buatan Nabi Muhammad SAW sendiri,
QS Ali Imran 19
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya."
Semoga kita kembali mau menghidupkan Al-Qur'an didalam diri kita masing-masing, bukankah setiap diri di minta pertanggung jawaban oleh Allah SWT dan agar jalan kita tidak tersesat.
“Aku tinggalkan untuk kamu sekalian dua hal. Jika kalian mau berpegang teguh kepadanya niscaya kamu sekalian tidak akan sesat selama-lamanya, dua hal itu adalah kitab Allah (al-qur’an) dan sunnah Rasul-Nya (al-Hadits). (HR Imam Malik)
Dengan bekal ini mari kita hadapi tantangan masa depan (Akherat) dengan syair DR.Muhammad Iqbal pujangga islam.
Laa Takhaf Wa Laa Tahzan
Wahai kau yang dibelenggu rantai takut dan gelisah
Pelajarilah mutu kata Nabawi: "Laa Tahzan"
Jangan takut tak berketentuan
Jika adalah padamu Tuhan Yang Maha Kuasa
Lemparkanlah jauh-jauh segala takut dan bimbang
Lemparkan cita untung dan rugi
Kuatkan iman sekuat tenaga
Dan kesankanlah berkali-kali dalam jiwamu: "La Khaufun 'Alaihim"
Tiada resah dan gentar pada mereka bagi zaman 'kan datang
Bila Musa pergi kepada Fir'aun
Hatinya membaja oleh mutu kata:
"Laa Takhaf, janganlah takut dan bimbang"
Siapa yang telah mempunyai semangat al-Musthafa
Melihat syirik dalam setiap denyut dan luapan takut bimbang.
Cahaya Matahari sudah mulai terlihat Islam mulai bangkit dimana-mana.Barakallahu li walakum fil quranil azim.

No comments:

Post a Comment

Dukhon

Saat ini di dunia dan juga tentu saja termasuk indonesia, sedang perjadi pandemi yang berasal dari corona. Nama legkapnya virus corona. Ata...